Anda di halaman 1dari 45

DASAR–DASAR

KESEHATAN KERJA

dr. Ika Y. Safitri


Balai Hyperkes & Keselamatan Kerja
Disnakertrans Prov. NTB
Latar Belakang
• Dunia industri semakin berkembang
• Berbagai faktor bahaya ada di tempat kerja
• Potensial menimbulkan PAK/Kecelakaan
• Perlu upaya perlindungan tenaga kerja
• Peran Dokter dan Paramedis Perusahaan
sangat penting dlm mendeteksi PAK
 40-50% penduduk dunia  resiko
penyakit/kecelakaan terkait dengan pekerjaan
 120 jt kecelakaan/thn  200.000 kasus fatal
 68-157 jt kasus baru akibat pajanan di tempat kerja
 Pelayanan kesehatan kerja di negara maju 20-30%,
negara berkembang 5-10%

ESTIMASI WHO (1995)


Penyebab Kematian yang berhubungan dengan
pekerjaan (ILO 1999)
Pengeluaran Biaya untuk kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (ILO, 1999)
INDONESIA
 Lap kasus kec.kerja (Jamsostek 2010) : 98.711
kasus, 2.191 meninggal dunia, cacat permanen
6.667. Jumlah klaim Rp 401.237.441.579.
 264 hari kerja dalam 1 tahun  Angka
kec.kerja/hr (Jamsostek, 2009) : 17 cacat fungsi,
10 cacat sebagian, 2 cacat total, 8 meninggal.
 23,19% TK usia 26-30 tahun.
Definisi Kesehatan Kerja
• Spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun sosial dengan usaha
preventif/kuratif terhadap penyakit/gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit umum. (Suma’mur)
Definisi Kesehatan Kerja
• Aplikasi Kesehatan Masyarakat pada suatu
tempat kerja, dimana pasien dari Kesehatan
Kerja adalah masyarakat pekerja dan
masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
(Soekidjo. N)
JOINT ILO/WHO COMMITTEE TH 1995 :

PROMOSI DAN PEMELIHARAAN DERAJAT YANG SETINGGI-TINGGINYA DARI


KESEHATAN FISIK, MENTAL DAN SOSIAL DARI PEKERJA PADA SEMUA
PEKERJAAN, PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PEKERJA YANG
DISEBABKAN OLEH KONDISI KERJANYA, PERLINDUNGAN PEKERJA DARI
RESIKO AKIBAT FAKTOR-FAKTOR YANG MENGGANGGU KESEHATAN,
PENEMPATAN DAN PEMELIHARAAN PEKERJA DALAM SUATU LINGKUNGAN
KERJA YANG SESUAI DENGAN KEMAMPUAN FISIK DAN PSIKOLOGISNYA,
DAN SEBAGAI KESIMPULAN, PENYESUAIAN PEKERJAAN KEPADA MANUSIA
DAN SETIAP MANUSIA KEPADA PEKERJAANNYA

9
Tujuan Kesehatan kerja
Meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan pekerja

Melindungi dan mencegah pekerja dari


semua gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja atau pekerjaannya

Menempatkan pekerja sesuai dengan


kemampuan fisik, mental dan pendidikan
atau keterampilannya

Meningkatkan efisiensi dan produktivitas


kerja
Masyara
kat
pekerja

Efisiensi Masyarak
kerja dan
at sekitar
daya
produktivit
SASARAN perusahaa
as n

Hasil
produksi
perusahaa
n
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982

TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA


• Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
• Penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
• Pembinaan & pengawasan lingkungan kerja
• Pembinaan & pengawasan sanitair
• Pembinaan & pengawasan perlengkapan untuk kesehatan
tenaga kerja
• Pencegahan terhadap penyakit umum & PAK
Status kesehatan seseorang ditentukan
oleh 4 faktor :
Potensi bahaya dan risiko
• Potensi bahaya ialah segala sesuatu yang
mempunyai kemungkinan mengakibatkan
kerugian baik cedera, penyakit, harta benda,
lingkungan maupun bahaya.
• Risiko ialah manifestasi atau perwujudan
potensi bahaya yang mengakibatkan
kemungkinan kerugian menjadi lebih besar.
Manajemen Kesehatan Kerja
Dilakukan bersama sistim manajemen lain atau sekaligus terintegrasi yang
harus diperhatikan :
• Adanya komitmen dan kebijakan tertulis dari pihak manajemen dalam
aspek kesehatan kerja yang dikaitkan dengan aspek keselamatan kerja dan
lingkungan.
• Ditetapkan goal dan tujuan yang menggambarkan keinginan organisasi
dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi pekerja dalam aspek
kesehatan kerja.
• Perlu perencanaan sekaligus disertai program kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan aspek lainnya.
• Penerapan yang didukung oleh kegiatan yang nyata berupa pengukuran
dan pemantauan lingkungan kerja dan pengujian kesehatan pekerja dan
selanjutnya dapat dikembangkan pada strategi pengendalian baik secara
teknis, maupun administratif.
• Dalam periode tertentu perlu dilakukan audit yang digunakan untuk
mengevaluasi sistim yang sedang di kembangkan.
Manajemen Resiko

Surveillance Kesehatan TK

Pemantauan Pemeriksaan Kesehatan


Lingkungan Kerja Tenaga Kerja
Pemantauan Lingkungan Kerja
• Pengenalan lingkungan kerja → melihat dan mengenal
lingkungan.
• Evaluasi lingkungan kerja → penilaian karakteristik dan
besarnya potensi-potensi bahaya yang timbul.

• Pengendalian lingkungan kerja :


1. Lingkungan : disain dan tata letak yang
adekuat,penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya
pada sumbernya.
2. Perorangan : penggunaan APD, pembatasan waktu pajanan,
kebersihan perorangan dan pakaiannya.
Program Kesehatan Kerja
• Kegiatan yang bersifat komprehensif →
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

• Perhatian utama dibidang kesehatan kerja


lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit serta
pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Program kesehatan kerja yang dapat dilakukan :

• Identifikasi potensi bahaya dan risiko → mengenal kondisi di


tempat kerja.

• Analisis risiko → penilaian kemungkinan potensi bahaya


menjadi manifestasi dan mengupayakan langkah
pengendalian sehingga risiko yang timbul dapat dikurangi atau
dieliminasi.

• Survailan kesehatan pekerja → pengujian kesehatan secara


awal, berkala dan khusus untuk deteksi dini kemungkinan
terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit yang diderita
pekerja dan mengupayakan cara mengatasinya.
• Pemantauan biologik → memantau pengaruh pekerjaan atau lingkungan
kerja pada kesehatan pekerja melalui pemeriksaan kadar bahan kimia atau
metabolitnya di dalam darah/urine

• Pengendalian lingkungan kerja → cara / sistem kerja dan dilaksanakan


bersama ahli hygiene perusahaan, sanitasi, dan disiplin lain yang terkait.

• Pelayanan kesehatan kerja yang bersifat komprehensif → preventif,


promotif, kuratif, dan rehabilitatif bukan hanya mengobati keluhan, gejala,
atau penyakit saja.

• Konsultasi dan komunikasi

• Pelatihan kesehatan kerja → untuk meningkatkan keterampilan pihak


manajer, supervisor dan pekerja sehingga mampu mengenal, menilai dan
mengendalikan potensi bahaya dan risiko yang ada.
PEMERIKSAAN
KESEHATAN KERJA
FUNGSI DOKTER PERUSAHAAN

• PERLINDUNGAN KESEHATAN TENAGA KERJA

• PELAYANAN KESEHATAN KERJA


UPAYA PERLINDUNGAN
• Upaya perlindungan tenaga kerja bidang
kesehatan masyarakat kerja harus dapat
dilaksanakan dengan baik, dengan
sepenuhnya dapat mengendalikan serta
evaluasi bahaya2 resiko dari kesehatan kerja.
PERLINDUNGAN KESEHATAN KERJA
Sebab :
• Tenaga kerja = sumber daya sangat menentukan
jalannya industri ( aset perusahaan)
• Pekerjaan dan lingkungan kerja mempunyai
pengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja
• Kegiatan industri semua tingkatan = resiko bahaya
(tidak ada satu pun industri benar2 bebas dari
bahaya)
PERLINDUNGAN KESEHATAN KERJA
1.UU No. 1 Tahun 1970 pasal 10 ayat 1
Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan
Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat
kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi.

• ( M. Sulaksmono 1997)
“ Tanggung jawab pencegahan kecelakaan kerja selain pihak perusahaan,
karyawan (Tenaga kerja), dan Pemerintah”
2.UU No. 14 Tahun 1969 (Ketentuan2 Pokok Mengenai TK)
“ Upaya kesehatan kerja adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan di semua perusahaan”
(Perlindungan Kesehatan merupakan hak TK)

• Dengan ketentuan2 pokok ketenagakerjaan dimana jelas


ditetapkan : ” pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
kerja merupakan bagian dari upaya perlindungan tenaga
kerja yang harus dilaksanakan sesuai dengan martabat
tenaga kerja sebagai manusia”.
3.PERMENAKERTRANS No. Per. 02/MEN/1980, tentang
Pemeriksaan kesehatan TK dalam penyelenggaraan Keselamatan
Kerja:
a.Kewajiban Pengurus untuk Pemeriksaan Kesehatan TK.
• Sebelum bekerja
• Berkala
• Khusus
b. Pemeriksaan kesehatan TK dilakukan oleh dokter yang
mempunyai kualifikasi & kompetensi (Hiperkes Depnakertrans
dikukuhkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi)
c. Jenis Pemeriksaan TK bersifat umum & kewajiban
pengurus/pengusaha. Dokter menyusun pedoman Pemeriksaan
TK sesuai dengan kemampuan perusahaan dan kemajuan ilmu
kedokteran dalam bidang keselamatan kerja.
4.PERMEN No.1 Th. 1976 :
Kewajiban pelatihan Hiperkes bagi dokter & paramedis di
perusahaan/instansi.
5.PERMENAKERTRANS No.Per.03/MEN/1982, tentang tugas
utama dokter perusahaan dan industri : Melakukan Pemeriksaan
Kesehatan Sebelum bekerja, berkala & khusus.
6.KEPMENAKERTRANS No. KEP.187/MEN/1999, tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja : Melakukan
Pemeriksaan Kesehatan TK sekurang2nya 1 tahun sekali.
7.UU No. 3 thn. 1992, Jamsostek :
Ruang Lingkup : jaminan Kecelakaan Kerja, jaminan kematian,
jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan.
8.Per. Pemerintah No.14 thn. 1993, tentang penyelenggaraan
Jamsostek (> 10 karyawan; upah >1 jt).
PROSEDUR PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
• Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja direncanakan dan
melibatkan pihak pimpinan/pengurus perusahaan dan dokter
perusahaan.

• Semua perusahaan sebagaimana disebutkan dalam UU


No.1/1970 harus melakukan pemeriksaan kesehatan bagi
tenaga kerja dan wajib membuat perencanaan untuk
pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala, dan
khusus.
• Pengurus/pengusaha dan dokter wajib menyusun pedoman
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan pedoman tersebut
harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Direktur/pejabat Depnakertrans.

• Pedoman pemeriksaan kesehatan tenaga kerja tersebut


dikembangkan sesuai dengan kemampuan perusahaan dan
kemajuan ilmu kedokteran dalam bidang keselamatan kerja.

• Dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) bulan, pengusaha


wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal Binalindung
Tenaga Kerja melalui Kantor Wilayah Ditjen Binalindung
Tenaga Kerja setempat.
1.Pemeriksaan Kesehatan Sebelum
Bekerja (Pemeriksaan Awal)
• Pemeriksaan dilakukan pada saat TK sebelum diterima dalam
pekerjaannya.
• Menilai kondisi pekerja dalam keadaan kesehatan yang optimal.
• Tidak mengidap penyakit menular.
• Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukannya.
• Mengenal penyakit dalam keadaan dini (diobati).
• Sebagai data medis dasar untuk pertimbangan pengajuan kompensasi jika
terjadi PAK.
• Data medis dasar kriteria mendapatkan asuransi
• Dilaksanakan oleh dokter perusahaan atas dasar pengajuan tertulis dari
perusahaan.
Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja meliputi :
- Identitas :
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, status perkawinan, riwayat
pekerjaan dahulu, rencana penempatan/jenis pekerjaannya.

- Anamnesis :
RPD, RPS, RP dlm keluarga, riwayat pemaparan faktor resiko
lingkungan kerja sebelumnya.
Wanita : riwayat kehamilan, persalinan.
Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja meliputi :
• Pemeriksaan Fisik :
Menyeluruh dan sistematik, meliputi :
KU, vital sign, visus mata, THT, Px. jantung, paru, perut
dan organ gerak.
• Pemeriksaan Penunjang :
foto rontgen, lab.rutin, pemeriksaan penunjang lain yang
dianggap perlu sesuai kebutuhan.
• Bila dalam waktu 3 bulan sebelumnya pernah menjalani
pemeriksaan kesehatan oleh dokter berkompeten dan tidak
ada keragu2an, tdk perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Kesimpulan Hasil Px. Sebelum Bekerja

1. Fit for Duty / cocok untuk semua jenis pekerjaan :


- Dapat melakukan segala macam pekerjaan.
- Tidak ada kelainan fisik / cacat.

2. Fit for Duty with Minor Correctable Defect / Cocok untuk


semua jenis pekerjaan dengan lampiran catatan :
- Dapat melakukan suatu pekerjaan
- Kelainan ringan yang dapat dikoreksi
- Mis : kelainan visus, caries dentis.
3. Fit for selected/Limited duty/ Hanya cocok untuk pekerjaan
yang direkomendasikan :
- Dapat melakukan pekerjaan / tugas tertentu yang terbatas
karena ada penyakit yang menetap.
- Dapat bekerja yang khusus
- Ditempatkan pada tempat yang sesuai kondisi kesehatannya.
- Tidak berbahaya bagi diri dan sekitarnya
- Contoh : buta warna.

4. Unfit for Duty / Tidak cocok untuk dipekerjakan :


- Tidak dapat dipekerjakan saat ini
- Penyakit menular akut/kronik
- Gangguan jiwa, dsb.
2. PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
- Bertujuan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga
kerja sesudah bekerja.
- Pemeriksaan penting untuk dapat mencegah timbulnya
gangguan kesehatan akibat kerja sedini mungkin.
- Dilakukan sekurang2nya 1 tahun sekali.
- Berguna untuk mengetahui cara pemajanan dan pengendalian
faktor resiko PAK
- Jika ditemukan kelainan, perusahaan wajib menindaklanjuti.
( terapi, tindakan medis tertentu, rujukan spesialis serta
rehabilitasi dan faktor penyebabnya antara lain Pengendalian
lingkungan kerja)
JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
MELIPUTI :
• Pemeriksaan fisik lengkap
• Kesegaran jasmani
• Foto rontgen paru
• Laboratorium rutin
Kesimpulan Hasil Px. Berkala
• Sehat
• Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis yang
ditemukan
• Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya : ada
kelainan yang ditemukan dapat mengganggu
keselamatan kerja.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
• Bertujuan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja.
• Rutin dilakukan
• TK absen/perawatan karena sakit lebih dari 4 minggu.
• TK absen setelah kecelakaan kerja.
• TK absen lebih dari 2 minggu karena kecelakaan apapun.
• TK absen terkait penyakit tertentu (vertigo, sinkop,
neoplasma, jantung, saraf, infeksi kronis, kebiasaan buruk,
gangguan jiwa).
• Dilakukan bila adanya keluhan dari TK atau atas pengamatan
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja / penilaian Pusat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Balai Hiperkes dan KK) /
pendapat umum di masyarakat.
Kesimpulan Hasil Px Khusus
• Sehat
• Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis yang
ditemukan.
• Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya : ada
kelainan yang ditemukan dapat mengganggu
keselamatan kerja.
Contoh pemeriksaan kesehatan khusus :

• Tenaga kerja yang bekerja dengan faktor risiko


tertentu,misal: pekerja yang berisiko terkena
radiasi, menangani bahan kimia yang
berbahaya.
• TK di bagian Penyediaan makanan, misal :
carier penyakit Tipus
• TK yang karena kondisi fisik,mental serta
penyakit yang dideritanya perlu istirahat, sakit
secara terus menerus dalam waktu yang lama.
Harrington, J.M./ILO 1992
TAHAPAN PETUGAS YANG BERTANGGUNG JAWAB
UNTUK MENGENDALIKAN
Penemuan gangguan kesehatan Pekerja/petugas
keselamatan/perawat/dokter
Diagnosa penyakit Perawat/dokter

Terapi(mungkin) Dokter

Pemantauan dan pengendalian sebab Ahli higiene/insinyur keselamatan/ahli


ergonomi dan/atau dokter
Pemantauan kesehatan pekerja Perawat/dokter/ahli epidemiologi/ahli
toksikologi
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
masa Pandemi Covid -19
• Pada masa pandemi Covid-19, pengurus
perusahaan/pengusaha melakukan
pemeriksaan Covid-19 pada tenaga kerja
sebagai upaya melakukan pencegahan
penularan Covid-19 di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai