Anda di halaman 1dari 9

KALIMAT EFEKTIF

Sulis Tri Wahyuni


Martha Mega Respati
Millenia Putri Ambarsari

Mahasiswa Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRAK
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat,
lengkap, dan mudah dimengerti oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam
menggunakan kata-kata. Meskipun hemat dalam penggunaan kata, kalimat efektif harus
lengkap. Artinya, kalimat itu harus dapat menampaikan semua informasi yang memang harus
disampaikan. Syarat-syarat untuk memenuhi kalimat yang efektif antara lain kesatuan
gagasan, koherensi yang kompak, penekanan, variasi, pararelisme, dan penalaran.
Kata kunci : Kalimat efektif, singkat

PENDAHULUAN
Dalam berkomunikasi hendaknya mempergunakan kalimat dengan bahasa yang dapat
dirasakan, mudah ditangkap dan dipahami. Bila suatu kalimat sudah memiliki kemampuan
tersebut maka disebut kalimat efektif. Kalimat efektif dapat mewakili secara tepat isi pikiran
atau perasaan pengarang dan menarik perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa yang
dibicarakan, disamping itu selalu tetap berusaha agar gagasan pokok mendapat tekanan atau
penonjolan dalam pikiran pembaca dan pendengar. (Gorys Keraf, 2001:36)

PEMBAHASAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat menyampaikan
informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena hanya menggunakan unsur yang
diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar berfungsi. Sedangkan sifat padat
mengandung makna sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini
tidak terjadi pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan
struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya. Sifat lengkap mengandung makna
kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang
terkandung di dalam kalimat tersebut.

Kalimat efektif dapat mengkomunikasikan pikiran atau perasaan penulis atau pembicara
kepada pembaca atau pendengar secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis
dan pembaca atau pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah
komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Dalam berbahasa, kita tidak mungkin menggunakan bahasa yang formal
jika berkomunikasi dengan teman sebaya takkala bergurau, bahasa yang digunakan pada saat
seperti itu biasanya tidak begitu formal asal komunikatif. Komunikatif atau tidaknya suatu
percakapan, dibangun oleh proses kebiasaan dan kelaziman penggunaan bahasa tersebut.
Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa
tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Syarat kalimat efektif menurut Gorys Keraf sebagai berikut :


A. KESATUAN GAGASAN
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan, mengandung
satu ide pokok. Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat
suatu ide tunggal. Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek,
predikat ± objek. Kesatuan yang diwakili oleh subjek, predikat dan ± objek itu dapat
berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang
mengandung pertentangan.

Contoh :
- Semua siswa mendapatkan pengertian mengenai rencana sekolahTahun ajaran
baru. (kesatuan tunggal)
- Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah berangkat dengan
pesawat satu jam yang lalu. (kesatuan gabungan)
- Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu. (kesatuan pertentangan)
- Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu, atau tinggal saja di sini. (kesatuan
pilihan)

B. KOHERENSI YANG BAIK DAN KOMPAK


Koherensi atau kepaduan adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara
unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang
seringkali juga merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata
penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan
aspek yang tidak sesuai, dan sebagainya. Dalam koherensi lebih ditekankan segi
struktur, atau interrelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah tugas dalam
kalimat.

 Contoh koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola :
Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan
sekuat tenaganya. (baik)
Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi
di kebun anjing. (tidak baik)

 Contoh kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah


mempergunakan katakata depan, kata-kata penghubung, dan sebagainya :
Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan
bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang. (tanpa
bagi)
 Contoh pola kesalahan bila menghadapi bentuk-bentuk yang mirip :
Membahayakan negara atau berbahaya bagi negara (benar)
Membahayakan bagi negara (salah)

 Contoh kesalahan pada pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata
yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung
kontradiksi :
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang
berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah. (atau banyak
peninjau atau para peninjau, makna banyak dan para tidak tumpang
tindih)
 Contoh kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum,
dan sebagainya :
Saya sudah membaca buku itu hingga tamat. (baik)
Saya sudah baca buku itu hingga tamat. (kurang baik)
Buku itu saya sudah baca hingga tamat. (salah)

C. PENEKANAN
Gagasan utama kalimat tetap didukung oleh subjek dan predikat, sedangkan unsur
yang dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata yang lain. Kata yang
dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain. Dalam bahasa lisan kita dapat mempergunakan tekanan, gerak-gerik, dan
sebagainya untuk memberi tekanan pada sebuah kata. Dalam bahasa tulisan hal ini
tidak mungkin dilakukan. Cara-cara yang dapat dipergunakan untuk memberi
penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan antara lain :

 Merubah-rubah posisi dalam kalimat. Contoh :


Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kata yang dipentingkan adalah kami (berharap), bukan yang lain-lain. Di
samping kami dapat memberi penekanan pada kata-kata lainnya, asal isinya
tidak berubah.

 Mempergunakan repetisi (pengulangan sebuah kata yang dianggap penting


dalam sebuah kalimat). Contoh :
Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap pejuang.

 Pertentangan (untuk menekan suatu gagasan). Contoh:


Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

 Partikel penekan (lah, pun, kah). Contoh :


Saudaralah yang harus bertanggungjawab dalam soal itu.
D. VARIASI
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi (pengulangan
sebuah kata). Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa
agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang. Macam-macam variasi antara lain:

 Variasi sinonim kata (penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata). Contoh:


Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang
baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.
Pengertian makna, realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang sama
diperoleh penyair dalam renungannya itu.

 Variasi panjang pendeknya kalimat. Contoh:


Saudara J.U. Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut dengan
mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi, pada malam lebaran tidak
ada bulan. Sebenarnya tak perlu kita bawa logika puisi untuk menolak puisi tersebut.
Penciptaan puisi memang bukanlah hanya dapat melambangkan banyak hal. Tetapi
pernyataan itu juga harus intensif, yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan
kepada pembaca, dan kesan itu timbul bukan karena peneliti pernah mengalami hal
yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu menciptakan
sajak itu. Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang sajak itu bukanlah suatu puisi
yang baik. Dia juga harus memberi sesuatu kepada manusia dan yang diberikan itu
haruslah sesuatu yang berharga.

Kalimat pertama mengandung 23 kata (nama orang dihitung 1 kata). Sedangkan


kalimat-kalimat selanjutnya berturut-turut terdiri dari 11 kata, 9 kata, 37 kata, 15 kata,
dan 16 kata. Contoh tersebut tidak membosankan karena cukup mengandung variasi.

 Variasi penggunaan bentuk me dan di-. Contoh:


Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan Pengembangan
Pelabuhan Pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa di daerah-
daerah yang luas tetapi tipis penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya,
seyogyanya pemerintah tidak membangun pelabuhan samudra. Namun
pemerintah tidak memutuskan demikian. Seorang ahli Inggris yang duduk
dalam Team Penelitian dan Pengembangan Pelabuhan Pelabuhan di Indonesia
pernah mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas, tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya, seyogyanya tidak dibangun
pelabuhan samudra. Namun pemerintah tidak memutuskan demikian.

 Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat. Contoh:


Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota, karena beberapa
keunggulannya.
MNA, pesawat Twin Otter, harganya tiga kali lebih mahal, karena beberapa
keunggulannya.

E. PARALELISME
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang penting dan sama fungsinya ke
dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama. Paralelisme atau kesejajaran
bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan
mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama.

Contoh: Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak, maka
menonjollah beberapa masalah pokok yang minta perhatian dan pemecahan.
Reorganisasi administrasi departemen-departemen. Ini yang pertama. Masalah pokok
yang lain yang menonjol ialah pemborosan dan penyelewengan. Ketiga karena
masalah pembangunan ekonomi yang kita jadikan titik tolak, maka kita ingin juga
mengemukakan faktor lain. Yaitu bagaimana memobilisir potensi nasional secara
maksimal dalam partisipasi pembangunan ini. (Kompas)

Kata reorganisasi administrasi, pemborosan dan penyelewengan serta


mobilisasi potensi nasional merupakan masalah pokok yang mempunyai hubungan
satu sama lain. Dengan mempergunakan konstruksi yang paralel ketiganya dapat
dihubungkan secara baik, serta akan memberi tekanan yang lebih jelas pada ketiga-
tiganya.
F. LOGIKA
Unsur yang harus diperhitungkan dalam pemikiran suatu bahasa adalah segi penalaran
atau logika. Jalan pikiran pembicara turut menentukan baik tidak kalimatnya
seseorang, mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami. Jalan pikiran adalah suatu
proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi
menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal. Ini berarti kalimat-kalimat yang
diucapkan harus dibisa dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau
singkatnya harus sesuai dengan penalaran.

KESIMPULAN
asdfghjkl

DAFTAR PUSTAKA
Zainudi, M. 2016. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Mojokerto

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. PT Grasindo : Jakarta

Keraf, G. 1998. Komposisi. Ende : Nusa Indah


https://zegyjib.wordpress.com/matkul/bahasa-indonesia/definisi-kalimat-efektif-dan-ciri-
cirinya-resume-6/

https://books.google.co.id/books?
id=krw0HDEejFMC&pg=PA79&dq=kalimat+efektif&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF8v-
rjpDhAhWJX30KHaioCcwQ6AEIXDAI#v=onepage&q=kalimat%20efektif&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=hj9J1XDLG5MC&pg=PA29&dq=kalimat+efektif&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF8v-
rjpDhAhWJX30KHaioCcwQ6AEISDAF#v=onepage&q=kalimat%20efektif&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=0Z2dSLbE6rkC&pg=PA48&dq=kalimat+efektif&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF8v-
rjpDhAhWJX30KHaioCcwQ6AEIQjAE#v=onepage&q=kalimat%20efektif&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA146&dq=kalimat+efektif&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF8v-
rjpDhAhWJX30KHaioCcwQ6AEIOzAD#v=onepage&q=kalimat%20efektif&f=false

https://www.pendidikanku.org/2016/08/pengertian-kalimat-efektif-pengertian.html

Kalimat efektif adalah suatu kalimat yang bukan hanya sekedar untuk memenuhi syarat-
syarat komunikatif, gramatikal, serta juga sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta juga sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007).
Maksud dari kalimat harus hidup, segar dan mudah dipahami yaitu kalimat efektif harus
menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat membangun suasana sehingga pendengar
(penerima informasi) bisa langsung membayangkan gambaran atas apa yang kita maksudkan.
Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif harus menggunakan kata-kata yang dipilih
dengan tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya. Ketepatan dalam penyampaian informasi
akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi
kalimat atau tuturan yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai