Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nuke Rizkha Salsabila

NIM : P2.06.24.2.18.025

Resume Kalimat Efektif dan Analisis Makalah Kelompok 5

1. Pengertian Kalimat Efektif


Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada
praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik
pertama sekali haruslah memenuhi persyaratan. Hal ini berarti kalimat itu
harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kalimat yang benar
dan jelas akan mudah dipahami oleh orang lain secara tepat. Kalimat yang
demikian itu disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran
penulis atau pembaca.
Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk
mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya. Jadi,
yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai
berikut.
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikiran pembaca atau penulis.
(Keraf, 1980 hlm. 36)

KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicara atau


penulis yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca (singkat), hemat
dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah
bahasa yang berlaku (tepat). Penggunaan kalimat efektif dalam karya tulis
ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi
penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat yang digunakan dapat
mengakomodasi gagasan kelimuan penulis secara tepat dan akurat. Sedangkan
dari sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkan sama persis dengan yang
dimaksudkan penulisnya. Oleh sebab itu , jika pembaca masih mengalami
kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan
kalimat maka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif (Heri dan
Anang, 2007).
1. Ciri-Ciri Kalimat Efektif Dalam Karya Tulis Ilmiah
Secara garis besar kalimat efektif mempunyai ciri-ciri gramatikal,
bernalar atau logis, efisien, dan jelas. Keempat hal yang menjadi syarat ini
merupakan syarat pokok yang perlu dimilki oleh semua kalimat dalam
karya tulis ilmiah. Berikut ini adalah pemaparan ciri-ciri kalimat efektif
antara lain.
a. Gramatikal
Syarat pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran
kalimat. Suatu kalimat dikatakan gramtikal atau benar apabila
penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan.
Contoh:
Surat itu saya telah tanda tangani.
Buku itu diambil oleh saya
Seharusnya:
Surat itu telah saya tanda tangani
Buku itu saya ambil
Kalimat dikatakan gramatikal dari segi bentuk kata apabila bentuk
kata yang digunakan dalam kalimat itu sesuai dengan kaidah
pembentukan kata. Kesalahan pembentukan kata yang digunakan dalam
kalimat biasanya berupa ketidaklengkapan pembentukan dan
ketidakcermatan pembentukan kata.
Contoh:
Mike Tyson pukul KO lawannya.
Pemerintah bantu korban bencana alam.
Seharusnya:
Mike Tyson memukul KO lawannya.
Pemerintah membantu korban bencana alam.
Kalimat dikatakan gramatikal dari segi ketepatan diksi apabila
dalam kalimat itu tidak terdapat pemakaian kata yang tidak lazim. Kata-
kata digunakan dengan makna yang tepat serta sesuai dengan
perilakunya, khususnya kata-kata yang mempunyai (makna) kolokasi
dan sinonim.
Contoh:
Lampu di ruang tamu itu telah tewas.
Ibu saya tampan sekali.
Seharusnya:
Lampu di ruang tamu itu telah mati.
Ibu saya cantik sekali.

b. Logis
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat
tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya
kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
Contoh:
Kuda memanjat pohon
Seharusnya:
Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon (kalimat tidak
logis). Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan
bentukan kata yang digunakan. Diksi yang tepat akan dapat
membantu memperjelas informasi yang dikandungnya.
Contoh:
Pencopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi.
Seharusnya:
Pencopet itu telah ditangkap oleh polisi.
Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.
Contoh:
Rina menangkapkan kupu-kupu adiknya.
Seharusnya:
Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu. / Rina menangkap kupu-
kupu untuk adiknya
Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna
logika bahasa yang salah
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan!
Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor TU.
Seharusnya
Waktu dan tempat kami serahkan. / Yang terhormat Bapak… kami
persilahkan!
Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor TU.

c. Efisien
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat
kata. Artinya, kalimat itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin,
tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas.
Contoh:
Sesuai dengan pengamatan kami yang selam kuranng lebih dua bulan
melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata yang kami programkan di
desa Pronojiwo di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya
terdapat sektor Keluarga Berencana, di mana pelaksanaan KKN itu
dilaksanakan bulan Juni, Juli 2009, bahwa pelaksanaan Keluarga
Berencana desa Pronojiwo belum berhasil.
Seharusnya:
Sesuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di
desa Pronojiwo pada bulan Juni-Juli 2009, ternyata pelaksanaan KB di
desa tersebut belum berhasil.
Kalimat efisien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak ada
manfaatnya (atau tidak ada unsur mubazir).
Contoh:
Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan
pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota.
Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.
Seharusnya:
Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah
Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota.
Amuba itu hewan yang sangat sekali.
Dalam percakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering dijumpai
penggunaan unsur mubazir. Unsur mubazir itu dapat berupa
penggunaan kata tugas.
Contoh:
Kakak dari Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan tentang hasil penelitiannya.
Seharusnya:
Kakak Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan hasil penelitiannya.

d. Jelas
Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan informasi
(proposisi) kepada orang lain. Tujuan itu dapat tercapai bila proposisi
kalimat itu dapat dipahami dengan mudah oleh para pembaca. Kalimat
yang proposisinya dapat mudah dipahami itulah yang dinamakan
kalimat jelas. Sebaliknya, kalimat yang mempunyai kemungkinan
banyak tafsir dinamakan kalimat ambigius (Heri Suwignyo dkk, 2001).
Kalimat yang ambigius dalam karya tulis ilmiah perlu dihindari sebab
dapat menimbulkan salah pengertian.
Contoh:
Gadis itu tidak cantik, pandai, dan ramah.
Kemungkinan arti:
Gadis itu pandai, ramah, dan tidak cantik. / Gadis itu tidak cantik, tidak
pandai, dan tidak ramah.
Kesalahan penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ketidakjelasan
kalimat. Dalam surat kabar sering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak
memperhatikan penggunaan tanda baca.
Contoh:
Berdasarkan penelitian tikus sawah dapat menyebabkan penyakit.
Seharusnya:
Berdasarkan penelitian, tikus sawah dapat menyebabkan penyakit.
(perhatikan tanda koma)
Kalimat yang panjang juga dapat menimbulkan kesulitan dalam
memahami proposisi kalimat.
Contoh:
Kewajiban belajar, sistem ujian standar nasional yang uniform
menghasilkan suatu kekayaan sumber daya penduduk yang terlatih
baik, memilki inti kebudayaan berkebangkitan, penduduk yang
bergairah belajar, dapat dididik,berdisiplin, peka urusan
kemasyarkatan dan kemanusiaan, dan terdidik bekerja keras.
Seharusnya kalimat tersebut harus dipecah menjadi kalimat yang lebih
sederhana seperti berikut:
Sistem wajib belajar dan sistem ujian dengan standar nasional yang
seragam dapat menghasilkan kekayaan sumber daya manusia
(penduduk). Dengan sistem itu juga dapat dihasilakn manusia-manusia
yang terlatih dan memilki inti kebudayaan. Selain itu, juga dapat
diperoleh manusia yang bergairah belajar, dapat dididik, berdisiplin,
peka terhadap urusan kemasyarakatan dan kemanusiaan serta manusia
yang terlatih bekerja keras.

2. SEBAB-SEBAB KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT


Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai
dengan maksud penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau
salah terpahami oleh pembacanya termasuk kalimat yang tidak efektif.
Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah.
Contoh:
diperlebar, dilebarkan (benar) – diperlebarkan (salah)
2. Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih.
Contoh:
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
3. Tidak memiliki subjek
Contoh:
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar)
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4. Adanya kata depan yang tidak perlu
Contoh:
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah. (kata daripada dihilangkan)
5. Salah nalar
Contoh:
Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)
Vespa Pak Erwin mau dijual. (apakah bisa menolak?)
6. Kesalahan pembentukan kata
Contoh:
mengenyampingka seharusnya mengesampingkan
7. Pengaruh bahasa asing
Contoh
Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (kata rumah
seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata
daripada dihilangkan)
Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya
telah saya katakan)
8. Pengaruh bahasa daerah
Contoh: sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah
hadir)
…oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif
persona)
Jangan-jangan …(Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

3. Syarat- Syarat Kalimat Efektif


Adapun syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut.
a. Memiliki kesepadanan, subjek, prediket, kata penghubung dalam dan
antar kalimat;
b. Memiliki kesejajaran/parelelisme: kontruksi bahasa dalam susunan serial;
c. Penekanan kalimat, dengan ditandai penggulangan subjek kalimat,
hiponim, dan penggunaan kata secara tepat;
d. Penggunaan variasi kalimat, yaitu dalam hal letak, aktif-pasif, deduktif-
induktif, dan panjang-pendeknya kalimat.

4. Penggunaan Kalimat Efektif


Adapun penggunaan kalimat efektif umumnya digunakan dalam tulisan
ilmiah seperti.
a. Skripsi
Skrispsi adalah karya tulis ilmiah berbentuk deskripstif atau uraian,
menggamabarkan kondisi, dan menjelaskan konsep
b. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang disusun menurut kaidah
keilmuan olah mahasiswa di bawah bimbingan dan pengawasan dosen
pembimbing
c. Disertasi
Disertasi merupakan bentuk karya tulis ilmiah resmi akhir oleh
seseorang mahasiswa dalam penyelesaian program S3.
d. Makalah
e. Laporan Penelitian dan sebagainya.
Sumber:

Dina Ramadhanti. Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Karya Ilmiah Siswa


Aplikasi Sematik Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Lembah
Gumanti, Jurnal Gramatika: STIKIP PGRI Sumatera Barat, VI.i2,
ISSN:2242-8485,E-ISSN:2460-6319,h.168

Sofyan, Agus Nero, Eni Karlieni, Wahya, Kostaman Judaatmadja, Yudi


Permadi,(2006) Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Karya Ilmiah
(Berdasarkan SK. Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/ Kep/ 2006) BPDU- Universitas
Widyatama.

http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm-bind/ akses
12 Oktober 2010
Suwignyo, Heri dkk. 2001. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas
Negeri Malang

________________. 2007. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai