Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Ni Made Sintya Ari Wahyuni

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 051832579

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4108/Bahasa Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : 77/ Denpasar

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Abstrak dalam berbahasa Inggris berdasarkan hasil penelitian dan
penjabaran komponen abstrak

Abstract

Students must realize the importance of the relationship between an individual and
the society. Man is belongs to a society, and students are an important part of it.
Students cannot live in complete isolation from the community-life. Even a school-
going student is bound to have links with other people who together form a society.
They can play an important role in improving and strengthening the society. The
simple fact is that united we stand, and divided we fall. The society is the
manifestation of that united existence, and the students are part of the society.
Therefore, men and women of all ages and professions should do their best to serve
the society. Studying is the main occupation of students. But, being youthful and
energetic, they can engage themselves in various forms of social work in their spare
time, and in moments of crisis. They should be enthusiastic about opening blood
donation camps, founding gymnasiums, blind schools, health centers, libraries, etc.
Such enterprises benefit a large number of people, and help in maintaining the society
in a good condition.
Keywords: Students, agent of change, social control and iron stock

Komponen Kalimat Abstrak di atas


1. Struktur pasif pada kalimat
- Studying is the main occupation of students

2. Kalimat efektif
- Students cannot live in complete isolation from the community-life.

2. Menemukan Kesalahan Ejaan Kata Teks 1, 2, 3 dan 4


A. Kesalahan Pilihan Kata dan Penerapan Ejaan Teks 1 dan 2
1) JUJUR adalah sebuah kata yang indah didengar, tetapi tidak seindah
mengaplikasikan dalam keseharian. Tidak pula lebih, bila ada yang mengatakan
“jujur” semangkin langka dan terkubur, bahkan tidak lagi menarik bagi kebanyakan
orang. Semua orang paham akan maknanya, tetapi begitu mudah mengabaikannya.
Yang lebih berbahaya lagi adalah ada orang yang ingin dan selalu bersikap jujur, tapi
mereka belum sepenuhnya tahu apa saja sikap yang termasuk kategori jujur.
(2) Jujur tidaklah dimulai dari “warung kopi”, sebagaimana asumsi sementara orang,
Jujur sebuah nilai abstrak, sumbernya hati, bukan pada omongannya. Jadi “jujur”
merupakan sebuah nilai kesadaran “imani”, munculnya kejujuran dimulai dari suara
hati, bukan di warung. Kualitas imanlah yang dapat mengantarkan seseorang menjadi
jujur. Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang.

a. Kesalahan Pilihan Kata dan Ejaan:


 "Semangkin" seharusnya "semakin". (1)
 "Kualitas imanlah" seharusnya "Kualitas iman lah". (2)
 "Warung kopi" seharusnya "warung kopi" karena tidak ada kata benda khusus
yang perlu diawali huruf besar. (2)

b. Perbaikan Kesalahan Kata dan Ejaan:


 "Semangkin" diganti menjadi "semakin" untuk keakuratan ejaan.
 "Kualitas imanlah" diganti menjadi "Kualitas iman lah" untuk keseragaman ejaan.
 "Warung kopi" diubah menjadi "warung kopi" karena tidak ada kata benda khusus
yang perlu diawali huruf besar.

c. Alasan Kesalahan Pilihan/Penggunaan Kata dan Ejaan:


 Kesalahan dalam ejaan "semangkin" seharusnya "semakin" dapat mengurangi
keakuratan dan kejelasan teks.
 Kesalahan dalam penggunaan "Kualitas imanlah" seharusnya "Kualitas iman lah"
untuk keseragaman dan kejelasan tata bahasa.
 Penggunaan huruf besar pada "Warung kopi" seharusnya diubah menjadi huruf
kecil karena tidak ada kata benda khusus yang diacu dan mengikuti aturan tata
bahasa.

B. Kesalahan Pilihan Kata dan Penerapan Ejaan Teks 3 dan 4


(3) Jika ada seseorang dihadapkan dengan sesuatu atau fenomena, maka orang itu
akan memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Jika orang itu
menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada
“perubahan” (sesuai dengan realitasnya) maka sikap yang seperti itulah yang disebut
dengan jujur. Dengan kata lain seseorang dikatakan jujur, bila ucapannya sejalan
dengan perbuatannya.

(4) Jadi yang disebut dengan jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya
menyesuaikan atau mencocokkan antara Informasi dengan fenomena atau realitas.
Jujur mengandung bernilai tak terhingga. Karena semua sikap yang baik selalu
bersumber pada “kejujuran”. Merupakan suatu keindahan bila setiap individu
bersikap jujur terhadap dirinya, pedagang senantiasa jujur pada pembeinya, demikian
pula pemimpin bangsa jujur pada rakyatnya.

a. Kesalahan pilihan kata dan penerapan ejaan pada teks tersebut adalah sebagai
berikut:
 Pada kalimat "Jika ada seseorang dihadapkan dengan sesuatu atau fenomena,"
sebaiknya kata "dihadapkan" diganti dengan "menghadapi" untuk menjaga
keselarasan frasa. (3)
 Pada kalimat "Jika orang itu menceritakan informasi tentang gambaran tersebut
kepada orang lain tanpa ada 'perubahan'", sebaiknya kata "informasi" diganti
dengan "cerita" agar lebih sesuai konteks. (3)
 Pada kalimat "Dengan kata lain seseorang dikatakan jujur, bila ucapannya sejalan
dengan perbuatannya," sebaiknya kata "perbuatannya" diganti dengan
"tindakannya" agar lebih tepat. (3)
 Pada kalimat "pembeinya" seharusnya "pembelinya" karena yang dimaksud
adalah orang yang membeli, bukan orang yang membeikan. (4)
 Pada kalimat "pemimpin bangsa jujur pada rakyatnya" seharusnya "pemimpin
bangsa jujur terhadap rakyatnya" karena jujur adalah sikap yang ditunjukkan
terhadap seseorang atau sesuatu, bukan pada. (4)

b. Penyempurnaan teks:
 Jika ada seseorang menghadapi sesuatu atau fenomena, maka orang itu akan
memperoleh gambaran tentang hal tersebut. Jika orang itu menceritakan cerita
tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada 'perubahan' (sesuai
dengan realitasnya), maka sikap yang seperti itulah yang disebut jujur. Dengan
kata lain, seseorang dikatakan jujur, bila ucapannya sejalan dengan tindakannya.
 Jadi yang disebut dengan jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya
menyesuaikan atau mencocokkan antara gambaran dengan fenomena atau
realitas. Jujur mengandung nilai tak terhingga. Karena semua sikap yang baik
selalu bersumber pada "kejujuran". Merupakan suatu keindahan bila setiap
individu bersikap jujur terhadap dirinya, pedagang senantiasa jujur pada
pembelinya, demikian pula pemimpin bangsa jujur terhadap rakyatnya.

c. Alasan kesalahan dan perbaikan:


 Penggantian "dihadapkan" dengan "menghadapi" agar lebih sesuai dengan arti
yang dimaksud, yaitu seseorang menghadapi sesuatu atau fenomena.
 Penggantian "informasi" dengan "cerita" untuk menyesuaikan dengan konteks
kalimat yang lebih menekankan pada pengalaman pribadi dan interpretasi
subjektif seseorang terhadap suatu hal.
 Penggantian "perbuatannya" dengan "tindakannya" untuk menjaga konsistensi
dan kejelasan dalam kalimat, sehingga lebih tepat menggambarkan bahwa
ucapannya sejalan dengan tindakan yang dilakukan.
 Penggantian "pembeinya" salah karena kata yang tepat adalah "pembelinya"
yang mengacu pada orang yang membeli.
 Penggantian "pemimpin bangsa jujur pada rakyatnya" salah karena jujur adalah
sikap yang ditunjukkan terhadap seseorang atau sesuatu, bukan pada. Sehingga
penggunaan "terhadap" lebih tepat dalam konteks ini.

3. Ringkasan

4. Pengetahuan saya mengenai plagiatisme dan solusi menghindari plagiatisme


yang saya ketahui yaitu
Plagiat, dalam konteks akademis, merupakan tindakan menyalin atau menggunakan
pekerjaan, ide, atau kata-kata orang lain tanpa memberikan pengakuan atau sumber
referensi yang sesuai. Praktik ini merupakan pelanggaran etika akademis dan dapat
merugikan kejujuran intelektual, kredibilitas penulis, dan kepercayaan dalam dunia
ilmiah.
Ada beberapa penyebab yang dapat menjelaskan mengapa pelanggaran ilmiah seperti
plagiat terjadi:
1. Tekanan Kinerja dan Waktu:
• Penjelasan:
Mahasiswa atau peneliti sering kali menghadapi tekanan untuk menyelesaikan
tugas atau penelitian dalam batas waktu yang ketat. Kondisi ini dapat
mendorong mereka untuk mencari solusi cepat, termasuk menyalin pekerjaan
orang lain.
• Solusi:
Manajemen waktu yang baik, perencanaan yang matang, dan pembagian tugas
yang rasional dapat membantu mengurangi tekanan kinerja.

2. Ketidakpahaman Etika Penelitian:


• Penjelasan:
Beberapa individu mungkin tidak sepenuhnya memahami aturan etika
penelitian, termasuk prinsip-prinsip kehormatan akademis dan kejujuran
intelektual.
• Solusi:
Pendidikan etika penelitian yang lebih intensif dan pemahaman mendalam
terhadap konsekuensi plagiat dapat membantu mencegah kesalahan ini.
3. Kurangnya Keterampilan Menyitir dan Merujuk:
• Penjelasan:
Peneliti yang kurang terampil dalam menyitir dan merujuk sumber dengan
benar mungkin cenderung melakukan plagiat tanpa disengaja.
• Solusi:
Pendidikan mengenai teknik penulisan ilmiah, menyitir, dan merujuk harus
menjadi bagian integral dari pendidikan formal.

Anda mungkin juga menyukai