KESEHATAN KARYAWAN
Nama Anggota :
1. Geovanny Vionica 16.D1.0103
2. Vony Ayu Subandi 16.D1.0101
3. Br. Yulius Susilo, CSA 16.D1.0204
4. Fariyanti Astria R 16.D1.0120
5. Edo Imannuel 16.D1.0260
6. Jovita Dharmawan 16.D1.0290
7. Yeni Surya Dhita 16.D1.0277
Pentingnya Keselamatan Kerja
Praktek K3 (keselamatan, kesehatan kerja) meliputi :
◦ Pencegahan
◦ pemberian sanksi
◦ Kompensasi
◦ penyembuhan luka dan perawatan
◦ Untuk pekerja juga menyediakan kesehatan dan cuti sakit
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan
Keselamatan kerja sangat penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Peran Manajemen dalam Keselamatan
Kerja
Karyawan atau pekerja merupakan aset penting bagi perusahaan.
Kecelakaan kerja bisa saja terjadi dan akan terjadi kapan saja, tetapi
hal tersebut bisa di cegah dan diminimalisir maka dari itu diperlukan
peran manajemen dalam menerapkan sistem K3 yang ada pada suatu
perusahaan.
Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor manusia dan faktor lingkungan.
Dengan adanya program pelaksanaan K3 ini, maka karyawan atau
pekerja akan merasa aman, nyaman dan terlindungi dan terjamin
keselamatannya, sehingga diharapkan dapat mencapai efisiensi baik
dari segi biaya, waktu dan tenaga sehingga akan menguntungkan
bagi perusahaan dan Negara.
Pengarahan Manajer Mengenai Hukum Keselamatan
Kerja
Kongres mengesahkan UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 1970
(Occupational Safety and Health Act of 1970) yang berisi “Demi menjamin
sejauh mungkin setiap pria dan wanita bekerja di negeri ini mendapatkan
kondisi kerja yang aman dan sehat dan untuk melindungi sumber daya
manusia kita”.
1. Agar pekerja & setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat & selamat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai&digunakan secara
aman&efisien.
3. Agar proses produksi berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Terdapat bukti bahwa orang-orang dengan ciri spesifik memang rentan mengalami
kecelakaan. Sebagai contoh, orang yang impulsif, pencari sensasi, sangat ekstrovert,
dan kurang hati-hati (dalam hal kurang terperinci dan dapat diandalkan) mengalami
lebih banyak kecelakaan.
Selain itu, orang yang rentan mengalami kecelakaan pada suatu pekerjaan mungkin
tidak demikian pada pekerjaan lainnya. Sebagai contoh, ciri kepribadian yang
berkorelasi dengan pengajuan klaim asuransi kesehatan meliputi perasaan berhak
(“berpikir tidak ada alasan untuk tidak mengebut"), ketidaksabaran (“selalu terburu-
buru"), keagresifan (“pertama melaju ketika lampu lalu lintas berubah hijau"), dan
mudah terdistraksi (“sering terdistraksi oleh telepon seluler, makan, dan sebagainya”).
Mencegah kecelakaan
Tujuan utama penerapan sistem manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah untuk mengurangi atau mencegah
kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi.