Saut MT Tambunan
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktifitas
Nasional.
1.Tempat kerja
ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk
tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut ;
2. Pengurus
ialah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu
tempat kerja atau bagiannyayang berdiri sendiri;
3. “Pengusaha “ ialah ;
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha
miliki sendiri untuk keperluan itu menggunakan tempat kerja;
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalan
sesuatu usaha bukan miliknya untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili
berkedudukan diluar Indonesia.
4.”Direktur” ialah pejabat yang ditunjuk oleh
MenteriTenaga Kerja untuk melaksanakan undang-
undang ini.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
(1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-undang
ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
(2)Wewenang dan kewajiban direktur, pegaawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini.
Diatur dalam peraturan perundangan
Pasal 6
(1) Barang siapa yang tidak dapat menerima keputusan direktur
dapat mengajukan permohonan banding kepada panitia banding.
(2) Tata cara permohonan banding menerima, susunan Panitia
Banding, tugas Panitia Banding dan lainnya ditetapkan oleh
Menteri Tenaga Kerja.
(3) Keputusan Panitia banding tidak dapat dibanding lagi.
Pasal 7
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha
harus membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang
akan diatur dengan peraturan perundangan.
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12.
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau
hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas -pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
C. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja
serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT
KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan
kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
Pasal 17.
Ttd
SOEHARTO
Jenderal T.N.I
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 12 Januari 1970
Sekretaris Negara Republik
Indonesia
Ttd
ALAMSJAH
Mayor Jenderal T.N.I
Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 1970 Nomor 1
MODEL UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 1970
Oleh :
Saut MT Tambunan
Ps. 27 (2) UUD 1945
UU No. 14/1969
Ps. 9, 10
UU No.13/2003
Penempatan Ps. 86, 87
pelathn
Prodtvs
Kespek UU KK NO.1/1970
HIP
Perlndngan :
K3
KEBIJAKAN
- PU PERATURAN PELAKSANAAN NASIONAL
- PWK/I K3
PERATURAN PEMERINTAH
- Pa&P
PER PRES PENCEGAHAN
- P.Jamsostek
PER MEN
- K3 KECELAKAAN
PERDA
dst dst ............
SUMBER DAYA
√
AMAN Prod’s
FAKTOR
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT
SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI
ANALISIS
√
Tempat Kerja ialah
tiap ruangan atau Faktor Penyebab
Tenaga
lapangan, tertutup Tind. Tdk
Kerja
atau terbuka, Aman
bergerak atau tetap, Tempat Kerja
dimana tenaga kerja segala tempat
bekerja, atau sering kerja, baik didarat,
Faktor Penyebab Unsur
dimasuki kerja untuk didalam tanah,
keperluan suatu usaha dipermukaan air, Usaha Kondsi Tdk Kecelakaan
dan dimana terdapat Aman
di dalam air
sumber-sumber
maupun di udara
bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal Sumber/
2;
Sumber-sumber Bahaya
bahaya
Adalah suatu kejadian
datang secara tiba-tiba,
tidak dikehendaki dapat
menimbulkan akibat: cidera,
penyakit akibat kerja,
kebakaran, peledakan,
pelepasan racun, kerusakan Melakukan
harta benda, kerusakan
lingkungan dan bentuk
serangkaian
kerugian lain tindakan
sebelum
kecelakaan
terjadi
( FRANK BIRD JR, 1970 )
BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
CONTROL IMMIDIATE
LOSSES
CAUSES
BAHAYA
CONTROL
SEBAB
SISTEM
AKIBAT
IDENTIFIKAS
I BAHAYA
ANALISA
SEBAB
ANALISA
AKIBAT
Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Terpadu sitem (integrated of system
= LOST/UNIT OF TIME
= Rp/Waktu
PROSES PENAKARAN RISIKO
OVERALL RISK ASSESSMENT
. BATASAN PENYELIDIKAN
PROCCESS . RUANG LINGKUP DAN
BATASAN BATASAN TUJUAN
SISTEM . DASAR INFORMASI
IDENTIFIKASI
FTA BAHAYA
PENILAIAN . PENGALAMAN
. CODES/STANDARD RISIKO . POHON KEJADIAN
. ALTERNATIF .FMECA
. TARGET/KRITERIA . ANALISA AKIBAT
RISIKO
RESIDUAL RISK
REDUKSI
R#0
EFEKTIVENESS
FEASIBILITY
RISK
COST CONTROL
TINGKAT RISIKO SANGAT
DIPENGARUHI OLEH VARIABEL RISIKO
(P & S) MATRIK PENILAIAN
RISIKO
I ZONE
ZONE II
KATASTROPK
I PENEKANAN
PENEKANAN
RISIKO KE
II
KRITIS II TINGKAT LE
BIH
BIH RENDAH
RENDAH
III
KECIL
IV
DIABAIKAN
SEVERITAS
KATA SIFAT CIDERA/ KERUGIAN WAKTU YG DATA YG PENGARUH
GORI SAKIT PERALATAN HILANG DISETUJUI
LINGKUNGAN
1 – 5 THN
II KRITIS BERAT 100 – 500 K ½ - 4 BLN KJI ULANG KERUSAKAN
US $ PROGRAM LINGKUNGAN
1 THN
III KECIL RINGAN 1 – 100 K 1 – 14 HR KJI UALNG KERUSAKAN
US $ WAKTU LINGKUNGAN
KERUSAKAN
IV DIABAI TIDAK < 1K < 1 HR - LINGKUNGAN
KAN ADA US $ KECIL
KRITERIA/UKURAN
KEMUNGKINAN/PROBABILITAS
P R O B A B I L I T AS
Pertimbangan Lain
ADMINISTRATIVE
CONTROL
Pemberhentian Karyawan
Pemindahan Karyawan
Pendidikan dan Pelatihan
Pembatasan waktu dan jarak pencemaran
PENINGKATAN EKOSISTEM
INVESTASI DAN KEGIATAN
BERUSAHA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Peningkatan ekosistem investasi dan
kegiatan berusaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a
meliputi:
a. Penerapan Perizinan Berusaha
berbasis risiko;
b. penyederhanaan persyaratan
dasar Perizinan Berusaha dan
pengadaan lahan;
c. penyederhanaan Perizinan
Berusaha sektor; dan
d. penyederhanaan persyaratan
investasi.
Bagian Kedua
Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Paragraf 1
Umum
Pasal 8