KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
1
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
LATAR BELAKANG
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No.
406) sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/
pabrik
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan
situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak
sesuai lagi
2
PENGERTIAN
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai
dan digunakan secara aman dan efisien
Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta
hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan
sejahtera
Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat
kerja 3
DASAR HUKUM
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Peraturan Pelaksanaan
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
6
Penjelasan
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan
untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
7
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
8
Penjelasan
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
Pasal 87
KESEHATAN KERJA
Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi
administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15,
Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat
(3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
10
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri
11
TUJUAN
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pertimbangan dikeluarkannya
Batang Tubuh
Penjelasan
13
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Menimbang :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktifitas Nasional.
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya ;
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
effisien;
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja.
14
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Mengingat :
Memutuskan :
DIREKTUR
Cap/ttd
(MOHAMMAD ZOER)
16
BAB I
UTAMAKAN
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 1.
17
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
3. …pengusaha ialah ;
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha miliki sendiri untuk
keperluan itu menggunakan tempat kerja;
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalan sesuatu usaha
bukan miliknya untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
4. …direktur” ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
undang-undang ini.
6. …Ahli keselamatan kerja” ialah tenaga kerja tehnis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditujuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang ini. 19
BAB II
RUANG LINGKUP
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 2
1. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam
tanah, dipermukaan air, dan dalam air maupun diudara,
yang berada di wilayah kekuasaaan Hukum Republik
Indonesia;
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar, atau radiasi, suara atau getaran.
24
RUANG LINGKUP
UU NO.1 TAHUN 1970
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
1. TEMPAT KERJA
~ DIGUNAKAN UNTUK SUATU USAHA
2. TENAGA KERJA
~ MELAKUKAN PEKERJAAN
3. SUMBER BAHAYA
~ BERPOTENSI SEBAGAI PENYEBAB
KECELAKAAN
25
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
SUMBER BAHAYA DI TEMPAT KERJA
KESEHATAN KERJA
26
BAB III
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamat kerja untuk;
TUJUAN :
1. Menghindarkan risiko (Avoiding of Risk)
2. Mencegah kecelakaan kerja
(Preventing of Accident)
3. Mengurangi Konsekuensi/ akibat yang ditimbulkan
oleh kecelakaan kerja (Mitigating of
Consequency)
30
SYARAT-SYARAT K3
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
DITETAPKAN MELALUI :
31
SYARAT-SYARAT K3
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
32
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
SYARAT-SYARAT K3
(lanjutan)
33
SYARAT-SYARAT K3
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
34
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 4
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk tehnis, dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan dan bahaya kecelakaan.
36
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
BAB IV
KESEHATAN KERJA
PENGAWASAN
Pasal 5
37
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Dilakukakan oleh :
38
UTAMAKAN
Pasal 6
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
(1) Barang siapa yang tidak dapat menerima keputusan direktur dapat
mengajukan permohonan banding kepada panitia banding.
Pasal 7
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus
membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur
dengan peraturan perundangan.
39
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
Pasal 8
KESEHATAN KERJA
(2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha
dan dibenarkan oleh Direktur.
40
BAB V
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PEMBINAAN
Pasal 9
41
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan
lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
43
BAB VII
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
KECELAKAAN
Pasal 11
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan oleh pegawai termaksud dalam
ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja
untuk :
44
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
46
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KEWAJIBAN DAN HAK
TENAGA KERJA (II)
KESEHATAN KERJA
47
UTAMAKAN
BAB IX
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 13
48
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
49
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja ;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja;
c. Menyediakan secara Cuma-Cuma, semua alat perlindungan diri diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
50
KEWAJIBAN
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PENGURUS PERUSAHAAN (I)
52
KEWAJIBAN
PENGURUS PERUSAHAAN (III)
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
53
BAB XI
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
(1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal diatas diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundangan.
(2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana
atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3
(tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
54
ANCAMAN PIDANA
ATAS PELANGGARAN
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
2. DENDA (ps.15)
55
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
56
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 16
57
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
Pasal 17
KESEHATAN KERJA
Pasal 18
Ttd
SOEHARTO
Jenderal T.N.I
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 12 Januari 1970
Sekretaris Negara Republik Indonesia
Ttd
ALAMSJAH
Mayor Jenderal T.N.I
Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1970 Nomor 1
59
PERAN K3
DALAM PERUSAHAAN
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
60
Peraturan-peraturan yang mengatur standar
UTAMAKAN
kompetensi K3 :
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
62