Anda di halaman 1dari 26

OVERVIEW UNDANG-UNDANG

No. 1 Tahun 1970


KESELAMATAN KERJA
(Tambahan Lembaran Negara No.
1918)
BIODATA
 SOFIA RASYID, SKM
 UNIVERSITAS INDONESIA, OCCUPATIONAL
HEALTH&SAFETY
 UPTD PENGAWASAN KETENAGKERJAAN WILAYAH
I BOGOR (DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI PROV JABAR—PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN)
 DOSEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR—
K3&KETENAGAKERJAAN
 085692071253/08111123029
 sofia.rasjid@gmail.com/sofia_rasjid@yahoo.com
LATAR BELAKANG
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl
No. 406) sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan Tenaga Kerja tidak hanya di
Industri/ Pabrik
3. Perkembangan IPTEK serta kondisi dan situasi
ketenagakerjaan yang semakin berkembang
4. Sifat Refresif dan Polisional pada VR. 1910
sudah tidak sesuai lagi
DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 Ayat (2) UUD 1945

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men;SE;


Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Tiap-tiap Warga Negara berhak atas


pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja
dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan Wajib menerapkan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah

Andry/Binwasnaker/2009
PENJELASAN
Pasal 87

(1)Yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
(2)Cukup Jelas
Andry/Binwasnaker/2009
TUJUAN
• Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
Untuk melaksanakan tujuan tersebut dilaksanakan melalui :
1. Kampanye
2. Pemasyarakatan
3. Pembudayaan
4. Kesadaran dan kedisiplinan
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
Pasal 1
(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan/ lapangan (1) Pekerja
2. Tertutup/ terbuka (2) Sumber bahaya
3. Bergerak/ tetap (3) Usaha
(2) Pengurus  Pucuk Pimpinan (bertanggung jawab/kewajiban)
(3) Pengusaha
Orang/ Badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat
kerja
(4) Direktur
Pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai pengawas
- Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan Spesialis
(6) Ahli Keselamatan Kerja
Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnakertrans
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :
a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan (dibuat,dicoba,dipakai mesin/pesawat
/alat/perkakas/instalasi yg dpt bhya kec,kebakaran atau meledak)
b. Lingkungan kerja
(dibuat,doilah,dipakai,dipergunakan,diperdagangkan,diangkut,disi
mpan bhn yg dpt meledak,terbakar,beracun,infeksi,bersuhu tinggi)
c. Sifat pekerjaan (dilakukan usaha pertanian,perkebunan,hutan dll
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja
Catatan : Peraturan Pelaksana Digolongkan Dalam Bidang Teknis dan Sektoral
Pasal 2 (2)
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja
di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di
permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah
atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu,
kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah
atau limbah;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan
radio, radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan
alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau
diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat K3
Pasal 3
(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3
Mencegah,mengurangi Kecelakaan,kebakaran,bahaya
peledakan,PK3, Lingkungan Kerja dan PAK
(2) Syarat-syarat K3 di luar ayat (1) dapat dikembangkan  IPTEK

Pasal 4

(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap Perencanaan s/d


Pemeliharaan
(2) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK
dapat ditetapkan lebih lanjut
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian


seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5
(1) Direktur sebagai Pelaksana Umum Undang Undang
Pegawai Pengawas/Ahli K3 menjalankan pengawasan UU
(2) Wewenang dan kewajiban :
– Direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
– Pegawai Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 jo. Permen No.
03/Men/1984)
– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 4/Men/1992
Pasal 6 Barangsiapa tidak menerima keputusan direktur dapat
mengajukan Banding (Tata cara dan Panitia Banding
belum di atur)
Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK meliputi
bandan, kondisi mental dan kemampuan fisik
(2) Berkala  (Permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1983)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 9 - Pembinaan
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru
(Kondisi/bahaya/alat pelindung/sikap yang aman)
(2) Pengurus dapat mempekerjakan TK setelah yakin TK telah
memahami syarat tsb
(3) Pengurus wajib  Pembinaan utk mencegah kecelakaan
(1) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3
Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984)
Pengembangan kerjasama utk melaksanakan tugas dan
tanggungjawab dalam bidang K3
Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban Pengurus untuk melaporkan Kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (Permen No.
03/Men/1998)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
a. Memberi keterangan yang benar (Peg. Pengawas dan Ahli K3)
b. Memakai Alat Pelindung Diri (APD)
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja
Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan
mentaati K3 dan APD
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No.
1/1970 dan peraturan pelaksananya)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :
• Maksimum 3 bulan kurungan atau
• Denda maksimum Rp. 100.000
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling
lama setahun (12 Januari 1970)
Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910
tetap berlaku selama tidak bertentangan
Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan
kerja dalam Lembar Negara RI No.1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Terima Kasih………

Anda mungkin juga menyukai