Anda di halaman 1dari 57

KESELAMATAN &

KESEHATAN KERJA
(K3) LISTRIK
ELECTRICAL SAFETY

By, Iwan Syaukani


KONSEP DASAR K3
Istilah safety lebih sering digunakan oleh hampir semua
kalangan, sebagian besar perusahaan lebih memilih
menggunakan istilah safety daripada keselamatan.

Safety dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang akan terbebas
dari kecelakaan atau bahaya yang dapat menyebabkan kerugian baik secara
material maupun spiritual.

Penerapan safety berkaitan erat dengan pekerjaan, sehingga safety lebih sering
diartikan sebagai keselamatan kerja.

Safety tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan (Health) dan lingkungan


(Environment) atau lebih dikenal dengan Safety Health Environment (SHE) atau
Occupational Healt & Environment Safety (OH&ES).
Secara luas safety dapat diartikan sebagai kondisi dimana tidak terjadi atau
terbebasnya manusia dari kecelakaan, penyakit akibat kerja dan kerusakan
lingkungan akibat polusi yang dihasilkan oleh proses produksi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dapat dipelajari
dengan pendekatan keilmuan yang kemudian
dikembangkan menjadi konsep dan teori
tentang kecelakaan.
Teori kecelakaan memusatkan perhatiannya
melalui tiga faktor penyebab utama
kecelakaan, yaitu :
Peralatan, cara kerja dan manusia atau
pekerja.

Seorang ahli keselamatan kerja Heinrich (1931) mengembangkan suatu konsep


teori terjadinya kecelakaan yang dikenal dengan teori domino.
Berdasarkan teori tersebut,kecelakaan diakibatkan oleh lima faktor yang
berdampak secara berurutan seperti lima kartu domino yang berderet sejajar.
Apabila kartu bagian depan terjatuh maka akan mengakibatkan jatuhnya kartu-
kartu yang berada dibelakangnya secara berantai.
Kelima faktor tersebut adalah :
- Kebiasaan
- Kesalahan seseorang
- Perbuatan
- Kondisi tidak aman
- Kecelakaan.
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB ACCIDENT
KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Seorang Ahli Safety bernama Birds (German) 1967
Memodifikasi Teory Domino Heinrich
Implementasi keselamatan kerja
menggunakan model konsep
PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang
merupakan model implementasi
yang sistematis dengan prinsip dasar
perbaikan secara terus menerus
(continuous improvement).
Model PDCA dapat digunakan ketika
akan memulai project baru,
melakukan perubahan suatu proses
yang telah berjalan, melakukan
pengembangan atau perbaikan
sistem dan ketika akan melakukan
perubahan apapun.
SIKLUS PDCA DALAM IMPLEMENTASI K3

a. Plan (Perencanaan) ?
b. Do (Pelaksanaan) ?
c. Check (Pengecekan) ?
d. Action (Tindakan) ?
Kerangka berpikir yang sistematis mengenai penjabaran
zerosicks tentunya tidak sembarangan diterapkan dalam
kehidupan suatu organisasi.
Usaha penerapan di lingkungan kerja diperlukan
pengorganisasian secara baik dan benar, maka diperlukan
suatu sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
(SMK3) yang saling berintegrasi.
Melalui SMK3, pola pikir dan berbagai pendekatan kemudian
diintegrasikan ke dalam seluruh kegiatan operasional agar
dapat berproduksi dan menghasilkan produk dengan cara
yang sehat, aman dan efisien serta tidak menimbulkan
dampak lingkungan yang tidak diinginkan.

Dasar hukum penerapan SMK3 di tempat kerja yang


mempekerjakan lebih dari 100 orang dan mengandung
potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
adalah:
a. UU No. 1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
b. Peraturan Menteri No. Per. 05 / MEN / 1996 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan
peraturan menteri tersebut
Secara garis besar, program SMK3 di
suatu perusahaan harus memenuhi hal-
hal berikut ini:
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
a. Kepemimpinan dan administrasinya
dari penerapan SMK3 diantaranya
b. Manajemen k3 yang terpadu
adalah:
c. Pengawasan dan kontrol
a. Melindungi Pekerja
d. Analisis pekerjaan dan prosedural
b. Patuh terhadap Peraturan dan
e. Penelitian dan analisis pekerjaan
Undang-Undang
f. Training bagi pekerja
c. Meningkatkan Kepercayaan dan
g. Pelayanan kesehatan bagi pekerja
Kepuasan Pelanggan
h. Penyediaan alat pelindung diri (APD)
d. Membuat Sistem Manajemen yang
i. Peningkatan kesadaran pekerja
Efektif
terhadap k3
j. Sistem audit
k. Laporan dan pendataan
Keselamatan kerja listrik
adalah

keselamatan kerja yang bertalian dengan :


- Alat
- Bahan
- Proses
- Tempat (lingkungan) dan
- Cara-cara melakukan pekerjaan seperti
Menggunakan peralatan-peralatan tanpa
maintenance yang baik dan kerja terlalu
dekat dengan kabel listrik bertegangan tinggi.
TUJUAN Keselamatan
kerja listrik

Untuk melindungi tenaga kerja


atau orang dalam melaksanakan
tugas-tugas atau adanya
tegangan listrik disekitarnya, baik
dalam bentuk instalasi maupun
jaringan.
FUNGSI Keselamatan
kerja listrik

Melindungi keselamatan dan Kesehatan


tenaga kerja dan orang lain yang berada
di dalam lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik. Menciptakan
instalasi listrik yang Aman, Handal dan
memberikan Keselamatan Bangunan
Beserta isinya.
• Hubungan Antara K2 dan K3 ?

K3 = Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
K2 = Keselamatan Ketenagalistrikkan
Electrical Safety
TEKNOLOGI REGULASI
LISTRIK K3-LISTRIK

K3 LISTRIK
(Pengendalian Bahaya Listrik)

KECELAKAAN INVESTIGASI
LISTRIK LITBANG
Landasan Hukum / Dasar Hukum

1. UU No.1/1970 Tentang Keselamatan Kerja


2. Kep Menaker No.12/2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Listrik di Tempat Kerja.
3. UU No.30/2009 Tentang Ketenagalistrikkan (K2)
4. Keppres No.22/1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 Tentang Pedoman Keselamatan Kerja
• Keselamatan
Instalasi :
Upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan
dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan
kerusakan yang mengakibatkan instalasi tidak dapat
berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.
• Keselamatan Umum Adalah

Upaya untuk mewujudkan kondisi aman


bagi masyarakat umum dari bahaya yang
diakibatkan oleh kegiatan instalasi dan
kegiatan ketenagalistrikkan lainnya dari
perusahaan dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan masyarakat umum yang
berhubungan dengan kegiatan
perusahaan.
Keselamatan Kerja Adalah
Upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi
pekerja dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
kegiatan instalasi dan kegiatan ketenagalistrikkan
lainnya dari perusahaan, dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian
terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang
menimpa pekerja.
• Pegangan awal dalam melaksanakan
kegiatan kelistrikkan yang mempunyai
potensi bahaya :

- Standarisasi proses (pemasangan dsb)


- Standarisasi uji (performance test, komisioning dsb)
- Standarisasi produk (spesifikasi dsb)
• Keselamatan Lingkungan Adalah :
Upaya untuk mewujudkan kondisi akrab lingkungan
dari instalasi, dengan memberikan perlindungan
terhadap terjadinya pencemaran dan / atau
pencegahan terhadap terjadinya kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan instalasi.
Peraturan Perundangan No.1 tahun 1970 Pasal 3 Tentang
Keselamatan Kerja Ditetapkan Syarat-Syarat Keselamatan
Kerja Untuk :

1. Mencegah dan mengurangi


- Kecelakaan kerja.
- Kecelakaan kebakaran.
- Bahaya peledakan.
2. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
3. Memberi pertolongan pada kecelakaan
4. Memberi alat-alat pelindung diri pada para pekerja.
5. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran. (ambang batas)
Peraturan Perundangan No.1 tahun 1970 Pasal 3 Tentang
Keselamatan Kerja Ditetapkan Syarat-Syarat Keselamatan
Kerja Untuk :

6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.


7. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
8. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya.
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
Peraturan Perundangan No.1 tahun 1970 Pasal 3 Tentang
Keselamatan Kerja Ditetapkan Syarat-Syarat Keselamatan
Kerja Untuk :

13. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

14. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar


muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
15. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
TUJUAN PENERAPAN K3 LISTRIK

► Menjamin keselamatan manusia dari


bahaya kejut listrik
► Keamanan instalasi listrik& perlengkapannya
► Keamanan gedung beserta isinya dari
kebakaran akibat listrik
► Perlindungan lingkungan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

NORMA K3 LISTRIK

• Undang Undang
NORMA • Peraturan dan
K3 • Standar
LISTRIK
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan
kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang menyediakan,
melayani dan menggunakan daya listrik.
Undang undang no. 1 tahun 1970 adalah undang undang
keselamatan kerja, yang di dalamnya telah diatur pasal-pasal
tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat
kehidupan masyarakat baik pendidikan, sosial ekonominya dan
kebiasaan akan merupakan faktor-faktor yang banyak kaitannya
dengan keselamatan kerja.
Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya jangkauan
dan besarnya daya pembangkit melampaui kesiapan masyarakat
yang masih terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk
perlistrikan.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) merupakan rambu-
rambu utama dalam menanggulangi bahaya listrik yang
diakibatkan oleh pelayanan, penyediaan dan penggunaan daya
listrik.
LISTRIK DINAMIS

Sumber listrik dinamis sangat bervariasi


besarnya tegangan maupun dayanya.
Keselamatan kerja listrik dinamis dibagi
dalam beberapa bagian.
1. BAGIAN PEMBANGKITAN

Keselamatan kerja listrik


pada bagian pembangkitan
meliputi Sumber Daya,
Peralatan Pengendalian dan
Sistem Pengamanan
Tegangan. Besarnya
tegangan terbangkit
tergantung dari besarnya
daya.

Tegangan Pemakaian Langsung


dan Tidak Langsung ?
2. BAGIAN TRANSMISI
Pada bagian transmisi yang
ruang lingkupnya termasuk
gardu-gardu induk,
memerlukan syarat-syarat
keselamatan yang tinggi.
Bagian transmisi bekerja
dengan tegangan rendah untuk
alat-alat pengendalinya dan
tegangan tinggi sampai ekstra
tinggi untuk sistem jaringannya
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada jaringan
transmisi misalnya jarak kabel terendah
terhadap tanah, jarak bebas hunian termasuk
bangunan, pohon-pohon, lintasan jalan raya dan
kereta api diatur secara ketat dan khusus.
3. BAGIAN DISTRIBUSI

Sistem distribusi dibagi menjadi 2 bagian,


yaitu :
- Distribusi primer (JTM) 
- Distribusi sekunder (JTR)

Kecelakaan listrik banyak terjadi akibat


kontak langsung maupun tidak langsung
dengan JTM atau JTR. Banyak kecelakaan
listrik terjadi akibat kelalaian sendiri atau
orang lain. Sebagai penyebab tidak
langsung, kecelakaan itu terjadi karena
jatuh atau tersangkutnya benda yang
diangkut pada jaringan secara tidak
sengaja.
4. BAGIAN INSTALASI
Instalasi listrik merupakan bagian
terakhir dari sistem perlistrikan
dinamis yang menyangkut masalah
pemakaian.
Hampir seluruh penggunaan daya
listrik dilayani oleh instalasi listrik
secara langsung. Oleh karena itu
kecelakaan listrik yang terjadi pada
bagian ini hampir mencapai 50%.
Secara teknis sebenarnya kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan
listrik apabila syarat-syarat keselamatan listrik diketahui dan dipatuhi.
Dari hasil statistik dan symposium kecelakaan karena listrik dapat
diketahui bahwa : Hampir 95% kecelakaan listrik berakhir dengan
kematian. Lebih dari 60% kecelakaan listrik dari hasil kerja tegangan
rendah, yang pada hakekatnya adalah tegangan terpakai  Sekitar 50%
dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemakaian alat-alat listrik.
Faktor ketidaksengajaan dan tidak ketahuan sebagai sumber terbesar
dari kecelakaan listrik.
DASAR – DASAR KESELAMATAN LISTRIK
Dasar hukum mengenai persyaratan keselamatan listrik
tertuang pada Permen Tenaga Kerja No.Per.04/MEN/1988.

Prinsip – prinsip keselamatan pemasangan listrik antara lain :


a. Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan.
b. Mengindahkan syarat – syarat yang telah ditetapkan (PUIL)
c. Harus menggunakan tenaga terlatih.
d. Bertanggung-jawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan
tenaga kerjanya.
e. Orang yang diserahi tanggung-jawab atas pelaksanaan
pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus ahli dibidang
listrik, memahami peraturan listrik dan memiliki sertifikat dari
instansi yang berwenang.
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK

Sistem ini diperlukan komitmen manajemen dan partisipasi dari semua


karyawan, serta masyarakat sehingga totalitas keterlibatan semua
aspek manajemen dan pekerja sangat dituntutdalam menjalankan
program yang berkaitan dengan K3.
Keterlibatan secara totalitas akan memberikan lebih banyak peluang
untuk melakukan peningkatan atau perbaikan yang lebih efektif bagi
perusahaan maupun masyarakat.
Persaingan dunia kerja khususnya industri mengakibatkan penerapan
K3 menjadi sangat penting untuk diterapkan secara sistematis dan
terarah.
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK

Pengalaman negara lain sudah menunjukkan pertumbuhan K3 melalui fase


kesejahteraan, fase produktivitas kerja, dan toksiologi industri. Penerapan K3
di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain,
yaitu berasa di fase kesejahteraan.
Sebagian perusahaan yang bertaraf internasional, sudah mengarah ke fase
peningkatan produktivitas kerja, misalnya program K3 disesuaikan
dengan sistem ergonomic (penyesuaian beban kerja / alat kerja dengan
kemampuan dan fisik pekerja).
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK

Penyebab terjadinya kecelakaan akibat kerja dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor, diantaranya:
A. Faktor fisik ???
B. Faktor kimia ???
C. Faktor biologi ???
D. Faktor fisiologis ???
E. Faktor mental ???
Faktor-faktor tersebut dapat mengganggu aktivitas kerja seseorang,
misalnya penerangan yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata,
suara bising dapat mempengaruhi daya ingat pekerja, sehingga dapat
memicu terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
BAHAYA LISTRIK
Bahaya Listrik Dibedakan Menjadi 2 : PRIMER

- Primer
- Sekunder

Tersengat Listrik Kebakaran & Ledakan

SEKUNDER

Luka Terbakar Krn Luka Terbakar Terjatuh


Kontak Langsung Akibat Percikan Api
BAHAYA LISTRIK

3 Faktor Penentu Bahaya Listrik :

- Tegangan Dalam Satuan Volt (V)


Merupakan tegangan sistem jaringan listrik
atau sistem tegangan pada peralatan.
- Arus Dalam Satuan Ampere (I)
Arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
- Tahanan Dalam Satuan Ohm (R)
Nilai tahanan atau resistansi total saluran
yang tersambung pada sumber tegangan
listrik.
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK
Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan

(a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tdk Langsung


KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK

Bahaya listrik dapat mengakibatkan kebakaran yang disebabkan oleh hubungan


arus pendek listrik. Untuk mencegahnya ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:

a. Percayakan pemasangan instalasi listrik pada instalatir yang terdaftar


sebagai anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar
di PLN. Secara legal instalatir tersebut mempunyai tanggung jawab
terhadap keamanan instalasi.
b. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu
tempat karena sambungan seperti itu akan menimbulkan suhu panas yang
semakin tinggi yang akhirnya mengakibatkan konsleting dan kebakaran.
c. Jangan menggunakan peralatan/perlengkapan listrik sembarangan yang
tidak standar walaupun harganya murah tetapi harus ber 凡 SNI.
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK

d. Jika sekering putus, jangan menyambungnya kembali dengan kawat


serabut yang tidak sesuai karena setiap sekering mempunyai kemampuan
aliran arus untuk melayani besar beban tertentu.
e. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus
kabel, bila ada isolasi yang terkelupas atau telah menipis maka harus segera
dilakukan penggantian.
f. Gunakan jenis dan ukuran kabel yang sesuai dengan standar pemasangan
instalasi listrik rumah tinggal meliputi kegunaan, fungsi dan kapasitas hantar
arusnya
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK

g. Perlu diketahui bahwa hubungan arus pendek diakibatkan oleh kontak


langsung antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan
percikan bunga api yang memicu terjadinya kebakaran. Oleh karena itu,
hindari pemakaian listrik secara ilegal karena disamping dapat
membahayakan keselamatan jiwa, pemasangan pengaman yang minim atau
bahkan tidak ada sama sekali akan menimbulkan kebakaran dan bahaya listrik
lainnya.
h. Apabila terjadi kebakaran akibat pengaman MCB yang tidak berfungsi
dengan baik, maka segera matikan aliran listrik dari kWh meter dan
perbaiki/ganti MCB tersebut. Jangan menyiram dengan air apabila masih ada
arus listrik yang mengalir.
IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK

Hazard
Identification 1. Melakukan tinjauan awal untuk
Risk Assesment menilai semua potensi bahaya,
Determining seperti :
Control
(HIRADC) a. Fisika (Physical Hazard) ►
b. Kimia (Chemical Hazard) ►
c. Elektrikal (Electrical Hazard) ►
d. Biologi (Biological Hazard) ►
e. Radiasi (Radiation Hazard) ►
f. Psikologi (Psycological Hazard) ►
IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK

2. Menggunakan matriks penilaian resiko, melakukan perhitungan resiko awal


(Initial Risk), dengan asumsi bahwa perusahaan belum melakukan
pengendalian resiko sama sekali.
3. Mengklasifikasikan skala resiko awal menjadi 党 penting 媒 atau 党 tidak
penting 媒 sesuai dengan matriks penilaian resiko.
4. Menentukan pengendalian resiko yang diterapkan oleh perusahaan.
Pengendalian resiko harus sesuai dengan hirarki sebagai berikut:
a. Eliminasi (Elimination) ►
b. Subtitusi (Substitution) ►
c. Pengendalian rekayasa (Engineering Control) ►
• Pola Penerapan K3 Dapat Di Jelaskan Sebagai Berikut :
1. Pola penerapannya sesuai dengan budaya perusahaan
2. K2/K3 didefinisikan dan dipahami dengan jelas oleh segenap
karyawan
3. Adanya komitmen yang jelas dari Top management dari setiap
unit-unit kerja di dalam perusahaan
4. Pengorganisasian K2/K3 ditangani dengan jelas oleh :
- Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program K2/K3
- Ahli K3
- P2K3 ( Panitia Pembina K3 )
- Disusunnya rencana kerja K3 yang terprogram dengan
konsisten.
A. Program Teknis Operasional Meliputi :
- Perlindungan dan pencegahan kecelakaan
- Pendidikan dan pelatihan
- Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
- Kesehatan kerja
- Investigasi pelaporan dan tindak lanjut kecelakaan
- Pemeliharaan dan peningkatan K2/K3
B. Program Manajemen Meliputi :
- Zero accident (kecelakaan nihil)
- SMK3 (system manajement K3)
Hasil penerapan program K3 dapat dilihat pada statistic dan kinerja
unit-unit di dalam perusahaan, dalam kinerja K3 serta adanya
penghargaan prestasi K3 dari pihak management atau instansi yang
berwenang
KETENTUAN LAIN MENGENAI PERSYARATAN KESELAMATAN
KERJA BIDANG KETENAGALISTRIKAN

Instalasi listrik
yang telah selesai
dipasang harus
diperiksa dan
diuji sebelum
dialiri listrik oleh
pengawas
spesialis listrik

Lakukan Rutinitas Perawatan &


Pemeliharaan Instalasi Serta
Pengujian Peralatan.
PEMELIHARAAN KELISTRIKKAN
Penanganan pemeliharaan perlu didasari manajemen yang baik, dalam
hal ini diperlukan :
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Penggerakan)
4. Controlling (Pengendalian)

Hasil perencanaan pemeliharaan peralatan instalasi penyaluran ini


adalah Rencana Pemeliharaan yang mencakup :
► Jenis Pemeliharaan
► Jadwal Pelaksanaan
► Keterangan lain berupa perlu/ tidaknya peralatan
dikeluarkan dari operasi.
► Efisiensi Pemeliharaan
TUJUAN PEMELIHARAAN

Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau


proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan
bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.

Tujuan dari pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah


untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan
menjamin keandalan, antara lain meningkatkan Reliability,
Availability dan Effiency.
KESELAMATAN & KESEHATAN LISTRIK
JADIKAN K3

KEBUTUHA
N

JADIKAN K2

KETENTUA
N
PERTANYAAN :

1. Apa Kepanjangan K2 dan K3 ?


2. Sebutkan definisi atau pengertian K3 dalam hal umum ?
3. Sebutkan Tujuan dari K3 Kelistrikkan ?
4. Apa yang dimaksud keselamatan instalasi kelistrikkan ?
5. Apa yang dimaksud dengan keselamatan umum di pekerjaan
instalasi kelistrikkan ?

Anda mungkin juga menyukai