Anda di halaman 1dari 7

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Yang diampu oleh Ibu Dra. Anny Martiningsih, M.Kes.

Disusun Oleh :

Faesol Hasyim 170511623074

Fahru Riza 170511623018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamata yang berkaitan dengan mesin pesawat, alat kerja, bahan,
dan proses pengolahannya, lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Berikut Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja :

1. Undang-Undang Republik Indonesia


 UUD 1945 pasal 27 ayat 2 tentang keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu
“setiap warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”
 UU No.14/1969 pasal 9, Tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja, yaitu “setiap
tenaga kerja berhak mendapat prlindungan atas keselamatan kesehatan dan
perlakuan pemeliharaan moral kerja yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama”
 UU RI No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
kselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin juga keselamatannya.
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien.
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya
untuk membina norma-norma perlindungan kerja
e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam
Undang-Undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang
keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
industri, teknik, dan teknologi

2. Dalam Undang-Undang di Atas yang Dimaksud Dengan :


a. “Tempat kerja” ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup, atau terbuka,
bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagai di erinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
b. “Pengurus” ialang orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu
tempat kerja atau bagian nya yang berdiri sendiri.
c. “Pengusaha” ialah :
 Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik
sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
 Orang atau badan hokum yang secara berdiri sendiri menjalankan
sesuatu usaha bukan milik nya dan untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja.
 Orang atau badan hokum yang di Indonesia mewakili orang atau
badan hokum termaksud pada (a) dan (b), jika kalau yang mewakili
berkedudukan di luar Indonesia.
3. Syarat-syarat Tenaga Kerja
1) Dengan peraturan perundangan di tetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi, dan memandamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan dari pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan dari kecelakaan
f. Memberi alata-alat perlindungan diri kepada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalian timbul atau menyebarnya luasnya
suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, embusan angin,
cuaca, sinar radiasi, suara, dan getaran.
h. Mencegagah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infesi, dan penularan.
i. Memperoleh peneranngan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik.
k. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
l. Menyelenggarakan penyegaran yang cukup
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
o. Mengamankan dan memelihara segal jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran istrik yang berbahaya.
2. Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut dalam ayat
(1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta
pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari.

4. Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja


a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
dan atau keselamatan kerja
b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan manaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan.
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan
keselamatan kerja serta alat-alt perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuai dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

5. Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja


Barang siapa memesuki suatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk
keselamtan kerja dan memakai alat-alat perindungan diri yang diwajibkan.

6. Bahaya Kerja
Ditetapkan pada Bab II,pasal 2 ayat 2, sumber bahaya yaitu :
a. Lingkungan kerja
b. Keadaan perlengkapan dan peralatan
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi

7. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Manajemen K3


 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang secara
normative sebagaimana tedapat ada PER.05/MEN/ 1996 pasal 1 dalah
sebagai sistem keseluruhan yang meliputi :
1. Struktur organisasi
2. Pelaksanaan
3. Perencanaan
4. Tanggung jawab
5. Pelaksanaan
6. Prosedur
7. Proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka penegndalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatur
dalam UU RI No. 50. Tahun 2012 (ayat 1-10)
a. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem menanjemen
peruahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.
c. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
d. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain.

8. Dalam Undang-Undang Di Atas yang Dimaksud adalah :


 Perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hokum atau tidak, milik
perorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik Negara yang memperkerjakan pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Usaha-usaha social dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus
dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
 Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.
c. Orang Perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan
 Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3
di perusahaan
 Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan.

9. Tujuan Penerapan SMK3 :
 Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan enyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja atau buruh dan serikat pekerja atau
serikat buruh.
 Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3
 Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
 Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat 1
tertuang dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
REFERENSI BUKU :
Judul :

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Penulis :

 Prof. Dr. Ir. DJOKO KUSTONO, M.Pd.


 Drs. SOLICHIN, S.T., M.Kes.
 Dra. ANNY MARTININGSIH, M.Kes.
Tata Tampilan Isi :

 Ita

Tata Tampilan Sampul :

 Ardika Ferianto

Diterbitkan oleh:

Aditya Media Publishing

Anda mungkin juga menyukai