Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU HUBUNGAN PELAT-


KOLOM MENGGUNAKAN DROP PANEL DENGAN SERAT PVA-
ECC TERHADAP BEBAN SIKLIK LATERAL
Asdam Tambusay1, Priyo Suprobo2, dan Faimun3

1
Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Email: asdam.tambusay13@mhs.ce.its.ac.id
2
Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Email: priyo@ce.its.ac.id
3
Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Email: faimun@ce.its.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh fakta bahwa struktur flat slab
memiliki kelemahan yang sangat signifikan dalam menahan beban lateral yang terjadi
akibat gempa. Kelemahan pada struktur flat slab adalah kekakuan transversal yang
rendah yang menyebabkan deformasi yang berlebihan serta struktur tidak sesuai
digunakan sebagai elemen utama penahan beban lateral karena bersifat flexible dibanding
beam-column frame dan berisiko terhadap kerusakan getas akibat punching shear karena
transfer gaya geser dan momen tak-imbang antara pelat dan kolom. Oleh karena itu,
berbagai penelitian dilakukan sebagai upaya peningkatan perilaku struktur khususnya
pada daerah hubungan pelat-kolom (joint) sehingga struktur dapat digunakan dengan
aman dan kelebihan yang dimiliki jenis struktur ini dapat dimanfaatkan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perilaku hubungan pelat-kolom dalam memikul beban
siklik lateral yang dikombinasikan dengan beban gravitasi melalui pengujian
eksperimental. Material yang digunakan pada penelitian ini adalah beton konvensional
pada pelat dan kolom, sedangkan serat PVA-ECC diberikan pada drop panel. Studi
eksperimental dilakukan dengan lima buah benda uji berskala 1:2 dari model hubungan
pelat-kolom interior yang dirancang dengan ukuran sama dengan detail rasio tulangan
lentur/fraksi volume serat PVA-ECC adalah 1.0%, 1.0%/1.0%, 1.0%/1.5%, 1.5%/1.0%,
dan 1.5%/1.5% pada kelima benda uji secara berturut-turut. Pemilihan variasi rasio
tulangan lentur dan fraksi volume serat PVA-ECC yang berbeda dilakukan untuk
mengetahui konfigurasi yang optimum dalam mereduksi punching shear yang terjadi
pada penampang kritis hubungan pelat-kolom akibat beban siklik lateral dan beban
gravitasi. Beban gravitasi yang diberikan pada struktur berupa akumulasi berat yang
diterima struktur hubungan pelat-kolom dengan cara blok beton dikaitkan pada daerah
tekan dari penampang pelat, sedangkan beban siklik lateral diberikan dengan bantuan alat
uji cyclic loading test dengan metode displacement control, dimana posisi aktuator
ditempatkan ditempatkan tegak lurus dengan sisi penampang kolom. Hasil penelitian
diharapkan dapat meningkatkan perilaku struktur dalam memikul beban siklik lateral
sehingga memiliki kekakuan awal yang baik, degradasi kekakuan yang cukup, disipasi
energi yang baik dalam menyerap energi gempa, degradasi kekuatan yang memadai serta
daktilitas yang signifikan.

Kata kunci: hubungan pelat-kolom, drop panel, serat PVA-ECC, beban siklik lateral

1. PENDAHULUAN
Slab-column frame atau struktur flat slab merupakan salah satu model konstruksi sistem gedung dengan
elemen utama terdiri dari pelat dan kolom. Kelebihan struktur flat slab meliputi desain yang sederhana,
fleksibilitas arsitektur, ruang murni dengan tidak adanya elemen struktural balok sehingga konstruksi lebih
cepat dan menghemat waktu (Erberik dan Elnashai, 2004). Di samping itu, struktur flat slab memerlukan

Str - 1
tinggi lantai yang lebih rendah sehingga mengurangi efek beban lateral serta peluang penambahan jumlah
lantai pada daerah dengan batasan tinggi bangunan yang ketat (Robertson dkk., 2002).
Struktur flat slab tidak sesuai digunakan sebagai elemen utama penahan beban lateral karena bersifat flexible
dibanding beam-column frame. Kelemahan struktur flat slab terjadi karena fenomena punching shear akibat
transfer gaya geser dan momen tak-imbang antara pelat dan kolom ketika diberi beban siklik lateral
(Robertson dkk., 2002, Hueste dkk., 2007). Hal tersebut akan berakibat pada pengurangan daktilitas struktur
yang dapat menyebabkan terjadinya keruntuhan getas dari struktur (Pan dan Moehle 1989). Selain itu,
akumulasi dari tegangan geser tersebut akan berdampak pada keruntuhan yang progresif (Dovich dan Wight,
2005).
Berdasarkan kelemahan yang dimiliki struktur flat slab, maka SNI 03-1726-2012 membatasi penggunaan
struktur flat slab lebih spesifik, yaitu struktur diklasifikasikan sebagai SRPMM (Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah) dan jika digunakan sebagai sistem tunggal, maka kategori desain gempa yang sesuai
adalah B dan C tidak dibatasi dan D, E dan F tidak diijinkan. Di samping itu, jika digunakan dengan dinding
geser khusus, maka kategori desain gempa yang sesuai adalah B dan C tidak dibatasi, D dibatasi dengan
tinggi maksimum 48m, dan E dan F dibatasi tinggi maksimum 30m.
Upaya-upaya yang telah dilakukan secara eksperimental untuk meningkatkan perilaku hubungan pelat-kolom
pada struktur flat slab telah dilakukan. Robertson dkk. (2002) meneliti hubungan pelat-kolom terhadap beban
siklik lateral yang diberi shear reinforcement dengan menggunakan sengkang tertutup, sengkang terbuka, dan
shear stud. Gunadi dkk. (2012) melakukan penelitian dengan memodifikasi konfigurasi stud rail pada daerah
penampang kritis hubungan pelat-kolom. Qian dan Li (2013) meneliti tentang efek drop panel akibat respon
dari struktur flat slab setelah kehilangan kekuatan pada kolom eksterior.
Upaya lain yang dilakukan dalam mengingkatkan perilaku struktur flat slab pada hubungan pelat-kolom
adalah dengan penggunaan fiber. McHarg dkk. (2000) meneliti tentang penggunaan serat baja dipadukan
dengan detail tulangan pelat di daerah sekitar kolom, di mana penelitian difokuskan terhadap kinerja dari
hubungan pelat-kolom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan perilaku belum terjadi secara signifikan terhadap kekakuan
dan disipasi energi akibat beban siklik lateral sehingga struktur masih cukup rentan terkena keruntuhan
progresif. Oleh karena itu, maka dapat diusulkan bahwa penggunaan beton ECC (Engineered Cementitious
Composite) pada drop panel dapat diterapkan untuk meningkatkan perilaku hubungan pelat-kolom pada
struktur flat slab. Selain itu, usulan desain baru dengan variasi rasio tulangan lentur dan fraksi volume serat
PVA-ECC pada struktur flat slab diperlukan untuk memenuhi klasifikasi kategori yang disyaratkan oleh
kategori desain gempa D untuk bangunan tinggi.

2. DASAR TEORI
Hubungan pelat-kolom
Gambar 1 mengilustrasikan daerah hubungan pelat-kolom pada struktur flat slab yang mengalami fenomena
punching shear di mana deformasi lateral yang terjadi pada struktur menghasilkan gaya-gaya dalam (moment
and shear) di daerah sambungan yang dikombinasikan dengan momen dan gaya geser yang terjadi akibat
beban gravitasi (Jirsa, 2009).

Gambar 1. Daerah sekitar hubungan pelat-kolom (Jirsa, 2009)

Str - 2
Pada hubungan pelat-kolom yang menerima transfer gaya geser Vg akibat beban gravitasi pada pelat dan
unbalanced moment Mux dan Muy akibat beban lateral, tegangan geser total yang terjadi pada penampang
kritis menurut ACI 421.1R-99 adalah
Vg  vMu y
vu   (1)
Ac J

dengan Vg = gaya geser hubungan pelat-kolom akibat beban gravitasi, Mu = unbalanced moment
Ac = luas beton pada penampang kritis, x, y = jarak titik terhadap titik berat penampang kritis,
v = merupakan fraksi untuk transfer momen tak-imbang dalam bentuk tegangan geser,
J = properti penampang kritis yang analog dengan momen inersia polar.
Persamaan (1) merupakan tegangan geser total yang terjadi pada penampang kritis, dimana suku pertama
pada ruas kanan merupakan tegangan geser yang diakibatkan beban gravitasi dengan nilai yang seragam pada
seluruh keliling penampang kritis, suku kedua tegangan geser yang terdistribusi secara linear sesuai dengan
jarak titik yang ditinjau (x atau y) ke titik berat penampang kritis (Robertson dkk., 2002).
Berdasarkan desain yang menggunakan drop panel, maka ada hubungan pelat-kolom dibuat tanpa adanya
tulangan geser pada pelat, sehingga property penampang J dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
 l 3 l y l x2  l d 3
J  d x   x (2)
6 2  6
 
dengan lx dan ly = panjang sisi penampang kritis, d = tinggi efektif penampang pelat.
Berdasarkan tegangan geser total yang terjadi pada pelat, perhitungan kontrol punching failure harus
diperhitungkan sesuai dengan persamaan 3.7.
vn  vc  vn  vu ,  = 0.75 (3)

dengan vc = kuat geser nominal.


Drop panel pada struktur flat slab
Struktur flat slab dapat diperkuat dengan menggunakan drop panel (FEMA 356). Beberapa penelitian
struktur flat slab menggunakan drop panel telah dilakukan baik dengan mengacu standar desain yang telah
ditentukan ACI 318-11 maupun dengan memodifikasi dimensi dari drop panel tersebut. Model drop panel
yang digunakan dalam desain struktur flat slab dapat dilihat pada gambar 2.

Drop Panel

Gambar 2. Struktur flat slab dengan drop panel


Drop panel berfungsi untuk mengurangi momen negatif di daerah joint pada pelat, meningkatkan kekakuan
di pelat yang akan memperkecil deformasi yang terjadi akibat pembebanan (ACI 318-11). Drop panel juga
digunakan untuk menebalkan pelat di sekitar kolom (local thickening) pada struktur flat slab di mana drop
panel memberikan kekuatan geser yang cukup memadai untuk menghindari punching shear (Sathawane dan
Deothale, 2012).
Engineered Cementitious Composite (ECC)
Engineered Cementitious Composite (ECC) yang disebut juga sebagai beton yang dapat ditekuk (bendable
concrete) adalah salah satu jenis beton dengan campuran fiber yang kuat dalam menahan tegangan lentur dan
tegangan geser (Li, 2002). ECC juga merupakan salah satu dari jenis Ductile Fiber Reinforced Cementitious
Composite yang menunjukkan perilaku pseudo strain hardening pada kondisi tarik uniaksial, serta meterial

Str - 3
ini memiliki kapasitas regangan tarik yang tinggi (Kakuma dkk., 2010). Pseudo strain hardening dalam fiber
reinforced composites berhubungan dengan fenomena multiple crack yang terjadi pada benda uji dengan
material menggunakan serat pada kondisi tarik uniaksial.
Fiber yang digunakan dalam campuran beton ECC adalah Poly-Vinyl Alcohol (PVA). Properties dari PVA-
ECC dan proporsi mix design untuk kedua material masing-masing ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Properties serat PVA-ECC (Fukuyama dkk., 2000)

Modulus
Diameter Panjang Kuat Tarik Berat Jenis
Elastisitas
40.8 micron 15.0 mm 43.9 GPa 1850 MPa 1.30

Tabel 2. Proporsi campuran bahan dalam fraksi berat (Fukuyama dkk., 2000)

Silica Super- Agregat Agregat


Semen Air
Bahan Fume plasticiser Kasar Halus
(C) (SF) (SP) (W) (CA) (FA)
(Rasio) SF/C SP/C W/(C+SF) CA/(C+SF) FA/(C+SF)
Beton Normal 1.00 0.25 0.03 0.45 - 0.40
PVA-ECC 1.00 - 0.01 0.46 2.63 2.12
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fukuyama dkk. (2000), proses investigasi uji tarik-tekan pada benda uji
silinder dilakukan dengan menggunakan beban bolak-balik untuk mengetahui sifat mekanik uniaksial akibat
pengaruh serat PVA-ECC. Fraksi volume serat PVA-ECC yang digunakan adalah 1.5%. Berdasarkan kurva
hubungan tegangan-regangan pada gambar 3 yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan terjadi
beberapa retak dan strain hardening dengan kapasitas regangan sekitar 1.5% dari tegangannya. Setelah
mencapai kapasitas ultimit, penurunan tegangan secara bertahap terjadi dengan peningkatan regangan akibat
pecahnya serat PVA. Akan tetapi, perilaku getas dalam kondisi tekan masih terjadi setelah kekuatan
maksimum tercapai.

(a) (b)
Gambar 3. Kurva hubungan tegangan-regangan (Fukuyama dkk., 2000)
(a) Tarik dan tekan, (b) Fokus pada tarik
Untuk kasus struktur flat slab yang akan diteliti, beberapa modifikasi akan dilakukan terhadap proporsi
campuran bahan penyusun betonnya karena disesuaikan dengan kondisi lokal, serta fraksi volume fiber. Di
samping itu, metodologi penelitian yang digunakan akan berbeda karena menyesuaikan dengan fasilitas
laboratorium Hasil yang akan diperoleh dari investigasi ini adalah nilai kuat tekan dan kurva tegangan-
regangan dari PVA-ECC.

3. METODA PENELITIAN
Model Benda Uji Struktur Flat Slab
Benda uji yang difokuskan pada penelitian ini adalah prototipe struktur flat slab untuk gedung bertingkat
(multi story) beraturan dengan menggunakan sistem ganda (ACI 318-11). Prototipe disederhanakan menjadi
slab-column connection dalam bentuk model dengan skala 1:2 (half scale). Hal ini mengacu pada penelitian

Str - 4
yang dilakukan oleh Gunadi dkk. (2012). Akan tetapi, karena penelitian yang dilakukan oleh Gunadi dkk.
(2012) berbasis pada peningkatan hubungan pelat-kolom menggunakan stud rail, maka perlu dilakukan
modifikasi desain menggunakan drop panel, rasio tulangan lentur, dan fraksi volume serat PVA-ECC.
Model benda uji dari struktur flat slab yang akan diteliti dapat dilihat pada gambar 4. Ukuran bentang
memanjang dan melintang denah pelat masing-masing adalah 3.0m dan 1.5m, dengan tinggi 1.57m. Tebal
pelat yang digunakan adalah 120mm dan tebal drop panel adalah 60mm. Mutu beton dan baja yang
digunakan adalah f’c = 50Mpa dan fy = 320Mpa (tulangan pelat), fy = 390Mpa (tulangan longitudinal
kolom), fy = 350Mpa (tulangan transversal kolom), sedangkan jenis serat PVA-ECC yang disesuaikan
dengan penelitian Fukuyama dkk. (2000).
kolom
drop panel
pelat

A 300 A 300
kolom
pelat
1500

725
300 500
1000 120 120
525
drop panel 200

300 3000 300 300 3000 300

(a) (b)

Gambar 4. Model benda uji hubungan pelat-kolom struktur flat slab.


(a) Denah benda uji, (b) Section A-A, (satuan dalam mm)
Benda Uji
Pengujian eksperimental dilakukan sesuai dengan ruang lingkup/batasan penelitian yang dilakukan. Benda uji
yang digunakan terdiri dari lima tipe benda uji di mana salah satu benda uji digunakan sebagai spesimen
kontrol sedangkan keempat tipe benda uji yang lain dikembangkan dengan drop panel menggunakan serat
PVA-ECC pada daerah drop panel. Di samping itu, variasi rasio tulangan lentur diperhitungkan untuk
meningkatkan perilaku hubungan pelat-kolom agar dapat memenuhi persyaratan kriteria struktur tahan
gempa (SRPMK) sehingga dapat diterapkan untuk gedung bertingkat pada daerah dengan resiko gempa
tinggi.
Benda uji hubungan pelat-kolom interior yang dirancang dengan ukuran sama dengan detail rasio tulangan
lentur/fraksi volume serat PVA-ECC adalah 1.0%, 1.0%/1.0%, 1.0%/1.5%, 1.5%/1.0%, dan 1.5%/1.5% pada
kelima benda uji secara berturut-turut. Pemilihan variasi rasio tulangan lentur dan fraksi volume serat PVA-
ECC yang berbeda dilakukan untuk mengetahui konfigurasi yang optimum dalam mereduksi punching shear
yang terjadi pada penampang kritis hubungan pelat-kolom akibat beban siklik lateral dan beban gravitasi.
Beban Gravitasi dan Beban Siklik Lateral
Salah satu beban yang diperhitungkan dalam perancangan benda uji adalah beban gravitasi statis. Beban
gravitasi yang dirancang meliputi berat sendiri pelat, superimposed dead load sebagai beban merata pada
pelat, dan beban hidup tereduksi sebagai beban merata pada pelat dalam hal ini minimal 25% dari beban
hidup yang diambil (SNI 03-1726-2012).
Pengujian model benda uji dengan beban siklis lateral dilakukan dengan mengacu pada ACI 374.1-05. Beban
siklis lateral diberikan dalam bentuk displacement control, pada kondisi elastis dan inelastis sampai struktur
mengalami kegagalan (failure). Pembebanan dilakukan dengan drift ratio seperti terlihat pada gambar 5.

Str - 5
Gambar 5. Grafik hubungan siklus dan drift ratio
Set Up Pengujian
Secara umum, tipikal set up pengujian cyclic loading test pada struktur flat slab terlihat pada gambar 6.

7
2

6 1 6
5

Keterangan: (1) Benda Uji, (2) Aktuator, (3) Strong Wall, (4) Strong Floor, (5) Tumpuan Sendi,
(6) Rangka 3D Penumpu Roler, (7) Spreader Beam

Gambar 6. Set up pengujian model struktur flat slab

Proses pembebanan siklis dilakukan secara bertahap, beban siklis meningkat tiap kenaikan siklus. Pengujian
yang dilakukan didasarkan pada penambahan jumlah siklus beban sampai kondisi benda uji mengalami
kegagalan (punching failure). Monitoring yang dilakukan selama pengujian di laboratorium adalah
pengecekan pola keretakan (crack pattern) pada saat retak pertama sampai pada struktur mengalami failure.

4. HASIL YANG DIHARAPKAN


Kekakuan Awal
Benda uji harus sudah mencapai kekuatan nominalnya sebelum drift ratio benda uji tersebut melewati nilai
yang mewakili batasan simpangan ijin (allowable story drift). Pada design code yang dibahas, hal tersebut
dapat diartikan bahwa kekuatan atau gaya lateral yang dihasilkan harus sama dengan atau lebih besar dari
kekuatan nominalnya.

Str - 6
Degradasi Kekakuan
Degradasi kekakuan diartikan sebagai secant stiffness, di mana pada akhir pengujian, yaitu cycle ketiga dari
drift ratio yang lebih besar dari 3.50%, nilai secant stiffness dari drift -0.0035 ke drift +0.0035 dan
sebaliknya tidak lebih kecil dari 0.05 kali nilai kekakuan awal yang dihitung pada kondisi elastis linear.
Degradasi Kekuatan
Nilai gaya lateral punya pada akhir pengujian yaitu pada cycle ketiga dari drift ratio yang lebih besar dari
3.50% tidak boleh kurang dari 75% gaya lateral maksimum pada arah pembebanan yang sama.
Disipasi Energi
Rasio disipasi energi relatif yang dihitung berdasarkan hasil dari cycle ketiga dari batasan drift ratio 0.035
atau 3.50% bernilai sama dengan atau lebih besar dari 1/8.
Daktilitas
Nilai daktilitas simpangann dari struktur tidak boleh kurang dari 4 untuk kondisi fully ductile.

5. DAFTAR PUSTAKA
ACI Committee 374. (2005). Acceptance Criteria for Moment Frames Based on Structural Testing and
Commentary (ACI 374.1-05), American Concrete Institute, USA
ACI - ASCE Committee 421. (2008). Guide to Shear Reinforcement for Slabs (ACI 421.1R-08), American
Concrete Institute
ACI Committee 318. (2011). Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-11) and
Commentary, American Concrete Institute, USA.
American Society of Civil Engineers. (2000) Prestandard and Commentary for the Seismic Rehabilitation
of Buildings (FEMA 356), American Society of Civil Engineers, USA.
Badan Standarisasi Nasional. (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2013), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
Dovich, L. M., & Wight, J. K. (2005). ”Effective Slab Width Model for Seismic Analysis of Flat Slab
Frames”, ACI Structural Journal, 102-S88, 868-875
Erberik, M.A & Elnashai, A.S. (2004). “Fragility Analysis of Flat-Slab Structures”, Engineering Structures
26, 937–948
Fukuyama, H., Sato, Y., Li, V.C., Matsuzaki, Y., & Mihashi, H. (2000). “Ductile Engineered Cementitious
Composite Elements for Seismic Structural Application”, 12th World Conferences on Earthquake
Engineering (WCEE)
Gunadi, R., Budiono, B., Imran, I., & Sofwan, A. (2012). “Studi Eksperimental Perilaku Hubungan Pelat-
Kolom terhadap Kombinasi Beban Gravitasi dan Lateral Siklis”, Jurnal Teoritis dan Terapan
Bidang Rekayasa Sipil, Vol. 19, No.3, 195-205
Hueste, M.B.D., Browning, J.A., Lapage, A., & Wallace, J.W. (2007). “Seismic Design Criteria for Slab-
Column Connections”, ACI Structural Journal, 104-S43, 448-458
Jirsa, J.O. (2009). “Determination of Critical Shear, Moment, and Deformation Interactions For RC Slab-
Column Connections”, Structural Engineering, The University of Texas, Austin
Kakuma, K., Marsumoto, T., Hayashikawa, T., & He, X. (2010). “An Analytical Study on the Stress-Strain
Relation of PVA-ECC Under Tensile Fatigue, Fracture Mechanics of Concrete and Concrete
Structures – High Performance, Fiber Reinforced Concrete, Special Loadings and Structural
Applications”, ISBN 978-89-5708-182-2, Korea Concrete Institute
Li, V.C. (2002). “Reflections on the Research and Development of Engineered Cementitious
Composites (ECC)”, Proceedings, DFRCC-2002, 1-22, Takayama, Japan
McHarg, P.J., Cook, W.D., Mitchell, D., & Yoon, Y-S. (2000). “Benefits of Concentrated Slab
Reinforcement and Steel Fibers on Performance of Slab-Column Connections”, ACI Structural
Journal, 97-S24, 225-235.
Pan, A. & Moehle, J.P. (1989). “Lateral Displacement Ductility of Reinforced Concrete Flat Plates”, ACI
Structural Journal, 250-258
Qian, K., & Li, B. (2013). “Experimental Study of Drop-Panel Effects on Response of Reinforced Concrete
Flat Slabs after Loss of Corner Column”, ACI Structural Journal, 110-S28, 319-330

Str - 7
Robertson, I.N., Kawai, T., Lee, J., & Enomoto, B. (2002). “Cyclic Testing of Slab-Column Connection with
Shear Reinforcement”, ACI Structural Journal, 99-S62, 605-613
Sathawane, A.A., & Deotale, R.S. (2012). “Analysis and Design of Flat Slab and Grid Slab and Their Cost
Comparison”, International Journal of Advanced Technology in Civil Engineering, ISSN: 2231 –
5721, Vol.

Str - 8

Anda mungkin juga menyukai