Anda di halaman 1dari 29

PERUNDANG-UNDANGAN K3

 Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :Tiap-tiap warga negara be


rhak atas pekerjaan dan penghidupan yang la yak bagi
kemanusiaan.
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk mempe
roleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan marta
bat manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselen
ggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan p
erundang-undangan yang berlaku.
Pasal 87 :
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manaje
men keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegr
asi deangan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen k
eselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimak
sud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerinta
h.
Penjelasan Pasal 86 :
Ayat (1) : Cukup jelas
Ayat (2) : Upaya keselamatan dan keseh
atan kerja dimaksudkan untuk memberikan ja
minan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pe
ncegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerj
a, pengendalian bahaya di tempat kerja, prom
osi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Ayat (3) : Cukup jelas
Sejarah Hukum K3 di Indonesia :
(Stoom Wet 1853)
Tahun 1910 : VR
Tahun 1930 : UU Uap 1930
Tahun 1951 : UU No. 2 Tahun 1951
Tahun 1970 : UU No. 1 Tahun 1970
Tahun 1992 : UU No. 3 Tahun 1992
Tahun 2003 : UU No.13 Tahun 2003
PP No.50 Tahun 2012.
UNDANG-UNDANG
No. 1 TAHUN 1970
Tentang
KESELAMATAN KERJA
SISTEMATIKA :
 Judul
 Konsiderans menimbang
 Konsiderans mengingat
 11 Bab
 18 pasal.
Struktur :
Pertimbangan dikeluarkannya (menimbang)
Landasan hukum (mengingat)
Batang Tubuh :
Bab I : Tentang istilah-Istilah (1 pasal)
Bab II : Ruang Lingkup (1 pasal)
Bab III : Syarat-Syarat Keselamatan Kerja (2 pasal)
Bab IV : Pengawasan (4 pasal)
Bab V : Pembinaan (1 pasal)
Bab VI : P2K3 (1 pasal)
Bab VII : Kecelakaan (1 pasal)
Bab VIII : Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja (1 pasal)
Bab IX : Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja (1 pasal)
Bab X : Kewajiban Pengurus (1 pasal )
Bab XI : Ketentuan-Ketentuan Penutup (4 pasal)
Penjelasan
Judul : KESELAMATAN KERJA
Meskipun judul undang-undang ini berbunyi keselam
atan kerja, namun materi muatannya juga berkaitan
dengan kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Conto
h, dapat dilihat pada pasal 3.

Karena materi muatannya sebagian besar mencakup


kesehatan kerja (termasuk lingkungan kerja) maka d
apat dikatakan bahwa UU ini adalah UU yang menga
tur tentang K3.

Pertanyaannya adalah “Apa yang dimaksud dengan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ?”
Menimbang :
a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlin
dungan atas keselamatannya dalam melakukan p
ekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan p
roduksi dan produktivitas, serta produktivitas nasio
nal;
b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan d
ipergunakan secara aman dan efesien.
 Tiga hal tersebut kemudian dipandang sebagai
tujuan K3, yaitu melindungi tenaga kerja, orang
lain yang berada di tempat kerja, dan sumber-s
umber produksi.
Mengingat :
1.Pasal-pasal 5, 20, dan 27 UUD 1945
2.Pasal-pasal 9 dan 10 UU No. 14 Tahun 1969
tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja
UUD 1945 :
 Pasal 5 : Presiden memegang kekuasaan memben
tuk undang-undang dengan persetujuan DPR
Pasal 20 ayat (1) : Tiap-tiap undang-undang mengh
endalki persetujuan DPR
Pasal 20 ayat (2) : Jika sesuatu rancangan undang
-undang tindak mendapat persetujuan DPR, maka ra
ncangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persid
angan DPR masa itu
 Pasal 27 ayat (1) : Segala warga negara bersamaan kedudu kann
ya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung huku
m dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
 Pasal 27 ayat (2) : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
UU No.14 Tahun 1969 :
 Pasal 9 : Tiap-tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindung-
an atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan m
oril kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manu
sia dan moral agama.
 Pasal 10 : Pemerintah membina :
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam h
al kecelakaan kerja
LATAR BELAKANG
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No.
406) sudah tidak sesuai lagi, pengawasanya bersi
fat represif.
2. Industrialisasi berkembang pesat, mekanisasi, el
ektrifikasi, penggunaan bahan beracub dan berb
ahaya semakin meningkat,
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi da
n situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah
tidak sesuai lagi
Bab I, Pasal 1 :
(1)Tempat Kerja : tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja
atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usa
ha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
sebagaimana diperinci dalam pasal 2. Termasuk tempat kerj
a ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan deng
an tempat kerja tersebut.
(2)Pengurus : Orang yang mempunyai tugas memimpin langs
ung suatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
(5) Pegawai Pengawas : Pegawai teknis berkeahlian khusus d
ari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Ten
aga Kerja
(3) Pengusaha :
a.Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha
milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat k
erja;
b.Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjal
ankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja;
c.Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang
atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jika kalau yang
diwakili berkedudukan di luar Indonesia.
(6) Ahli Keselamatan Kerja : Tenaga teknis berkeahlian khus
us dari luar departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh Mente
ri Tenaga Kerja untuk mengawasi diataatinya Undang-Undang
ini. Permenaker No.02/Men/1992
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II, RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Yang diatur dalam UU ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempa
t kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maup
un di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum RI.
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat k
erja di mana : terdapat 18 item, huruf a s.d r
Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan dengan :
a. Keadaan mesin/alat/bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat K3
Pasal 3
Ayat (1) pasal ini dicantumkan arah dan sasaran yang akan di
capai melalui syarat-syarat K3 (18 item), huruf a s.d r.
Ayat (2) kemungkinan pengembangan syarat-syarat K3 di luar
ayat (1) berdasarkan perkembangan IPTEK.
Pasal 4
• Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan
s/d pemeliharaan
• Mengatur prinsip-prinsip teknis ilmiah tentang bahan dan
produksi teknis
• Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK
dapat ditetapkan lebih lanjut
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5

(1) Direktur sebagai pelaksana umum


(2) Wewenang dan kewajiban :
• Direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
• Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No.
03/Men/1984)
• Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 02/Men
/1992)

Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

Pasal 7 Retribusi, Tahun 1997 telah dicabut


Pasal 8
• Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
• Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No. 03/Men
/1983)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 9 - Pembinaan

(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru


(2) Pengurus hanya mempekerjakan pekerja yang telah memahami s
yarat-syarat K3
(3) Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3

Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984)

Pasal 11 - Kecelakaan
• Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
• Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No. 03/
Men/1998)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK

a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)


b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak dipe-nu
hi dan APD yang wajib diragukan

Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja


Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati
K3 dan memakai APD yang diwajibkan
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
• Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 da
n peraturan pelaksananya)
• Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
• Menyediakan APD secara cuma-cuma
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 15 – Ketentuan Penutup

(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut dengan pe


raturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :
• Maksimum 3 bulan kurungan atau
• Denda maksimum Rp. 100.000
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran

Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling l
ama setahun (12 Januari 1970)
Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910 teta
p berlaku selama tidak bertentangan
Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerj
a dalam LNRI No. : 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

• Secara sektoral
• Pembidangan teknis
• Pendekatan SDM
• Penedekatan Kelembagaan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
• Secara sektoral
- PP No. 19/1973
Pengawasan K3 di bidang Pertambangan
- PP No. 11/ 1979
K3 pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak Gas
Bumi
- Permenaker No. 01/1978
K3 Dalam Penebangan dan Pengangkutan Kay
u
- Permenaker No. 01/1980
K3 Pada Konstruksi Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

• Pembidangan Teknis
- PP No. 7/1973 - Pestisida
- PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi
- Permenaker No. 04/1980 - APAR
- Permenaker No. 01/1982 - Bejana Tekan
- Permenaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Ke
ba-
karan Otomatik
- Permenaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
- Permenaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Pro
d.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

• Pembidangan Teknis
- Permenaker No. 04/1998 - PUIL
- Permenaker No. 02/1989 - Instalasi Petir
- Permenaker No. 03/1999 - Lif Listrik
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
• Pendekatan SDM
- Permenaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan
- Permenaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
- Permenaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Te
na
ga Kerja
- Permenaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru
Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan kwalifikasi Oper
a
tor Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

• Pendekatan SDM
- Permenaker No. 01/1979 - Syarat dan Kwalifikasi Operator
Angkat dan Angkut
- Permenaker No. 02/1992 - Ahli K3
- Kepmenaker No. 407/1999 - Kompetensi Tehnis Lift
- Kepmenaker No. 186/1999 – Pengorganisasian Penang-
gulangan Kebakaran
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

• Pendekatan Kelembagaan & Sistem


- Permenaker No. 04/1987 - P2K3
- Permenaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3
- Permenaker No. 05/1996 - SMK3
- Permenaker No. 186/1999 - Pelaporan Kecelakaan
TERIMA KASIH

SELAMAT MENERAPKAN

Anda mungkin juga menyukai