OBSERVASI/PRAKTEK UJI
SERTIFIKASI
BIDANG : INSTALASI PEMANFAATAN
TENAGA LISTRIK SUB BIDANG :
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
PERIODE : 10 s/d 12 DESEMBER 2021
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Dasar Hukum :
1. UU No.1/1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No. 30/2009 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No.3/2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Keppres No.22/1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi : - Andal
dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi ) - Aman dari bahaya bagi
manusia :
Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi pemanfaatan
TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
Pengertian K3
1. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur.
2. Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.
3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment
Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.
Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Norma K3
Norma yang harus dipahami dalam K3:
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
• UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
• UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996
Jenis Bahaya Dalam K3
a. Bahaya Jenis Kimia
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia
berbahaya. Contoh jenis kimia: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia dan
gas bahan kimia.
b. Bahaya Jenis Fisika
• Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal.
• Bahaya akibat keadaan yang sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan
pendengaran.
c. Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan
• Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan kerusakan
penglihatan.
• Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang kurang lengkap
dan aman yang mengakibatkan cedera pada pekerja dan orang lain.
Istilah Bahaya dalam Lingkungan Kerja
• Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
• Danger adalah tingkat bahaya akan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluang bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
• Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
• Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan
kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal.
• Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau kerugian
baik manusian maupun benda.
Standar Keselamatan Kerja
Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan
kerja seperti:
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan
yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadaI
STANDAR OPERATION PROSEDURE ( SOP ) DAN STANDAR KONSTRUKSI
PEKERJAAN SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH ( SKTR)
1) PERSIAPAN PEKERJAAN :
ADMINISTRAS :
- Surat Perintah Kerja
- Surat Tugas Internal
- Lampiran Single Line Diagram / Gambar Kerja
- Perencanaan Metode Kerja Berikut Time Schedule Pekerjaan
- WP/JSA ( Ijin Kerja dan Job Safety Analyst )
TEKNIS :
- Material Pokok Pekerjaan
Kabel
NYFGBY/NYY
Pasir Urug
Batu Pelindung kabel, Bata Merah
Kabel Skun / sepatu kabel, CCO , Bimetal Conecting Lug
Lasdop / Penutup ujung kabel
- Peralatan Pekerjaan
Megger /Isolasi test 10.000
Volt Earth Tester/Grounding
Test Camera digital
Alat Tulis
Tool set, Drum Jack (Dongkrak Kabel), cable grip,rol
cable,pompa air, Radio Komunikasi ( 1 bh Handy Talky dan
base di kendaraan) Tambang
Kompas
Rol Meter/ Rol dorong
Rambu-rambu jalan
- Alat Pelindung Diri ( APD )
Kaca Mata
Helm pengaman
Sepatu alas
karet Masker
Sarung tangan kulit
Rompi atau
wearpark Jas Hujan
Jumlah tenaga yang akan melaksanakan penarikan atau penggelaran kabel harus
cukup minimal satu orang per 5 meter kabel.
Sebelum dilakukan penarikan atau penggelaran kabel tanah, haspel harus
diletakkan diatas dongkrak untuk memudahkan penarikan, Kabel dilepas dari rol
haspelnya, ditarik dan digelar secara hati – hati jangan sampai melilit dan
menyatu, dsb , Kabel ditarik dengan tangan oleh pekerja–pekerja yang berdiri
dengan jarak yang teratur sepanjang penggalian (1 orang, 1 roller, setiap kurang
lebih 5 m) Setiap pekerja menarik kabel secara serentak sesuai aba – aba
(komando,suara pengawas)
Dalam melakukan penarikan kabel pada tikungan / belokan radius lengkungan
kabel selama penggelaran harus selalu lebih dari 20 kali diameter kabelnya.
Dalam melaksanakan penarikan kabel sedapat mungkin tanpa membuat selingan
kabel.Jika selingan kabel tersebut harus dibuat berbentuk huruf S dimana jari-jari
lengkungannya minimal 15 x diameter kabel, tidak dibenarkan menyilang kabel
seperti membuat angka 8 (delapan) .
GAMBAR STANDAR KONSTRUKSI
5) PENANDAAN KABEL SKTM :
Pada tiap jarak sejauh-jauhnya 30 meter jalur kabel harus diberi patok tanda kabel.
Khusus untuk trotoar, tidak diperkenankan pemasangan patok kabel tetapi cukup plat
beton mendatar yang dipasang sesuai permukaan trotoar.
6) PEMERIKSAAN / PENGUJIAN :
- Setelah pekerjaan instalasi SKTR selesai, periksa finising hasil urugan kembali
dan
- rekonstruksi trotoar/jalan bila ada dan laksanakan uji komisioning dengan :
- Tahap 1 : Uji isolasi dengan insulator tester 1000 volt.
- Tahap 2 : Uji DC test 1000 volt selama 1 menit.
- Tahap 3 : Uji isolasi dengan insulator 1000 volt.
- Tahap 4 : Uji power frekwensi test 1000 volt selama 15 menit.
- Tahap 5 : Uji isolasi dengan insulator tester 1000 volt.
- Tahap 6 : Pemasukan tegangan operasional 1000 volt.
7) HASIL PENGUKURAN :
Tahanan Isolasi : R
S Ground = Tidak Terhingga
T
R S
S T = Tidak Terhingga
T R
Tahanan Pembumian : 5 Ohm
Tegangan : 220/380 Volt
Arus / Beban :
MEMASANG SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH ( SKUTR )
PROSEDUR
KERJA :
1. Mempersiapkan pekerjaan
2. Memasang Perlengkapan pelengkap dan isolator
3. Memasang kawat tambat
4. Menarik SKUTR
5. Mengidentifikasi
6. Membuat Laporan.
LANGKAH
KERJA :
Persiapan
:
a) Perintah Kerja ( PK / SPK ).
b) Gambar kerja.
c) Menyusun jadwal kerja.
d) Koordinasi dengan pihak terkait
e) Perlengkapan K3
f) Tenaga Kerja :
- Ahli
- Tenaga Teknik
- Tukang
g) Alat kerja :
- Tangga - Alat
- Roll Kabel Komunikaasi
- Tambang - Tang Potong
- Tool Kit - Gergaji besi
- Tackle - Kunci Pass
- Press Hidrolik - Spander
h). APD :
a) Helm
b) Sarung Tangan
c) Rompi
d) Sepatu Safety
e) Kaca mata
i) Alat Ukur :
a) Meteran 100 mtr
b) Insuation Tester 500 V
PEMASANGAN :
1. Pasang Accessories pada tiang
2. Pasang Kawat Tambat pada tiang awal dan ujung
3. Pasang Roll Kabel
4. Penarikan kabel BC / AAAC
5. Atur Lendutan sampai harga yang ditentukan.
6. Tarik dan ikat pada isolator sesuai dengan prosedur.
IDENTIFIKASI :
a) Periksa kembali pekerjaan yang dianggap selesai
b) Periksa pemasangan sesuai dengan konstruksi yang ditentukan
Tegangan :
220/380 kV Arus / Beban
:
#
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMASANG INSTALASI PEMBUMIAN
I. PERSIAPAN PEKERJAAN
1. ADMINISTRASI
2. TEKNIS
PERALATAN KERJA :
- Alat pemotong(gergaji besi)
- Palu Besar
- Linggis/Pipa besi +/- 1 mtr
- Bor listrik
- Earth Tester/Grounding Tester
- Tool set
- Tang pres
PERLENGKAPAN K3:
- Pakaian Kerja
- Helm pengaman
- Kaca mata pengaman
- Sepatu sefty
- Sarung tangan
- Sepatu kabel CU 50 mm
- Conduktor BCC 50 mm
- Elektroda tembaga (Copper Rod) Ujung Runcing atau disambung dengan Drilling
Head
- Bus bar Grounding(terminal) minimal tebal plat 5 mm
1. Persiapan
- Gunakan APD/K3
- Sefty brifing
- Mempersiapkan gambar rencana kerja
- Mempersiapkan peralatan kerja yang diperlukan
- Mempersiapkan material yang diperlukan
- Menentukan titik penanaman elektroda
- Catatan:
- Pastikan bahwa alat bantu (paku) tertanam ke tanah dengan baik yang
terhubung ke kabel merah dan hijau .
- Bilamana permukaan berupa batu atau tanah kering siramlah dengan air atau
gunakan kain basah.
- Earth Volt Measurement(Pengukuran Tegangan)
- Putar tuas ke posisi posisi EARTH VOLTAGE, makan pada penunjuk terlihat
tidak melebihi angka 10 volt, Bilamana terbaca lebih dari 10 Volt maka matikan alat
untuk menormalkan peralatan.
3. Pengukuran Elektroda:
- Putar atau setting ke 2000 Ohm lalu tekan tombol maka akan terbaca pada display
- Putar atau setting ke 200 Ohm tekan tombol lihat angka pada display
- Putar atau setting ke 20 Ohm jika didapat angka terendah maka catat hasil
pengukuran pada angka terendahnya.
4. Pembuatan Bak kontrol.
Bak kontrol dipasang pada tempat di atas elektroda yang telah di tanam. untuk
memudahkan pemeliharaan secara berkala
Ukuran Bak kontrol pada umumnya 30x 30 cm tebal 10 cm kedalaman minimal 25
cm atau disesuaikan dengan ketentuan pada Gambar kerja.
5. Terminal BUSBAR
Terminal BUSBAR berfungsi untuk menyatukan masing-masing peralatan yang
perlu di bumikan / grounding.
Terminal BUSBAR dapat di pasang pada tempat yang memudah terkoneksi untuk
peralatan2 yang harus di bumikan(gounding)
6. Pemasangan Konduktor (BCC) minimal 50 mm2
1. Pasang Konduktor pada elektroda dengan munggunakan klem dan sepatu kabel
2. Pastikan Konduktor terhubung dengan baik dengan Elektroda
3. Hubungkan kawat BCC/NYA ke terminal BUSBAR.
PERSIAPAN
PERALATAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
SURAT PERINTAH
KERJA
Nomor :
041/ST/PT.NZE/XII/SMD/2021
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor :-
Tanggal : 9 Desember 2021
Lokasi :Kantor DPC Askomelin Subang
Pada hari ini Kamis, Tanggal 9 Bulan Desember Tahun 2021, yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama :
PEMDA
Jabatan : -
Dalam hal ini disebut Pemberi Tugas.
Menerangkan bahwa:
NO NIK NAMA LENGKAP
1 - DENI RAMDANI
2 - TATA SUPRIATNA
3 - TEDDY CARMA
4 - YUYUS NURYUSUF
(PEMDA)