Anda di halaman 1dari 4

Tiara Anggun Pertiwi

19211036
DIV MPH B semester 6
Laporan Workshop Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi dimana para karyawan terkindungi dari cedera yang
disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi demana para karyawan terbebas dari berbagai penyakit
fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan
Program Keselamatan dan Kesehatan kerja memiliki landasan hukum yang diatur pada:
 UU Nomor 1 tahun 1970 (mengenai kewajiban pimpinan tempat kerja, kewajiban dan
hak pekerja)
 UU Nomor 23 tahunn 1992 pasal 23 (mengenai Kesehatan kerja, menekankan pentingnya
Kesehatan kerja
 UU Nomor 13 tahun 2003 pasal 86-87 (menyebutkan bahwa setiap pekerja berhak atas
keselamatan dan Kesehatan kerja)
Oleh karena itu perusahaan/ tempat keja dapat dikenakan sanksi jika tidak menjalankan program
K3 berupa sanksi perdata dan pidana.
Alasan mengapa sebuah perusahaan perlu menjalankan program keselamatan kerja
 Mencegah kerugian fisik dan finasial yang bisa diderita karyawan.
 Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
 Menghemat biaya premi asuransi
 Menghindari tuntutan hukum

Dua aspek focus program keselamatan kerja:


 Perilaku kerja:
o Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan
o Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja, mulai
dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.
o Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program
keselamatan kerja
 Kondisi kerja
o Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misaknya
penyediaan alat-alat pengaman.
Terdapat 5 prinsip dasar dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), yaitu:
 Penetapan kebijakan K3
Penyusunan, penetapan, pelaksanaan, dan peninjauan ulang kebijakan K3 disertai dengan
komitmen tingkatan pimpinan dan peran serta pekerja dan orang lain di tempat kerja
 Perencanaan K3
Rencana K3 berdasarkan penelahaan awal, HIRA, peraturan dan sumber daya yang
memuat tujuan, sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, dsb/
 Pelaksanaan rencana K3
Menyangkut penyediaan SDM, sarana dan prasarana, serta pelaksanaan kegiatan itu
sendiri
 Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
Menyangkut prises pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran yang dilakukan melalui
audit internal
 Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Peninjauan ulang secara berkata untuk mengatasi implikasi K3
Teknik dalam program keselamatan dan Kesehatan:
 Analisis bahaya pekerjaan
o Proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis sebuah tugas dan
bahaya-bahaya potensial yang bisa timbul dari pelaksanaan tugas tersebut.
o Merumuskan Langkah-langkah kerja yang lebih aman, guna mencegah bahaya-
bahaya potensial tersebut.
 Ergonomika
o Studi mengenai hubungan antara mansiadengan pekerjaannya, alat-alat dan
perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.
o Mesin-mesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan,
bukan sebaliknya.
Terdapat beberapa syarat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja,
yaitu:
 Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
 Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
 Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
 Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
 Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
 Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
 Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
 Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
 Penerangan yang cukup dan sesuai.
 Suhu dan kelembaban udara yang baik.
 Menyediakan ventilasi yang cukup.
 Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
 Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
 Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang.
 Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
 Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
 Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
 Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah
tinggi.
Pencegahan cedera dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan
 Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka.
 Memasang alat-alat control produksi
 Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman
 Mendorong penggunaan alat-alat pengaman/peindung yang layak
Warna untuk symbol keselamatan:
 Merah : larangan
 Kuning : peringatan hati-hati
 Hijau : darurat, pertolongan pertama
 Biru : anjuran, petunjuk, pengarah
Contoh peralatan perlindungan diri:
 Safety belt
 Lighting jacket
 Helmet
 Wear pack
 Safety shoes
 Hand gloves
Evaluasi keberhasilan dari sebuah program keselamatan dan Kesehatan kerja dapat dilihat
melalui beberapa indicator berikut:
 Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkain dengan pekerjaan, baik secara
kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat-ringannya cedera/ penyakit)
 Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja atau
penyakit yang disebabkan pekerjaan

Kecelakaan kerja dapat meliputi kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan, dan tidak
diduga, yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang dapat menimpa siapa saja
Penyebab kecelakaan kerja menurut HW Heinrich:
 88% disebabkan oleh tidakan tidak aman (TTA)
Tindakan tidak aman mengaju pada perilaku kerja yang tidak sesuai standard, seperti:
o Tidak menggunakan APD
o Tidak bekerja sesuai dengan SOP
o Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
o Bekerja sambil bergurau
 10% disebabkan oleh kondisi tidak aman (KTA)
Kondisi tidak aman mengacu pada lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan standard,
seperti:
o Lantai kerja licin
o Tempat kerja berserakan barang-barang
o Pencahayaan yang kurang
o Kondisi tempat kerja berdebu
 2% disebabkan oleh alasan lain diluar TTA dan KTA
Upaya pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan menerapkan budaya 5R:
 Ringkas (mengerjakan pekerjaan secara cepat dan cermat)
 Rapi (menjaga kerapihan penampilan, pekerjaan, dan perlengkapan yang digunakan)
 Resik (memperhatikan kebersihan ruang kerja)
 Rawat (merawat perlengkapan serta kelengkapan kerja secara teratur)
 Rajin (rajin menerapkan budaya 5R dalam pekerjaan yang dikerjakan)

Anda mungkin juga menyukai