Anda di halaman 1dari 51

PENGAWASAN NORMA

PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA

Oleh :
Dr. Sudi Astono, MS.
Kasie Pengawasan Norma Pelayanan Kesehatan Kerja
E-mail : kesjanaker@gmail.com, sudikkk@yahoo.com
Hp. 081317705634, 0817898107

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan & Kesehatan Kerja


Ditjen Binwasnaker - KEMENAKERTRANS R.I

Diklat Fungsional Pengawasan Ketenagakerjaan


Tahun 2013

Created by : Sudi@K3
1
Bio Data
 Nama : Dr. Sudi Astono, MS.
 Tempat & Tanggal Lahir : Cilacap, 18 Juni 1966
 Alamat Rumah : Bumi Pancoran Mas Blok A/4 Depok – Jawa Barat
 Email : sudikkk@yahoo.com, kesjanaker@gmail.com
 Alamat Kantor : Direktorat Pengawasan Norma K3, Ditjen Binwasnaker, Kemenakertrans.,
Jl Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta
 No Telpon & Fax : 021-5268045
 Mobile : 081317705634, 0817898107
 Jabatan : Kepala Seksi Pengawasan Norma Pelayanan Kesehatan Kerja
 Pendidikan & Pelatihan :
 Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (1985 - 1992)
 Pelatihan Dokter Hiperkes (1998)
 Pasca Sarjana (S2) Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000 - 2003)
 Diklat Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Depnakertrans (June – Oktober 2003)
 Training of Trainers (TOT) Higiene Industri, oleh IDKI, Jakarta (2004)
 Ergonomics Training Course, JICA, Japan (2004)
 Training of Integration of Manajemen System (ISO 14001, ISO 9001, OHSAS 18001) 2007
 Pengalaman Kerja :
 Kepala Puskesmas Adiluwih, Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan (1993 – 1996)
 Pengawasan K3, Kanwil Depnaker Propinsi Kalimantan Selatan (1997 – 2000)
 Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja, Balai Hiperkes Prop Kalimantan Selatan (1997 – 2000)
 Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Depnakertraans (mulai 2001)
 Organisasi :
 Anggota Ikatan Dokter Indonesia sejak 1993.
 Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (PP-IDKI) sejak 2001.
POKOK BAHASAN :

A. Dasar-Dasar Kesehatan Kerja


1. Tujuan Kesehatan Kerja
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja
3. Upaya Kesehatan Kerja
B. Pengawasan Norma Kesehatan Kerja
1. Tujuan pengawasan norma kesehatan kerja
2. Peraturan Pelaksanaan Norma Kesehatan Kerja
C. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
1. Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja
2. Prinsip-prinsip penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
3. Syarat-Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Bentuk dan ketentuan/tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja.
5. Mekanisme pengesahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.
6. Tindak lanjut dan pelaporan hasil penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja
D. Kaitan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Dg JPK Jamsostek
E. Prosedur Dan Mekanisme Pengawasan Norma Kesehatan Kerja

3
 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
 Setelah menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat diharapkan
mampu memahami dan menerapkan pengawasan Norma Kesehatan
Kerja.
 
 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dasar-dasar kesehatan kerja;
2. Menguraikan norma-norma perlindungan kesehatan kerja;
3. Menguraikan pola Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
dalam rangka perlindungan kesehatan tenaga kerja;
4. Menguraikan Prosedur dan Mekanisme Pengawasan Norma
Kesehatan Kerja.

4
LATAR BELAKANG
INDUSTRIALISASI DAN DAMPAKNYA
Perkembangan  1.000bhn kimia baru dipasarkan
Tekhnologi : mesin, setiap tahun
peralatan,  ribuan kategori bahaya (B3)
 ratusan bersifat karsinogenik
bahan & sistem kj

(+) PROGRAM K3 KURANG  Dampak (-)


Masalah P
Kes. Umum pd Pekerja: R
• HIV & AIDS O Tenaga Kerja :
• NARKOBA G • Kecelakaan kerja
• Tuberculosis/TB R • Peny.Akibat Kerja
• Flu Baru dll. A • Ggn Kes. lainnya
M
K3

Lingkungan :
PRODUKTIVITAS Perusahaan : • Pencemaran
(Kuantitas, Kualitas, • Bbg kerugian/Loss • Efek rumah kaca
Efisiensi) • Kualitas-kuantitas • Penyakit pd masy.
& produk
KESEJAHTERAAN • Kelangsungan usaha
Berbagai Kondisi Berbahaya di Tempat Kerja

6
Berbagai Kondisi Berbahaya di Tempat Kerja
Efek Potensi Bahaya B3 & Radiasi Mengion
Terhadap Kesehatan Reproduksi
TERATOGENIC
EFFECT TERATOGENIC
MUTAGENIC EFFECT
EFFECT TERATOGENIC
EFFECT

MOTHER egg
CHILD
zygote embryo fetus
MUTAGENIC
EFFECT
FATHER sperm Malformations

Reduced Spontaneous Prenatal Childhood


fertility abortions death neoplasias
 Kerugian (SDM, properti, finansial dll.)
 Biaya/cost meningkat
 Turn over pekerja meningkat
 Produktivitas menurun
 (Kualitas & Kuantitas produk)
 Image & daya saing psh menurun
 Kerusakan lingkungan

Kemiskinan, rendahnya Kualitas SDM dan


Lingkungan Hidup

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/HDI &


Daya saing bangsa rendah
9
Keterkaitan K3 dg Millenium Development Goal’s (MDGs)

8 Tujuan MDGs Tahun 2015:


1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan
2. Pendidikan dasar untuk semua
3. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
4. Penurunan angka kematian Anak/Balita
5. Meningkatkan kesehatan ibu hamil
6. Perang terhadap HIV/AIDS, Malaria dan penyakit
lainnya
7. Menjamin lingkungan hidup secara
berkesinambungan
8. Membangun kerjasama global dalam pembangunan

10
A. Dasar-Dasar Kesehatan Kerja

1)Pengertian
2)Tujuan Kesehatan Kerja
3)Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
pekerja
4)Upaya Kesehatan Kerja
1) Pengertian
KESEHATAN KERJA

 Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan,


jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap pekerja
dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

 Ilmu terapan tentang kesehatan yang menyangkut


tenaga kerja dan lingkungan kerja serta faktor-faktor
yang berkaitan.
2) Tujuan Kesehatan Kerja :

Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO


Committee tahun 1995 :
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
sosial dari pekerja
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh
kondisi kerja
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.

13
Definisi Kesehatan Kerja
Joint ILO/WHO Committee on Occupational Health at its First Session (1950) and
revised at its 12th Session (1995):

Occupational health should aim at: the promotion and


maintenance of the highest degree of physical, mental
and social well-being of workers in all occupations;
the prevention amongst workers of departures from
health caused by their working conditions; the
protection of workers in their employment from risks
resulting from factors adverse to health; the
placing and maintenance of the worker in an
occupational environment adapted to his physiological
and psychological capabilities; and, to summarize,
the adaptation of work to man and of each man to his
job.
Fokus utama kesehatan kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :

1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan


kapasitas kerjanya;
2. Peningkatan lingkungan dan kondisi kerja untuk
menciptakan situasi keselamatan dan kesehatan
kerja yang kondusif; dan
3. Pengembangan organisasi dan budaya kerja yang
mendukung :
a) keselamatan dan kesehatan kerja,
b) peningkatan situasi sosial yang positif,
c) kelancaran proses kerja dan
d) peningkatan produktivitas.
3) Faktor-faktor Yg Mempengaruhi
Kesehatan & Produktifitas Tenaga Kerja

A. Beban B. Lingk.Ker
• Fisikja
kerja
• Fisik • Kimia
• Mental • Biologi
• Ergonomi
• Psikologi

C. Kapasitas
 Ketrampilan kerja
 Kesegaran jasmani & rohani
 Status kesehatan/gizi
 Usia
 Jenis kelamin
 Ukuran tubuh
16
4) Upaya/Program Kesehatan Kerja
a. Optimalisasi beban kerja
b. Pengendalian lingkungan kerja
 Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, enclosing,
ventilasi, penyempurnaan proses, housekeeping)
 Administratif (pengurangan waktu kerja terpapar,
rotasi)
 APD/PPE
c. Peningkatan kapasitas kerja
Program Kesehatan Kerja dilakukan melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja/PKK (Occupational Health Services)

 PKK merupakan upaya kesehatan kerja yang


mencakup :
pencegahan (preventif),
peningkatan (promotif),
pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif)
dengan mempertimbangkan faktor2 bahaya yang ada
di tempat kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan
tenaga kerja.

18
B. PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA

1) Pengertian
2) Tujuan pengawasan norma kesehatan kerja
3) Peraturan Pelaksanaan/Norma Kesehatan
Kerja
1) Pengertian Pengawasan Norma Kesehatan Kerja :

Pengawasan Eksternal :
Serangkaian kegiatan pembinaan & pengawasan yang
dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
terhadap pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan atas objek pengawasan norma kesehatan
kerja.

Pengawasan internal  dilakukan oleh AK3/Dokter


Perusahaan
2) Tujuan pengawasan norma kesehatan kerja :

a. Menjamin hak perlindungan kesehatan bagi tenaga


kerja,
b. Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja untuk
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan pekerja,
c. Mengembangkan kebijakan dan peraturan perundangan di
bidang pengawasan K3 umumnya dan kesehatan kerja
khususnya.
3) Peraturan Pelaksanaan Norma Kesehatan Kerja

a. UU yang mengamanatkan pengawasan Norma Kesehatan


Kerja
b. Norma yang khusus mengatur Kesehatan Kerja,
c. Norma yang sebagian mengatur Kesehatan Kerja.
d. Norma yang berkaitan dengan kesehatan kerja
DASAR/LANDASAN PELAKSANAAN K3

23
a. UU yg mengamanatkan pengawasan Norma Kesehatan Kerja

1. UU No. 3 Th 1951 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan


2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 21 Th 2003 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
pada Industri dan Perdagangan
4. UU No. 3 Tahun 1969 tentang Ratifikasi Konvensi
ILO No. 120 tentang Higiene Dalam Perniagaan Dan
Kantor2

5. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja


6. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan

Pasal 86 UU No 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai peraturan perundang2an yg berlaku
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.

Pasal 87
• Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan
• Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah
Syarat2 Keselamatan Kerja (Ps 3 UU No 1 tahun 1970)
1. Mencegah & (-) kecelakaan
2. Mencegah, (-) & memadamkan kebakaran,
3. Mencegah & (-) bahaya peledakan
4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dari keadaan
berbahaya
5. Memberikan P3K
6. Memberikan alat2 perlindungan diri pekerja
7. Mencegah & mengendalikan suhu, kelembaban, debu, asap, uap, gas,
radiasi, suara , getaran
8. Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK
9. Penerangan yg cukup & sesuai
10. Suhu & kelembaban udara yg baik
11. Penyegaran udara yg cukup
12. Kebersihan, kesehatan ketertiban
13. Keserasian : tenaga kerja, lingk., cara dan proses kerja
14. Bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
15. Mengamankan & memelihra segala jenis bangunan
16. Mencegah erkena aliran listrik berbahaya
17. Menyesuaikan & menyempurnakan pengamanan kerja
Syarat-syarat K3 (UU No.1/70 pasal 3) yg berkaitan
dg Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja :

1. Memberikan P3K
2. Memberikan APD
3. Mencegah & mengendalikan timbul/menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas,
hembusan
4. Mencegah dan mengendalikan PAK
5. Memperoleh penerangan yang cukup & sesuai
6. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yang baik
7. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
8. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
lingkungan, cara kerja & proses kerjanya.
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
(Ps 8, 9, 10 UU No 1 tahun 1970)

Ps 8 :
• Pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental &
kemampuan fisik TK yang akan diterima & akan
dipindahkan sesuai sifat pekerjaan
• Pemeriksaan kes TK secara berkala oleh dokter yg
ditunjuk pgsh & dibenarkan oleh Direktur
Pasal 9
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan kpd
TK baru :
• Kondisi2 & bahaya2 yg dapat timbul dalam tempat kerja
• Semua alat pengaman dan alat2 perlindungan yg
diharuskan
• Alat2 perlindungan diri (APD) bagi tenaga kerja ybs.
• Cara2 dan sikap kerja yang aman
(2) Hanya mempekerjakan TK apabila sudah meyakini
bahwa tenaga kerja telah memahami syarat2 K3
(3) Pengurus wajib memberikan pembinaan K3
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati semua
ketentuan yang berlaku bagi usaha & tempat kerja
yg dijalankan

Pasal 10
Adanya Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)
b. Norma yang khusus mengatur Kesehatan Kerja

1. Norma Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja


2. Norma Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
3. Norma Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja
4. Norma P3K Di Tempat Kerja
5. Norma Gizi Kerja & Penyelenggaraan Makan Di Tempat Kerja
6. Norma Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan
AIDS (P2-HIV & AIDS) di Tempat Kerja.
7. Norma Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Lainnya (P4GN) di Tempat Kerja
 Norma Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja :
 Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja

Permenakertranskop No 01 tahun1976 tentang Kewajiban latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
 Permenakertrans No 01 tahun 1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan dan K3 Bagi Tenaga Para Medis
 Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Th 2008 ttg Juknis Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja

 Norma Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja :


 Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian
Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
 Norma Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja :
 Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja
 Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja
 Permen Nakertrans No. Per 333/Men/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
penyakit Akibat Kerja
 Kepmenakertrans No. Kep. 25/Men/2008 tentang Pedoman Diagnosis Dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja
 Norma P3K Di Tempat Kerja :
 Permenakertrans No. 15 Tahun 2008 tentang P3K di Tempat Kerja,
 Kepdirjen Binwasnaker No 53 Th 2009 ttg Juknis Pelatihan dan Lisensi
Petugas P3K Di Tempat Kerja

 Norma Gizi Kerja & Penyelenggaraan Makan Di Tempat Kerja :


 Surat Edaran Menaker No. SE 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan
 SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
 Instruksi Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang pengawasan terhadap
Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja
 Norma Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS
(P2-HIV & AIDS) di Tempat Kerja :
 Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
 Kepdirjen Binwasnaker No 20 Th 2005 ttg Juknis Pelaksanaan
Program P2-HIV/AIDS Di Tempat Kerja
 Kepdirjen Binwasnaker No 44 Th 2012 tentang Pedoman
Pemberian Penghargaan Program P2-HIV dan AIDS Di Tempat
Kerja

 Norma Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan


Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya
(P4GN) di Tempat Kerja :
 Permenakertrans No. 11 Tahun 2005 tentang P4GN di Tempat
Kerja
 Kepdirjen No. III Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan P4GN di Tempat Kerja
c. Norma yang sebagian mengatur Kesehatan Kerja

 PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida.
 Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
 Permennaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pemakaian Asbes
 Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
 Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja
 Permenakertrans No. 13 Men/2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
 Instruksi menaker No. Ins. 01/Men/1988 tentang Peningkatan Pengawasan dan Penertiban
terhadap Pengadaan Kantin dan Toilet di Perusahaan
d. Norma yang berkaitan dengan Kesehatan Kerja

 Permenaker No. Per. 01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan


Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dengan Manfaat Lebih Baik
 Kepmenaker No 147 Th 1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Kerja bagi Program JPK Jamsostek
 Pasal 79 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dan peraturan pelaksanaannya yang memuat tentang
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat
 Pasal 81 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
yang memuat perlindungan pekerja perempuan dalam masa
haid dan merasakan sakit tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua waktu haid
KERANGKA HUKUM PERLINDUNGAN K3 BIDANG KESEHATAN KERJA
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusiaan.

Ps 86 & 87 UU No. 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


Perlindungan K3 dan penerapan SMK3

Ps 3, 8, 9 UU No. 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja :


Syarat2 K3.
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Permenaker 01 Th 1976, 01 Th 1979 : Dr & P Medis Psh


Permenaker 03 Th 1982 : Ply. Kes. Kerja
Permenaker No 02 Th 1980 : Px Kes TK
Permenaker No. 15 Th 2008 : P3K di Tpt Kerja
Permenaker 01 Th 1981 : Wajib Lapor PAK

JUKLAK/JUKNIS :
Kepdirjen No 22 Th 2008 : Peny. Ply. Kes. Kerja
Kepdirjen No. 53 Th 2009 : Pelatihan & Lisensi Ptgs P3K
37
POKOK PERHATIAN DALAM PENGAWASAN
NORMA KESEHATAN KERJA

 Sumber bahaya (Potensial Health


Hazards) di tempat kerja yang
mempengaruhi kesehatan pekerja

 Pemenuhan terhadap
Persyaratan/Norma Kesehatan Kerja
I. Sumber bahaya kesehatan (Health
Hazard) di tempat kerja :

1. Peralatan dan bahan :


 Mesin, perkakas, instalasi dll,
 Bahan Baku, hasil produksi, hasil antara, hasil
sampingan, limbah

2. Proses produksi :
 penanganan bahan, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan, pemusnahan dll.

3. Kondisi pekerja :
 pengetahuan, keterampilan, Cara kerja, sikap
kerja, kedisiplinan, kondisi kesehatan, tingkat
kelelahan dll
Jenis-Jenis Sumber Bahaya
Di Tempat Kerja

A. Faktor Bahaya Fisik,


B. Faktor Bahaya Kimia,
C. Faktor Bahaya Biologi,
D. Faktor Bahaya Ergonomi,
E. Faktor Bahaya Psikologi.
II. Pemenuhan Terhadap Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja
Norma Kesehatan Kerja dilaksanakan dg Pola Utama :
1. Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi K3 bidang
kesehatan kerja
 Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982),
bekerjasama dg lembaga terkait :
 P2K3 (Permenaker No. Per.05/Men/1985)
 PJK3 Bidang Kesehatan Kerja (Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai
 Dokter dan paramedis dengan sertifikat hiperkes (Permennaker No.
01/1976, Permennaker No. 01/1979)
3. Program / Kegiatan harus bersifat komprehensif, meliputi :
 Preventif
 Promotif
 Kuratif
 rehabilitatif
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja :


a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi Tenaga
Kerja
Ahli K3 Umum
Ahli K3 Kimia
Petugas K3
Dll.
Pengertian
 Dokter Perusahaan
dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas atau bertanggung jawab atas higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenakertrans No. 01 Th 1976)
 Paramedis perusahaan
tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-
tugas higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan atas petunjuk dokter perusahaan.
(Permenakertrans No. 01 Th 1979)
Pengertian
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja :
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah
mengikuti training hiperkes dan dibenarkan/mendapat
pengesahan oleh Direktur Jenderal Binwasnaker, untuk
melakukan pemeriksa kesehatan tenaga kerja (ps 8 UU
No.1 Th 1970, Permenakertrans No. 02 Th 1980)
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja


2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
 PKK (klinik/rumah sakit perusahaan)
 Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
 Penyediaan APD
 Penyediaan makan-minum di tempat
kerja (dapur, kantin, katering)
 Tata ruang, kebersihan dan kesehatan
tempat kerja
 Fasilitas emergency (sistim tanggap
darurat)
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas & SDM Kesehatan Kerja
3. Program Kesehatan Kerja (Preventif, Promotif, Kuratif,
Rehabilitatif)
a. Utama :
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Pemberian P3K
 Penanganan penyakit/gangguan kesehatan
 Promosi kesehatan kerja
 Gizi Kerja dan peny. makan di tempat kerja
 Program P2-HIV & AIDS di Tempat Kerja
 Program P4GN di Tempat Kerja
b. Pendukung :
 Pengukuran lingkungan kerja
 Penggunaan APD
 Pengendalian lingkungan kerja
TARGET UTAMA
PROGRAM KESEHATAN KERJA
Melalui :
 Pelayanan kesehatan
kerja
 Pemeriksaan kesehatan
 MEMELIHARA KESEHATAN
TK tenaga kerja
 Gizi kerja & PMTK
 MENCEGAH DAN
MENANGGULANGI PAK &  Promosi Kesehatan
KEC KERJA Kerja
 Pengendalian
lingkungan kerja
 Penerapan Higiene
industri
 APD
PRINSIP UTAMA
Penerapan Norma Kesehatan Kerja

1. Sbg. Pelaksanaan syarat2 K3  UU No. 1/


1970 pasal 3, pasal 8
2. Dilaksanakan melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja (12 Tugas Pokok
PKK)  Permenaker No. 03 /1982
3. Program berbasis risiko (Risk Based
Program)  disesuaikan potensi bahaya
(Potential Health Hazards)
Program Kesehatan Kerja Berbasis Risiko
(Risk Based Program)

Perenca PENCAPAIAN
PELAKSANAAN TUJUAN
naan

Identifikasi : PEDOMAN
• PERMASALAHAN STANDAR • QUALITY OF PRODUCT
• FAKTOR RISIKO • ON TIME DELIVERY
• KEBUTUHAN (SKALA • TURN OVER PEKERJA
PRIORITAS) MONITORING & • EFISIENSI
(COST & BENEFIT)
EVALUASI

PERATURAN
PERUNDANGAN
TERKAIT
PRODUKTIVITAS
KESEJAHTERAAN
Kesimpulan
 Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan kondisi kerja
yang berisiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK)
 Untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar tetap sehat dan
produktif dilakukan upaya kesehatan kerja secara
komprehensif yang meliputi upaya kesehatan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif
 Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja dengan mengacu pada peraturan
perundangan K3 bidang Kesehatan Kerja
 Untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
telah dilakukan sesuai dg ketentuan peraturan perundangan,
maka pengawasan norma kesehatan kerja mutlak dilakukan
oleh setiap pegawai pengawas ketenagakerjaan

50
Fakta di Lapangan
(Bahan Diskusi)
 Masih banyak perusahaan yang belum
melaksanakan norma kesehatan kerja
 Pelaksanaan norma kesehatan kerja masih
banyak yang belum sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
 Pengawasan terhadap pelaksanaan norma
kesehatan kerja masih belum banyak dilakukan
(belum diprioritaskan)
 Apa yang harus dilakukan ?

Anda mungkin juga menyukai