Anda di halaman 1dari 74

UU D RI 1945

1. JAWATAN KESELAMATAN
UU KETENAGAKERJAAN KERJA

2. JAWATAN PERBURUHAN

DEPARTEMEN
• NAKER
• NAKER TRANS KOP
• NAKER TRANS
• NAKER

 UU 3/51  PENGAWASAN
PERBURUHAN

2
LATAR BELAKANG
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No.
406) sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan Tenaga Kerja tidak hanya di Industri/
Pabrik
3. Perkembangan IPTEK serta kondisi dan situasi
ketenagakerjaan yang semakin berkembang
pengerahan TKKec. Kerja
4. Perlunya pengetahuan K3, pelatihan K3 & Safety
Behaviour
5. Sifat Refresif dan Polisional pada VR. 1910 sudah
tidak sesuai lagi
DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Kepres ;


Kepmen ;Per.Men;SE;
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Tiap-tiap Warga Negara berhak atas pekerjaan


dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Tafsir Ayat
Hak azasi untuk bekerja sesuai harkat.Hak azasi
untuk hidup layak sesuai harkat.
UU 13/2003 Ttg
Ketenagakerjaan

Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
Sejarah UU Keselamatan Kerja
1910 – 1947 – 1970

• Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No 406


Tahun 1910.
• Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No 406
Tahun 1910 diberlakukan di Indonesia oleh DE GOUVERNEUR-
GENERAAL VAN NEDERLANDSCH diubah dengan : Stbl 1917
nr 212, 1917 nr 497 jo 645, 1919 nr 245, 1925 nr 120, 1926 nr
527, 1930 nr 39, 1931 nr 168 dan masa RI. 1947 nr 208.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Sejarah UU Keselamatan Kerja
  1970 

12 Januari 1970

• Undang undang No 1 tahun 1970 tentang


keselamatan Kerja
Mencabut : Veiligheidsreglement. Stbl Van
Nederlandsch Indie No 406 Tahun 1910.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Perbedaan
VR 1910 vs UU 1/1970
• Ruang lingkup :
Tempat kerja

• Sifat : Preventive
• Ruang lingkup : (Pembinaan
Pabrik dan &Koordinatif)
bengkel • Sentralisasi
• Sifat : Represif kebijakan
• Desentralisasi
operasional

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


VR 1910  UU 1/1970
Perluasan dan pembaharuan

• Perluasan ruang lingkup


• Perubahan pengawasan represif menjadi
preventif
• Perumusan teknis yang lebih tegas
• Penyesuaian tata usaha sebagaimana diperlukan
bagi pelaksanaan pengawasan
• Tambahan pengaturan pembinaan keselamatan
kerja bagi manajemen dan TK
• Tambahan pengaturan pemungutan retribusi
tahunan.

11/29/22 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Mempelajari :
• Tujuan UU
• Ruang Lingkup UU
• Penerapan UU Keselamatan Kerja
• Pembinaan dan Pengawasannya Pelaksanaan UU
2. TUJUANPEMBELAJARAN KHUSUS

• Memahami Pengertian Dan Ruang Lingkup


Undang-undang Keselamatan Kerja
• Memahami Landasan Peraturan Dan Undang-
undang Keselamatan Kerja
• Memahami Kewajiban-kewajiban
Pengurus/Pengusaha Dan Tenaga Kerja Dalam
Bidang K3
PERSPEKTIF
(SAFETY)
“ACCIDENT PREVENTION”
(Risk Control)
STRATEGI IMPLEMENTASI K3 :
d. Diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja;

PROGRAM PENGEMBANGAN K3 :
e. Norma K3 dikembangkan sesuai dengan dinamika
perkembangan masyarakat (ERA GLOBAL), industri, teknik
dan teknologi (sumber bahaya semakin beragam dan komplek)
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

TUJUAN (considerants)
Memberikan perlindungan atas keselamatan
 Tenaga kerja
 Orang lain
 Sumber-sumber produksi  agar dapat dipakai
secara aman dan efisien, guna mewujudkan
Produktifitas
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang :
Mengingat :

Dengan pertsetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Mencabut VR 1919
2. Memberlakukan UU No 1 Th 1970

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Undang - Undang No. 1 tahun 1970
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja,
kerja baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok


1. Adanya kegiatan usaha
2. Adanya orang yang bekerja
3. Terdapat sumber bahaya

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Kegiatan Usaha
Motif

◦ Ekonomi maupun
◦ Sosial
Status

◦ BUMN, BUMD
◦ Perusahaan Swasta Nasional maupun
◦ Asing).
Di semua sektor

Undang - Undang No. 1 tahun


11/29/22 1970
Pasal 2 (2)
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja
di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di
permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah
atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran,
api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau
limbah;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan
atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan
rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Penjelasan Pasal 2 (Ruang lingkup)

Dalam ayat ini diperinci sumber bahya


(Hazards) yang dikenal dewasa ini yang
bertalian dengan:
1. Keadaan mesin-mesin, pesawat-
pesawat, alat-alat kerja serta
peralatan lainnya, bahanbahan dan
sebagainya.
2. Lingkungan;
3. Sifat pekerjaan;
4. Cara kerja;
5. Proses produksi.
BAB III
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Pasal 3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat
syarat keselamatan kerja untuk :

18 macam kondisi K3 yang diharapkan (a s/d r)

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian


seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 4
UU No 1 1970
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


•bahan,
•barang,
Syarat K3
•aparat produksi dan
•produk teknis

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 4
UU No 1 1970
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis
ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun
secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,
perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan
pengesahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian
tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis
dan aparat produk guna menjamin keselamatan barang-
barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan umum.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Barang-barang yang mengandung
POTENSI BAHAYA harus dikendalikan
untuk keselamatan :
- Barang itu sendiri
- Tenaga kerja
- Umum
Barang-barang atau Produk teknik harus
LULUS UJI KESELAMATAN

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 4
UU No 1 1970
(3) Dengan peraturan perundangan dapat
dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat
(1) dan (2); dengan peraturan perundangan
ditetapkan siapa yang berkewajiban
memenuhi dan mentaati syarat-syarat
keselamatan tersebut.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Undang – Undang Tujuan K3:
No. 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan
Keselamatan Kerja tenaga kerja maupun orang
lain (keselamatan umum)
• Menjamin sumber produksi
Tempat Kerja aman dan efisien
Unsur : • Menjamin proses produksi
1. Kegiatan Usaha lancar & Produktif
2. Tenaga kerja
3. Sumber bahaya
Termasuk produk
Pola penerapan K3 terhadap produk teknik
dari Luar Negeri
Psl 4

Pemeriksaan/
Pemeriksaan/
perhitungan
pengujian Test
teknis
Berkala

-Pemasangan - Pemakaian
Perencanaan -Pembuatan - Peredaran
-dll - Pengangkutan

Pengesahan
gambar rencana Surat Keterangan
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
Undang undang No 1 tahun 1970

(1)Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap


Undang-undang ini, sedangkan para pegawai
Keselamatan Kerja

pengawas dan ahli keselamatan kerja


ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan
membantu pelaksanaannya.

(2)Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai


pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam
melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan
peraturan perundangan.
PENGAWASAN K3

Pasal 1 (5)
UU 1 tahun 1970

• Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis


berkeahlian khusus dari Depnaker yang ditunjuk oleh
Dasar Hukum

Menteri Tenaga Kerja

Pasal 1 (6)
• “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini
PENGAWASAN K3 ?

Pengawasan dalam prinsip manajemen:


adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi, guna
menilai kesesuaian Pelaksanaan kegiatan
dibandingkan dengan Rencana tujuan yang ingin
dicapai
11/29/22 41
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

Tugas dan Fungsi Pengawas


• Polisionel
• Advis teknis

Dimaksudkan untuk mencegah atau


memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidaksesuaian,
pelanggaran dan lainnya yang tidak
sesuai dengan yang telah ditentukan
Siklus Kebijakan K3
Norma,
Standar, Pengawasan
Objek K3
& Riksa Uji ANALISIS
Prosedur
Kriteria Temuan

Tidak
Sesuai
Sesuai
Norma
STOP SEGEL
Baru
Revisi NOTA

Tindakan
hukum
Kajian
Laporan

Pimpinan
Menteri /
unit
Dirjen
pengawasan 43
Pasal 5

(1) Direktur sebagai pelaksana umum


Undang undang No 1 tahun 1970

(2) Wewenang dan kewajiban :


– direktur (Kepmen No.
79/Men/1977)
Keselamatan Kerja

– Peg. Pengawas (Permen No.


03/Men/1978 dan Permen No.
03/Men/1984)

– Ahli K3 (Permen No.


03/Men/1978 dan Permen No.
4/Men/1992)
GUBERNUR

BUPATI /
WALI
KOTA

UNIT
PENGA
Peg Pengawas WASAN
KK KK
Ahli K3 + Dokter
Pengusaha

PEKERJA
Pasal 5

(1) Direktur sebagai pelaksana umum


Undang undang No 1 tahun 1970

(2) Wewenang dan kewajiban :


– direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
– Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan
Keselamatan Kerja

Permen No. 03/Men/1984)


– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen
No. 4/Men/1992)

Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
(2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen
No. 03/Men/1983)
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 6
Ketentuan banding bagi yang tidak
No 1 tahun 1970
Undang undang

memerima keputusan direktur


Pasal 7
Pengusaha membayar retribusi yang
diatur oleh peraturan perundangan

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
(2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala
pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan
dibenarkan oleh Direktur.
(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan
1. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
2 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
3 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberiaan PK3
4 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 10
(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga
kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban bersama dibidang keselamatan dankesehatan
kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Penjelasan Pasal 10
Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertugas memberi pertimbangan dan dapat membantu
pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam
perusahaan yang bersangkutan serta dapat memberikan
dan penerangan efektif pada para pekerja yang
bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan suatu Badan yang terdiri dari unsur-unsur
penerima kerja, pemberi kerja dan Pemerintah
(tripartite).

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Susunan P2K3
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
Ketua : Manajemen
Sekretaris : AK3
Anggota : (Bipartite)
Dilantik : Disnaker

Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
TRIPARTITE
KELEMBAGAAN K3
DISNAKER
(Unit Pengawasan K3)
Akte
Laporan Pengawasan
•Wajib Lapor Nota

Rekom
Safety Pengurus Safety
Committee Tempat Kerja Officer

Devisi Devisi Devisi

54
UU 1/1970
Sistem & Kelembagaan K3
(SMK3, Safety Officer, Safety Committee, Emergency Team)

PENGUSAHA/PENGURUS
TEMPAT KERJA

Safety
Officer

Safety Fire Emergency


Committee Team

SATUAN UNIT KERJA


2003 UU No.13/2003  SMK3
1996 SMK3 PP 50/2012
1995 Fihak III PJK3 PerMen.04/1995
1992 AHLI K3 PerMen. 02/1992
1988 PJIT Uap KepMen. 1261/1988
(Pengawasan Terpadu)
1987 P2K3 PerMen. 04/1987
1970 UU No. 1 Th 1970 Perluasan ruang lingkup dan
perubahan pola penerapannya
1969 Dari polisionil menjadi
Veiligheidsreglement pembinaan
1947 tahun 1910
(Stbl. No. 406)
1945
Direct Inspection K3 MANDIRI
1910
Pasal 11

(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang


terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh
pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan perundangan.

• Tata cara Pelaporan diatur oleh


Peraturan Perundangan Permen No.
03/Men/1998

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 11
Kewajiban melaporkan kecelakaan kerja

(1) Kewajiban Pengurus untuk melaporkan Kecelakaan


(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (Permen
No. 03/Men/1998)
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MGT SDM
SEJAHTERA

BAHAN LINGKUNGAN KERJA

FAKTOR SAFE
PENYEBAB
PROSES
PRODUCTION

PERALATAN SIFAT PEKERJAAN

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
 Kewajiban pekerja Hak pekerja
a. Memberikan keterangan yang d. Meminta pada Pengurus agar
benar bila diminta oleh dilaksanakan semua syarat-
pegawai pengawas dan atau syarat K3yang diwajibkan;
ahli keselamatan kerja; e. Menyatakan keberatan kerja
b. Memakai alat perlindungan pada pekerjaan dimana syarat
diri yang diwajibkan; K3 serta alat-alat perlindungan
c. Memenuhi dan mentaati diri yang diwajibkan diragukan
semua syarat-syarat olehnya kecuali dalam hal-hal
keselamatan dan kesehatan khusus ditentukan lain oleh
kerja yang diwajibkan; pegawai pengawas dalam
batas-batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 13
Perlindungan terhadap orang lain

Barang siapa akan memasuki


sesuatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja
dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
• secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja
yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada
tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,


semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a.
b.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai
dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-
ahli keselamatan kerja.
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 15 – Ketentuan Penutup

1. Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur


Keselamatan Kerja

lebih lanjut dengan peraturan perundangan


2. Ancaman pidana atas pelanggaran :
Maksimum 3 bulan kurungan atau
Denda maksimum Rp. 100.000
3. Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan
Undang undang No 1 tahun 1970

undang-undang ini paling lama setahun (12


Januari 1970)
Keselamatan Kerja

Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan
kerja  VR 1910 tetap berlaku selama tidak
bertentangan
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 18
Undang-undang ini disebut "UNDANG-
Keselamatan Kerja

UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai


berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya
setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 1

PERATURAN ORGANIK
Kelembagaan
SDM
Keteknikan
Kesisteman
Sektoral
DASAR HUKUM
Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang seuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya K3.
(3) Perlindungan sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
UU No.13 Tahun 2003
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan


sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Sistem Manajemen K3
UU 13-2003
SANKSI
Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yg ditunjuk mengenakan sanksi administratif
atas pelanggaran …. Pasal 87…
(2) ….ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sbgn atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin;
(3) …sanksi adm. …….. diatur lebih lanjut oleh Menteri.
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
PELAKSANAAN K3
• Semua obyek pengawasan K3 secara NORMATIF
harus memiliki dokumen legal (AKTE
IZIN/SURAT
KETERANGAN/SERTIFIKAT/LISENSI)
• Untuk memperoleh LEGALITAS harus melalui
mekanisme pemeriksaan, evaluasi, penilaian,
pengujian sesuai PROSEDUR dan dibandingkan
dengan STANDAR yang berlaku, hasilnya
memenuhi KRITERIA aman / handal / kompeten .
Kewajiban Pengurus
Kewajiban : Pelaksanaan K3
• Mewujudkan lingkungan kerja Mandiri
yang ERGONOMIS, HYGIENIS,  Kebijakan
SAFETY
dan
• Pemeriksaan kesehatan tenaga komitmen manajemen
kerja (awal & berkala) dan penerapan SMK3
Pelayanan Kesehatan  Bentuk Lembaga K3
• Pemeriksan dan pengujian ◦ Safety Officer
sumber-sumber potensi bahaya ◦ Safety Committee
• Pembinaan, pelatihan K3  Siapkan SDM K3
semua pekerja
 Siapkan sarana K3
• Pengukuran kondisi lingkungan
• Wajib menerapkan SMK3 (5  Setiap kecelakaan di
prinsip dasar) investigasi dan
• Menyediakan anggaran K3 dilaporkan
 Anggaran K3
Wassalamualaikum Wr.Wb
Terima Kasih …….

Anda mungkin juga menyukai