1. Menyediakan/memberikan wawasan kepada setiap pekerja tentang keselamatan, kesehatan kerja agar
para pekerja merasa aman. Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dapat mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
pencemaran terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya.
2. Agar pekerja lebih berhati-hati dalam bekerja dan dapat saling mengingatkan rekan-rekan kerjanya
jika ada tindakan
atau kondisi yang tidak aman.
3. Pekerja dapat mencegah atau menghentikan kerusakan yang lebih parah jika terjadi keadaan darurat
seperti kebakaran dan kecelakaan/luka ringan dan saat terjadi evakuasi pekerja tidak panik.
TOPIK BAHASAN
1 MANAJEMEN RISIKO
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 2
3 PERATURAN PERUNDANGAN K3
RISIKO : Ketidakpastian
yang bersifat merugikan
MANAJEMEN RISIKO Menurut Para Ahli
Menurut (Dr. Alexander Thian, 2021) Risiko adalah suatu kejadian atau peristiwa
yang apabila terjadi dapat menghambat pencapaian tujuan atau sasaran divisi atau
perusahaan. Kejadian atau peristiwa tersebut dapat disebabkan karena faktor internal
maupun eksternal perusahaan.
Menurut Pardjo Yap, Manajemen Risiko adalah aktivitas terkoordinasi yang dilakukan
untuk mengarahkan dan mengelola organisasi dalam rangka menangani risiko.
Menurut (Darmawi, 2016) Manajemen Risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi”.
DASAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
a. Definisi K3
b. Tujuan K3
c. Syarat K3
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Definisi
• FILOSOFI/PENGERTIAN UMUM
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya
dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur
• KEILMUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan
• HUKUM
Ialah Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat sehat selama melakukan
pekerjaan serta begitu pula bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produksi dapat secara
aman dan efisien serta keselamatan dan kesehatan masyarakat luas
• OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan
dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Tujuan K3
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Syarat-Syarat K3
PERATURAN PERMENAKER
PERUSAHAA No.50/M EN/2018
N PTTA PERMENAKER
OHSAS No.3/MEN/1998
18001:2007 Peraturan lain..
PERATURAN PERUNDANGAN K3
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
PERATURAN PERUNDANGAN K3
Pasal 4
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
PERATURAN PERUNDANGAN K3
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja
yang dijalankan.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai
alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
PERATURAN PERUNDANGAN K3
Pasal 87
4. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
ayat (1) diatur
manajemen dengan Peraturan Pemerintah.
perusahaan.
5. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK)
& PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK) & PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Unsafe ACTION (tindakan tidak aman) Unsafe CONDITION (kondisi tidak aman)
STANDARISASI
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
ASURANSI
• Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan
pembayaran premi yang lebih rendah terhadap perusahaan yang
memenuhi syarat K3
PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah – langkah pengaplikasian di tempat kerja dalam
upaya memenuhi syarat – syarat K3 di tempat kerja
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
Incident adalah kejadian yang bisa menimbulkan / berpotensi mengarah pada kecelakaan.
Near miss adalah Incident yang tidak menimbulkan cidera manusia atau kerusakan / kerugian / lost d a n lainnya. tetapi ada juga yang
mendefinisikan incident = definisi hampir terjadi kecelakaan (near miss)
Fatality adalah sebuah kondisi atau situasi dimana yang menyebabkan kematian atau
kehilangan nyawa
PILIHAN
ANDA ???
K E S ELAMATAN K E R J A TEKNISI
Alat Pelindung Melindung kepala dari kejatuhan benda tebentur saat instalasi di
Diri dalam rumah/PT1
Dan paparan udara panas
Sarung Tangan
Melindungi tangan dan jari dari paparan suhun panas,
elektromagnetic/arus listrik tegangan rendah, goresan, benda
kasar, dan serat optic
Sepatu Safety
Melindungi kaki dari tertimpa atau benturan benda keras/berat,
tertusuk benda tajam, cairan panas, bahas kimia dan tumpahan oli
KESELAMATAN KERJA TEKNISI
Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya, trotoar atau instalasi pengguna lainnya (telekom/PAM),
dikawasan perkotaan pekerjaan konstruksi SKTM untuk sistem distribusi harus dilaksanakan dengan ketentuan/seijin
PEMDA setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-0225-2000 tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik, Jarak
aman antara instalasi bawah tanah lain ditetapkan sebagai berikut
BEKERJA DIKETINGGIAN
BEKERJA DIKETINGGIAN
Bahaya potensial adalah cedera mata dan kulit karena percikan api dari proses penyambungan, pembuangan pecahan serat (core) dan banyak lagi.
Sebelum memulai instalasi, aturan keselamatan harus dipasang di dinding tempat kerja dan terakhir dengan semua personil onsite.
Semua personil harus memakai peralatan keselamatan konstruksi ditambah setiap orang harus memakai pelindung mata ketika bekerja dengan
serat optik.
Kesimpulan
• Jauhkan semua makanan dan minuman dari area kerja. Jika partikel serat yg tertelan mereka dapat
menyebabkan pendarahan.
• Selalu memakai kacamata keselamatan dgn perisai sisi untuk melindungi mata dari pecahan fiber atau serpihan
fiber. Perlakukan serpihan serat optik yang sama seperti yang anda akan memperlakukan serpihan kaca.
• Bersihkan semua serat & kabel serta membuangnya dengan benar. Jika terusedia, bekerja pada alas hitam dan
memakai celemek untuk meminimalkan partikel serat pada pakaian. Serat partikel pada pakaian kemudian
bisa masuk ke makanan, minuman dan membahayakan orang lain.
• Jangan melihat langsung ke akhir kabel serat terutama dgn mikroskop sampai meyakini bahwa tidak ada
sumber cahaya di ujung lain setelah diuji dengan pengukuran redaman untuk optik (OPM).
• Melihat serat dari sudut minimal 6 inci dari mata pada saat menggunakan alat visual tracing and fault location
atau biasa disebut senter optik untuk menentukan apakah cahaya tembus ke sisi yang satunya.
• Jangan menyentuh mata saat bekerja dengan serat optik sampai sampai telah benar-benar mencuci tangan
dengan bersih.
• Hanya bekerja di daerah yang berventilasi baik.
• Perhatikan semua tanda-tanda (Warning yang terpasang pada perangkat. Apabila lalai dalam
• Penanganannya dapat berakibat fatal.
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
Clearance
Ground
ODP Tiang
Tiang Listrik 9 12 14 16
560
cm
Kedalaman 1 2,2 2,2 2,5
Tiang Telepon 7 9
Lintas
110
Pondasi Tiang
140 cm
Keterangan :
S = Jarak (cm)
Kva = Tegangan Listrik
70cm = Spare Jarak aman
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
Kabel
Kabel SUTM 20 SUTM
KV PLN
20.000 Volt
TM.20 KV
TM.20 KV
150 cm
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
Kesimpulan
PLN Telah membuat standar jarak m i n i mum konduktor terhadap benda-benda lain, namun praktek di lapangan ternyata banyak yang
bersinggungan antara kabel Iconnet dengan kabel Jaringan Tegangan Rendah (220v) PLN, Dan banyak kabel optik yg berdekatan dengan
Jaringan Tengangan Menengah (20kv).
Saat instalasi terkadang pekerja tidak memperhatikan jarak aman yg telah diterapkan 150 cm.
Bila terjadi gesekan yang berulang maka akan terjadi luka isolasi sehingga bisa terjadi loncatan bunga api atau kabel optik
menjadi bertegangan, akibat selanjutnya bisa bahaya kontak listrik bagi para teknisi saat menagani gangguan dll.
Saran
Sebaiknya atasan dan ketua teknisi menandakan area-area yang berdekatan dengan Saluran Listrik
Tegangan Menengah (20Kv). Marking area tersebut di infokan kepada para teknisi.
Yang bertujuan untuk teknisi lebih waspada pada zona tersebut dan dilakukannya pengawasan yang ketat oleh ketua teknisi
pada zona bahaya yang telah di berikan tanda tsb.
TERIMA KASIH