Anda di halaman 1dari 59

UNDANG-UNDANG

NO. 1 TAHUN 1970


TENTANG
KESELAMATAN
KERJA
Oleh : Ir. AMRI AK, MM
ANGGOTA KOMISI – I
DEWAN K3 NASIONAL - DK3N
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
2021
Ir. AMRI AK, MM
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 4 Desember 1957

Status : Kawin ( 1 + 3 )

Pekerjaan : Kemnaker RI

Jabatan : - Anggt. Komisi I DK3N;


- Anggt. Komite Pengawasan Ket. Kerjaan;
- Anggt. Asosiasi Pengawasan Ket. Kerjaan;
- Ketua LSP K3 OSHE NUSANTARA
- Dir. PNK3 Priode 2012 -2017 - Dir. PNKPA
Priode MAR 2017 – DES 2017 - 1 JAN 2018 – PURNA TUGAS.

Alamat : Sekretariat DK3N


Jl. Jend. A Yani Ex. Ged. JICA – Jakarta Pusat
Telp. 021 - 224 200 95

Email : amriak57@gmail.com

Alamat Rumah : Jl. H. Baping No 136 Rt.006/09 Ciracas, Jakarta


Timur

No. HP : 0812-9931955; 0813-82818855.


UUD RI 1945
Undang Undang Ketenagakerjaan

Veiligheids Reglement 1910 JAWATAN KESELAMATAN KERJA

UU 1/51 -> NORMA KERJA JAWATAN PERBURUHAN

UU 2/51 -> KOMPENSASI KEC.KER


KEMNAKER RI
- NAKER;
- NAKER TRANS KOP;
UU 3/51 -> PENGAWASAN PERBURUHAN - NAKER TRANS
- NAKER
- NAKER TRANS

UU 14 /1969 POKOK2 TENAGA KERJA


UU 3/1992 JAMSOSTEK

UU 1/1970 KESELAMATAN KERJA UU 13/2003 KETENAGAKERJAAN


TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Mempelajari :
⬣ Tujuan UU;
⬣ Ruang Lingkup UU;
⬣ Penerapan UU Keselamatan Kerja;
⬣ Pembinaan/Pengawasan &
Pelaksanaan UU.
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Mempelajari :
⬣ Memahami Pengertian dan Ruang Lingkup
UU Keselamatan Kerja;
⬣ Memahami Landasan Peraturan dan UU
Keselamatan Kerja;
⬣ Memahami Kewajiban-kewajiban
Pengurus/Pengusaha dan TK Dalam Bidang
K3.
PENGERTIAN K3
Upaya atau pemikiran dan penerapannya
yang ditujukan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga
kerja dan masyarakat.
Health

Zat
Environment

Process
Energy

Safety
Accident

Hazards

+ Incidents

Unsafe + Consequences

Exposure

Accident Prevention

Hazards
Risk Assessment Risk Control
Identification
LATAR BELAKANG
⬣ Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406 yg menekankan pada sifat
refresif & polisional, sudah tidak sesuai dengan
mekanisme ke-tatanegaraan RI saat ini;

⬣ Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi perlu ditangani


se-efektif mungkin guna peningkatan intensitas kerja
serta peningkatan produktivitas prsh;

⬣ Upaya preventif dimulai dari perencanaan sampai pada


tahap akhir pemusnahan (demoltion);

⬣ Perlindungan TK tidak hanya di Industri/Pabrik, tapi di


setiap tempat kerja.
PERBEDAAN VR
1910 & UU 1 / 1970

⬣ Perluasan Ruang Lingkup;


⬣ Perubahan Represif Menjadi Preventif;
⬣ Perumusan Tehnis Lebih Tegas;
⬣ Penyesuaian Tata Usaha;
⬣ Tambahan Pembinaan K3 Bagi
Manajemen & Tenaga Kerja;
⬣ Tambahan Pendirian P2k3.
POKOK POKOK PIKIRAN
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
PRINSIP K3 :
⬣ Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan;
⬣ Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja;
⬣ Menjamin proses produksi aman dan effisien.

SASARAN K3 :
Untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional

STRATEGI IMPLEMENTASI K3 :
Diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;

PROGRAM PENGEMBANGAN K3 :
Norma K3 dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat (ERA GLOBAL), industri, teknik dan
teknologi (sumber bahaya semakin beragam dan komplek)
Terwujudnya “Keselamatan
Total” dalam segala aktifitas
Tujuan
pekerjaan, agar terhindar dari
berbagai bentuk kejadian
berbahaya
UU No. 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan
Kerja
Ruang Lingkup
Di segala TEMPAT KERJA
SAFETY ACT yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik
Indonesia
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang :
Mengingat :

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat


MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mencabut VR 1910


2. Memberlakukan UU No 1 Th 1970
Menimbang
⬣ Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan; meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
⬣ Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
⬣ Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
effisien;
⬣ Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja;
⬣ Bahwa pembinaan norma-norma itu pelru diwujudkan dalam Undang-undang yang
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industri, teknik dan teknologi.
RUANG LINGKUP
PASAL 2 (1);
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok

1. Adanya kegiatan usaha

2. Adanya orang yang bekerja

3. Terdapat sumber
KEGIATAN USAHA

Motif
⬣ Ekonomi maupun
⬣ Sosial
Status
⬣ BUMN, BUMD
⬣ Perusahaan Swasta Nasional maupun
⬣ PMA
Di semua sektor
PASAL 2 (2)
Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :

a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau

instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;

b) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan bahan atau

barang yang: dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,

bersuhu tinggi;

c) dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,

gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di

bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.


(lanjutan) (lanjutan)
d) dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan

kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;

e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya,

batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi,

maupun di dasar perairan;

f) dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan,

dipermukaan air, dalam air maupun di udara;

g) dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau

gudang;
(lanjutan)
h) dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air;

i) dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;

j) dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;

k) dilakukan pekerjaan yang mengandung bahayatertimbuntanah,kejatuhan, terkena pelantingan

benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;

l) dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;

m) terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin,

cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;


(lanjutan)
n) dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

o) dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon;

p) dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang

menggunakan alat teknis;

q) dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak

atau air;

r) diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
PENJELASAN PASAL 2
(RUANG LINGKUP) YAKNI;
Dalam ayat ini diperinci sumber bahaya
(Hazards) yang bertalian dengan:
⬣ Keadaan mesin-mesin,
pesawat-pesawat, alat-alat kerja serta
peralatan lainnya, bahanbahan dan
sebagainya.
⬣ Lingkungan;
⬣ Sifat pekerjaan;
⬣ Cara kerja;
⬣ Proses produksi.
HAZARD CONTROL

SAFETY
ACCIDENT PREVENTION
PASAL 3
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat syarat keselamatan
kerja untuk :
18 kondisi K3 yang diharapkan (a s/d r)
1. Pengendalian teknis dan medis;
2. Penyediaan sarana dan sumberdaya;
3. Ergonomi dan lingkungan kerja yang
serasi.
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA PASAL 3

1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain

yang berbahaya;

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,

uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
(lanjutan)

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan,

infeksi dan penularan.

i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;

(Ergonomi)

n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;


(lanjutan)

o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

p. memperlancar mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan

barang;

q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya

menjadi bertambah tinggi.

3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di

kemudian hari.
PASAL 4 (1);
UU NO 1 1970
Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis
dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
1 2 3 4
SYARAT APARAT PRODUK
BAHAN BARANG
K3 PRODUKSI TEKNIS

Pemasangan
Pembuatan
Pemakaian
Pengangkuta
Perencanaan Penggunaan
Peredaran
Pemeliharaan
Perdagangan
Penyimpanan
PASAL 4 (2) UU NO 1 1970

Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis


ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang
disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan
dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pemberian
tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan
keselamatan umum.
PASAL 4 (3) UU NO 1 1970

Dengan peraturan perundangan dapat dirubah


perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2);
dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa
yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.
Undang – Undang Tujuan K3
N0 1 Th 1970 1. Menjamin keselamatan tenaga kerja maupun orang
Keselamatan Kerja
lain (keselamatan umum)
Tempat Kerja
2. Menjamin sumber produksi aman dan efisien
Unsur:
3. Menjamin proses produksi lancar & Produktif
1. Kegiatan Usaha
2. Tenaga kerja
Pasal 4 (2)
3. Sumber bahaya
Memenuhi kriteria Aman bagi Keselamatan
Bahan Mesin Hasil Produksi 1. Umum
2. Lingkungan
Pengusaha 3. Produk ybs.
Tanggung Jawab

Pengurus Pekerja Pemerintah


POLA PENERAPAN K3 TERHADAP PRODUK TEKNIK PASAL 4

Termasuk produk dari Luar Negeri

Pemeriksaan/ Pemeriksaan/ Test


Perhitungan
Teknis
Pengujian Berkala

• Pemasangan • Pemakaian
Perencanaan • Pembuatan • Peredaran
• dll • Pengangkutan

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana pemakaian
BAB IV - PENGAWASAN

PASAL 5
1. Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap
Undang-undang ini, sedangkan para pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
2. Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam
melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan
peraturan perundangan.
(lanjutan)

⬣ Pasal 1 (5)
Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis
berkeahlian khusus dari Kemnaker yang ditunjuk oleh
Menteri Ketenagakerjaan;

⬣ Pasal 1 (6)
“Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Kemnaker yang ditunjuk oleh Menteri
Ketenagakerjaan untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini
(lanjutan)

P D C A

Management Review

Pengawasan dalam prinsip manajemen:

adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi, guna menilai kesesuaian Pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan

Rencana tujuan yang ingin dicapai


(lanjutan)

Tugas dan Fungsi Pengawas


⬣ Polisionel
⬣ Advis teknis

Dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki


kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian,
pelanggaran dan lainnya yang tidak sesuai
dengan yang telah ditentukan
PENERAPAN K3

Norma &
1. Mengidentifikasi Bahaya Standar

• Memeriksa, SAFE
• Meneliti,
• Zat
• Menghitung,
Pengawas/Ahli K3 • Energi
• Mengukur
• Proses
• Menguji DANGER
• Menganalisis,

2. Menilai Resiko
3. Kendalikan
PROSES MANAJEMEN BERKELANJUTAN
(System -> Close circuit )

Managemen
Action
Review

Check

Plan Do
KELEMBAGAAN

Menteri

Direktur

Pengawas Ahli K3 Dokter PRSH P2K3

Disnaker Luar Disnaker Poliklinik PJK3 Tempat Kerja

Pemerintah Swasta

Industri PJK3
K3 TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Kementerian Pegawai
Dirien Ahli K3 +
Ketenagakerjaan Direktur K3 Pengawas Pekerja
Binwasnaker Dokter
RI KK

Presiden

Unit
Bupati/Wali
Gubernur Pengawasan Pengusaha
Kota
KK
PASAL 6
Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

PASAL 7
Retribusi

PASAL 8
1) Pengurus diwajibkan memeriksakan
kesehatan TK
2) Berkala -> (permen No. 02/Men/1980 dan
Permen No. 03/Men/1983)
PASAL 9 (PEMBINAAN)
1) Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :

⬣ Kondisi dan bahaya di tempat kerja


⬣ Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
⬣ Menyediakan APD
⬣ Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
2) Mempekerjakan setelah yakin memahami K3

3) Melakukan pembinaan

⬣ pencegahan kecelakaan
⬣ pemberantasan kebakaran
⬣ peningkatan K3
⬣ pemberiaan PK3
4) Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
BAB VI - KEWAJIBAN dan HAK TENAGA KERJA

PASAL 10 ( PANTIA PEMBINA


KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA)
Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3 antara :
1. Pihak Man. Perusahaan
2. Pihak pekerja.
Susunan
1. Diatur dan tetapkan oleh Menteri;
2. Per. Pelak.Permen 04/Men/1987.
BAB VII - KECELAKAAN

PASAL 11 (KEWAJIBAN MELAPORKAN


KECELAKAAN KERJA)
Pengurus wajib melaporkan kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja
1. Kecelakaan Kerja
2. Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan
limbah
3. Kejadian berbahaya lainnya
Tata cara Pelaporan diatur oleh Peraturan Perundangan
Permen No. 03/Men/1998
1. Melaporkan secara tertulis dlm waktu 2 x 24 jam
2. Jamsostek ( Permen 5/Men/1993 )
3. Non Jamsostek ( Permen 4/Men/1993 )
BAB VIII - KEWAJIBAN dan HAK TENAGA KERJA

PASAL 12 (KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA


KERJA)
KEWAJIBAN HAK

⬣ Memberikan keterangan pada ⬣ Meminta pengurus untuk


Pegawai Pengawas melaksanakan Syarat K3
⬣ Memakai APD ⬣ Menyatakan keberatan, jika syarat K3
⬣ Memenuhi dan mentaati syarat K3 belum terpenuhi
BAB IX - KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA

PASAL 13 (PERLINDUNGAN
TERHADAP ORANG LAIN)
Barangsiapa akan memasuki suatu
tempat kerja diwajibkan mentaati
K3 dan APD
BAB X - KEWAJIBAN PENGURUS

PASAL 14
⬣ Menempelkan UU No. 1 Tahun 1970
⬣ Memasang gambar dan bahan pembinaan K3
⬣ Menyediakan secara cuma-cuma APD dan
petunujuk K3 untuk tenaga kerja dan orang lain
BAB XI – KETENTUAN PENUTUP

PASAL 15 (SANKSI)
1. Denda Rp. 100.000
2. Kurungan 3 bulan
PASAL 16 (KEWAJIBAN
PENGUSAHA)
Pengusaha menyesuaikan dalam waktu
satu tahun setelah diundangkan
PASAL 17
Pemberlakuan peraturan lama sepanjang tidak
bertentangan

PASAL 18
Nama Undang-Undang ini adalah
Undang-Udang Keselamatan kerja

(Terdiri dari XI BAB dan 18 Pasal)

Dikeluarkan tanggal 12 Januari 1970


PERATURAN PELAKSANAAN
UU NO. 1 TAHUN 1970

PERATURAN ORGANIK
⬣ Secara Sektoral
⬣ Pembidangan Teknis
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970

SECARA SEKTORAL
⬣ PP No. 19/1973 (Tmbng);
⬣ PP No. 11/ 1979 (Migas);
⬣ Per.Menaker No. 01/1978 K3
Dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu;
⬣ Per.Menaker No. 01/1980 K3
Pada Konstruksi Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970

PEMBIDANGAN TEKNIS
⬣ PP No. 7/1973 – Pestisida;
⬣ PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi;
⬣ Per.Menaker No. 04/1980 – APAR;
⬣ Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan;
⬣ Per.Menaker No. 02/1983-Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik;
⬣ Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes;
⬣ Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod;
⬣ Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. A & A.
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970

PEMBIDANGAN TEKNIS
⬣ Per.Menaker No. 04/1998 –
PUIL;
⬣ Per.Menaker No. 02/1989 -
Instalasi Petir;
⬣ Per.Menaker No. 03/1999 -
Lif Listrik.
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970

PENDEKATAN SDM
⬣ Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan
⬣ Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi
Paramedis
⬣ Per.Menaker No. 02/1980 – Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja
⬣ Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi
Juru Las
⬣ Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi
Oparetor Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970

PENDEKATAN SDM
⬣ Per.Menaker No. 01/1979 - Syarat dan
Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut
⬣ Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
⬣ Kep.Menaker No. 407/1999 – Kompetensi
Tehnis Lif
⬣ Kep.Menaker No. 186/1999 –
Pengorganisasian Penanggulangan
Kebakaran
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN 1970

KELEMBAGAAN DAN SISTEM


⬣ Per.Menaker No. 04/1987 -
P2K3
⬣ Per.Menaker No. 04/1995 -
Perusahaan Jasa K3
⬣ Per.Menaker No. 05/1996 -
SMK3
⬣ Per.Menaker No. 186/1999 -
Pelaporan Kecelakaan
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai