Status : Kawin ( 1 + 3 )
Pekerjaan : Kemnaker RI
Email : amriak57@gmail.com
Zat
Environment
Process
Energy
Safety
Accident
Hazards
+ Incidents
Unsafe + Consequences
Exposure
Accident Prevention
Hazards
Risk Assessment Risk Control
Identification
LATAR BELAKANG
⬣ Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406 yg menekankan pada sifat
refresif & polisional, sudah tidak sesuai dengan
mekanisme ke-tatanegaraan RI saat ini;
SASARAN K3 :
Untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional
STRATEGI IMPLEMENTASI K3 :
Diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;
PROGRAM PENGEMBANGAN K3 :
Norma K3 dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat (ERA GLOBAL), industri, teknik dan
teknologi (sumber bahaya semakin beragam dan komplek)
Terwujudnya “Keselamatan
Total” dalam segala aktifitas
Tujuan
pekerjaan, agar terhindar dari
berbagai bentuk kejadian
berbahaya
UU No. 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan
Kerja
Ruang Lingkup
Di segala TEMPAT KERJA
SAFETY ACT yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik
Indonesia
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
3. Terdapat sumber
KEGIATAN USAHA
Motif
⬣ Ekonomi maupun
⬣ Sosial
Status
⬣ BUMN, BUMD
⬣ Perusahaan Swasta Nasional maupun
⬣ PMA
Di semua sektor
PASAL 2 (2)
Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan bahan atau
barang yang: dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya,
batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi,
f) dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan,
g) dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang;
(lanjutan)
h) dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air;
j) dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
m) terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin,
o) dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon;
q) dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak
atau air;
r) diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
PENJELASAN PASAL 2
(RUANG LINGKUP) YAKNI;
Dalam ayat ini diperinci sumber bahaya
(Hazards) yang bertalian dengan:
⬣ Keadaan mesin-mesin,
pesawat-pesawat, alat-alat kerja serta
peralatan lainnya, bahanbahan dan
sebagainya.
⬣ Lingkungan;
⬣ Sifat pekerjaan;
⬣ Cara kerja;
⬣ Proses produksi.
HAZARD CONTROL
SAFETY
ACCIDENT PREVENTION
PASAL 3
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat syarat keselamatan
kerja untuk :
18 kondisi K3 yang diharapkan (a s/d r)
1. Pengendalian teknis dan medis;
2. Penyediaan sarana dan sumberdaya;
3. Ergonomi dan lingkungan kerja yang
serasi.
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA PASAL 3
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
(lanjutan)
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan,
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
(Ergonomi)
p. memperlancar mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di
kemudian hari.
PASAL 4 (1);
UU NO 1 1970
Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis
dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
1 2 3 4
SYARAT APARAT PRODUK
BAHAN BARANG
K3 PRODUKSI TEKNIS
Pemasangan
Pembuatan
Pemakaian
Pengangkuta
Perencanaan Penggunaan
Peredaran
Pemeliharaan
Perdagangan
Penyimpanan
PASAL 4 (2) UU NO 1 1970
• Pemasangan • Pemakaian
Perencanaan • Pembuatan • Peredaran
• dll • Pengangkutan
Pengesahan Pengesahan
gambar rencana pemakaian
BAB IV - PENGAWASAN
PASAL 5
1. Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap
Undang-undang ini, sedangkan para pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
2. Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam
melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan
peraturan perundangan.
(lanjutan)
⬣ Pasal 1 (5)
Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis
berkeahlian khusus dari Kemnaker yang ditunjuk oleh
Menteri Ketenagakerjaan;
⬣ Pasal 1 (6)
“Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Kemnaker yang ditunjuk oleh Menteri
Ketenagakerjaan untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini
(lanjutan)
P D C A
Management Review
adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi, guna menilai kesesuaian Pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan
Norma &
1. Mengidentifikasi Bahaya Standar
• Memeriksa, SAFE
• Meneliti,
• Zat
• Menghitung,
Pengawas/Ahli K3 • Energi
• Mengukur
• Proses
• Menguji DANGER
• Menganalisis,
2. Menilai Resiko
3. Kendalikan
PROSES MANAJEMEN BERKELANJUTAN
(System -> Close circuit )
Managemen
Action
Review
Check
Plan Do
KELEMBAGAAN
Menteri
Direktur
Pemerintah Swasta
Industri PJK3
K3 TANGGUNG JAWAB BERSAMA
Kementerian Pegawai
Dirien Ahli K3 +
Ketenagakerjaan Direktur K3 Pengawas Pekerja
Binwasnaker Dokter
RI KK
Presiden
Unit
Bupati/Wali
Gubernur Pengawasan Pengusaha
Kota
KK
PASAL 6
Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)
PASAL 7
Retribusi
PASAL 8
1) Pengurus diwajibkan memeriksakan
kesehatan TK
2) Berkala -> (permen No. 02/Men/1980 dan
Permen No. 03/Men/1983)
PASAL 9 (PEMBINAAN)
1) Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
3) Melakukan pembinaan
⬣ pencegahan kecelakaan
⬣ pemberantasan kebakaran
⬣ peningkatan K3
⬣ pemberiaan PK3
4) Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
BAB VI - KEWAJIBAN dan HAK TENAGA KERJA
PASAL 13 (PERLINDUNGAN
TERHADAP ORANG LAIN)
Barangsiapa akan memasuki suatu
tempat kerja diwajibkan mentaati
K3 dan APD
BAB X - KEWAJIBAN PENGURUS
PASAL 14
⬣ Menempelkan UU No. 1 Tahun 1970
⬣ Memasang gambar dan bahan pembinaan K3
⬣ Menyediakan secara cuma-cuma APD dan
petunujuk K3 untuk tenaga kerja dan orang lain
BAB XI – KETENTUAN PENUTUP
PASAL 15 (SANKSI)
1. Denda Rp. 100.000
2. Kurungan 3 bulan
PASAL 16 (KEWAJIBAN
PENGUSAHA)
Pengusaha menyesuaikan dalam waktu
satu tahun setelah diundangkan
PASAL 17
Pemberlakuan peraturan lama sepanjang tidak
bertentangan
PASAL 18
Nama Undang-Undang ini adalah
Undang-Udang Keselamatan kerja
PERATURAN ORGANIK
⬣ Secara Sektoral
⬣ Pembidangan Teknis
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970
SECARA SEKTORAL
⬣ PP No. 19/1973 (Tmbng);
⬣ PP No. 11/ 1979 (Migas);
⬣ Per.Menaker No. 01/1978 K3
Dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu;
⬣ Per.Menaker No. 01/1980 K3
Pada Konstruksi Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970
PEMBIDANGAN TEKNIS
⬣ PP No. 7/1973 – Pestisida;
⬣ PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi;
⬣ Per.Menaker No. 04/1980 – APAR;
⬣ Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan;
⬣ Per.Menaker No. 02/1983-Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik;
⬣ Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes;
⬣ Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod;
⬣ Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. A & A.
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970
PEMBIDANGAN TEKNIS
⬣ Per.Menaker No. 04/1998 –
PUIL;
⬣ Per.Menaker No. 02/1989 -
Instalasi Petir;
⬣ Per.Menaker No. 03/1999 -
Lif Listrik.
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970
PENDEKATAN SDM
⬣ Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan
⬣ Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi
Paramedis
⬣ Per.Menaker No. 02/1980 – Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja
⬣ Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi
Juru Las
⬣ Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi
Oparetor Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970
PENDEKATAN SDM
⬣ Per.Menaker No. 01/1979 - Syarat dan
Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut
⬣ Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
⬣ Kep.Menaker No. 407/1999 – Kompetensi
Tehnis Lif
⬣ Kep.Menaker No. 186/1999 –
Pengorganisasian Penanggulangan
Kebakaran
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970