HASAN MANGALLE,SH, MH
1. KASI K3
2. PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
3. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
4. PENGAWAS SPESIALIS PAA
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
HASAN MANGALLE, SH
1. KEPALA SEKSI K3
2. PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
NAKER
3. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PPNS)
4. PENGAWAS SPESIALIS PAA
3
LAMBANG K3
Lambang (Logo/Simbol) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
beserta arti dan maknanya terdapat dalam Kepmenaker RI
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
. Berikut penjelasan mengenai arti dan makna
lambang/logo/simbol K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) :
1.Bentuklambang K3: palang dilingkari roda bergigi sebelas
berwarna hijau di atas warna dasar putih.
2.Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 :
Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
Warna Putih : bersih dan suci.
Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020
Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Pasal I
16. Operator adalah Tenaga Kerja yang mempunyai kemampuan dan
memiliki keterampilan khusus dalam pengoperasian Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut.
HUKUM KETENAGAKERJAAN
HUKUM
PERDATA HUKUM
PIDANA
LEX GENERALIS
LEX SPESIALIST
UU KK No. 1 / 1970
UU UAP 1930
UU PETASAN
UU REL INDUSTRI
UU BARANG
UU LINGK. HIDUP PER. PELAKSANAAN
DASAR HUKUM - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945
Peraturan Pelaksanaan
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi norma
keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti
kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
UU No.13 Thn.2003 Tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86
1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
BAB I – XI
Pasal 1 - 18
BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
PASAL 1
3) “Pengusaha” ialah :
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha
milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan
tempat kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk
keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang
atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jika kalau
yang mewakili berkedudukan diluar Indonesia.
PASAL 1
Pasal 5
Pasal 7
Pasal 2
1) Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar
tenaga kerja yang diterima dalam kondisi kesehatan
yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit
menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan
cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
bersangkutan dan tenaga kerja lain-lainnya yang dapat
dijamin.
2) Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam pasal 2
ayat (2) UU No. 1 Th 1970 harus mengadakan
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
Pasal 3
1) Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk
mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-
usaha pencegahan.
2) Semua perusahan sebagaimana dimaksudkan pasal 2 ayat
(2) tersebut diatas harus melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya
1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur
Jendral Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
Pasal 5
Pasal 10
Pasal 2
1) Setiap Tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha
atau pengurus wajib membentuk P2K3
2) Tempat Kerja dimaksud ayat (1) ialah:
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
memperkerjakan 100 orang atau lebih
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
memperkerjakan < 100 orang, akan tetapi menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang mempunyai resiko yang
besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan
dan penyinaran radio aktif
Pasal 3
1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan
pekerja yang susunannya terdiri dari ketua,
Sekretaris dan Anggota
2) Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari
perusahaan yang bersangkutan
3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau pengurus
yang bersangkutan
Pasal 4
1) P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan
pertimbangan baik dimintak maupun tidak
kepada pengusaha atau pengurus mengenai K3
2) P2K3 mempunyai fungsi ;
a. Menghimpun dan mengelola data tentang K3 di
tempat kerja
b. Membentu menunjukkan dan menjelaskan kpd setiap
tenaga kerja tentang ;
b. Membentu menunjukkan dan menjelaskan kpd setiap
tenaga kerja tentang ;
Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran
dan peledakan dan cara penanggulanganya
Faktor yg dpt mempengaruhi efesiensi dan produktifits
kerja
APD bagi tenaga kerja yg bersangkutan
Cara dan sikap yg benar dan aman dalam
melaksanakan pekerjaan
c. Membantu pengusaha dan pengurus dalam hal ;
Mengevaluasi cara kerja, proses dan ling. kerja.
Menentukan tindakan dgn alternatif terbaik
Mengembangkan sistim pengendalian bahaya K3
Mengevaluasi timbulnya kecelakaan kerja, dan PAK
serta mengambil langkah-langkah yg diperlukan
Mengembangkan penyuluhan penelitian di Bid. K3
Melaksanakan pementauan terhadap gizi kerja dan
penyelenggaraan makanan di perusahaan
Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja
Mengembangkan laboratorium K3 dan melakukan
pemeriksaan
BAB VII
KECELAKAAN
Pasal 11
1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan
atau hak tenaga kerja untuk :
Pasal 13
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-
undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
kesehatan kerja.
Pasal 2
1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja
2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku
3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dibberikan oleh pengusaha secara cuma-
cuma
Pasal 3
Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada
waktu undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan didalam satu tahun
sesudah undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
menurut atau berdasarkan undang-undang ini.
Pasal 17
Selama Peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan
dalam undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan
dalam bidang keselamatan kerj yang ada pada waktu undang-
undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini.
Pasal 18
Undang-undang ini disebut “Undang-undang Keselamatan Kerja”
dan mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap
orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
undang-undang ini dengan penempatannya dalam lembaran
Negara Republik Indonesia.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
MANAGEMENT
SDM
BAHAN
Lingkungan Kerja
AMAN Prod’s
FAKTOR PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT
PENYEBAB
Sifat Pekerjaan
Proses Produksi
ANALISIS
62