Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN OBSERVASI/PRAKTEK

UJI SERTIFIKASI
BIDANG : INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG : PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
PERIODE : 10 s/d 12 DESEMBER 2021

NAMA : YUYUS NURYUSUP


KODE OKUPASI JABATAN : F.43.142.01.KUALIFIKASI.3.MANTEM
KODE UNIT : F.43.142.02.020.1
: F.43.142.02.003.1
: F.43.142.02.021.1
: F.43.142.02.022.1
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam suatu
perusahaan. Dalam menghadapi arus globalisasi, berhasil atau tidaknya perusahaan dalam
mencapai tujuan, sangat tergantung pada kemampuan SDM dalam menjalankan tugas-tugas yang
diberikan oleh perusahaan. Karena SDM merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu perusahaan disamping factor lain seperti modal. Oleh Karena itu perusahaan harus merekrut
seorang karyawan yang kompeten atau sebaliknya melatih karyawan untuk menjadi kompeten
dalam bidang pekerjaannya. Perusahaan hams dapat menciptakan suasana yang dapat memotivasi
karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja. Agar tepat sasaran maka perusahaan berlombalomba
mendaftarkan para karyawannya untuk mengikuti uji sertifikasi kompetensi sehingga perusahaan
dapat mengetahui dan mengukur apakah karyawan mereka lulus atau tidak dalam uji kompetensi
dan memang benar kompeten ahli dalam bidang pekerjaannya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
menyatakan bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat
Kompetensi, bertujuan untuk mewujudkan kondisi instalasi tenaga listrik yang aman bagi manusia,
andal dan ramah lingkungan. Penerbitan Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi
Kompetensi yang mendapatkan akreditasi atau penunjukan dari Menteri ESDM yang dilaksanakan
secara objektif melalui penilaian yang adil, sah dan andal, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan
lain agar memberikan keyakinan dankepercayaan bagi pemangku kepentingan.
Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi.
FAKTOR K2/K3

Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengaman


instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengaman pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan
kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan, di sekitar instalasi tenaga listrik.

Tujuan Keselamatan Ketenagalistrikan Untuk mewujudkan kondisi:


a. Andal dan aman bagi instalasi;
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. Ramah lingkungan

UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN K2:


1. Standarisasi
2. Penerapan 4 pilar K2
3. Sertifikasi
4. Penerapan SOP
5. Adanya pengawas pekerjaan

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Dasar Hukum :
1. UU No.1/1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No. 30/2009 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No.3/2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Keppres No.22/1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi : - Andal dan
aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi ) - Aman dari bahaya bagi manusia :

* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )


* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi pemanfaatan TL
(instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

STANDARISASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL MELAKSANAKAN KEGIATAN BERPOTENSI BAHAYA :


- Standarisasi Proses (Pemasangan dsb)
- Standarisasi Uji (Performance Test,

Komisioning, dsb) - Standarisasi Produk


(Spesifikasi dsb)
EMPAT PILR KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
1. Keselamatan Kerja : perlindungan terhadap pegawai
2. Keselamatan Umum : perlindungan terhadap masyarakat, instalansi
3. Keselamatan Lingkungan : perlindungan terhadap lingkungan instalasi
4. Keselamatan Instalansi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga listrik

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk lebih memahami
tentang K3 berikut ini kita akan membahas pengertian, maksud dan tujuan dari K3 (di
rangkum dari berbagai sumber).

Pengertian K3
1. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur.
2. Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.
3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment
Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.
Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Norma K3
Norma yang harus dipahami dalam K3:
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
• UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
• UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996
Jenis Bahaya Dalam K3
a. Bahaya Jenis Kimia
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia
berbahaya. Contoh jenis kimia: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia
dan gas bahan kimia.
b. Bahaya Jenis Fisika
• Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal.
• Bahaya akibat keadaan yang sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan
pendengaran.

c. Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan


• Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan kerusakan
penglihatan.
• Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang kurang lengkap
dan aman yang mengakibatkan cedera pada pekerja dan orang lain.
Istilah Bahaya dalam Lingkungan Kerja
• Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan kecelakaan,
penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
• Danger adalah tingkat bahaya akan suatu kondisi yang sudah menunjukkan peluang
bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
• Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
• Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan kontak
dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal.
• Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau kerugian baik
manusian maupun benda.
Standar Keselamatan Kerja
Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja
seperti:
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan yang
cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadaI
STANDAR OPERATION PROSEDURE ( SOP ) DAN STANDAR KONSTRUKSI

PEKERJAAN SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH ( SKTM )

1) PERSIAPAN PEKERJAAN :
ADMINISTRAS :
- Surat Perintah Kerja
- Surat Tugas Internal
- Lampiran Single Line Diagram / Gambar Kerja
- Perencanaan Metode Kerja Berikut Time Schedule Pekerjaan
- WP/JSA ( Ijin Kerja dan Job Safety Analyst )
TEKNIS :
- Material Pokok Pekerjaan
Kabel xlpe NAXSEBY 3 x 240 mm²
Pasir Urug
Batu Pelindung kabel, Bata Merah
Lebel untuk penandaan Kabel per 6 m
Patok tanda jalur SKTM
Join /Sambungan Kabel SKTM dan Terminasi TM
Kabel Skun / sepatu kabel, CCO , Bimetal Conecting Lug
Lasdop / Penutup ujung kabel SKTM

- Peralatan Pekerjaan
Megger /Isolasi test 10.000 Volt
Earth Tester/Grounding Test
Tester Tegangan 20 kV,
Ground short
Camera digital
Alat Tulis
Tool set, Drum Jack (Dongkrak Kabel), cable grip,rol cable,pompa air,
Radio Komunikasi ( 1 bh Handy Talky dan base di kendaraan)
Tambang
Kompas
Rol Meter/ Rol dorong
Rambu-rambu jalan

- Alat Pelindung Diri ( APD )


Kaca Mata
Helm pengaman
Sepatu alas karet
Masker
Sarung tangan kulit
Rompi atau wearpark
Jas Hujan
- Persiapan Personil / Safety Breefing
Memastikan Personil Dalam Keadaan Sehat dan Tidak Cacat
Memastikan Keadaan Kondisi Tempat Pekerjaan
Memastikan Teknis Pekerjaan dan Pola Pekerjaan

2) STANDAR KONSTRUKSI :
- Kedalaman lubang Vit kabel minimal 1,5 meter dari permukaan jalan/tanah.
- Borring /cross jalan/sejajar jalan untuk kedalaman borring sedalam 1,5 meter dari
permukaan jalan.
- Untuk Lintasan sungai/Parit harus memakai besi UNP 15/15 di cat lengkap klem dan
kawat duri.
- Untuk Jembatan Kabel bentangan 11 meter memakai jembatan kabel IWF 350.175.7.11
dengan Pondasi.
- Untuk ujung Jembatan Kabel harus di lindungi oleh cor beton,sehingga besi UNP 15/15
tersebut tidak tersentuh oleh tanah.
- Batu pelindung kabel ukuran 30x20x5 cm dengan posisi pemasangan diatas
kebel,urugan pasir tebal 10 cm dengan batu pelindung 3 bh/mtr.
- Jarak antar lubang vit 10 meter.
- Setiap vit dan jointing harus di pasang label timah 1 bh.
- Patok kabel harus terpasang setiap50 meter = 1 bh.
- Patok mof ( Sambungan Kabel ) harus terpasang setiap sambungan.
- Pada sambungan kabel yang sudah terpasang Mof tanda kabel tidak perlu dipasang
kembali patok tanda kabel.
- Sebelum menggelar kabel harus di taburi pasir urug setebal 10 cm.
- Kabel boleh digelar apabila Lubang Vit sudah ditaburi oleh pasir urug.
- Setelah gelar kabel harus di urug oleh pasir urug setebal 10 cm dari permukaan kabel.
- Batu pelindung kabel di pasang apabila pasir setebal 10 cm sudah ditabur.
- Menggelar kabel harus memakai Rol Kabel setiap 10 meter.
- Haspel kabel harus menggunakan anhang ( Drum jack )
- Urugan tanah pada berm harus di stemper/di padatkan setiap ketebalan 30 cm.
- Urugan Tanah pada galian di jalan/aspal/hotmix harus di stemper/di padatkan setiap
ketebalan 30 cm dan urugan minus 30 cm dari hotmi harus pakai sirtu dan di stemper.
- Untuk spek teknik tersebut yang tidak tercantum di atas harus disesuaikan dengan
Standard kontruksi PLN.
- Jasa penanaman kabel sudah meliputi,gali timbun,gelar dan pasang pasir dan dekstin .

3) PELAKSANAAN GALIAN KABEL :


1. Galian kabel harus dilaksanakan sesuai dimensi atau mengacu ketentuan PUIL
2. Tanah bekas galian harus diletakan sedemikian sehingga tidak turun kembali ke galian
atau mengganggu pengguna jalan/lahan lokasi galian.
3. Bila di trase galian sudah terdapat instalasi kabel/ utilitas lain, sedangkan SKTM yang
akan dibangun harus diletakan dibawahnya, segera pasang peralatan gantung
sementara instalasi utilitas tersebut.
4. Bila tanah lunak, pasangkan dinding pengaman sementara
4) PENGGELARAN KABEL SKTM :
- Jumlah tenaga yang akan melaksanakan penarikan atau penggelaran kabel harus cukup
minimal satu orang per 5 meter kabel.
- Sebelum dilakukan penarikan atau penggelaran kabel tanah, haspel harus diletakkan
diatas dongkrak untuk memudahkan penarikan,
Kabel dilepas dari rol haspelnya, ditarik dan digelar secara hati – hati jangan
sampai melilit dan menyatu, dsb ,
Kabel ditarik dengan tangan oleh pekerja–pekerja yang berdiri dengan jarak
yang teratur sepanjang penggalian (1 orang, 1 roller, setiap kurang lebih 5 m)
Setiap pekerja menarik kabel secara serentak sesuai aba – aba (komando,suara)
pengawas.
- Dalam melakukan penarikan kabel pada tikungan / belokan radius lengkungan kabel
selama penggelaran harus selalu lebih dari 20 kali diameter kabelnya.
- Dalam melaksanakan penarikan kabel sedapat mungkin tanpa membuat selingan
kabel.Jika selingan kabel tersebut harus dibuat berbentuk huruf S dimana jari-jari
lengkungannya minimal 15 x diameter kabel, tidak dibenarkan menyilang kabel seperti
membuat angka 8 (delapan) .
GAMBAR STANDAR KONSTRUKSI

JALAN RAYA
TROTOAR

1.5 m DRAINASE

RENCANA KABEL

1,00

0,60

15,00

0,60

1,00

JALAN BER
RAYA M

1,70

0,6
5) PENANDAAN KABEL SKTM : 0
Pada tiap jarak sejauh-jauhnya 30 meter jalur kabel harus diberi patok tanda kabel.
Khusus untuk trotoar, tidak diperkenankan pemasangan patok kabel tetapi cukup plat
beton mendatar yang dipasang sesuai permukaan trotoar.
6) PEMERIKSAAN / PENGUJIAN :
- Setelah pekerjaan instalasi SKTM selesai, periksa finising hasil urugan kembali dan
- rekonstruksi trotoar/jalan bila ada dan laksanakan uji komisioning dengan :
- Tahap 1 : Uji isolasi dengan insulator tester 5/10 kV.
- Tahap 2 : Uji DC test 57 kV selama 1 menit.
- Tahap 3 : Uji isolasi dengan insulator tester 5/10 kV.
- Tahap 4 : Uji power frekwensi test 20 kV selama 15 menit.
- Tahap 5 : Uji isolasi dengan insulator tester 5/10 kV.
- Tahap 6 : Pemasukan tegangan operasional (20 kV).
7) HASIL PENGUKURAN :
Tahanan Isolasi : R
S Ground = Tidak Terhingga
T
R S
S T = Tidak Terhingga
T R
Tahanan Pembumian : 5 Ohm
Tegangan : 20 kV
Arus / Beban :
STANDAR OPERATION PROSEDURE ( SOP ) DAN STANDAR KONSTRUKSI
PEKERJAAN SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH ( SUTM )

PERSIAPAN PEKERJAAN :
ADMINISTRASI :
- Surat Perintah Kerja
- Surat Tugas Internal
- Lampiran Single Line Diagram / Gambar Kerja
- Perencanaan Metode Kerja Berikut Time Schedule Pekerjaan
- WP/JSA ( Ijin Kerja dan Job Safety Analyst )
TEKNIS :
- Material Pokok Pekerjaan
Kawat A3C atau A3CS
Top ties/ Side ties
Strain champ
Compression joint sleeve

- Peralatan Pekerjaan
Megger /Isolasi test 10.000 Volt
Earth Tester/Grounding Test
Tester Tegangan 20 kV,
Ground short
Camera digital
Alat Tulis
Tool set
Radio Komunikasi
Tambang
Kompas
Rol Meter/ Rol dorong
Rambu-rambu jalan

- Alat Pelindung Diri ( APD )


Kaca Mata
Helm pengaman
Sepatu alas karet
Masker
Sarung tangan kulit
Rompi atau wearpark
Jas Hujan

- Persiapan Personil / Safety Breefing


Memastikan Personil Dalam Keadaan Sehat dan Tidak Cacat
Memastikan Keadaan Kondisi Tempat Pekerjaan
Memastikan Teknis Pekerjaan dan Pola Pekerjaan

8) LANGKAH KERJA :
- Pasang tangga dengan benar dan aman, naik ikatkan sabuk pengaman
- kemudian ikat tangga ke tiang.
- Naikkan roll dan tambang kemuadian pasang travers.
- Lakukan langkah 5.2 untuk tiang selanjutnya sampai ketemu tiang afspan.
- Siapkan haspel kabel dengan meggunakan dongkrak dan as besi haspel.
- Gunakan tambang untuk menaikkan dan menarik kawat A3C/A3CS dari tiang
- Afspan pertama sampai tiang afspan berikutnya.
- Pasangkan strain clamp pada ujung kawat dengan baik dan benar, kemudian
- pasangkan ke isolator afspan.
- Tarik kawat dari tiang afspan pertama menggunakan tackel secara bertahap
- hingga memenuhi standart andongan kawat.
- Pasangkan strain clamp pada ujung kawat dengan baik dan benar, kemuadian
- pasangkan ke isolator afspan.
- Lepaskan tackel dari kawat, pindah ke fasa selanjutnya.
- Dudukan kawat di kepala isolator dan ikat menggunakan Top ties/ Side ties.
9) PEMERIKSAAN / PENGUJIAN :
- rekonstruksi trotoar/jalan bila ada dan laksanakan uji komisioning dengan :
- Tahap 1 : Uji isolasi Instulation Tester
- Tahap 2 : Uji 5.000 V
- Tahap 4 : Uji power frekwensi test Instulation Tester Waktu 1 Menit
- Tahap 6 : Pemasukan tegangan operasional (20 kV).
10) HASIL PENGUKURAN :
Tahanan Isolasi : R
S Ground = Tidak Terhingga
T
R S
S T = Tidak Terhingga
T R
Tahanan Pembumian : 5 Ohm
Tegangan : 20 kV
Arus / Beban :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MEMASANG INSTALASI PEMBUMIAN

I.PERSIAPAN PEKERJAAN :

1.ADMINISTRASI

- Surat Perintah Kerja


- Surat Tugas
- Gambar kerja
- Perencanaan metode kerja
- WP dan JSA

2. TEKNIS
PERALATAN KERJA :
- Alat pemotong(gergaji besi)
- Palu Besar
- Linggis/Pipa besi +/- 1 mtr
- Bor listrik
- Earth Tester/Grounding Tester
- Tool set
- Tang pres

PERLENGKAPAN K3:
- Pakaian Kerja
- Helm pengaman
- Kaca mata pengaman
- Sepatu sefty
- Sarung tangan

II.MATRIAL KERJA :

- Sepatu kabel CU 50 mm
- Conduktor BCC 50 mm
- Elektroda tembaga (Copper Rod) Ujung Runcing atau disambung dengan Drilling Head
- Bus bar Grounding(terminal) minimal tebal plat 5 mm

III.LANGKAH KERJA

1. Persiapan

- Gunakan APD/K3
- Sefty brifing
- Mempersiapkan gambar rencana kerja
- Mempersiapkan peralatan kerja yang diperlukan
- Mempersiapkan material yang diperlukan
- Menentukan titik penanaman elektroda

2. Cara Penanaman Elektroda:


- Siramlah dengan air agar lebih mudah untuk menanam atau drilling
- Tanam elektroda sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk mencapai
kelembababan tanah
- Setelah Elekroda tertanam sesuai dengan persyaratan makan lakukan pengukuran
Dengan menggunakan peralatan Earth tester

