Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

OBSERVASI/PRAKTEK UJI
SERTIFIKASI
BIDANG : INSTALASI PEMANFAATAN
TENAGA LISTRIK SUB BIDANG :
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
PERIODE : 10 s/d 12 DESEMBER 2021

NAMA : TEDDY CARMA


KODE OKUPASI JABATAN :
F.43.142.01.KUALIFIKASI.2.MANTER KODE UNIT
: F.43.142.03.028.1
: F.43.142.03.029.1
: F.43.142.03.033.1
: F.43.142.03.034.1
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam suatu
perusahaan. Dalam menghadapi arus globalisasi, berhasil atau tidaknya perusahaan dalam
mencapai tujuan, sangat tergantung pada kemampuan SDM dalam menjalankan tugas-tugas
yang diberikan oleh perusahaan. Karena SDM merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu perusahaan disamping factor lain seperti modal. Oleh Karena itu
perusahaan harus merekrut seorang karyawan yang kompeten atau sebaliknya melatih
karyawan untuk menjadi kompeten dalam bidang pekerjaannya. Perusahaan hams dapat
menciptakan suasana yang dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja.
Agar tepat sasaran maka perusahaan berlombalomba mendaftarkan para karyawannya
untuk mengikuti uji sertifikasi kompetensi sehingga perusahaan dapat mengetahui dan
mengukur apakah karyawan mereka lulus atau tidak dalam uji kompetensi dan memang
benar kompeten ahli dalam bidang pekerjaannya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan
menyatakan bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki
Sertifikat Kompetensi, bertujuan untuk mewujudkan kondisi instalasi tenaga listrik yang
aman bagi manusia, andal dan ramah lingkungan. Penerbitan Sertifikat Kompetensi
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi yang mendapatkan akreditasi atau
penunjukan dari Menteri ESDM yang dilaksanakan secara objektif melalui penilaian yang
adil, sah dan andal, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain agar memberikan
keyakinan dankepercayaan bagi pemangku kepentingan.
Dalam melaksanakan sertifikasi
kompetensi.
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengaman


instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengaman pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan
kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia dan m akhluk
hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan, di sekitar instalasi tenaga listrik.

Tujuan Keselamatan Ketenagalistrikan Untuk mewujudkan kondisi:


a. Andal dan aman bagi instalasi;
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. Ramah lingkungan

UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN K2:


1. Standarisasi
2. Penerapan 4 pilar K2
3. Sertifikasi
4. Penerapan SOP
5. Adanya pengawas pekerjaan

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Dasar Hukum :
1. UU No.1/1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No. 30/2009 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No.3/2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Keppres No.22/1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi : - Andal
dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi ) - Aman dari bahaya bagi
manusia :
 Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
 Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
 Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi pemanfaatan
TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

STANDARISASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL MELAKSANAKAN KEGIATAN


BERPOTENSI BAHAYA :
- Standarisasi Proses (Pemasangan dsb)
- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning, dsb) - Standarisasi Produk
(Spesifikasi dsb)
EMPAT PILR KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
1. Keselamatan Kerja : perlindungan terhadap pegawai
2. Keselamatan Umum : perlindungan terhadap masyarakat, instalansi
3. Keselamatan Lingkungan : perlindungan terhadap lingkungan instalasi
4. Keselamatan Instalansi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga listrik

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk lebih memahami
tentang K3 berikut ini kita akan membahas pengertian, maksud dan tujuan dari K3 (di
rangkum dari berbagai sumber).

Pengertian K3
1. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur.
2. Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.
3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment
Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.
Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Norma K3
Norma yang harus dipahami dalam K3:
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
• UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
• UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996
Jenis Bahaya Dalam K3
a. Bahaya Jenis Kimia
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia
berbahaya. Contoh jenis kimia: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia dan
gas bahan kimia.
b. Bahaya Jenis Fisika
• Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal.
• Bahaya akibat keadaan yang sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan
pendengaran.
c. Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan
• Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan kerusakan
penglihatan.
• Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang kurang lengkap
dan aman yang mengakibatkan cedera pada pekerja dan orang lain.
Istilah Bahaya dalam Lingkungan Kerja
• Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
• Danger adalah tingkat bahaya akan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluang bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
• Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
• Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan
kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal.
• Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau kerugian
baik manusian maupun benda.
Standar Keselamatan Kerja
Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan
kerja seperti:
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan
yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadaI
STANDAR OPERATION PROSEDURE ( SOP ) DAN STANDAR KONSTRUKSI
PEKERJAAN SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH ( SKTR)
1) PERSIAPAN PEKERJAAN :
ADMINISTRAS :
- Surat Perintah Kerja
- Surat Tugas Internal
- Lampiran Single Line Diagram / Gambar Kerja
- Perencanaan Metode Kerja Berikut Time Schedule Pekerjaan
- WP/JSA ( Ijin Kerja dan Job Safety Analyst )

TEKNIS :
- Material Pokok Pekerjaan
Kabel
NYFGBY/NYY
Pasir Urug
Batu Pelindung kabel, Bata Merah
Kabel Skun / sepatu kabel, CCO , Bimetal Conecting Lug
Lasdop / Penutup ujung kabel
- Peralatan Pekerjaan
Megger /Isolasi test 10.000
Volt Earth Tester/Grounding
Test Camera digital
Alat Tulis
Tool set, Drum Jack (Dongkrak Kabel), cable grip,rol
cable,pompa air, Radio Komunikasi ( 1 bh Handy Talky dan
base di kendaraan) Tambang
Kompas
Rol Meter/ Rol dorong
Rambu-rambu jalan
- Alat Pelindung Diri ( APD )
Kaca Mata
Helm pengaman
Sepatu alas
karet Masker
Sarung tangan kulit
Rompi atau
wearpark Jas Hujan

- Persiapan Personil / Safety Breefing


Memastikan Personil Dalam Keadaan Sehat dan Tidak
Cacat Memastikan Keadaan Kondisi Tempat Pekerjaan
Memastikan Teknis Pekerjaan dan Pola Pekerjaan
2) STANDAR KONSTRUKSI :
 Kedalaman lubang Vit kabel minimal 1,5 meter dari permukaan jalan/tanah.
 Borring /cross jalan/sejajar jalan untuk kedalaman borring sedalam 1,5 meter dari
permukaan jalan.
 Batu pelindung kabel ukuran 30x20x5 cm dengan posisi pemasangan diatas
kebel,urugan pasir tebal 10 cm dengan batu pelindung 3 bh/mtr.
 Jarak antar lubang vit 10 meter.
 Patok kabel harus terpasang setiap50 meter = 1 bh.
 Patok mof ( Sambungan Kabel ) harus terpasang setiap sambungan.
 Pada sambungan kabel yang sudah terpasang Mof tanda kabel tidak perlu dipasang
kembali patok tanda kabel.
 Sebelum menggelar kabel harus di taburi pasir urug setebal 10 cm.
 Kabel boleh digelar apabila Lubang Vit sudah ditaburi oleh pasir urug.
 Setelah gelar kabel harus di urug oleh pasir urug setebal 10 cm dari permukaan kabel.
 Batu pelindung kabel di pasang apabila pasir setebal 10 cm sudah ditabur.
 Haspel kabel harus menggunakan anhang ( Drum jack )
 Urugan tanah pada berm harus di stemper/di padatkan setiap ketebalan 30 cm.
 Urugan Tanah pada galian di jalan/aspal/hotmix harus di stemper/di padatkan setiap
ketebalan 30 cm dan urugan minus 30 cm dari hotmi harus pakai sirtu dan di stemper.
 Untuk spek teknik tersebut yang tidak tercantum di atas harus disesuaikan dengan
Standard kontruksi PLN.
 Jasa penanaman kabel sudah meliputi,gali timbun,gelar dan pasang pasir dan dekstin .

3) PELAKSANAAN GALIAN KABEL :


1. Galian kabel harus dilaksanakan sesuai dimensi atau mengacu
ketentuan PUIL
2. Tanah bekas galian harus diletakan sedemikian sehingga tidak turun
kembali ke galian atau mengganggu pengguna jalan/lahan lokasi
galian.
3. Bila di trase galian sudah terdapat instalasi kabel/ utilitas lain,
sedangkan SKTR yang akan dibangun harus diletakan dibawahnya,
segera pasang peralatan gantung sementara instalasi utilitas tersebut.
4. Bila tanah lunak, pasangkan dinding pengaman sementara

4) PENGGELARAN KABEL SKTR :

 Jumlah tenaga yang akan melaksanakan penarikan atau penggelaran kabel harus
cukup minimal satu orang per 5 meter kabel.
 Sebelum dilakukan penarikan atau penggelaran kabel tanah, haspel harus
diletakkan diatas dongkrak untuk memudahkan penarikan, Kabel dilepas dari rol
haspelnya, ditarik dan digelar secara hati – hati jangan sampai melilit dan
menyatu, dsb , Kabel ditarik dengan tangan oleh pekerja–pekerja yang berdiri
dengan jarak yang teratur sepanjang penggalian (1 orang, 1 roller, setiap kurang
lebih 5 m) Setiap pekerja menarik kabel secara serentak sesuai aba – aba
(komando,suara pengawas)
 Dalam melakukan penarikan kabel pada tikungan / belokan radius lengkungan
kabel selama penggelaran harus selalu lebih dari 20 kali diameter kabelnya.
 Dalam melaksanakan penarikan kabel sedapat mungkin tanpa membuat selingan
kabel.Jika selingan kabel tersebut harus dibuat berbentuk huruf S dimana jari-jari
lengkungannya minimal 15 x diameter kabel, tidak dibenarkan menyilang kabel
seperti membuat angka 8 (delapan) .
GAMBAR STANDAR KONSTRUKSI
5) PENANDAAN KABEL SKTM :

Pada tiap jarak sejauh-jauhnya 30 meter jalur kabel harus diberi patok tanda kabel.
Khusus untuk trotoar, tidak diperkenankan pemasangan patok kabel tetapi cukup plat
beton mendatar yang dipasang sesuai permukaan trotoar.
6) PEMERIKSAAN / PENGUJIAN :
- Setelah pekerjaan instalasi SKTR selesai, periksa finising hasil urugan kembali
dan
- rekonstruksi trotoar/jalan bila ada dan laksanakan uji komisioning dengan :
- Tahap 1 : Uji isolasi dengan insulator tester 1000 volt.
- Tahap 2 : Uji DC test 1000 volt selama 1 menit.
- Tahap 3 : Uji isolasi dengan insulator 1000 volt.
- Tahap 4 : Uji power frekwensi test 1000 volt selama 15 menit.
- Tahap 5 : Uji isolasi dengan insulator tester 1000 volt.
- Tahap 6 : Pemasukan tegangan operasional 1000 volt.
7) HASIL PENGUKURAN :
Tahanan Isolasi : R
S Ground = Tidak Terhingga
T
R S
S T = Tidak Terhingga
T R
Tahanan Pembumian : 5 Ohm
Tegangan : 220/380 Volt
Arus / Beban :
MEMASANG SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH ( SKUTR )

PROSEDUR
KERJA :
1. Mempersiapkan pekerjaan
2. Memasang Perlengkapan pelengkap dan isolator
3. Memasang kawat tambat
4. Menarik SKUTR
5. Mengidentifikasi
6. Membuat Laporan.

LANGKAH
KERJA :
Persiapan
:
a) Perintah Kerja ( PK / SPK ).
b) Gambar kerja.
c) Menyusun jadwal kerja.
d) Koordinasi dengan pihak terkait
e) Perlengkapan K3
f) Tenaga Kerja :
- Ahli
- Tenaga Teknik
- Tukang
g) Alat kerja :
- Tangga - Alat
- Roll Kabel Komunikaasi
- Tambang - Tang Potong
- Tool Kit - Gergaji besi
- Tackle - Kunci Pass
- Press Hidrolik - Spander

h). APD :
a) Helm
b) Sarung Tangan
c) Rompi
d) Sepatu Safety
e) Kaca mata
i) Alat Ukur :
a) Meteran 100 mtr
b) Insuation Tester 500 V
PEMASANGAN :
1. Pasang Accessories pada tiang
2. Pasang Kawat Tambat pada tiang awal dan ujung
3. Pasang Roll Kabel
4. Penarikan kabel BC / AAAC
5. Atur Lendutan sampai harga yang ditentukan.
6. Tarik dan ikat pada isolator sesuai dengan prosedur.
IDENTIFIKASI :
a) Periksa kembali pekerjaan yang dianggap selesai
b) Periksa pemasangan sesuai dengan konstruksi yang ditentukan

Tegangan :
220/380 kV Arus / Beban
:

#
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMASANG INSTALASI PEMBUMIAN

I. PERSIAPAN PEKERJAAN

1. ADMINISTRASI

- Surat Perintah Kerja


- Surat Tugas
- Gambar kerja
- Perencanaan metode kerja
- WP dan JSA

2. TEKNIS

PERALATAN KERJA :
- Alat pemotong(gergaji besi)
- Palu Besar
- Linggis/Pipa besi +/- 1 mtr
- Bor listrik
- Earth Tester/Grounding Tester
- Tool set
- Tang pres

PERLENGKAPAN K3:
- Pakaian Kerja
- Helm pengaman
- Kaca mata pengaman
- Sepatu sefty
- Sarung tangan

II. MATRIAL KERJA :

- Sepatu kabel CU 50 mm
- Conduktor BCC 50 mm
- Elektroda tembaga (Copper Rod) Ujung Runcing atau disambung dengan Drilling
Head
- Bus bar Grounding(terminal) minimal tebal plat 5 mm

III. LANGKAH KERJA

1. Persiapan

- Gunakan APD/K3
- Sefty brifing
- Mempersiapkan gambar rencana kerja
- Mempersiapkan peralatan kerja yang diperlukan
- Mempersiapkan material yang diperlukan
- Menentukan titik penanaman elektroda

2. Cara Penanaman Elektroda:


- Siramlah dengan air agar lebih mudah untuk menanam atau drilling
- Tanam elektroda sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk
mencapai kelembababan tanah
- Setelah Elekroda tertanam sesuai dengan persyaratan makan lakukan pengukuran
Dengan menggunakan peralatan Earth tester

3. Cara mengukur grounding/pembumian


1. Periksalah alat pengukukur(grounding Tester/ EarthTester) berfungsi
dengan baik
Ganti Battery bilamana perlu terutama alat yang menggunakan system digital.
2. Pada alat terdapat tiga(3) buah terminal kabel berwarna HIJAU, KUNING,
Dan MERAH Dan dua(2) alat bantu berupa besi paku runcing sebagai referensi
- Kabel hijau di hubungkan ke Electroda yang akan di ukur
- Tanam paku no. 1 (kabel kuning) sesuai dengan panjang kabel yang tersedia
- Tanam paku ke 2 (kabel merah) sesuai dengan panjang kabel yang tersedia

Seperti terlihat pada gambar

- Catatan:
- Pastikan bahwa alat bantu (paku) tertanam ke tanah dengan baik yang
terhubung ke kabel merah dan hijau .
- Bilamana permukaan berupa batu atau tanah kering siramlah dengan air atau
gunakan kain basah.
- Earth Volt Measurement(Pengukuran Tegangan)
- Putar tuas ke posisi posisi EARTH VOLTAGE, makan pada penunjuk terlihat
tidak melebihi angka 10 volt, Bilamana terbaca lebih dari 10 Volt maka matikan alat
untuk menormalkan peralatan.
3. Pengukuran Elektroda:
- Putar atau setting ke 2000 Ohm lalu tekan tombol maka akan terbaca pada display
- Putar atau setting ke 200 Ohm tekan tombol lihat angka pada display
- Putar atau setting ke 20 Ohm jika didapat angka terendah maka catat hasil
pengukuran pada angka terendahnya.
4. Pembuatan Bak kontrol.
Bak kontrol dipasang pada tempat di atas elektroda yang telah di tanam. untuk
memudahkan pemeliharaan secara berkala
Ukuran Bak kontrol pada umumnya 30x 30 cm tebal 10 cm kedalaman minimal 25
cm atau disesuaikan dengan ketentuan pada Gambar kerja.
5. Terminal BUSBAR
Terminal BUSBAR berfungsi untuk menyatukan masing-masing peralatan yang
perlu di bumikan / grounding.
Terminal BUSBAR dapat di pasang pada tempat yang memudah terkoneksi untuk
peralatan2 yang harus di bumikan(gounding)
6. Pemasangan Konduktor (BCC) minimal 50 mm2
1. Pasang Konduktor pada elektroda dengan munggunakan klem dan sepatu kabel
2. Pastikan Konduktor terhubung dengan baik dengan Elektroda
3. Hubungkan kawat BCC/NYA ke terminal BUSBAR.

IV.Membuat laporan hasil kerja dan hasil pengukuran Resistensi Pembumian


di usahakan di bawah 5 uhm .
LAMPIRAN

ALAT PELINUNG DIRI


SAFETY BREFFING
PEKERJAAN

PERSIAPAN
PERALATAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
SURAT PERINTAH
KERJA
Nomor :
041/ST/PT.NZE/XII/SMD/2021
SURAT PERINTAH KERJA

Nomor :-
Tanggal : 9 Desember 2021
Lokasi :Kantor DPC Askomelin Subang
Pada hari ini Kamis, Tanggal 9 Bulan Desember Tahun 2021, yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama :
PEMDA
Jabatan : -
Dalam hal ini disebut Pemberi Tugas.
Menerangkan bahwa:
NO NIK NAMA LENGKAP

1 - DENI RAMDANI

2 - TATA SUPRIATNA

3 - TEDDY CARMA

4 - YUYUS NURYUSUF

Dalam hal ini disebut Penerima Tugas.


Dengan ini Pemberi Tugas menunjuk Penerima Tugas untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ketentuan sebagai berikut :
1. Melaksanakan Pembangunan dan Pemasangan Komponen dan Sirkit
Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik Tegangan Rendah Berupa PJU
(Penerangan Jalan Umum)

2. Mengkoordinir Pembangunan dan Pemasangan Komponen dan Sirkit


InstalasiPemanfaatan Tenaga Listrik

3. Melaksanakan Pembangunan Dan Pemasangan Komponen dan Sirkit


Alat Pengukur danPembatas Untuk Instalasi Pemanfaatan Tenaga
Listrik

Subang, 9 Desember 2021


Pemberi Tugas

(PEMDA)

Anda mungkin juga menyukai