Anda di halaman 1dari 12

Modul Pelatihan

Petugas K3
Kimia

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Direktorat Pengawasan Norma K3 2007

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DIREKTORAT
[Type text] JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Page 0
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
Peraturan Perundangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
I. Latar Belakang
A. Pengertian
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Secara filosofi: suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja, pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur.
b. Secara keilmuan: ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Kecelakaan kerja
Adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat
menimbulkan kerugian baik korban jiwa dan atau harta benda.
3. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkugan kerja.
B. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Menurut International Labour Organization (ILO), langkah-langkah yang dapat
ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja adalah:
1. Peraturan-peraturan, yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan syarat-syarat kerja, perencanaan, konstruksi, perawatan,
pengawasan, pengujian dan pemakaian peralatan industry, kewajiban
pengusaha dan para pekerja, pelatihan pengawasan keselamatan dan
kesehatan kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja.

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 1


2. Standarisasi, yaitu menyusun standar-standar yang bersifat wajib
(compulsory) maupun yang bersifat sukarela (voluntary) yang bertalian
dengan konstruksi yang aman dari peralatan industry, hasil produksi,
pelindung diri dan alat pengaman.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Penelitian teknik, yaitu meliputi penelitian terhadap benda dan karakteristik
bahan-bahan berbahaya, mempelajari pengaman mesin, pengujian alat
pelindung diri, penyelidikan tentang desain yang cocok untuk instalasi
industry.
5. Penelitian Medis, yaitu meliputi hal-hal khusus yang berkaitan dengan
penyakit akibat kerja dan akibat medis terhadap manusia dari berbagai
kecelakaan kerja.
6. Penelitian Statistik, yaitu menentukan kecenderungan kecelakaan yang
terjadi melalui pengamatan terhadap jumlah, jenis orangnya (korban), jenis
kecelakaan, faktor penyebab, sehingga dapat ditentukan pola pencegahan
terhadap kecelakaan serupa.
7. Pendidikan, yaitu pemberian pengajaran dan pendidikan cara pencegahan
kecelakaan kerja dan teori-teori keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
mata pelajaran di sekolah-sekolah teknik dan pusat-pusat latihan kerja.
8. Training/pelatihan, yaitu pemberian instruksi atau petunjuk-petunjuk melalui
praktek kepada para pekerja mengenai cara kerja yang aman.
9. Persuasi, yaitu menanamkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja dalam upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan,
sehingga semua ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dapat diiukti
oleh semua tenaga kerja.
10. Asuransi, yaitu upaya pemberian insentif dalam bentuk reduksi terhadap
premi asuransi kepada perusahaan yang melakukan usaha-usaha

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 2


keselamatan dan kesehatan kerja atau yang berhasil menurunkan tingkat
kecelakaan di perusahaannya.
11. Penerapan butir 1 s.d 12 di tempat kerja, artinya efektifitas usaha
keselamatan dan kesehatan kerja sangat tergantung dengan penerapannya
di tempat kerja secara konsekwen.

II. Peraturan Perundang-undangan di Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


A. Dasar Hukum
1. UUD 1945 pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa “setiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
a. Pasal 86 ayat (1) setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Pasal 86 ayat (2) upaya melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Pasal 87 ayat (1) setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan.
B. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang No. 1 tahun 1970 diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970
sebagai pengganti VR 1910 dengan beberapa perubahan mendasar, antara lain:
1. Bersifat lebih preventif
2. Memperluas ruang lingkup
3. Tidak hanya menitik beratkan pengamanan terhadap alat produksi

Tujuan dan sasaran

Tujuan dan sasaran dari UU No. 1 Tahun 1970 antara lain:

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 3


a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat
b. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Kondisi tersebut dapat dicapai antara lain apabila kecelakaan termasuk


kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan
ditanggulangi.

Ruang Lingkup

Undang-undang No. 1 tahun 1970 ini berlaku untuk setiap tempat kerja yang di
dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu:

a. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha
sosial
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya baik secara terus menerus
maupun hanya sewaktu-waktu
c. Adanya sumber bahaya

Tempat kerja ialah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana setiap tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2, termasuk temapat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja
tersebut.

Tempat kerja tersebut mencakup semua tempat kegiatan usaha baik yang
bersifat ekonomis maupun sosial. Tempat kerja yang bersifat sosial seperti
bengkel tempat untuk praktek, tempat rekreasi, rumah sakit, tempat ibadah,
tempat belanja dan pusat hiburan.

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 4


Tenaga kerja yang bekerja disana, diartikan sebagai pekerja tetap maupun tidak
tetap atau yang bekerja pada waktu-waktu tertentu, misalnya: rumah pompa,
gardu transformator dan sebagainya yang tenaga kerjanya memasuki ruangan
tersebut hanya sementara untuk mengadakan pengendalian, mengoperasikan
instalasi, menyetel dan lain sebagainya maupun yang bekerja secara terus-
menerus.

Bahaya kerja adalah sumber bahaya yang ditetapkan secara terperinci dalam Bab
II pasal 2 ayat (2) yang ditetapkan oleh instalasi yang berwenang. Perincian
sumber bahaya dikaitkan dengan:

a. Keadaan perlengkapan dan peralatan


b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi

Materi keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam ruang lingkup UU No. 1
Tahun 1970 adalah keselamatan dan kesehatan kerja yang bertalian dengan
mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan
perlindungan kepada sumber-sumber produksi sehingga meningkatkan efisiensi
dan produktivitas.

Persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam pasal 3 dan 4 mulai
dari tahap perencanaan, pembuatan dan pemakaian terhadap barang-barang
produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja


untuk:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 5


b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan kerja,
cara dan proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
o. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Pengawasan

Direktorat Pengawasan Norma K3 adalah unit organisasi pengawasan K3 sesuai


dengan ketentuan pasal 5 ayat (a) UU No. 1 Tahun 1970. Secara operasional
dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang berfungsi untuk:

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 6


a. Mengawasi dan memberi penerangan pelaksanaan ketentuan hokum
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
b. Memberikan penerangan teknis serta nasehat kepada pengusaha dan tenaga
kerja tentang hal-hal yang dapat menjamin pelaksanaan secara efektif dari
peraturan-peraturan yang ada.
c. Melaporkan kepada yang berwenang dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja
tentang kekurangan-kekurangan atau penyimpangan yang disebabkan
karena hal-hal yang yang tidak secara tegas diatur dalam peraturan
perundang-undangan atau berfungi sebagai pendeteksi terhadap masalah-
masalah keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan.

Kewajiban Manajemen/Pengusaha

Pengusaha/pengurus berkewajiban :

a. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari


tenaga kerja yang akan diterimanya maupun yang akan dipindahkan sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya
b. Memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya
secara berkala pada dokter yang di tunjuk oleh pengusaha dan disetujui oleh
Direktur.
c. Menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru tentang:
1) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam
tempat kerjanya
2) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerjanya
3) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
4) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
d. Hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia
yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di
atas.

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 7


e. Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya, dalam hal pencegahan kecelakaan dan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dan juga dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
f. Memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi
usaha dan tempat kerja yang dijalankannya.
g. Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yang dipimpinnya
pada pejabat yang di tunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, sesuai dengan tata
cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan yang telah ditentukan.
h. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang
keselamatan kerja dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah di lihat
dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
i. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
j. Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya. Dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Kewajiban dan Hak Tenaga kerja

a. Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas atau ahli


keselamatan kerja
b. Memakai alat-alat pelindung diri

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 8


c. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan
d. Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dan alat-
alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya.

Sanksi

Ancaman hukuman dari pada pelanggaran UU No. 1 tahun 1970 merupakan


ancaman pidana dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan atau
denda setingi-tingginya Rp. 100.000,-

C. Peraturan Pelaksanaan
Sesuai dengan penjelasan UU No. 1 Tahun 1970 sebagai peraturan
pelaksanaannya terdiri dari pembidangan teknis dan pembidangan sektoral.
Beberapa peraturan pelaksanaan tersebut antara lain:
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1976 tentang Wajib Latihan
Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1978 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1979 tentang Wajib Latihan
Hyperkes bagi Paramedis Perusahaan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
e. Peraturan Menteri Tanaga Kerja No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasanagan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 9


i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1983 tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Otomatis.
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1985 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Penggunaan Bahan Asbes.
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Penyimpanan dan Pemakaian Pestisida.
m. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1987 tentang Tata cara
Pembentukan P2K3 dan Penangkatan Ahli K3.
n. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata cara
Pengangkatan Ahli K3.
o. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
p. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 tentang SMK3.
q. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1998 tentang Tata cara
Pelaporan Kecelakaan Kerja.
2. Keputusan Menteri dan Surat Edaran.
a. Kepmenaker No. 333/Men/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja
b. Kepmenaker No. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik
di Tempat Kerja
c. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
d. Surat Edaran Menaker No. 01/Men/1979 tentang Penyediaan Ruangan
Untuk Makan dan Kantin bagi Tenaga Kerja
e. Surat Edaran Menaker No. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja.
III. Penutup

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 10


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah merupakan bagian dari perlindungan
tenaga kerja dari resiko kecelakaan yang berkembang secara pesat sejak revolusi
industri. Dalam sejarah perkembangannya keselamatan dan kesehatan kerja di
samping ditujukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, juga ditujukan utnuk
menghindarkan terjadinya kerugian akibat rusaknya bahan, mesin, alat maupun
hilangnya waktu kerja. Aspek perlindungan atas dasar kemanusiaan di satu pihak,
juga mencakup aspek yang bersifat ekonomis dari sisi pengusaha.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja
mempunyai peranan besar di dalam mendorong diterapkannya usaha-usaha
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Sikap pimpinan perusahaan dan
komitmennya dalam memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap tenaga kerja seharusnya seimbang dengan tujuan pemikiran untuk
mencegah kerugian ekonomis akibat kecelakaan.

Modul 1 Peraturan Perundangan-Undangan K3 11

Anda mungkin juga menyukai