3. Cara mengukur grounding/pembumian


1. Periksalah alat pengukukur(grounding Tester/ EarthTester) berfungsi dengan baik
Ganti Battery bilamana perlu terutama alat yang menggunakan system digital.
2. Pada alat terdapat tiga(3) buah terminal kabel berwarna HIJAU, KUNING, Dan MERAH
Dan dua(2) alat bantu berupa besi paku runcing sebagai referensi
- Kabel hijau di hubungkan ke Electroda yang akan di ukur
- Tanam paku no. 1 (kabel kuning) sesuai dengan panjang kabel yang tersedia
- Tanam paku ke 2 (kabel merah) sesuai dengan panjang kabel yang tersedia
 Seperti terlihat pada gambar


- Catatan:
- Pastikan bahwa alat bantu (paku) tertanam ke tanah dengan baik yang terhubung ke kabel
merah dan hijau .
- Bilamana permukaan berupa batu atau tanah kering siramlah dengan air atau gunakan kain
basah.
- Earth Volt Measurement(Pengukuran Tegangan)
- Putar tuas ke posisi posisi EARTH VOLTAGE, makan pada penunjuk terlihat tidak melebihi
angka 10 volt, Bilamana terbaca lebih dari 10 Volt maka matikan alat untuk menormalkan
peralatan.

3.Pengukuran Elektroda:
- Putar atau setting ke 2000 Ohm lalu tekan tombol maka akan terbaca pada display
- Putar atau setting ke 200 Ohm tekan tombol lihat angka pada display
- Putar atau setting ke 20 Ohm jika didapat angka terendah maka catat hasil pengukuran pada
angka terendahnya.
4. Pembuatan Bak kontrol.
Bak kontrol dipasang pada tempat di atas elektroda yang telah di tanam. untuk memudahkan
pemeliharaan secara berkala
Ukuran Bak kontrol pada umumnya 30x 30 cm tebal 10 cm kedalaman minimal 25 cm atau
disesuaikan dengan ketentuan pada Gambar kerja.
5. Terminal BUSBAR
Terminal BUSBAR berfungsi untuk menyatukan masing-masing peralatan yang perlu di
bumikan / grounding.
Terminal BUSBAR dapat di pasang pada tempat yang memudah terkoneksi untuk peralatan2
yang harus di bumikan(gounding)
6. Pemasangan Konduktor (BCC) minimal 50 mm2
1. Pasang Konduktor pada elektroda dengan munggunakan klem dan sepatu kabel
2. Pastikan Konduktor terhubung dengan baik dengan Elektroda
3. Hubungkan kawat BCC/NYA ke terminal BUSBAR.

IV. Membuat laporan hasil kerja dan hasil pengukuran Resistensi Pembumian di usahakan di
bawah 5 uhm .
LAMPIRAN
ALAT PELINDUNG DIRI
SAFETY BREFFING PEKERJAAN

PERSIAPAN PERALATAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor : 041/ST/PT.NZE/XII/SMD/2021

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rika Gusmawati


Jabatan : Direktur
Alamat : Griya Taman Lestari D4 No.23 Desa Gudang , Kec Tanjungsari , Kab –
Sumedang

Dengan ini memberikan Tugas kepada :

NAMA KARYAWAN JABATAN KELOMPOK LEVEL


DENI RAMDANI PENGAWAS LAPANGAN 4 3
YUYUS NURYUSUP PENGAWAS LAPANGAN 4 3
TUTUS SUTIANA SPV TEKNIK 1 4

Dalam hal ini disebut Penerima Tugas .

Dengan ini pemberi tugas menunjuk penerima tugas untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
ketentuan sebagai berikut :

- Melaksanakan pembangunan dan pemasangan komponen dan sirkit instalasi pemanfaatan


tenaga listrik tegangan menengah berupa gardu distribusi .
- Mengkoordinir pembangunan dan pemasangan komponen dan sirkit instalasi pemanfaatan
tenga listrik
- Melaksanakan pembangunan dan pemasangan komponen dan sirkit alat pengukur dan
pembatas untuk instlasi pemanfaatn tenaga listrik .

Untuk melaksanakan kegiatan pada tanggal 09 s/d 12 Desember 2021 di Kantor DPC Askomelin
Subang .

Demikian surat tugas ini dibuat untuk digunakan dengan sebaik-baiknya.

Sumedang, 08 Desember 2021


PT. NABIL Z AIDAN ELECTRIC

RIKA GUSMAWATI
Direktur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai