Anda di halaman 1dari 108

UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1970

TENTANG
KESELAMATAN KERJA
PENDEKATAN K3
• Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan .
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan penderitaan
bagi sikorban/keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan masyarakat
• K3 merupakan hak semua orang
SEJARAH PERATURAN PERUNDANGAN K3
ZAMAN PEJAJAHAN BELANDA

12 JANUARI 1970

Veiligheids Reglement UNDANG UNDANG


No: 1 TAHUN 1970
Th 1910 TENTANG
S/d KESELAMATAN KERJA
Th.1970
Sifat :
Repressive
Sifat
Preventive
(Pembinaan)
Perubahan mendasar :
1. Lebih bersifat preventif
2. Memperluas ruang lingkup
3. Tidak terbatas pengamanan alat produksi.
4. Bersifat desentralisasi
5. Perumusan tehnis yang lebih tegas
6. Tambahan pembinaan kepada Pengusaha
dan Tenaga Kerja
INSTANSI YG TERLIBAT

1. Pemerintah - lintas sektor


- lembaga pendidikan
2. Swasta - asosiasi profesi
- asosiasi pengusaha
- serikat pekerja / buruh
3. Masyarakat / pengusaha / pekerja
4. Perusahaan
5. Lembaga Internasional : NIOSH
DASAR HUKUM

1. UUD 1945
2. UU No 13 TAHUN 2003 (UU
NO. 14 TAHUN 1969)
3. UU No. 1 tahun 1970

Policy Nasional K3 berada ditangan Menteri yang


bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan
Ps.5, 20, 27 (2) UUD 1945 UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA.

1. Ps. 9, 10 UU No. 14/1969 Diganti UU No.13/2003


Ps. 86, 87

UU KK No.1/1970

PERATURAN PELAKSANAAN

 PERATURAN KHUSUS  PERATURAN PEMERINTAH


 PER PRES
 PER MEN  Kep/SE Dirjen
 PERDA
 Kep. Gub/Bup/WaKOt
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA.

UU No.13 /2003

p. 87
p. 86
UU No.1/1970

PP - SMK3
UU No.1/1970

Tempat Kerja Tempat Kerja Perusahaan


UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan

UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


1. Pasal 2
Pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar R.I tahun 1945.
2.
2. Pasal
Pasal 86
86
((1)
1) Setiap
Setiap pekerja
pekerja // buruh
buruh mempunyai
mempunyai hak
hak untuk
untuk memperoleh
memperoleh
perlindungan
perlindunganatas
atas::
a.
a.keselamatan
keselamatandan
dankesehatan
kesehatankerja
kerja
b.
b.Moral
Moraldan
dankesusilaan
kesusilaan
c.c.Perlakuan
Perlakuanyang
yangsesuai
sesuaidengan
denganharkat
harkatdan
danmartabat
martabat
manusia
manusiaserta
sertanilai-nilai
nilai-nilaiagama.
agama.
(2)
(2)Untuk
Untukmelindungi
melindungikeselamatan
keselamatanpekerja
pekerja//buruh
buruhguna
gunamewujudkan
mewujudkan
produktivitas
produktivitaskerja
kerjayang
yangoptimal
optimaldiselenggarakan
diselenggarakanupaya
upayaK3.
K3.
(3)
(3) Perlindungan
Perlindungansebagaimana
sebagaimanapadapadaayat
ayat(1)
(1)dan
danayat
ayat(2)
(2)dilaksanakan
dilaksanakan
dengan
denganperaturan
peraturanperundangan
perundanganyangyangberlaku.
berlaku.
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86
1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja
3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan dengan peraturan yang berlaku.

11
Penjelasan

Pasal 86
1) Cukup jelas
2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan
untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
3) Cukup jelas

12
Pasal 87

1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah

13
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

TUJUAN (considerants)
1. Memberikan perlindungan atas keselamatan
- Tenaga kerja
- Orang lain
2. Sumber-sumber produks dapat dipakai
secara aman dan efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan dengan
lancar dan produktif
UU No.1 TAHUN
BAB I -ISTILAH 1970
Pasal 1
1. Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
a) Ruangan/ lapangan (1) Pengurus
b) Tertutup/ terbuka (2) Sumer bahaya
c) Bergerak/ tetap (3) usaha

2. Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)


3. Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja

4. Direktur , pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)

5. Pegawai pengawas ketenagakerjaaan dan spesialis.

6. Ahli keselamatan kerja tenaga tekhnis berkeahlian khusus dari luar


Depnaker
15
RUANG LINGKUP
Psl. 2
Tempat kerja : di darat, dalam tanah, permukaan
air, dalam air,udara wil. Hukum RI

Jenis-jenis
Jenis-jenis usaha
usaha (tempat
(tempat kerja)
kerja) yang
yang diwajibkan
diwajibkan
melaksanakan
melaksanakan syarat
syarat K3,
K3, tempat
tempat kerja
kerja yang
yang mempunyai
mempunyai
sumber
sumber bahaya,
bahaya, yg
yg berkaitan
berkaitan dengan
dengan ::
a.
a. Keadaan
Keadaan mesin,pesawat,alat
mesin,pesawat,alat kerja,
kerja,
peralatan dan bahan
peralatan dan bahan
b.
b. Sifat
Sifat pekerjaan
pekerjaan
c.
c. Cara
Cara bekerja
bekerja
d.
d. lingkungan
lingkungan
e.
e. Proses
Proses produksi
produksi
RUANG LINGKUP
- BAB II, pasal 2.
Yang diatur oleh UU ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.

- UU No.1 tahun 1970  tempat kerja :


- Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
- Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
- Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.
Psl. 3
SYARAT-SYARAT K3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan
kerja untuk :

1. Pencegahan kecelakaan (kebakaran, peledakan, Pencemaran) dan PAK


2. Penyediaan sarana pengendalian sumber bahaya.

(18 butir bentuk sumber bahaya yang dirumuskan harus dikendalikan)


Pola penerapan K3
Psl 4

Pemeriksaan/ Pemeriksaan/ Test


perhitungan pengujian
teknis Berkala

-Pemasangan
-Pembuatan - Pemakaian
-dll
- Peredaran
Perencanaan - Pengangkutan

Pengesahan Pengesahan Termasuk


Termasuk
gambar rencana Pemakaian produk
produk
dari
dari Luar
Luar
Negeri
Negeri
PENGAWASAN
- Pasal 5 Undang-Undang No 1 th 1970
- Direktur  Pengawasan umum
- Pengawas Ke-TK-an dan Ahli K3  mengawasi langsung

• Pengawasan Keselamatan Kerja


 Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh manajemen puncak
yang hanya melakukan audit terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.
Pengawasan Keselamatan Kerja
 Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh
manajemen puncak yang hanya melakukan audit
terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja 21
SISTEM KELEMBAGAAN PENGAWASAN K3 UU No. 1 TAHUN 1970

Pasal 5 MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI DOKTER


PENGA K3 PEMERIKSA P2K3
WAS

KAB/KOTA LUAR - POLI PRSH Perusahaan


KEMENAKERTRAN - JASA KESEH
S

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
Pasal 6
Ketentuan banding bagi yang tidak memerima keputusan
direktur (belum diatur)

Pasal 7
Pengusaha membayar retribusi yang diatur oleh peraturan
perundangan
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 8
• Pemeriksaan kesehatan badan,kondisi mental dan
kemampuan tenaga kerja :
Baru
Yang hendak dipindah ke tugas lain
( potensi bahaya)
• Oleh Dokter yg ditunjuk oleh perusahaan dan dibenarkan oleh
Direktur
Pasal
Pasal 99 Pembinaan
Pembinaan
• Pengurus wajib menjelaskan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
• Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
• Melakukan pembinaan
 Pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 Peningkatan K3
 Pemberiaan P3K
• Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3

Undang - Undang No. 1 tahun 1970


KWAJIBAN MANAJEMEN (UU.N0.1 Tahun 1970

1. PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA

2. MENJELASKAN T.K BARU


- Kondisi dan bahaya
- Semua pengamanan yang
diharuskan
- APD bagi tenaga kerja yg
bersangkutan
- Cara dan sikap yang aman
3. PEMBINAAN DALAM
- Pencegahan
- pence. Kecelakaan
Kebakaran
- Peningkatan K3
- Pemberian PPPK

4. MEMENUHI DAN MENTAATI


PERSYARATAN K3
7. MEMASANG GAMBAR / POSTER K3

8. MENYEDIAKAN APD CUMA CUMA


(BAGI TK DAN ORANG LAIN)

9. MEMBENTUK P2K3
Pasal
Pasal 10
10
P2K3
P2K3
(( PANTIA
PANTIA PEMBINA
PEMBINA KESELAMATAN
KESELAMATAN DAN
DAN KESEHATAN
KESEHATAN KERJA)
KERJA)

 Fungsi
 Wadah kerjasama peningkatan bidang K3 antara :
- Pihak perusahaan (managemen)
- Pihak pekerja
 Susunan
 Diatur dan tetapkan oleh Menteri
 Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
Pasal
Pasal 11
11
Kewajiban
Kewajiban melaporkan
melaporkan kecelakaan
kecelakaan kerja
kerja

•• Pengurus
Pengurus wajib
wajib melaporkan
melaporkan kecelakaan
kecelakaan yang
yang terjadi
terjadi
di
di tempat
tempat kerja
kerja
•• Tata
Tata cara
cara Pelaporan
Pelaporan diatur
diatur oleh
oleh Peraturan
Peraturan
Perundangan
Perundangan Permen
Permen No.
No. 03/Men/1998
03/Men/1998

01/23/2021 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal
Pasal 12
12
Kewajiban
Kewajiban dan
dan Hak
Hak Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja

Kewajiban
Kewajiban Hak
•• Memberikan Hak
Memberikanketerangan
keterangan •• Meminta
Memintapengurus
pengurus
pada
padaPegawai
PegawaiPengawas
Pengawas untuk
•• Memakai untukmelaksanakan
melaksanakan
MemakaiAPD
APD Syarat
SyaratK3K3
•• Memenuhi
Memenuhidan
danmentaati
mentaati •• Menyatakan
syarat Menyatakankeberatan,
keberatan,
syaratK3
K3 jika
jikasyarat
syaratK3
K3belum
belum
terpenuhi
terpenuhi

01/23/2021 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 13
Kewajiban memasuki tempat kerja
Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan
mentaati K3 dan APD

Perlindungan terhadap orang


Perlindungan terhadap orang lain
lain
••Mentaati
Mentaati semua
semua petunjuk/aturan
petunjuk/aturan K3K3 di
di tempat
tempat kerja
kerja
••Kewajiban
Kewajiban menggunakan
menggunakan APD
APD yang
yang ditetapkan
ditetapkan
Pasal
Pasal 14
14
Kewajiban
Kewajiban Pengurus
Pengurus

 Menempelkan
Menempelkan UUUU No.
No. 11 Tahun
Tahun 1970
1970
 Memasang
Memasang gambar
gambar dan
dan bahan
bahan pembinaan
pembinaan K3
K3
 Menyediakan
Menyediakan secara
secara cuma-cuma
cuma-cuma APDAPD dan
dan
petunjuk
petunjuk K3
K3 untuk
untuk tenaga
tenaga kerja dan orang
kerja dan orang lain
lain
Pasal
Pasal 15
15
SANKSI
SANKSI

1.1. Denda
Denda Rp.
Rp. 100.000
100.000
2.
2. Kurungan
Kurungan 33 bulan
bulan

Pasal
Pasal 16
16
Kewajiban
Kewajiban Pengusaha
Pengusaha

Pengusaha
Pengusaha menyesuaikan
menyesuaikan dalam
dalam waktu
waktu satu
satu tahun
tahun setelah
setelah diundangkan
diundangkan
Pasal
Pasal 17
17
Pemberlakuan
Pemberlakuan peraturan
peraturan lama
lama sepanjang
sepanjang tidak
tidak bertentangan
bertentangan

Pasal
Pasal 18
18
Nama
Nama Undang-Undang
Undang-Undang ini
ini adalah
adalah
Undang-Undang
Undang-Undang Keselamatan
Keselamatan kerja
kerja
ASPEK YANG DIATUR

1. KELEMBAGAAN 2. PERALATAN
A. P2K3 A. ANGKAT ANGKUT 3. BAHAN
B. UNIT PKK B. BEJANA TEKAN A. BAHAN KIMIA
C. SATUAN KEBAKARAN C. FORKLIFT B. ISI KOTAK PPPK
ASPEK YANG DIATUR

4. PERSONIL 5. LiNKGUNGAN 6..MEKANISME /


A. OPRATOR LIFT KERJA TATA KERJA /
B. B. DOKTER LAPORAN
PERUSH. A. FAKTOR FISIKA A. Lap. Kecelakaan
C. PETUGAS PPPK B. MCU
B. FAKTOR KIMIA
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 1

PERATURAN ORGANIK

• secara sektoral
• pembidangan teknis
Peraturan Pemerintah
1. PP No. 19 tahun 1973 ttg Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan
2. PP No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian
dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
3. PP No 7 tahun1973 tentang K3 Pestisida
4. PP. No 50 tahun 2012 ttg Penerapan SMK3
5. PP No 44 tahun 2015 ttg JKK dan JKM
PERATURAN PELAKSANAAN UU No.1 1970

No.
I..K3 MEKANIK
PERMENAKERTRANS
1 K3 Pengangkutan dan Penebangan Kayu
No.PER-01/MEN/1978
PERMENAKER
2 Pesawat Tenaga & Produksi
NO.PER-04/MEN/1985
PERMENAKER
3 Pesawat Angkat & Angkut
No.PER-05/MEN/1985
PERMENAKERTRANS
4 K3 Operator, Petugas dan Teknisi PAA
No.PER-09/MEN/VIII/2010
II. K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
PERMENAKER
5
No.PER-01/MEN/1980
SKB Menaker & Men PU No. K3 Pada Konstruksi Bangunnan
No.
III. K3 LISTRIK
KEPMENAKERTRANS Pemberlakuan SNI No. SNI-04-0225-2000
7
No.KEP-75/MEN/2002 Menegnai PUIL 2000 di Temat Kerja
PERMENAKER
8 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
NO.PER-02/MEN/1989
PERMENAKER Sayarat-syarat K3 Lift Untuk Pengangkutan
9
No.PER-03/MEN/1999 Orang dan Barang
KEP.DIRJEN Persayaratan, Penunjukan, Hak dan
10
No.KEP-407/M/BW/1999 Kewajiban Teknisi Lift

IV. K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN


PERMENAKERTRANS
11 Syarat-syarat dan Pemeliharaan APAR
No.PER-04/MEN/1980
PERMENAKER
12 Inst. Alarm Kebakaran Otomatik
No.PER-02/MEN/1983
KEPMENAKER
13 Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
No.KEP-186/MEN/1999
No.
V. K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKANAN
o UU Uap 1930 o Stoom Ordonantie
14
o Per. Uap 1930 o Stoom Verordening

PERMENAKERTRANS
15 Bejana Tekanan
No.PER-01/MEN/1982
PERMENAKERTRANS
16 Kwalifikasi Juru Las
NO.PER-02/MEN/1982
PERMENAKER Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator
17
No.PER-01/MEN/1988 PU
No.
VI. KESEHATAN KERJA
KEPMENAKERTRANS Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat
25
No.Kep.333/MEN/1989 Kerja
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi
KEPMENAKERTRANS
26 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
No.Kep.147/MEN/1998
Jamsostek
KEPMENAKERTRANS Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat
27
No.Kep.79/MEN/2003 Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
KEPMENAKERTRANS Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
28
No.Kep.68/MEN/IV/2004 Tempat Kerja
Pencegahan dan Penanggulangan
PERMENAKERTRANS Penyalagunaan dan Peredaran Gelap
29
No.PER-11/MEN/2005 Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif
Lainnya di Tempat Kerja
PERMENAKERTRANS
30 P3K
No.PER-15/MEN/VIII/2008
PERMENAKERTRANS
No.
VII. LINGKUNGAN KERJA
Persetujuan Konvensi ILO No.120
32 UU No.3/1969 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan Gan
Kantor-kantor (LN No.14 tahun 1969)
33 PP No.7/1973 Pestisida
KEPMENAKER
34 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
No.Kep-187/MEN/1999
Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta
35 PMP No.7/1964
Penerangan di Tempat Kerja
 KEPMENAKER
 NAB Faktor Fisika
No.Kep-51/MEN/1999
 NAB Faktor Kimia
 SE MENAKER
36 No. SE-01/MEN/1997
Dicabut diganti dg
NAB FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA
PERMENAKAERTRANS
DI TEMPAT KERJA
No.

VIII. KELEMBAGAAN K3
PERMENAKER
37 P2K3
No.PER-04/MEN/1987
PERMENAKER Tata cara Penunjukan dan Wewenang Ahli
38
NO.PER-02/MEN/1992 K3
PERMENAKER
39 PJK3
No.PER-04/MEN/1995
PERMENAKER Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
40
No.PER-03/MEN/1998 Kecelakaan

LAIN-LAIN
Pengaturan dan Pengawasan KK di Bid.
41 PP No.19/1973
Pertambangan
KK Pada Pemurnian dan Pengolahan
42 PP No.11/1979
MIGAS
Kementerian Kesehatan
1. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menkes
a. Permenkes 48 tahun 2016 tentang Standard K3
di Perkantoran
b. Permenkes 56 tahun2016 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan PAK
c. Permenkes 65 tahun 2016 tentang Rencana Aksi
Pengendalian Limbah Kesehatan akibat Mercuri
d. Permenkes 66 tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit
e. Permenkes 70 tahun 2016 tentang Standard dan
persyaratan lingkungan kerja industri
Upaya
1. Penguatan kelembagaan (P2K3, Ahli K3)
2. Pusat informasi K3.
3. Amandemen UU No.1 /1970 pasal 15.
4. Penghargaan thd persh.yang melaksanakan UU
No.1/1970,
5. Sosialisasi Penerapan SMK3.
6. Persyaratan personil (Permen)  BNSP
7. Penegakan hukum
8. Pemisahan lembaga promotif dan preventif dengan
lembaga pengawasan
SAFETY PHILOSOPHY

One Minute, write a safety rules


One Hour, hold a safety meeting
One Week, plan a safety program
One Month, put in operation
One Year, win a safety award

One Second, to destroy those of with an accident


1 2 3 4 5

5. Bahan Kimia • Substitusi : bahan , • Diklat •Respirator :


proses •Labelling Canister
•Otomatisasi •MSDS Cartridge
•Isolasi sumber •Housekeeping •Brething App
kontaminan •Monitoring LK •Mechanical; Filter
•Segregasi / pemencilan •Pem. Kesehatan Resp.
•Ventilasi : •Rotasi pekerjaan •Sarung tangan
Dilusi, karet sintetis
LEV •Goggles

PROGRAM PENERAPAN K3 DAN


HYGIENE PERUSAHAAN
DI TEMPAT KERJA
Tujuan Penerapan K3

- Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat


kerja

- Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai


secara aman dan efisien

- Menjamin proses produksi berjalan lancar dan


produktif
Tujuan Pengelolaan
K3
• Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja (accident & health hazards
prevention)
• Menjamin agar setiap sumber produksi dapat
dipakai secara aman dan efisien (loss control
prevention)
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
(eco- efficiency & productivity)
01/23/2021 51
PRINSIP K3

1. Kecelakaan dan PAK dapat dicegah

2. K3 merupakan bagian integral dari budaya, nilai dan operasi


perusahaan

3. K3 merupakan bagian integral dari perilaku, tanggungjawab


dan peran setiap tenaga kerja

4. Manajemen harus menetapkan arahan, menyiapkan dan


menjamin sepenuhnya penerapan K3.
8. Semua kekurangan harus dilakukan koreksi

9. Akuntabilitas K3 harus ditetapkan, kinerja diukur


dan diketahui

10. K3 adalah “Good for business success, vitality


and sutainability”
DIMENSI K-3
TEHNO;OGI
MEDIS
KULTURAL

EKONOMI KESELAMATAN
DAN YURIDIS
KESEHATAN
KERJA

MANAJEMEN
SOSIOLOGI

MORALITAS KOMUNIKASI
PSIKOLOGI
PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN K3

PELAKSANAAN K3 DAPAT DIPANDANG DARI SUDUT :

 Ekonomi COST/value of properties/


human of capabilities
 Moralitas HUMANITARIANISM/
human life/ welfare

Legalitas LAW/regulation/ standard


FAKTOR RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN PROSES KESELAMATAN


PROSES

BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Terjadinya kecelakaan

1. Teori kemungkinan murni / Pure chance Theory  kehendak


Tuhan

2. Teori kecenderungan celaka / Accident Proneness  ciri- 2


tertentu pada manusia ,aspek psikologi

3. Biased liability theory (pernah celaka  > / < )

4. Teori sebab - akibat


The Three Basic Causes

Poor Management Safety Policy & Decisions


Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors

Unsafe
Unsafe Act Indirect Causes Condition

Unplanned release of ACCIDENT


Energy and/or
Hazardous material Personal Injury
s es Property Damage
a u
t C
re c
Di
FAKTOR RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN PROSES KESELAMATAN


PROSES

BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Dampaknya ???
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan dan 1
tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka


• Perbuatan &
Kondisi Tidak
10.000 Aman
• Bahaya
Keluarga/
masyarakat
Stake
holder
Prod,. turun
Cedera
manusia
Nilai
kompetitor saham
Kerusakan
materi Beaya
ACCIDENT
Prod naik
Peluang INCIDENT
pasar

Kerugian
citra Ganti Prod.
rugi
Kepercayaan
konsumen
Asuransi
meningkat
KECELAKAAN KERJA DI TEMPAT KERJA
INVESTIGASI KECELAKAAN

INVESTIGASI KECELAKAAN YANG BAIK


a. Mengungkap data & fakta secara
maksimal
b. Mengumpulkan informasi maksimal
c. Menarik kesimpulan sacara tepat
LAPORAN KECELAKAAN
Laporan yang baik
a. Berisi temuan faktor penyebab kec. yang tepat
b. Dapat membantu rencana perbaikan dg tepat & efektif

Laporan dapat efektif bila investigasi kecelakaan. dilakukan dengan


optimal

(Per. Menakertrans No. Per-03/MEN/1998 ttg Tata Cara Pelaporan


dan Pemeriksaan Kecelakaan)
Management Commitment & Employee Involvement
Pengakuan K3
sebagai bagian yg
terintegrasi dengan
kinerja perusahaan

Pencapaian K3
dengan pemenuhan l
peraturan
perundangan KOMITMEN
TINGGI /
KUAT
Penyediaan Sumber
Daya yg cukup MANAJEMEN KARYAWAN

Penempatan K3
sebagai tanggung
jawab utama setiap
tingkatan manajemn
K3 – BISNIS
ZERO - SIX

1. ZERO ACCIDENT
2. ZERO DEFECT
3. ZERO BREAKDOWN
4. ZERO INVENTORY
5. ZERO POLLUTION
6. ZERO RISK

EFISIENSI
PROGRAM K3

1.ENGINEERING (REKAYASA TEHNOLOGI)


2.EDUCATION (DIKLAT)
3.ENFORCEMENT (PENEGAKAN DISIPLIN)
4.ENERGIZING (KETERLIBATAN)
Bagaimana mencegah KECELAKAAN

SANGAT SULIT

Prof.James Reason
University of Manchester

1. Managing Safety is like “ fighting a geurilla war in


which there are no final victory
2. It is never ending struggle to identify and eliminate
or control hazard
ILO
The most efficient way to build a
sustained safety culture

Establishment of OSH MS
KEUANGA
N PEMASA
RAN

MANAJEMEN
PERUSAHAAN
MANAJEME
PRODUKSI N K3
Tanpa SMK3

Fire drill
Pelatihan Pemeriks
K3 aan
P3K Pengujian Kesehatn

Work Bahan
Ergonomi permit Kimia
Bahaya
Pelaporan Mekanik
Perundan
gan K3 Risk
Komunika Pmrksaan Assessme
si K3 Pembelia
nt
Lingkunga n
Dokumen Audit K3
n
tasi K3
Pengelola
an B3
Komunika
Manual si
Promosi K3
K3
P2K3
Dengan SMK3

Pemeriks
Perundan
Pelatihan K3 Fire drill Pengujian aan
gan K3
Kesehatn

Bahaya Work K3 Bahan


P3K Ergonomi
Mekanik permit Kimia
Promosi
Pmrksaan P2K3
K3 Risk
Komunika Komunika
Pelaporan Assessme
si K3 si Lingkunga
nt
n
Dokumen Pengelola Pembelia Manual
Audit K3
tasi K3 an B3 n K3

SMK3
MAN WORKPLACE
WORK

HYGIENE
MEDICINE
PERUSAHAAN SAFETY

PREVENTION OF DISEASES PREVENTION OF INJURIES


Aspek Sasaran Sifat
Keselamatan - Manusia
Teknis
Kerja - Alat
Hygiene
Lingkungan
Pperusahaan / Teknis
Kerja
Industri
Manusia
Kesehatan Kerja Medis
Bahan
PENGERTIAN
Menurut The American Industrial Hygiene Association
(AIHA, 1956 ) :

HigIene perusahaan adalah ilmu dan seni


pengenalan, penilaian secara kualitatif dan kuantitatif, serta
penerapan teknologi pengendalian faktor-faktor bahaya
lingkungan kerja, sehingga masyarakat tenaga kerja dan
masyarakat umum terhindar dari efek samping kemajuan
teknologi.

Sifat : teknis
Sasaran : lingkungan kerja.
LINGKUNGAN KERJA
adalah segala sesuatu yang berada di sekitar tenaga kerja yang dapat
mempengaruhi tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya.
 FAKTOR FISIKA : kebisingan, pencahayaan,
cuaca, getaran, radiasi, dll
 FAKTOR KIMIA : debu, gas, uap, asap, smoke, dll
 FAKTOR MENTAL PSIKOLOGI : hubungan kerja
 FAKTOR BIOLOGI : bakteri, cacing, virus, dll
 FAKTOR FISIOLOGI : sikap kerja, cara kerja,
jam keja dan istirahat, dll

Beban tambahan
PREVENTION TREATMENT

OCCUPATIONAL HYGIENE

ENVIRONMENT METABOLISME
HAZARD DISEASE
MODES OF ACTION CLINICAL SIGN EFFECTS
WORKER

PHYSICIAN
Bahaya Kesehatan di tempat kerja

Bahaya Fisika
Bahaya Kimia
• mekanik
• Gas/uap • elektrik
• debu/mist/fume • ergonomik
• bising
• getaran
• ketinggian
• tekanan
Bahaya Psikososial

• tekanan mental/psikis
Bahaya Biologikal
• tekanan teman sekerja
• tetangga/keluarga • bakteria/virus/spora
• penyalahgunaan wewenang • spora tumbuhan
eg. Pollen
KONSEPSI Higene Industri
( praktek higiene di dalam perusahaan )

Mengenal Menilai MENGENDALIKAN

pencegahan
PRINSIP DASAR PENERAPAN HI

• Rekognisi hazard (pengenalan potensi bahaya)


Mengenali & mengidentifikasi seluruh faktor
1. bahaya yg ada di LK.

• Penilaian Lingkungan
Melakukan pengukuran tingkat
2. pemaparan faktor bahaya di LK, membandingkan dgn standar yg
berlaku, mengevaluasi risiko.

• Pengendalian
Mengendalikan bahaya
3. pada batas aman

• Monitoring
4.
Unhealthy Disease Diagnosis
ENVIRONMENT

Recog & Eval Cure

Prevent. Control measurement


Healthy Person

Healthy
ENVIRONMENT
1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA :

Mengetahui faktor bahaya, proses , atau


mengetahui efek buruk terhadap kesehatan
a. Indikator langsung dari tempat kerja
b. Pengalaman masa lalu dan informasi
yang ada
c. Observasi / survey pendahuluan
- Tahapan pengenalan yang dilakukan a.l :
1. Survey jalan lintas (the walk through survey)
2. Observasi
- Observasi terhadap penanganan prosedur dan
penggunaan APD
- Pendataan terhadap tenaga kerja
3. Data review
- Laporan data klinik
- Jumlah paparan pd tempat kerja
- MSDS
Hasil Pengenalan Lingkungan
No Faktor UNIT KERJA KET
Risiko
Raw Oil Powder Area Deposi Packing Intensitas
Materi Tank I Room Produ t suara
al &II ksi berkisar
76,4 – 84,
3 dB
1. Suhu Agak V _ V Agak Agak
panas panas panas panas
2 Suara _ V V V V V Agak
bising bising
3. Debu / _ V V V _ _
gas
4. Sikap / V _ _ _ _ V
cara kerja
5. Iluminasi _ _ - V _ _
PERMASALAHAN
• Umumnya faktor bahaya tidak terlihat secara
visual.
• Beberapa bahan kimia tidak berbau dan tidak
berasa, tidak berwarna.
• TK tidak menyadari terpapar kontaminan
• Pihak perusahaan tidak punya cukup data dan
informasi tentang potensi bahaya yg ada di LK.
• Efek pemaparan sering tidak menimbulkan efek
secara langsung.
• Dll.
2, Penilaian Faktor Lingkungan Kerja

mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif tingkat


bahaya yang ada di tempat kerja.
ALAT-ALAT MONITORING
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Lingkungan Kerja Alat Ukur
Intensitas Kebisingan Sound Level Meter

Intensitas Pencahayaan Lux meter

Getaran Vibrasi meter

Iklim Kerja Heat Stress Apparatus

Debu

a. Pada Lingkungan Kerja Low Volume Dust Sampler

b. Pada Tenaga Kerja Personal Dust Sampler

Gas Tube detector, impinger


Membandingkan Hasil Penilaian / Pengukuran dengan Standar.

Nilai Ambang Batas


(NAB)
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA

Maksud pengendalian lingkungan kerja adalah untuk menerapkan metode-


metode tertentu agar bahaya di lingkungan kerja berada sampai pada batas
yang dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungannya.
Urut urutan pengendalian
Jangka Pilihan
panjang ELIMINATION utama

SUBSTITUTION
ENGINEERING
CONTROL

ADMINISTRATIVE
CONTROL

PPE
Jangka Pilihan
pendek akhir
A. PENGENDALIAN OPERASIONAL
meliputi :
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Isolasi
4. Enclosion (Penutupan pd proses)
5. Ventilasi (General dan Local)
6. Penyempurnan proses
7. Penyempurnaan produk
8. Housekeeping
B. PENGENDALIAN ADMINISTRASI
meliputi :
1. Maintenance
2. Sanitasi
3. Pendidikan dan Pelatihan
4. Monitoring lingkungan kerja
5. Pemeriksaan kesehatan
C. PENGENDALIAN PERSONAL
1. Secara administrasi
Terdapat petunjuk di tempat kerja, contohnya
daerah terlarang dll
2. Cara bekerja dengan aman
- Mematuhi penggunaan SOP
- Perlu ada pendidikan dan pelatihan untuk
pekerja
3. Penggunaan APD
Tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai dg
jenis pajanan
Cakupan Pengendalian LK
Permen 5 th 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
• Lingkungan Kerja yg terkait operasional perusahaan berupa
faktor Biologi -Kimiawi-Fisik-Ergonomik-Psikologik;

- Higiene Sanitasi Lingkungan Kerja:


• Water Supply Sanitation;
• Food Sanitation n Hygiene
• Domestic Wastes: Solid n Liquid
• Vector Control
• Indoor Air Quality (KUDR).
Syarat Pengendalian LK
(Permen 5 th 2018)
Kriteria seorang H.I
1. Ahli / Master di bidang H.I dan memiliki kompetensi di bidang HI.
2. Memiliki Kompetensi di bidang HI meliputi.
a. Pengetahuan atau ketrampilan di bidang HI
b. Mampu melakukan identifikasi terhadap pajanan yang
terdapat di lingkungan
c. Dapat melakukan monitoring dan analisa risiko di tempat kerja
d.Mampu melakukan upaya pengendalian terhadap risiko yang
terdapat di lingkungan kerja
Keuntungan program HI :

• Tenaga kerja yang sehat dan produktif


• Tempat kerja aman dan nyaman

1. Kompensasi kecelakaan/kesakitan dikurangi sehingga premi


asuransi dan biaya pengobatan rendah

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja


untuk efisiensi dan daya kerja --- produktivitas yg optimal,
mengurangi waktu yg hilang akibat kecelakaan/kesakitan,
absenteisme, memperbaiki HI

3. Peraturan perundangan yg ada lebih cepat diterapkan


4. Perlindungan kepada masyarakat sekitar tempat kegiatan

5. Melengkapi sumber informasi yg penting dan pelatihan


karyawan

6. Adanya hubungan antara proses produksi dan dept. medis

7. Biaya operasi dikurangi dg antisipasi dan kontrol bahaya


kesehatan yg potensial selama tahap perencanaan dari sebuah
proyek baru.
Program Higiene Perusahaan
• Pengumpulan data untuk identifikasi ancaman kesehatan
ditempat kerja
• Pengenalan dan penilaian berkala tingkat pemaparan
pekerja
• Partisipasi dalam pemantauan, penelitian epidemiologi
dan toksikologi
• Melakukan pelatihan thd tenaga kerja
• Penyimpanan data jangka panjang, melakukan up dating
data
• Kegiatan lain yang dilakukan

1. Pemeriksaan / Pengawasan
Di dalam perusahaan dan lingkungan secara
berkala untuk mengenal dan mengukur serta
memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam
keselamatan dan kesehatan pekerja.

2. Partisipasi
Aspek HSE terhadap setiap rencana konstruksi,
renovasi fasilitas operasi produksi agar tetap
mematuhi dan memenuhi aturan panduan higiene
industri
3. Merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi program
kegiatan mengenai upaya mengurangi atau menghilangkan bahaya
dilingkungan kerja, serta dampaknya.

4. Menginformasikan dan mengkomunikasikan faktor bahaya


lingkungan kerja beserta risikonya kepada tenaga kerja,
pemborong atau kelompok berisiko tinggi, melalui :

HAZARD COMMUNICATION PROGRAM


(HAZCOM)

5. Membantu pelaksanaan program pelatihan HI.


Pelaksanaan Housekeeping yang baik

Hal yang sangat mendasar dan perlu dimengerti pada


pelaksanaan Hygiene Industri untuk mengingatkan dan metaati
prosedur kerapian guna membantu bekerja secara aman yaitu
dengan:

Contoh :
1. Penandaan Pada Lantai (Marking OnThe Floor)
2. Jalan Masuk Lokasi Pekerjaan (Access to Work Locations)
3. Tempat Penyimpanan Peralatan
4. Kotak Limbah (waste Boxes)
Contoh Housekeeping yang baik

1. Penandaan Pada Lantai


(Marking On
The Floor)
Penandaan pada lantai sangat
membantu tenaga kerja dalam
bekerja

Penandaan pada lantai sangat


efektif di dalam pemeliharaan
housekeeping.
.

Tempat Penyimpanan Peralatan


MERCI BEAUCOUP
FEI CHANG GAN XIE
DANKE
GOMAWO
ARIGATO

TENG KIYU

Anda mungkin juga menyukai