Anda di halaman 1dari 34

Oleh :

RN BAYU SELA P, S.KM., M.KM.


1. Merupakan bagian dari pemenuhan syarat2 K3 sesuai
UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
2. Pelayanan keehatan kerja secara komprehensif dg
menitik beratkan pada upaya preventif dan promotif
melalui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
sesuai Permenaker No. 03 Tahun 1982 ttg Pelayanan
Kesehatan Kerja
3. Strategi penerapan : program kesehatan kerja berbasis
risiko (Risk Based Program)
• DOKTER PERUSAHAAN :
dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang bertugas
atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan keselamatan dan
kesehatan kerja.
• DOKTER PEMERIKSA KESEHATAN TENAGA KERJA :
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah mengikuti training
hiperkes dan dibenarkan/mendapat pengesahan oleh Direktur
Jenderal BINAWAS-DEPNAKER.
• PARAMEDIS PERUSAHAAN :
tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas
higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan atas petunjuk dokter perusahaan.
 Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam
rangka pembinaan, pencegahan, diagnosa, pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi terhadap kasus kecelakaan
kerja dan atau penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan.

 Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan salah satu


lembaga K3/unit kerja yang ada di perusahaan, sebagai
sarana perlindungan tenaga kerja terhadap setiap
gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja.
 Memberikan bantuan kepada TK dalam penyesuaian
diri dengan pekerjaannya
 Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja
 Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi TK yang sakit
Pelayanan kesehatan kerja secara komprehensif melalui
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
(Tugas Pokok PKK) :
1) Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus)
2) Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan thd. TK.
3) Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja.
4) Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair.
5) Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK.
6) Pencegahan dan pengobatan thd. penyakit umum & PAK
7) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
8) Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K
9) Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilikan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makan di tempat kerja.
10) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK.
11) Pembinaan dan pengawasan thd. TK dg. kelainan tertentu dalam
kesehatannya.
12) Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus.
Program / Kegiatan bersifat komprehensif, meliputi :
 Pencegahan (Preventif)
 Pembinaan (Promotif)
 Pengobatan (Kuratif)
 Pemulihan (Rehabilitatif)
 UPAYA2 PREVENTIF :
 Optimalisasi beban kerja
 Pengendalian lingkungan kerja (teknis, administratif,
APD/PPE)
 Pemeriksaan Kes Tenaga Kerja (Awal, Berkala, Khusus)
 Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi, pengurangan jam
kerja terpapar faktor risiko dll);
 Penempatan/pemindahan TK sesesuai kondisi kesehatan TK
 Penerapan higiene dan sanitasi
 Penerapan prinsip ergonomi kerja
 Prosedur kerja aman (SOP)
 Pelaporan data kesehatan kerja dan PAK
 Pemberian makanan sesuai kebutuhan gizi
 Vaksinasi, dll.
 UPAYA2 PROMOTIF
• Pembinaan kesehatan kerja
• Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja
• Perbaikan gizi kerja
• Program olah raga/senam kesegaran jasmani di tempat kerja
• Program bebas rokok di tempat kerja
• Penerapan ergonomi kerja
• Pembinaan cara hidup sehat
• Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
• Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui
penyuluhan dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi), dengan topik yang relevan.
• Instruksi K3 sebelum mulai bekerja misalnya Safety talk
 UPAYA2 KURATIF
 Pemberian P3K
 Pengobatan, perawatan terhadap tenaga kerja
yang sakit atau cidera
 Tindakan Operasi Dll.

 UPAYA2 REHABILITATIF
 Kompensasi kecelakaan kerja & PAK
 Pemberian prothese dan orthose
 Fisiotherapi
 Konsultasi psikologis
 Dll.
1. Pelayanan kesehatan kerja wajib melaksanaakan tugas pokok
pelayanan kesehatan kerja secara menyeluruh dan terpadu
(komprehensif) dengan lebih menitik beratkan pada upaya
kesehatan pencegahan dan pembinaan/peningkatan (promotif
dan preventif).
2. Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah dokter
pemeriksa kesehatan tenaga kerja, sedangkan tenaga
pelaksananya dapat terdiri dari :
a) dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja (penanggung jawab
merangkap pelaksana),
b) dokter perusahaan dan atau
c) paramedis perusahaan.
3. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan pola sebagai berikut :
a) Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif
disesuaikan dengan hasil penilaian risiko potensi bahaya yang
ada di perusahaan.
b) Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
minimal berupa pelayanan kesehatan kerja yang bersifat dasar
yaitu :
– pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan
– pengobatan (rawat jalan tingkat pertama);
c) Perencanaan program dan kegiatan pelayanan kesehatan kerja
dibuat dengan skala prioritas dan mempertimbangkan kondisi
perusahaan, permasalahan kesehatan di perusahaan maupun
masalah kesehatan umum lainnya.
d. Program/kegiatan pelayanan kesehatan kerja terutama
ditujukan untuk pencegahan penyakit akibat kerja (PAK),
peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan peningkatan
kapasitas kerja melaui program/kegiatan :
• Pemeriksaaan kesehatan tenaga kerja;
• Penempatan tenaga kerja disesuaikan dengan
status kesehatannya;
• Promosi/peningkatan kesehatan tenaga kerja;
• Pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) melalui
perbaikan lingkungan kerja (program higiene
industri);
• Pencegahan PAK melalui perbaikan kondisi kerja
(program ergonomi kerja);
• P3K, medical emergency respon, pengobatan,
rehabilitasi, rujukan kesehatan, pemberian
kompensasi akibat kecelakaan dan PAK.;
• Pengembangan organisasi, program dan budaya
kesehatan kerja.
4. Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan kerja
diintegrasikan/dikoordinasikan dengan program
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) serta melibatkan ahli K3, Ahli K3 Kimia,
Hygienis Industri, petugas K3 dan personil K3 lainnya
yang ada di perusahaan yang bersangkutan.
 Masih banyak perusahaan yang belum
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja sesuai
dengan tujuan dasarnya
 Pelayanan kesehatan kerja pada umumnya baru
berupa pengobatan terhadap tenaga kerja yang sakit
(kuratif) saja.
 upaya kesehatan yang bersifat pencegahan (preventif)
dan peningkatan (promotif) masih kurang mendapat
perhatian.
 Manfaat pelayanan kesehatan kerja yang diperoleh
pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat belum
optimal.
Lembaga Pendukung Pelayanan Kesehatan Kerja

 PJK3 bidang Kesehatan Kerja


 Permenaker No.04/Men/1995
 Jasa pemeriksaan kesehatan TK, pelayanan kesehatan kerja
dan pengujian lingkungan kerja dapat berupa : RS
pemerintah/swasta, Lab. Klinik, Lab Lingkungan dll. 
Mendapat Surat Keputusan Penunjukan (SKP) dari Dirjen
Binwasnaker dan K3
 Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :
 Poliklinik perusahaan
 Rumah sakit perusahaan
 Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama
dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain :
 Dokter praktek swasta
 Puskesmas
 Poliklinik swasta
 Rumah sakit
 Dan lain-lain
 Diselenggarakan secara bersama antar beberapa
perusahaan :
 Rumah sakit pekerja
 Dan lain-lain
SDM PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN KERJA

 Dokter kesehatan kerja :


 Permennakertrans No. Per. 01/Men/1976 ….. Dokter perusahaan,
wajib pelatihan hiperkes & KK
 UU No. 1/ 1970 pasal 8, Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980
…. Dokter pemeriksa kesehatan TK, dibenarkan oleh direktur 
mendapat Surat Keputusan Penunjukan (SKP) dari Dirjen
Binwasnaker
 Permennakertrans Per. 03/Men/1982…..dokter pemeriksa
kesehatan TK sebagai penanggung jawab PKK
 Paramedis Perusahaan :
 Permennaker No. 01/1979 .. Wajib Latihan Hyperkes
Kewajiban Pengurus :
1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi
2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang menjalankan
Pelayanan Kesehatan Kerja.
 Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Kerja diberikan kebebasan untuk memasuki tempat-tempat
kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan
keterangan-keterangan yang diperlukan.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK secara rutin kpd Dinas Tenaga
Kerja setempat dengan tembusan kpd Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi up. Direktur Pengawasan Norma K3.

Kewajiban dokter dan paramedis perusahaan :


 Memberikan keterangan2 tentang PKK kepada Pegawai Pengawas
Keteagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika
diperlukan
Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Tahun 2008
A. Syarat Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja :

1. Memiliki personil kesehatan kerja yang yang meliputi :


a) Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja,
b) Tenaga pelaksanan kesehatan kerja berupa dokter
perusahaan dan atau paramedis perusahaan,
c) Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan
pelayanan kesehatan kerja.
2. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kerja,
3. Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan
mendapat pengesahan dari instansi di bidang
ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya,
4. Pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pihak di
luar perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota
Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja antara pengusaha dengan kepala unit pelayanan
kesehatan yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi di
bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya.
 Kab/Kota ………...…. oleh Disnaker Provinsi
 Provinsi/Nasional .……. oleh Kemnaker RI
B. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja:

1. Syarat dokter penanggung jawab


pelayanan kesehatan kerja :
a) Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau
kepala unit/intsansi yang bersangkutan
dan dilaporkan ke instansi
ketenagakerjaan sesuai wilayah
kewenangannya;
b) Telah mendapatkan Surat Keputusan
Penunjukan (SKP) sebagai dokter
pemeriksa kesehatan tenaga kerja
dari Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan,
Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi;Memiliki sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan kerja,
 Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan
 Disetujui oleh Disnaker Setempat
 Disetujui oleh Direktur (Dirjen Binwasnaker)

Telah memiliki Surat Keputusan Penunjukkan


(SKP) Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga
Kerja dari Dirjen Binwasnaker cq Direktur
Pengawasan Kesehatan Kerja Depnakertrans

Catatan :
Untuk perusahaan/instansi yang dokter perusahaannya lebih
dari 1 (satu) orang yang wajib memiliki SKP cukup 1 orang
(penanggungjawabnya saja), tetapi dokter perusahaan yang
lain wajib memiliki sertifikat pelatihan hiperkes
Mengajukan Permohonan Ke Direktur Pengawasan Norma K3
dg melampirkan :
1) Surat penunjukan dari pimpinan perusahaan atau kepala unit/instansi
2) Surat Pernyataan (sanggup mentaati peraturan peruu-an di bidang
kesehatankerja)
3) Salinan Surat Keterangan telah training Hiperkes bagi dokter perusahaan
4) Salinan Ijasah Dokter
5) Salinan Surat Ijin Dokter/STR
6) Salinan Surat Ijin Praktek
7) Pas foto warna ukuran 3X4 cm = 3 lembar
Syarat Dokter Pemeriksa Kes TK :
1) Memahami peraturan perundang-undangan K3 khususnya dibidang
kesehatan kerja
2) Memenuhi persyaratan profesional yang disyahkan oleh instansi yang
berwenang (Ijazah dokter, Surat Ijin Dokter/SID atau STR dan Surat
Ijin Praktek/SIP).
2. Syarat dokter perusahaan :
a) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
dokter, atau sejenisnya sesuai peraturan
perundangan yang berlaku;
b) Surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih
berlaku dari instansi yang berwenang.
c) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan
keselamatan kerja (atau sertifikat lainnya)
sesuai peraturan perUndang-Undangan
yang berlaku
3. Syarat tenaga pelaksana pelayanan
kesehatan kerja (dokter perusahaan dan
atau paramedis perusahaan) :
a) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes
dan keselamatan kerja (atau sertifikat
lainnya) sesuai peraturan perUndang-
Undangan yang berlaku;
b) Mematuhi etika profesi dokter dan
tenaga kesehatan lainnya sesuai kode
etik profesi dan peraturan perUndang-
Undangan yang berlaku;
C. Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan pelayanan
kesehatan Kerja :

SARANA DASAR : SARANA PENUNJANG :


1. Perlengkapan umum: 1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Meja dan kursi 2. Alat evakuasi :
b. Tempat tidur pasien a. tandu,
c. Wastafel b. ambulance/kendaraan pengangkut
d. Timbangan badan korban dll.
e. Meteran/pengukur tinggi badan 3. Peralatan penunjang diagnosa :
f. Kartu status a. spirometer,
g. Register pasien berobat b. audiometer dll.
4. Peralatan pemantau/pengukur
2. Ruangan : lingkungan kerja :
a. Ruang tunggu a. sound level meter,
b. Ruang periksa b. lux meter,
c. Ruang/almari obat c. gas detector dll.
d. Kamar mandi dan WC
3. Peralatan medis :
a. Tensimeter dan stetoskop
b. Termometer
c. Sarung tangan
d. Alat bedah ringan (minor set)
e. Lampu senter
f. Obat-obatan
g. Sarana/Perlengkapan P3K
h. Tabung oksigen dan isinya
No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan

1. Pelayanan kesehatan  Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga


preventif dan promotif kerja minimal 1 bulan sekali
 Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja
minimal 2 bulan sekali
2. Pelayanan kesehatan  Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
kuratif dan selama hari kerja dan selama ada shift kerja
rehabilitatif dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
 Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari
kerja
 Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat
dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya.
3. Pelayanan kesehatan  Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
rujukan lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan
yang tidak dapat ditangani di dalam perusahaan
No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan

Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif
A tingkat risiko Preventif dan Promotif
& Rujukan
tinggi
1. Jumlah tenaga kerja  pembinaan dan
200 s.d 500 pengawasan kesehatan
orang kerja dan lingkungan  diberikan selama
kerja minimal setiap 2 jam kerja
bulan sekali

2. Jumlah tenaga kerja  pembinaan dan


< 200 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan  diberikan selama
kerja minimal setiap 3 jam kerja
bulan sekali
Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif &
B tingkat risiko Preventif dan Promotif
Rujukan
rendah

1. Jumlah tenaga kerja  pembinaan dan  diberikan selama


> 500 orang pengawasan kesehatan jam kerja dan
kerja dan lingkungan kerja selama ada shift
minimal setiap 2 bulan kerja dengan 500
sekali orang tenaga kerja
atau lebih
2. Jumlah tenaga kerja  pembinaan dan
200 s/d 500 orang pengawasan kesehatan
 diberikan minimal
kerja dan lingkungan kerja
setiap 2 hari sekali
minimal setiap 3 bulan
sekali
3 Jumlah tenaga kerja  pembinaan dan
s.d 200 orang pengawasan kesehatan
 diberikan minimal
kerja dan lingkungan kerja
setiap 3 hari sekali
minimal setiap 6 bulan
sekali
No Jenis Jml Jenis Kemungkinan Saran
penyakit/g pekerj penyebab tindak
angguan aan/ lanjut
kesehatan Tempat Faktor bahaya/risiko Faktor
yang kerja di tempat kerja penyebab
diderita lain

3
1) Formulir permohonan pengesahan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja
2) Bentuk surat Keputusan Pengesahan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
3) Formulir pelaporan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja
a) Data penyakit yang diderita oleh tenaga kerja
b) Data kecelakaan kerja
c) Data kegiatan kesehatan kerja lainnya
4) Check List (Daftar Periksa) Pengawasan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai