Anda di halaman 1dari 82

PESERTA DIKLAT PEMBEKALAN

PENGAWAS
OPERASIONAL PERTAMA
DAFTAR UNIT KOMPETENSI POP
No Kode Unit Judul Unit
1 PMB.PO02.001.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan
terkait Keselamatan Pertambangan
2 PMB.PO02.002.01 Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab
Keselamatan Pertambangan pada Area yang
Menjadi Tanggung Jawabnya
3 PMB.PO02.003.01 Melaksanakan Pertemuan Keselamatan
Pertambangan Terencana
4 PMB.PO02.004.01 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan
5 PMB.PO02.005.01 Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan
Pengendalian Risiko
6 PMB.PO02.006.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan
terkait Keselamatan Lingkungan
7 PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Inspeksi
8 PMB.PO02.008.01 Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan
HIRARKI PERATURAN DI INDONESIA

• UNDANG-UNDANG DASAR (UUD)


1945

Urutan Kekuatan Hukum


• Undang-Undang /PERPU
• Peraturan Pemerintah (PP)
• Peraturan Presiden (PERPRES)
• Peraturan Pelaksana:
• Perarutan Menteri (PERMEN),
• Keputusan Menteri (KEPMEN),
• Instruksi Presiden (INPRES)
• Instruksi Menteri
• Peraturan Daerah (PERDA) : Prop,
Kab/Kota dsb
PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA

Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pelaksanaan K3,


berkaitan dengan 3 aspek :
 LEGALITAS
(LAW/Regulation/Standards)
 MORALITAS
(HUMANITARIAN/human life/welfare)
 EKONOMIS
(COST/values of properties/human of capabilities)
Produk Hukum dapat efektif apabila
memenuhi 2 syarat :
1. Syarat Formil : memenuhi tatacara pembentukan
peraturan perundangan serta tidak melanggar
hierarchi peraturan perundangan;

2. Syarat Materil : isi peraturan perundangan tersebut


harus memenuhi kaidah-kaidah hukum nasional yang
berlaku, mempunyai kepastian hukum dan tidak
bertentangan dengan faktor-faktor sosiologis dan
filosofis.
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
DASAR HUKUM UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA

1. PASAL 27 AYAT (2) UUD 1945 :


Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagI kemanusiaan;

2. PASAL 9 UU NO. 14 TAHUN 1969 :


(Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Ketenagakerjaan)
Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan sesuai
dengan harkat dan martabat dan moral agama.
DASAR HUKUM UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA
PASAL 10 UU NO. 14 TAHUN 1969 :
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma Keselamatan Kerja
2. Norma Kesehatan Kerja dan Hygiene Perusahaan
3. Norma Kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan
rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
DASAR HUKUM
PASAL 27 (2) UUD 1945

PASAL 9 & 10 UU NO.14 TAHUN 1969

UU KK NO.1 TAHUN 1970

PERATURAN PELAKSANAAN

- PP
PERATURAN
- PERMEN
KHUSUS
- KEPMEN
SUBSTANSI UU KK No. 1 Th 1970
• Bab I Istilah
• Bab VII Kecelakaan
– Pasal 1 : Istilah
– Pasal 11 : Pelaporan Kecelakaan Kerja
• Bab II Ruang Lingkup
• Bab VIII Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
– Pasal 2 : Ruang Lingkup berlakunya UU No.
1 th 1970 – Pasal 12 : Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Bab III Syarat2 Keselamatan Kerja • Bab IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
– Pasal 3 : Syarat-syarat K3 – Pasal 13 : Kewajiaban bila memasuki tempat
kerja
– Pasal 4 : Syarat-syarat K3 dlm disain,
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, • Bab X Kewajiban Pengurus
peredaran dst – Pasal 14 : Kewajiban Pengurus
• Bab IV Pengawasan • Bab XI Ketentuan2 Penutup
– Pasal 5 : Pengawasan – Pasal 15 : Sanksi Hukum
– Pasal 6 : Panitia Banding – Pasal 16 : Ketentuan Peralihan, waktu
– Pasal 7 : Retribusi pemberlakuan 1 th stlh diundangkan
– Pasal 8 : Pemeriksaan Kesehatan – Pasal 17 : Ketentuan Peralihan,
pemberlakuan peruu yg ada,
Badan Tenaga Kerja
– Pasal 18 : Judul, waktu mulai berlaku dan
• Bab V Pembinaan
Lembaran Negara RI
– Pasal 9 : Pembinaan K3
• Bab VI P2K3
– Pasal 10 : Pembentukan P2K3 10
UU NO.1 TAHUN 1970
tentang KESELAMATAN KERJA

TUJUAN :
 Memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan :
 Tenaga kerja dan
 Orang lain;
 Memberikan perlindungan kepada asset perusahaan agar
dapat dipakai dengan aman dan efisien;
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
RUANG LINGKUP
PELAKSANAAN UU NO.1 TAHUN 1970 ttg
KESELAMATAN KERJA

DITENTUKAN OLEH 3 UNSUR :


1. TEMPAT KERJA
 Digunakan untuk suatu usaha
2. TENAGA KERJA
 Melakukan pekerjaan
3. SUMBER BAHAYA
 Berpotensi sebagai penyebab kecelakaan
SUMBER BAHAYA DI TEMPAT KERJA

Menurut UU No.1 th 1970 :


1. KONDISI MESIN/PESAWAT/ALAT KERJA/BAHAN
2. LINGKUNGAN KERJA
3. SIFAT PEKERJAAN
4. CARA KERJA
5. PROSES PRODUKSI
SYARAT-SYARAT K3

BERTUJUAN UNTUK :
1. Menghindarkan risiko (avoiding of risk)
2. Mencegah kecelakaan kerja (preventing of
accident)
3. Mengurangi konsekuensi/akibat/dampak
yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja
(mitigating of consequency)
SYARAT-SYARAT K3

DITETAPKAN MELALUI :

1. PENDEKATAN TEHNIS (technical approach)


2. PENDEKATAN PROSEDUR (procedural approach)
3. PENDEKATAN MANUSIA (human approach)
SYARAT-SYARAT K3
(Bab III Pasal 3 UU No. 1 Tahun 1970)

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;


b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Menyelamatkan diri pd waktu kebakaran dan
kejadiaan lain yang berbahaya;
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberikan APD pada para pekerja;
SYARAT-SYARAT K3
(Bab III Pasal 3 UU No.1 Tahun 1970)

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, cuaca, radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengedalikan timbulnya PAK;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaraan udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerja;
SYARAT-SYARAT K3
(Bab III Pasal 3 UU No. 1 Tahun 1970)
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
SYARAT-SYARAT K3 (Bab III
Pasal 4 UU No.1 Tahun 1970)

Syarat-syarat K3 dalam :
 Perencanaan, Pembuatan,
 Pengangkutan, Peredaaran, Perdagangan ,
 Pemasangan, Pemakaian, Penggunaan, Pemeliharaan
 dan Penyimpanan bahan, alat, mesin dan peralatan
produksi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
SYARAT-SYARAT K3
(Bab III Pasal 3 dan 4 UU No. 1 Tahun 1970)

1. Syarat-syarat K3 disesuaikan dengan


perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
2. Ditetapkan dengan Peraturan Perundangan,
PENGAWASAN PELAKSANAAN UU 1 /1970

Dilakukakan oleh :
1. PEGAWAI PENGAWAS (KEMENNAKER)

2. AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(PERUSAHAAN YBS)

21
PETA STAKEHOLDER PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970

 Kebijakan Nasional K3
Penjelasan Pasal 1 (1)
MENAKER
 Pelaksanaan Umum
DIREKTUR Pasal 5 (1)

PEG. PANITIA DOKTER P2K3 SANKSI


PENGAWAS BANDING PEMERIKSA pasal 10 (1) pasal 15
pasal 1 (5) pasal 6 pasal 8 (2)

AHLI K3 RETRIBUSI PENGURUS KECELAKAAN PERALIHAN


pasal 1 (6) pasal 7 pasal 1 (3) pasal 11 pasal 17
pasal 9 & 14
KEWAJIBAN
PENGURUS PERUSAHAAN (I)
1. MEMBAYAR RETRIBUSI PENGAWASAN (ps.7)
2. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI MENTAL DAN
KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA (ps.8)
3. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA SETIAP
TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Alat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat
kerja
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap kerja yang aman
23
KEWAJIBAN
PENGURUS PERUSAHAAN (II)
4. HANYA MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA YANG MEMAHAMI
SYARAT K3 (ps.9)
5. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3 (ps.9)
6. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN K3
YANG BERLAKU (ps.9)
7. MEMBENTUK P2K3 (ps.10)
8. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA (ps.11)

24
KEWAJIBAN
PENGURUS PERUSAHAAN (III)
9. MENEMPATKAN SECARA TERTULIS UU/ SYARAT-SYARAT K3 PADA
TEMPAT YANG MUDAH DILIHAT (ps14)
10. MEMASANG GAMBAR/ POSTER K3 (ps.14)
11. MENYEDIAKAN ALAT PELINDUNG DIRI SECARA CUMA-CUMA
(ps.14)

25
KEWAJIBAN DAN HAK
TENAGA KERJA (I)
1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA DIMINTA OLEH
PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3 (ps.12)
2. MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIWAJIBKAN (ps.12)
3. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3 YANG
DIWAJIBKAN (ps.12)
4. MEMINTA PENGURUS MENTAATI SEMUA SYARAT K3 YANG
DIWAJIBKAN (ps.12)
5. MENYATAKAN KEBERATAN KERJA APABILA SYARAT K3 DAN APD
YANG DIWAJIBKAN DIRAGUKAN (ps.12)

26
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI
TEMPAT KERJA
1. MENTAATI SEMUA PETUNJUK K3 YANG
DIWAJIBKAN (ps.13)
2. MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI YANG
DIWAJIBKAN (ps.13)

27
ANCAMAN PIDANA
ATAS PELANGGARAN

1. HUKUMAN KURUNGAN (ps.15)


2. DENDA (ps.15)

28
SANKSI
UU 13/2003
 Ps. 35 : Kewajiban pemberi kerja memberikan
perlindungan atas K3;
 Ps. 186 : Pelanggaran thd ps. 35 :
I. Sanksi Pidana : kurungan 1 bln (paling
singkat) dan kurungan 4 th (paling lama);
II. Denda : Rp 10 juta (paling sedikit) dan
Rp.400 juta (paling banyak)

29
Pelanggaran atas ps. 87 UU N0.13 th 2003
SANKSI ADMINISTRASI (pasal 190)

a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Pembatalan persetujuan
f. Pembatalan pendaftaran
g. Penghentian sementara sebagian atau
seluruh alat produksi
h. Pencabutan ijin
30
Peraturan Pelaksanaan

MGT SDM
BAHAN LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR TEMPAT KERJA
PENYEBAB
PERALATAN SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
PERATURAN PELAKSANA

Bidang Sektoral
• PP No. 19 / 1973 : Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
• PP No. 11 / 1979 : Keselamatan Kerja Pada
Pemurniaan dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
• Per. Menaker No. 01/1978 : Keselamatan Kerja Pada
Penebangan dan Pengangkutan Kayu
• Per. Menaker No. 01/1980 : Keselamatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan
Bidang Teknis
• PP No. 7/1973 : Pestisida
• PP No. 11/ 1975 : Keselamatan Kerja Radiasi
• Per. Menaker No. 04/1980 : APAR
• Per. Menaker No. 01/1982 : Bejana Tekan
• Per. Menaker No. 02/1983 : Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
• Per. Menaker No. 03/1985 : Pemakaian Asbes
• Per. Menaker No. 04/1985 : Pesawat Tenaga & Produksi
• Per.Menaker No. 05/1985 : Pesawat Angkat & Angkut
• Per. Menaker No. 04/1998 : PUIL
• Per. Menaker No. 02/1989 : Instalasi Petir
• Per.Menaker No. 03/1999 : Lift Listrik
Bidang Kompetensi SDM
• Per. Menaker No. 01/1976 : Wajib Latih Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan
• Per. Menaker No. 01/1979 : Wajib Latih Bagi Paramedis
• Per. Menaker No. 02/1980 : Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
• Per. Menaker No. 02/1982 : Syarat dan Kualifikasi Juru
Las
• Per. Menaker No. 01/1988 : Syarat dan Kualifikasi
Operator Pesawat Uap
• Per. Menaker No. 02/1992 : Ahli K3
• Kep. Menaker No. 407/1999 : Kompetensi Tehnis Lift
• Kep. Menaker No. 186/1999 : Pengorganisasian
Penanggulangan Kebakaran
• Per. Menakertrans No. PER.09/MEN/VII/2010 :
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut

Bidang Kelembagaan dan Sistem


• Per.Menaker No. 04/1987 : P2K3
• Per.Menaker No. 04/1995 : Perusahaan Jasa K3
• Per. Menaker No. 186/1999 : Pelaporan Kecelakaan
Peraturan Perundang-undangan
Keselamatan Pertambangan
PP No.19 TAHUN 1973
Pasal 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas
keselamatan kerja dalam bidang Pertambangan dengan
berpedoman kepada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
serta peraturan-peraturan pelaksanaannya

Pasal 3
(1) Untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang
pertambangan Menteri Pertambangan mengangkat pejabat-
pejabat yang akan melakukan tugas tersebut setelah
mendengar pertimbangan Menteri Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Koperasi;
UU NO. 4 TH 2009
Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
• Ketentuan K3 Pertambangan
• Keselamatan Operasi Pertambangan

Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha
pertambangan oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota
sesuai kewenangan.

Menteri, Gubernur dan bupati /Walikota melakukan


Pengawasan kegiatan usaha pertambangan oleh
pemegang IUP, IPR, IUPK
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:

K3 Pertambangan

Keselamatan Operasi Pertambangan


Pengawasan Keselamatan
Pertambangan Mineral Dan Batubara
Pasca UU No.3 tahun 2020 dan
Tantangan Perkembangan Teknologi
Masa Depan
ISU POKOK
ISU PENDUKUNG
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YG BAIK
PENGAWASAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN OLEH PEMERINTAH
Peraturan Pemerintah Petunjuk Pelaksanaan
UU No 3 Tahun 2020
PP NO. 55 TAHUN 2010
Pasal 13
Menteri, Gubernur dan Bupati /Walikota melakukan
pengawasan kegiatan usaha pertambangan yang
dilakukan oleh pemegang IUP, IPR atau IUPK

Pasal 16
Pengawasan dimaksud pasal 13, meliputi:
 K3 Pertambangan
 Keselamatan Operasi Pertambangan
K3 PERTAMBANGAN (Pasal 26)

KESELAMATAN
KERJA
KESEHATAN
KERJA
LINGKUNGAN
KERJA SMK3
• Manajemen • Ergonomic • Debu • Kebijakan
Risiko • Higienis & • Kebisingan • Perencanaan
• Manajemen Sanitasi • Getaran
Keadaan • Org & Personel
darurat • Program • Pencahayaan
• Impelmentasi
• Administrasi • Pengelolaan • Udara
• Evaluasi & TL
• Program Mkn, Mnum, • Ventilasi
& Gizi • Faktor Kimia • Dokumentasi
• Diklat
• Diagnosis • Radiasi • Tinjauan
• Inspeksi Penyakitt Menajemen
• Faktor Biologi
• Penyelidikan
• Kebersihan
Keselamatan Operasi Pertambangan
1. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan
2. Pengamanan instalasi
3. Tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten
4. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan
dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan kelayakan;
5. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan;
6. keselamatan bahan peledak dan peledakan;
7. keselamatan fasilitas pertambangan;
8. keselamatan Eksplorasi;
9. keselamatan tambang permukaan;
10. keselamatan tambang bawah tanah; dan
11. keselamatan kapal keruk/isap.
Peraturan Baru KP

• PERATURAN MENTERI ESDM NO 26 TAHUN 2018, Tentang


pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik dan
pengawasan pertambangan mineral dan batubara

• KEPUTUSAN MENTERI ESDM NO 1827 K/30/MEM/2018,


Tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan
yang baik
TIDAK BERLAKU

• Kepmen 555.K/M.PE/1995, tentang K3


Pertambangan
• Permen No 38 Tahun 2014, tentang penerapan
SMKP
PERATURAN MENTERI ESDM
NO 26 TAHUN 2018
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 3 :
Pemegang IUP & IUPK (Eksplorasi, Operasi Produksi ) wajib
melaksanakan kaidah pertambangan yang baik

A. Kaidah teknik pertambangan B. Tata kelola pengusahaan


yang baik pertambangan

Pasal 4 :
Pemegang IUP Produksi Khusus Pengolahan Pemurnian wajib
melaksanakan kaidah pertambangan yang baik

A. Kaidah teknik pengolahan / B. Tata kelola pengusahaan


pemurnian yang baik pengolahan/pemurnian
Pasal 5 :
Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah pertambangan
yang baik

A. Kaidah teknik usaha jasa B. Tata kelola pengusahaan


pertambangan yang baik jasa pertambangan
Dalam pelaksanaan aspek teknis pertambangan,
pemegang IUP/IUPK wajib :

• menggunakan metode Eksplorasi, Penambangan, Pengolahan


dan/atau Pemurnian, dan Pengangkutan sesuai dengan
persetujuan RKAB Tahunan;
• menggunakan tenaga teknis pertambangan yang berkompeten;
• menyusun rencana kerja yang transparan, akuntabel, dan
rasional; dan/atau melaksanakan kegiatan pertambangan yang
tuntas dan optimum sesuai dengan rencana kerja dan memenuhi
kelaikan teknis.
Pemegang IUP/IUPK wajib melaksanakan ketentuan
keselamatan pertambangan (ps 14 & Ps 16)
• Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat
pelindung diri, fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan
untuk terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan;
dan
• Membentuk dan menetapkan organisasi bagian
keselamatan pertambangan berdasarkan pertimbangan
jumlah pekerja, sifat, atau luas area kerja.
• Berdasarkan Studi Kelayakan, Dokumen Lingkungan Hidup,
dan RKAB Tahunan yang telah disetujui
Meliputi pelaksanaan aspek:
• Teknis pertambangan;
• Konservasi Mineral dan Batubara;
• Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
• Keselamatan operasi pertambangan;
• Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, dan
Pascatambang, serta Pascaoperasi;dan
• Pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun,
pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan
Pemegang IUP / IUPK :
• Mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan
(mendapatkan pengesahan KaIT) (Ps 7)
• Wajib memiliki KTT sebelum memulai kegiatan (Ps 10)
• Jika ada tambang bawah tanah wajib menunjuk KTBT yang
bertanggung jawab kepada KTT (Ps 7)
• KTT dan KTBT wajib memiliki kompetensi di bidang teknis
pertambangan.
• Memiliki tenaga teknis pertambangan (Ps 7)
• Kompetensi KTT, KTBT dan tenaga teknis ditetapkan oleh Menteri
(Ps 7)
Kaidah teknik yang baik IUP Khusus
pengolahan/pemurnian
Meliputi pelaksanaan aspek:
• Teknis kegiatan pengolahan / pemurnian;
• Keselamatan pengolahan / pemurnian;
• Pengelolaan lingkungan hidup serta Pascaoperasi;
• Konservasi Mineral dan Batubara;
Pemegang IUP Khusus Pengolahan /pemurnian wajib
• Mengangkat Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan
(PTL) sebagai pimpinan tertinggi di lapangan
(pengesahan dari KaIT) (Ps 8)
• sebelum memulai kegiatan usahanya wajib menunjuk
PTL (Ps 10)
• memiliki tenaga teknis (Ps 8)
• PTL dan tenaga teknis wajib memiliki kompetensi sesuai
(Ps 8)
Kaidah teknik yang Baik IUJP

meliputi:
• upaya pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan
pertambangan, konservasi Mineral dan Batubara, dan teknis
pertambangan sesuai dengan bidang usahanya; dan

• kewajiban untuk mengangkat penanggung jawab operasional


sebagai pemimpin tertinggi di lapangan.
Pemegang IUJP wajib :
• mengangkat penanggung jawab operasional (PJO) di
lapangan (pengesahan dari KTT) (Ps 9)
• memiliki tenaga teknis pertambangan (Ps 9)
• PJO dan tenaga teknis wajib memiliki kompetensi sesuai
dengan bidang usaha IUJP (Ps 9)
KEPMEN ESDM
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik
Lampiran 1
• KTT
• KTBT
• PTL
• PJO
• Pengawas Operasional
• Pengawas Teknis
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
1. membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik;
2. mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
3. mengesahkan PJO;
4. melakukan evaluasi kinerja PJO;
5. memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang
beroperasi di bawahnya memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
6. menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan;
7. menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada KaIT
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
8. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
9. melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses bisnis dan
subproses kegiatan pertambangan;
10. menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan
melakukan pengawasan penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa
pertambangan yang bekerja di wilayah tanggung jawabnya;
11. melaporkan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik
kepada KaIT, baik laporan berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
12. melaporkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan secara berkala sesuai dengan bentuk yang ditetapkan;
69
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
13. melaporkan jumlah pengadaan, penggunaan, penyimpanan, dan
persediaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun secara
berkala setiap 6 (enam) bulan;
14. melaporkan adanya gejala yang berpotensi menimbulkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
15. menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 (satu
kali dua puluh empat) jam setelah terjadinya kasus lingkungan
berikut upaya penanggulangannya;
16. menyampaikan pemberitahuan awal dan melaporkan kecelakaan,
kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan
penyakit akibat kerja;
17. menyampaikan laporan audit internal penerapan sistem
manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batubara;
70
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
18. menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan pada tempat yang berpotensi
menimbulkan perusakan dan pencemaran lingkungan;
19. menetapkan tata cara baku untuk penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik;
20. melaksanakan konservasi sumber daya mineral dan batubara;
21. KTT menetapkan tata cara baku kegiatan pengelolaan teknis
pertambangan mineral dan batubara.

71
Pengawas Operasional
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan pemegang
IUP melalui KTT/PTL mengangkat Pengawas Operasional
Kriteria Pengawas Operasional meliputi:

1. Memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional


atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT sesuai
jenjang jabatannya;
2. Menduduki jabatan di dalam divisi atau departemen
operasional pertambangan;
3. memiliki anggota yang berada di bawahnya dan/atau
melakukan pengawasan terhadap divisi atau
departemen lainnya;
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Operasional

1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan


dan kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi
bawahannya;
2. melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan dari semua orang yang
ditugaskan kepadanya; dan
4. membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan,
inspeksi, dan pengujian;

73
Pengawas Teknis
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk
keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharan yang
benar dari semua peralatan yang menjadi tugasnya;
2. Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan
dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
3. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan,
dan pengujian dari pekerjaan permesinan dan kelistrikan serta
peralatan;
4. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan,
pemeriksaan, dan pengujian;
5. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua
permesinan dan peralatan sebelum digunakan, setelah dipasang,
kembali atau diperbaiki
Lampiran 2
PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNIS PERTAMBANGAN
1. Sarana dan prasarana
2. Peta Tambang
3. Personil yang berkompeten
4. Kegiatan Penambangan (dari eksplorasi, study kelayakan,
konstruksi dan pengujian (commissioning), pemanfaatan
teknologi, penambangan, Pasca tambang)
Lampiran 3
PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
DAN KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN
MINERAL DAN BATUBARA
Lampiran 4
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Lampiran 5
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Lampiran 6
PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
SERTA PASCAOPERASI PADA KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Lampiran 7
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSERVASI MINERAL DAN
BATUBARA
KEPDIRJEN NO. 185.K/37.4/DJB/2019

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan


Pertambangan dan Pelaksanaan,Penilaiaian
dan Pelaporan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai