Anda di halaman 1dari 47

“ANALISA MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN

TEGANGAN LISTRIK TERHADAP PENGERJAAN


INSTALASI LAPANGAN FTTH SESUAI PROSEDUR K3
TEKNISI ICONNET TEMBILAHAN – PT MEDIA INHIL
NUSANTARA”

Nama : Ezwin Erwandy


NIM : 402171010003
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer
Tujuan & Manfaat Modul/Penelitian

1. Menyediakan/memberikan wawasan kepada setiap pekerja tentang keselamatan, kesehatan kerja agar
para pekerja merasa aman. Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dapat mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
pencemaran terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya.

2. Agar pekerja lebih berhati-hati dalam bekerja dan dapat saling mengingatkan rekan-rekan kerjanya
jika ada tindakan
 atau kondisi yang tidak aman.

3. Pekerja dapat mencegah atau menghentikan kerusakan yang lebih parah jika terjadi keadaan darurat
seperti kebakaran dan kecelakaan/luka ringan dan saat terjadi evakuasi pekerja tidak panik.
TOPIK BAHASAN

1 MANAJEMEN RISIKO
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 2
3 PERATURAN PERUNDANGAN K3

KAK & PAK 4


5 HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
KESELAMATAN KERJA TEKNISI 6
7 PENGETAHUAN BEKERJA DI KETINGGIAN

PENGETAHUAN BEKERJA DENGAN FIBER OPTIK 8


9 PENGETAHUAN TENTANG KELISTRIKAN
3
MANAJEMEN
RISIKO
MANAJEMEN : Mengatur

RISIKO : Ketidakpastian
yang bersifat merugikan
MANAJEMEN RISIKO Menurut Para Ahli

Menurut (Dr. Alexander Thian, 2021) Risiko adalah suatu kejadian atau peristiwa
yang apabila terjadi dapat menghambat pencapaian tujuan atau sasaran divisi atau
perusahaan. Kejadian atau peristiwa tersebut dapat disebabkan karena faktor internal
maupun eksternal perusahaan.

Menurut Pardjo Yap, Manajemen Risiko adalah aktivitas terkoordinasi yang dilakukan
untuk mengarahkan dan mengelola organisasi dalam rangka menangani risiko.

Menurut (Darmawi, 2016) Manajemen Risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi”.
DASAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
a. Definisi K3
b. Tujuan K3
c. Syarat K3
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Definisi
• FILOSOFI/PENGERTIAN UMUM
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya
dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur

• KEILMUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan

• HUKUM
Ialah Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat sehat selama melakukan
pekerjaan serta begitu pula bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produksi dapat secara
aman dan efisien serta keselamatan dan kesehatan masyarakat luas

• OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan
dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Tujuan K3
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Syarat-Syarat K3

Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten dan melekat diseluruh


tahapan / proses berjalannnya pekerjaan mulai dari awal – proses -sampai dengan
pekerjaan selesai (akhir) hingga hasil pekerjaan tersebut dapat digunakan/berfungsi.
PERATURAN PERUNDANGAN K3
a. UU No 1 Tahun 1970
b. Permenaker No.50/MEN/ 2012
c. UU No.13 Tahun 2003
d. Permenaker No.3/MEN/ 1998
e. Peraturan Perusahaan
f. OHSAS 18001:2007
PERATURAN PERUNDANGAN K3

Dasar Hukum Penerapan K3

 PERATURAN  PERMENAKER
PERUSAHAA No.50/M EN/2018
N PTTA  PERMENAKER
 OHSAS No.3/MEN/1998
18001:2007  Peraturan lain..
PERATURAN PERUNDANGAN K3

Undang – undang No. 1 tahun


1970 T entang Keselamatan Kerja
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya;
e. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
f. memberi pertolongan pada kecelakaan;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan,
infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
PERATURAN PERUNDANGAN K3

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;


l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya bertambah tinggi.

2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
PERATURAN PERUNDANGAN K3

Pasal 4
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
PERATURAN PERUNDANGAN K3

2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja
yang dijalankan.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai
alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
PERATURAN PERUNDANGAN K3

Undang – undang No. 13 tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan


Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 87
4. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
ayat (1) diatur
manajemen dengan Peraturan Pemerintah.
perusahaan.
5. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK)
& PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK) & PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Pengertian KAK & PAK


Menurut P E R ME N AKER NO. 03/ MEN/1998 (Kecelakaan)
Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda

Menurut MEN A K ERTRANSI NO.01/MEN/1981 Pasal 1


Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja

Menurut P E R MENAKER NO. 04/ MEN /1993


Kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat darirumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah yang melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK) & PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Skema Faktor Prosess Terjadinya Kecelakaan Kerja


KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK) & PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Unsafe ACTION (tindakan tidak aman) Unsafe CONDITION (kondisi tidak aman)

We All Go Home from Work Without Injury or


KamiIllness
Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

5 HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO


1. Eliminasi Control, Teknik pengendallian yang menghilangkan sumber bahaya
diarea kerja
2. Subtitusi Hazard, Teknik pengendalian bahaya dengan menggantikan
(Bahan, Prosess, alat dll)
3. Engineering control/Perancangan = Teknik lainnya.
4. Administrasi Control, pengendalian bahaya dengan memberikan pengarahkan
kepada pekerja, peringatan, instruksi, dan tanda, label/Safety untuk orang
waspada akan adanya bahaya dilokasi kerja.
5. APD, Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan
hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya
berfungsi untuk mengurangi risiko dari
dampak bahaya.
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

Langkah Penanggulangan Kecelakan Kerja

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN

• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan, teknik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan
pelaksanaan K3

STANDARISASI

• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan

INSPEKSI / PEMERIKSAAN

• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja


masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3kerja
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

RISET TEKNIS, MEDIS, PSIOLOGIS & STATISTIK

• Riset / penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai


perkembangan ilmu pengetahuan, teknik & teknologi

PENDIDIKAN & LATIHAN


• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & keterampilan K3
bagi Tenaga Kerja
PERSUASI

• Cara Penyuluhan, Penerapan & Pendekatan di bidang K3

ASURANSI
• Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan
pembayaran premi yang lebih rendah terhadap perusahaan yang
memenuhi syarat K3
PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah – langkah pengaplikasian di tempat kerja dalam
upaya memenuhi syarat – syarat K3 di tempat kerja
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

Incident adalah kejadian yang bisa menimbulkan / berpotensi mengarah pada kecelakaan.

Near miss adalah Incident yang tidak menimbulkan cidera manusia atau kerusakan / kerugian / lost d a n lainnya. tetapi ada juga yang
mendefinisikan incident = definisi hampir terjadi kecelakaan (near miss)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness


Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

Fatality adalah sebuah kondisi atau situasi dimana yang menyebabkan kematian atau
kehilangan nyawa
PILIHAN
ANDA ???

Menggunakan APD dan Taat


K3??
Atau berakhir seperti ini…
KESELAMATAN
KERJA
TEKNISI
KESELAMATAN KERJA TEKNISI

K E S ELAMATAN K E R J A TEKNISI

Bahaya-Bahaya Keselamatan Kerja Pekerjaan Teknisi FTTH


1. Jatuh Dari Ketinggian
2. Ruang Terbatas (ManHole & HandHole)
3. Tersengat Listrik Saluran Rendah 220 Volt
4. Tersengat Listrik Saluran Menengah 20 KV
5. Terperosok
6. Tertimpa Tiang
Pekerjaan fhtt (fiber to te home) / Instalasi pemasangan pada umumnya lebihsering dilakukan di outdoor/di luar, yang dimana bekerja
dilur ruangan banyak faktor eksternal yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Dan Faktor tertingginya adalah teknisi tersengat
listrik.
KESELAMATAN KERJA TEKNISI

SAFETY HELMET (Optional)

Alat Pelindung Melindung kepala dari kejatuhan benda tebentur saat instalasi di
Diri dalam rumah/PT1
Dan paparan udara panas

Sarung Tangan
Melindungi tangan dan jari dari paparan suhun panas,
elektromagnetic/arus listrik tegangan rendah, goresan, benda
kasar, dan serat optic

Full Body Harness

Melindungi Pekerja/teknis dari bahaya jatuh dari ketinggian.

Sepatu Safety
Melindungi kaki dari tertimpa atau benturan benda keras/berat,
tertusuk benda tajam, cairan panas, bahas kimia dan tumpahan oli
KESELAMATAN KERJA TEKNISI

JARAK AMAN BEKERJA DEKAT DENGAN INSTALASI LI STR I K SALURAN UDARA


TEGANGAN MENENGAH (20kv)

Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman TeganganMenengah adalah


1,5 m baik vertikal atau horizontal.
Peraturan Pemerintah :

Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya, trotoar atau instalasi pengguna lainnya (telekom/PAM),
dikawasan perkotaan pekerjaan konstruksi SKTM untuk sistem distribusi harus dilaksanakan dengan ketentuan/seijin
PEMDA setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-0225-2000 tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik, Jarak
aman antara instalasi bawah tanah lain ditetapkan sebagai berikut
BEKERJA DIKETINGGIAN
BEKERJA DIKETINGGIAN

FAKTOR – FAKTOR SESEORANG


TERJATUH DARI ATAS KETINGGIAN
People (Manusia)--- Kurang Pengetahuan,
(WORK AT HEIGH – WAH) Keahlian dan kemampuan terbatas, Kondisi tidak
fit untuk bekerja, mengambil jalan pintas,
berprilaku tidak aman.

Environment (Lingkungan)----Kondisi cuaca,


permukaan licin dan berserakan dan tidak
bersih,

Dll (Peralatan, Procedur/Instruksi Kerja &


Organisasi) --- Peralatan tidak standart
(rusak/tidak layak), Prosedur/Instruksi kerja
tidak disosialisasikan dengan benar &
Organisasi yang kurang pengawasan dan
pelatihan.
BEKERJA DIKETINGGIAN

Perlengkapan Standar APD Minimal untuk memulai


pekerjaan ketinggian adalah :
1. Full Set Body Harness untuk kerja di ketinggian
• Positioning Lanyard
• Absorber Lanyard
• 2 atau 3 Set Carabineer Screw
2. Safety Shoes / Boots untuk kerja ketinggian
3. Safety Helmet dengan tali dagu
4. Kaca mata pelindung dari Sinar matahari
5. Tas Toolkit
6. Kantung Bolt (semacam tas dengan bentu menyerupai karung dengan
webbing Flip untuk di kaitkan di pinggang atau di body harnest)
7. Sarung tangan untuk melakukan pemanjatan di tower dan atau safety
glove untuk bekerja pada fiber optik
PENGETAHUAN BEKERJA
DENGAN FIBER OPTIK
PENGETAHUAN BEKERJA DENGAN FIBER OPTIK

Bahaya potensial adalah cedera mata dan kulit karena percikan api dari proses penyambungan, pembuangan pecahan serat (core) dan banyak lagi.
Sebelum memulai instalasi, aturan keselamatan harus dipasang di dinding tempat kerja dan terakhir dengan semua personil onsite.
Semua personil harus memakai peralatan keselamatan konstruksi ditambah setiap orang harus memakai pelindung mata ketika bekerja dengan
serat optik.
Kesimpulan
• Jauhkan semua makanan dan minuman dari area kerja. Jika partikel serat yg tertelan mereka dapat
menyebabkan pendarahan.
• Selalu memakai kacamata keselamatan dgn perisai sisi untuk melindungi mata dari pecahan fiber atau serpihan
fiber. Perlakukan serpihan serat optik yang sama seperti yang anda akan memperlakukan serpihan kaca.
• Bersihkan semua serat & kabel serta membuangnya dengan benar. Jika terusedia, bekerja pada alas hitam dan
memakai celemek untuk meminimalkan partikel serat pada pakaian. Serat partikel pada pakaian kemudian
bisa masuk ke makanan, minuman dan membahayakan orang lain.
• Jangan melihat langsung ke akhir kabel serat terutama dgn mikroskop sampai meyakini bahwa tidak ada
sumber cahaya di ujung lain setelah diuji dengan pengukuran redaman untuk optik (OPM).
• Melihat serat dari sudut minimal 6 inci dari mata pada saat menggunakan alat visual tracing and fault location
atau biasa disebut senter optik untuk menentukan apakah cahaya tembus ke sisi yang satunya.
• Jangan menyentuh mata saat bekerja dengan serat optik sampai sampai telah benar-benar mencuci tangan
dengan bersih.
• Hanya bekerja di daerah yang berventilasi baik.
• Perhatikan semua tanda-tanda (Warning yang terpasang pada perangkat. Apabila lalai dalam
• Penanganannya dapat berakibat fatal.
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
PENGETAHUAN KELISTRIKAN

Perhitungan J arak Aman Bekerja dengan Listrik


SUTM (Teganngan Menengah) 20 kv 150
cm

Clearance
Ground
ODP Tiang
Tiang Listrik 9 12 14 16
560
cm
Kedalaman 1 2,2 2,2 2,5

Tiang Telepon 7 9

Rambu Lalu Kedalaman 1,4 1,8


60

Lintas
110

Pondasi Tiang
140 cm

Keterangan :
S = Jarak (cm)
Kva = Tegangan Listrik
70cm = Spare Jarak aman
PENGETAHUAN KELISTRIKAN

Macam-macam Tiang Listrik Tegangaan Listrik Menengah (20KV)


Jaringan Menengah (SUTM 20KV) 3 fase
PENGETAHUAN KELISTRIKAN

Foto Kondisi di Lapangan

Kabel
Kabel SUTM 20 SUTM
KV PLN
20.000 Volt

Kabel TIC SR 220


V
ke rumah duduk di
atas kabel tlp
Tiang dan
Trafo
Kabel Telepon kabel tlp
Listrik
ditunggangi kabel TIC
SR ke rumah
PENGETAHUAN KELISTRIKAN

Dampak Terkena Tegangan Listrik


BESAR KONTAK DAMPAK FISIK
TEGANGAN /DETIK

200 V 1 Ma Ambang Perasaan Sensasi Kesemutan

500 V 5 Ma Ambang Batas Bahaya yang masih mampu


diterima oleh manusia
1.000 V 10 – 20 Tubuh mulai kejang-Kejang
Ma (Tidak dapat melepaskan diri)
10.000 V 10-20 Semakin FATAL, Namun pernafasan masih
Ma normal
(Jika Berlanjut dapat Menyebabkan
Kematian)
60.000 V 6A Sangat FATAL, kejang-kejang terus menerus
disertai gangguan nafas dan menyebabkan luka
bakar/kematian (hangus)
PENGETAHUAN KELISTRIKAN

Bahaya Kerja saat menarik kabel Optic


PENGETAHUAN KELISTRIKAN

KECELAKAAN TERSENGAT TEGANGAN MENENGAH 20 KV SAAT DIATAS BANGUNAN


BERTINGKAT (DI ATAP BANGUNAN)

TM.20 KV

TM.20 KV

150 cm
PENGETAHUAN KELISTRIKAN
PENGETAHUAN KELISTRIKAN

Kesimpulan

PLN Telah membuat standar jarak m i n i mum konduktor terhadap benda-benda lain, namun praktek di lapangan ternyata banyak yang
bersinggungan antara kabel Iconnet dengan kabel Jaringan Tegangan Rendah (220v) PLN, Dan banyak kabel optik yg berdekatan dengan
Jaringan Tengangan Menengah (20kv).
Saat instalasi terkadang pekerja tidak memperhatikan jarak aman yg telah diterapkan 150 cm.
Bila terjadi gesekan yang berulang maka akan terjadi luka isolasi sehingga bisa terjadi loncatan bunga api atau kabel optik
menjadi bertegangan, akibat selanjutnya bisa bahaya kontak listrik bagi para teknisi saat menagani gangguan dll.

Saran
Sebaiknya atasan dan ketua teknisi menandakan area-area yang berdekatan dengan Saluran Listrik
Tegangan Menengah (20Kv). Marking area tersebut di infokan kepada para teknisi.
Yang bertujuan untuk teknisi lebih waspada pada zona tersebut dan dilakukannya pengawasan yang ketat oleh ketua teknisi
pada zona bahaya yang telah di berikan tanda tsb.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai