Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja secara umum memiliki arti selamat dalam melakukan pekerjaan apa saja
dan selamat dari bahaya kecelakaan kerja yang mengakibatkan cidera dan kecacatan
permanen pada pekerja yang menyebabkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan, sedangkan
menurut Mangkunegara (2004: 161) Keselamatan kerja menunjukan pada kondisi yang aman
atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

Tujuan Keselamatan Kerja

Tujuan Keselamatan Kerja Menurut Buntarto (2015: 6) tujuan dari keselamatan kerja adalah
sebagai berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
3. Memelihara sumber produksi dan menggunakan secara aman dan efisien

Mencegah Kecelakaan Kerja

Pada prakiknya, pencegahan keelakaan adalah sama dengan: (1) mengurangi kondisi tidak
aman dan (2) mengungi tindakan tidak aman. Di perusahan besar, chief safety oficen (acap
kali disebut dengan "pejabat kesehatan dan keselamatan linkungan" )

A. Mengurangi Kondisi Tidak Aman


Mengurangi kondisi tidak aman adalah lini pertahanan pertama pemberi kerja dalam
pencegahan kecelakaan. Teknisi keselamatan kerja harus mendesain pekerjaan untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya fisik. Pemberi kerja menggunakan alat-alat
terkomputerisasi untuk mendesain perlengkapan yang lebih aman. Sebagai contoh,
Designsafe (dari Designsafe Engineering, Ann Arbor, Michigan) membantu
mengotomatiskan analisis bahaya, asesmen risiko, dan identifikasi opsi keselamatan
kerja.
B. Analisis Bahaya Pekerjaan
Analisis bahaya pekerjaan (job hazard analysis) menggunakan pendekatan sistematis
untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya sebelum pekerjaan menyebabkan
kecelakaan. Contoh Seorang mahasiswa ilmu pengetahuan di Yale University, bekerja
hingga larut di laboratorium, mengalami luka kritis ketika rambutnya tersangkut
dalam mesin bubut yang berputar.
C. Perlengkapan Perlindungan Pribadi
Meminta karyawan untuk mengenakan perlengkapan perlindungan pribadi (personal
protective equipment-PPE) seperti helm pelindung adalah tugas yang terkenal sulit."
D. Mengurangi Tindakan Tidak Aman
Meskipun mengurangi kondisi tidak aman merupakan lini pertahanan pertama,
kelakuan buruk manusia akan mengacaukan bahkan upaya keselamatan kerja yang
paling baik.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi tindakan tidak aman di
lingkungan pekerjaan antara lain:
1. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Penyaringan
Memprediksi kecelakaan pada pekerjan yang bersangkutan, dan kemudian
menyaring kandidat untuk menemukan ciri-ciri tersebut.
2. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Pelatihan
Karyawan harus mendemonstrasikan bahwa mereka benar-benar mempelajari apa
yang harus dilakukan.
3. Meningkatkan Kinerja Melalui SISD: Pelatihan Keselamatan Kerja Daring
Sebagai contoh, Puresafety (www.ulworkplace.com) memungkinkan perushan
mencitakan situs jejaringan mereka sendiri, lengkap dengan pesan dari direktur
keselamatan kerja. Setelah pemberi kerja memasang situs jejaring PureSafety,
mereka dapat mengisi situs terebut dengan mata kuliah dari perusahan yang
menyuplai pelajaran kesehatan dan keselamatan kerja melalui situs itu.
4. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Poster, Insentif, dan Penguatan Positif
Pemberi kerja juga menggunakan berbagai alat untuk memotivasi keselamatan
pekerja. Poster keselamatan kerja adalah salah satunya, tetapi tidak dapat
menggantikan program keselamatan kerja yang komprehensif.

Faktor – Faktor Penyebab Kecelakaan

Terdapat tiga penyebab kecelakaan di tempat kerja yang mendasar: kejadian kebetulan,
kondisi tidak aman, dan tindakan karyawan yang tidak aman.
1. Kejadian kebetulan
(seperti berjalan melewati sebuah pohon tepat ketika sebuah cabang jatuh) lebih
kurang berada di luar kendali manajemen. Oleh karena itu, kita akan berfokus pada
kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman.
2. Kondisi tidak aman (unsafe conditions)
 Penyebab utama kecelakaan. Kondisi-kondisi ini meliputi:
 Perlengkapan yang tidak terlindungi dengan baik
 Perlengkapan cacat
 Prosedur berbahaya di sekitar mesin atau perlengkapan
 Penyimpanan tidak aman-kepenuhsesakan
 Penerangan yang tidak semestinya cahaya yang menyilaukan, pencahayaan yang
kurang terang
 Ventilasi yang tidak semestinya.

Solusinya di sini adalah dengan mengidentifikasi dan menghilangkan kondisi tidak aman.
Tujuan utama dari standar OSHA adalah untuk menangani kondisi mekanis dan fisik
penyebab kecelakaan ini. Departemen keselamatan kerja dari pemberi kerja (jika ada) serta
manajer sumber daya manusia dan manajer puncaknya harus bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi kondisi tidak aman.

3. Tindakan karyawan yang tidak aman


Seperti tak mengenakan helm pelindung akan membatalkan upaya untuk
menghilangkan kondisi tidak aman, tetapi tidak ada javaban sederhana mengapa
orang bertindak seperti itu.

PENGERTIAN KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja secara umum dapat diartikan sebagai kondisi dimana pekerja selalu sehat
tanpa ada hal yang menyebabkan penyakit, cidera atau kerusakan pada anggota tubuh selama
berada di dalam lingkungan kerja, sedangkan menurut Kuswana (2014: 23) dalam bukunya
menyebutkan kesehatan kerja adalah suatu keadaan seorang pekerja yang terbebas dari
gangguan fisik dan mental akibat pengaruh interaksi pekerjaan dan lingkungannya.
Dimensi Kesehatan Kerja

Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat


kesehatan seseorang,kelompok,atau masyarakat.Itulah sebabnya,maka kesehatan bersifat
menyeluruh mengandung keempat aspek.Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut
dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:

1. 1.Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.Semua organ
tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan Mental
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa mencakup tiga komponen, yakni pikiran,
emosional dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya seperti: takut, gembira, kuatir, sedih, dan sebagainya. Spritual sehat
tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian,kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini.yakni Tuhan
Yang Maha Kuasa(Allah SWT dalam agama islam) Misalnya : sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang.Dengan perkataan lain.Sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya.
3. Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain
atau kelompok lain secara baik.Tanpa membedakan ras. suku, agama, atau
kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan
menghargai.
4. Kesehatan Ekonomi
Sehat jika ditinjau dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum
dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya
batasan ini tidak berlaku.
Oleh sebab itu,bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi
siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan
lainnya bagi usia lanjut.

Factor-Faktor Dari Kesehatan Kerja

Menurut Gary Dessler (1997:346) adapun factor-faktor dari Kesehatan kerja adalah:

1. Lingkungan kerja secara medis Sarana dalam hal ini lingkungan kerja secara medis
dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut :
a. Kebersihan lingkungan kerja.
b. Suhu udara dan ventilasi ditempat kerja.
c. Sistem pembuangan sampah dan limbah industri.
2. Sarana kesehatan tenaga kerja

Upaya-Upaya Dari Perusahaan Untuk Meningkatkan Kesehatan Kerja

Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya hal ini
dapat di lihat dari:

a. Penyedia air bersih.


b. Sarana olah raga dan kesempatan rekreasi.
c. Sarana kamar mandi dan WC.
d. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

1. Sarana pemeliharaan kesehatan kerja :

a. Pemeliharaan makanan yang bergizi.


b. Pelayanan kesehatan tenaga kerja.
c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Indikator Kesehatan Kerja

Menurut Gary Dessler (2013) indikator kesehatan kerja terdiri dari :

1. Keadaan dan kondisi karyawan


Keadaaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang dialami oleh karyawan pada
saat bekerja yang mendukung aktifitas dalam bekerja.
2. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja yang
mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja.
3. Perlindungan karyawan
Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yang diberikan untuk menunjang
kesejahteraan karyawan.

PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusaahan
untuk menjamin agar seluruh pekerja bisa bekerja secara selamat dan selalu dalam keadaan
sehat selama berada di wilayah lingkungan kerja, sedangkan menurut Prawirosentono (2002:
91) keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang
menjamin kesehatan dan keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan di wilayah kerja
perusahaan dapat berjalan lancar.

Menurut Panggabean (2012: 163) dalam bukunya menyebutkan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja khusunya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Buntarto (2015: 5) kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan dan kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan
budayanya. Ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai
berikut:

1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat


2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu
bekerja
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja
5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan dan merehabilitasi pekerja yang cedera
atau sakit akibat pekerjaan
Pentingnya k3

Dalam bukunya Bangun (2012: 379) menyebutkan bahwa terdapat tiga alasan pentingnya
keselamatan kerja dan merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya,
antara lain alasan pentingnya keselamatan kerja adalah alasan moral, hukum, ekonomi.

1. Moral

Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya manusia
memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Manusia memilliki hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Para pemberi
kerja melaksanakan itu untuk membantu dan memperingan beban penderitaan atas musibah
kecelakaan kerja yang dialami para karyawan dan keluarga.

2. Hukum

Undang-undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk menghadapi


resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan pekerjaan. Para pemberi kerja yang lalai atas
tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan
mendapat hukuman yang setimpal yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan. Yang
tertera pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan kerja baik di darat, dalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah hokum Republik
Indonesia.

3. Ekonomi

Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan biaya-biaya
yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Kebanyakan
perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang dialami karyawan kepada pihak
asuransi. Kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan
pertanggungan lainnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan
kerja yang diderita para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai