Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
PENULISAN UNSUR SERAPAN

 Nama : Hasmirah
 Nim : 1384205024
 Jurusan : Biologi
 Semester : 1 (Pertama)

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Yayasan


Perguruan Islam Maros (STKIP YAPIM)
Tahun Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah adalah “Penulisan Unsur Serapan” yang
di dalamnya memuat tentang unsur bahasa asing yang diserap menjadi kaidah bahasa
Indonesia dan menjadi ejaan yang disempurnakan, kemudian pembahasan tentang
istilah-istilah asing dan untuk tambahan materi penulis juga meringkas materi tentang
imbuhan awal dan akhiran yang diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Tujuan saya menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari
dosen pembimbing saya” Takbir S.Pd.M.Pd ” dalam mata kuliah BAHASA
INDONESIA.
Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Maros, Januari - 2014
Hasmirah

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PENULISAN UNSUR
SERAPAN 3
A. Pengertian Kata Serapan 3
B. Kata Serapan dalam bahasa Indonesia 3
C. Contoh Unsur Serapan 4
D. Penyerapan Istilah Asing 8
E. Macam Dan Sumber Bentuk Serapan 9
F. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing 10
G. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan 14
BAB III PENUTUP
15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR
PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan bahasa yang utama ialah sebagai sarana atau media untuk
menyampaikan maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Sebagai mahluk
sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia perlu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Manusia sebagai makluk sosial bersifat dinamis, selalu membutuhkan
hubungan sosial dengan manusia lainnya
Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa
lewat pemakai pasti akan terjadi serap-menyerap kata. Dengan adanya proses
penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh asing.
Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu sendiri pasti dilatar belakangi
oleh berbagai macam faktor.Yang biasanya mengalami perubahan proses peyerapan
adalah bunyi bahasa dan kosa kata
Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami serapan
dari bahasa-bahasa daerah maupun dari bahasa asing , seperti bahasa
Sansekerta, baahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda, ataupun bahasa
Inggris. Masukan unsur bahasa asing tersebut sejalan dengan history bangsa tentunya.
Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan dengan ajaran
hindu budha di Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses
penjajahan bangsa Belanda. Setelah penjajahan masa Belanda usai adalah masa
perdagangan antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan proses
keagamaan yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab.
Yang terakhir adalah bahasa Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor
yang begitu dominan tentunya karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi
antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pengguna bahasa inggris.Karena hal-
hal yang telah dikemukakan tersebut dalam makalah ini penulis akan mencoba
membahas tentan penulisan unsur serapan, kaedah penuliasan ejaan berdasarkan
pedoman EYD, dan contoh-contoh kata serapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
A. Apakah yang di maksud kata serapan ?
B. Bagaimana kata Serapan dalam bahasa Indonesia?
C. Apa saja contoh unsur serapan?
D. Bagaimana penyerapan istilah asing?
E. Bagaiamana macam dan sumber bentuk serapan?
F. Bagaiamana kaidah penyesuaian ejaan unsur bahasa asing?
G. Apakah dampak dari penggunaan kata – kata serapan bagi bangsa Indonesia?
C. Tujuan Penulis
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui tentang kata serapan.
B. Untuk mengetahui tentang kata serapan dalam bahasa Indonesia.
C. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang beberapa contoh kata-
kata serapan dalam Bahasa Indonesia
D. Untuk mengetahui tentang penyerapan istilah asing
E. Untuk mengetahui bahimana macam dan sumber bentuk serapan.
F. Untuk mengetahui tentang kaidah penyesuaian ejaan unsur bahasa asing?
G. Untuk memberikan pengetahuan tentang dampak dari penggunaan kata–kata serapan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan
ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan.
Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat
menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain.
Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif,
namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.
B. Kata Serapan dalam bahasa indonesia
Asal Bahasa Jumlah Kata Dalam perkembangannya bahasa Indonesia
Arab 1.495 kata mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti
Belanda 3.280 kata bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa
Tionghoam 290 kata kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan
Hindi 7 kata dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata
Inggris 1.610 kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam
bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan
Parsi 63 kata
maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah
Portugis 131 kata
yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan.
Sanskerta-Jawa
677 kata
Kuna Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka.
Tamil 83 kata Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.

Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini
terpenuhi, yaitu :
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya
1. Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu :
Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemajjkai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan
ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing
itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan.
Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan
bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata
yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping katastandar, implemen, dan objek.
Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan.
Beberapa kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan konsonan
menjadi k (cubic menjadi kubik,construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium
menjadi akuarium, frequency menjadifrekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor
menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadifase, physiology menjadi fisiologi).
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut, kesalahan penyerapan masih
sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih
banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan
kata aktifitas dibandingkan dengan kata aktivitas.
Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan . Umumnya
kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa
– bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu
yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari
bahasa yang mereka kenal saja
Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan
menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya tidak
membuat kita serampangandalam membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah
bahasa kita.
C. Contoh Unsur Serapan:
Kata Kata
Kata Asal Kata Asal
NO Serapan NO Serapan
Asing Baku Bahasa Asing Baku Bahasa
1 Actor Aktor Inggris 26 Absent Absen Belanda
2 Allergy Alergi Inggris 27 Accu Aki Belanda
3 Access Akses Inggris 28 Agent Agen Belanda
4 Acting Akting Inggris 29 Album Album Belanda
5 Ballpoint Bolpen Inggris 30 Altaar Altar Belanda
6 Check Cek Inggris 31 Bak Bak Belanda
7 Detail Detil Inggris 32 Barak Barak Belanda
8 Dilemma Dilema Inggris 33 Balsem Balsem Belanda
9 Disco Disko Inggris 34 Bandiet Bandit Belanda
10 Dose Dosis Inggris 35 Batterij Batere Belanda

Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa


afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.

Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini
didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia.
Akhiran itu diserap bagian kata yang utuh. Kata seperti standarditasi, efektif, dan
implementasi diserap secara utuh di samping kata standar,efek,dan implement.
-aat (Belanda) menjadi –at
Advokaat advokat
plaat pelat
-age menjadi –ase
Percentage persentase
Etalage etalase
-al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi –al
structural, structureel structural
formal, formeel formal
-ant menjadi -an
Accountant akuntan
Informant informan
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
anarchy, anarchie anarki
oligarchy, oligarchie oligarki
-ary, air (Belanda) menjadi -er
complementary, complementair komplementer
primary, primair primer
-(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie aksi
publication, publicatie publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi –il
matereel materiil
morel moril
-ein tetap ein
Casein kasein
Protein protein
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomina) menjadi -ik, ika
logic, logica logika
phonetics, ponetiek fonetik
ic (nomina) menjadi ik
electronic elektronik
statistic statistik
-ic, -ical, -isch (adjectiva) menjadi -is
electronic, electronisch elektronis
economical, economisch ekonomis
-ile, -iel menjadi -il
percentile, percentiel persentil
mobile, mobiel mobil
-is, -isme (Belanda) menjadi –isme
modernism, modernisme modernisme
communism, comunisme komunisme
-ist menjadi -is
publicist publisis
egoist egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi -if
descriptive, descriptief deskriptif
demonstrative, demonstratief demonstratif
-logue menjadi -log
catalogue katalog
dialogue dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi –logi
technology, technologie teknologi
physiology, pysiologie fisiologi
-loog (Belanda) menjadi –log
analoog analog
epiloog epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
homonoid, homonoide homonoid
anthropoid, anthropoide anthropoid
-oir(e) menjadi -oar
trotoir trotoar
repertoire repertoar
-or, -er, (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directer direktur
inspector, inspecteur inspektur
-or tetap -or
dictator dictator
corrector corektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur struktur
premature, prematuur premature
D. Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan
istilah asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat
dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia trlalu banyak sinonimnya.
Istilah Asing Istilah Indonesia Istilah Indonesia yang dijauhkan
yang
dianjurkan
Anus Anus Lubang pantat
Faeces Feses Tahi
Urine Urine kencing

Amputation Amputasi Pemotongan (pembuangan) anggota


Decibel Decibel badan
Lip rounding Labialisasi Satu ukuran kekerasan suara
Marathon Marathon Pembundaran bibir
Oxygen Oksigen Lari jarak jauh
Chemistry Kimia Zata asam
Ilmu urai

Dysentery Disentri Sakit murus;berak darah;mejan


Energy energi Daya;gaya;tenaga;kekuatan
Horizon Horizon Kakilangit;ufuk cakrawala
Narcotic narkotik Madat;obatbius;candu;opium;dadah;ga
nja

E. Macam Dan Sumber Bentuk Serapan


Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar atau bentuk
turunan. Pada prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau konteksnya condong pada
bentuk jamak pemilihan bentuk tersebut dilakukan dengan pertimbangan
1. Konteks situasi dan ikatan kalimat
2. Kemudahan belajar bahasa
3. Kepraktisan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah inggris yang
pemakaiannya sudah internasional, yakni yang dilazimkan oleh para ahli dalam
bidangnya. Penulisan istilah itu sedapat-dapatnya dilakukan dengan mengutamakan
ejaannya dalam bahasa sumber tanpa mengabaikan segala lafal.

Misalnya:
Bound morpheme morfem terikat
Clay colloid koloid lempung
Clearance volume ruang bakar
Subdivision subbagian

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa


lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab,
Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas
dua golongan besar.
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih menbikuti cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesia nya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah
ejaannya
contoh : otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa
daerah maupun dari bahasa asing Sansekerta ,Arab,Portugis, Belanda, Inggris, dan bahasa
asing lain.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejjaan asing hanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan
penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan
istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap
umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
 Baku Tidak Baku
o apotek : apotik
o atlet : atlit
o atmosfer : atmosfir
o aktivitas : aktifitas
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah (lokal) maupun bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis,
dan Belanda.
F. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing
Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia
1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh :
 national menjadi nasional
 rationeel, rational menjadi rasional
 normaal, normal menjadi normal

2.(Sansekerta) menjadi s- contoh :


 cabda menjadi sabda
 castra menjadi sastra
3.oe- ( Yunani) menjadi e- contoh :
 oestrogen menjadi estrogen
 oenology menjadi enology
4.kh- (Arab) tetap kh- contoh :
 khusus tetap menjadi khusus
 akhir tetap menjadi akhir
5.oo (Inggris) menjadi u contoh :
 cartoon menjadi kartun
 proof menjadi pruf
A. Pengaruh Bahasa Sansekerta
Batu tulis di Ciaruteum Bogor, prasasti Raja Purnawarman dari Kerajaan
Tarumanegara bertuliskan huruf Pallawa atau aksara Devanegari, bahasa Sansekerta,
bukti sejarah bahwa bahasa Sansekerta telah digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di
Pulau Jawa sejak abad ke-4 Masehi, bahasa yang datang dari dataran India itu telah
dikenal nenek moyang kita, yang sejak itu sampai sekarang kosakata bahasa Sansekerta
itu banyak memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Menurut KUBI (
Kamus Umum Bahasa Indonesia) yang disusun oleh Prof. Dr.J.S. Badudu dan Prof. Moh.
Zain :
1. acara, anugrah
2. agama, angsa
3. bahana, bangsa
4. bahari, berita
Bahasa Sansekerta banyak digunakan sebagai motto atau slogan organisasi angkatan atau
perkumpulan sebagai symbol dari jiwa organisasi tersebut, kita temukan pada:
Moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, " Bhineka Tunggal Ika " beraneka
ragam tapi satu, meskipun terdiri atas bermacam-macam suku bangsa tetapi tetap satu
bangsa, satu Negara, satu bahasa Insonesia.
a. Semboyan Angkatan Darat Republik Indonesia, " Kartika Eka Paksa", bintang
pemaku persatuan. Kewibawaan dan kejayaan cemerlang yang memperkokoh kesatuan,
ketahanan.
b. Semboyan Angkatan Laut Republik Indonesia, " Jalesveva Jayamahe", dilaut sangat
jaya. Kita memiliki kekuatan guna mencapai kejayaan dilaut kita yang sangat luas.
c. Semboyan Angkatan Udara Republik Indonesia, " Swabuwana Paksa ", Kekuatan
yang ampuh demi kejayaan bumi dan udara kita.
B. Pengaruh Bahasa-bahasa Eropa
Bangsa-bangsa di dunia Eropa sejak zaman prasejarah, masa sebelum Masehi
telah dikenal sebagai bangsa-bangsa-bangsa yang memiliki peradaban yang telah maju,
bangsa Romawi, bangsa Yunani, bangsa Jerman dengan ras Arya, bangsa Inggris,
Prancis, Portugis,, Belanda, Norwegia, Rusia, pada masa itu telah membinakembangkan
Negara mereka, telah berinisiatif untuk memperluas wilayah Negara kekuasaannya,
bermaksud membuat koloni-koloni di luar benua Eropa.
Data sejarah menyatakan, pada abad pertengahan bangsa-bangsa Eropa dengan pelaut-
pelaut yang "ulung" tercatat nama-nama : Magelhaeus, Marco Pollo, Christopher
Colombus, Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Abel Jasman, mengadakan pelayaran
mencari dunia baru, yang kearah barat , Christopher Colombus, yang menemukan benua
Amerika, yang ke arah Timur " Trip to Orient " berlayar dari Eropa melalui Capetown, di
ujung benua Afrika (pada waktu itu belum ada terusan Suez) terus ke pantai Timur
Benua Afrika melewati Madagaskar terus ke India, akhirnya sampai ke kepualauan kita,
bahkan ke sebelah Timur sampai ke Australia, ke Selandia Baru.
Para pelaut : Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke kepulauan Nusantara pada
tahun 1486. Sejak itu berdatanganlah bangsa-bangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu
membawa pengaruh budaya, gaya hidup dan yang paling cepat pengaruh
penambahan khazabah perbendaharaan kata.
Berikut ini pengayaan kosakata dari berbagai bahasa Eropa, diantaranya :
 Dari Bahasa Portugis
Kebanyakan kata-kata yang berhubungan dengan kapal, seperti : bendera, nahkoda,
jendela, kemeja, dermaga, pelana, celana, sekoci, kelasi, kemudi, algojo, sepatu, bulletin,
gereja, sepeda, serana.
 Dari bahasa Belanda
Bangsa Eropa yang datang kemudian menjadikan tanah air Kepulauan Nusantara sebagai
koloni. Sejak tahun 1596 mendirikan Batavia sejak Gubernur Jenderal pertama Piether
Both, kemudian penggantian Yan Piether Zoen Coen tanah air ini Belanda di
wilayahnya disebut Hindia-Belanda selama labih dari 3,5 abad (350 Tahun).
Ikhwal bahasa Belanda " Holland Spreaken " pemakaiannya sangat dominan, dan sejarah
mencatat bahwa : " Bahasa Belanda digunakan dikalangan pemerintah " Goverment "
sebagai bahasa resmi.
Diajarkan menjadi pengajaran utama disetiap jejang sekolah, mulai :
o HIS ( Holland Inianche Skool ) ;
o MULO ( Setingkat SMP )
o AMS ( Setingkat SMA )
o HIK (Sekolah Guru setingkat SGA )
o STOVIA ( Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta, yang lulusannya antara
lain Dr.Soetomo, Dr.Wahidin )
Disyaratkan mahir berbahasa Belanda ketika melamar pekerjaan, terlebih-lebih untuk
menjadi pejabat atau staf pemerintahan menjadi " amtenaren " dalam bahasa Sunda "
jenenng jadi menak ". Digunakan oleh kaum intelektual, para cendikiawan, kaum pelajar
dalam berkomunikasi sehari-hari.Oleh karena itu, pengaruh bahasa Indonesia sejak 28
Oktober 1928, terutama penambahan perbendaharaan kosakata sangat tampak.
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda :
1. Aktif
2. Biokot
3. Carter
 Dari Bahasa Latin
Bahasa Latin sebuah bahasa Eropa yang sudah " mati " yang bukan sebuah " lingua franca
" yang kosakatanya bantak dipungut digunakan dalam istilah iptek, sains, pengetahuan
social dan disiplin-disiplin ilmu lain.
Berikut ini kosa kata asal bahasa Latin yang dipergunakan dan memperkaya khazabah
kosakata bahasa Indonesia :
o Agitasi
o Akta
 Dari Bahasa Yunani
Bahasa dibenua Eropaaaa yang ikut memprkaya perbendaharaan kosakata bahasa
Indonesia adalah bahasa Yunani.
Berikut ini kosakata asal bahasa Yunani dipergunakan dalam bahasa Indonesia,
diantaranya dari :
o Ekonomi
o Farmasi

 Dari Bahasa-bahasa Asia


Pergaulan antarbangsa sesama orang Asia, berpengaruh terhadap saling meminjam
kosakata, saling memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa-bahasa asing.
Kosakata bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa-bahasa dibenua Asia, diantaranya dari :
o Abad
o Ajal
o Akhirat
o Alim
o Awal
o Ziarah
Unsur serapan, kata pungut dari bahasa Arab mengalami proses transliterasi, alihaksara
dari huruf Hijaiyah ke huruf latin bahasa Indonesia, diantaranya penambahan konsonan
jajar dua buah konsonan menjadi satu fonem, seperti kh dan sy.
1. kh pada khusus, khidmat, akhirat, khtulistiwa, khwatir, khisliysk, ikhsan.
khotbah.
2. sy pada kata syarat, syahadat, syahwat, syahbandar, syair, syukur, syareat, asyik,
isyarat, masyarakat, musyawarah.
Sampai sekarang ini, baru kh dan sy yang diresmikan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan.
 Dari Bahasa Parsi
Dimensi sejarah, penyebaran Islam ketanah air, melalui atau dibawa oleh saudagar
Parsi, maka tidaklah mengherankan, jika kosakata bahasa parsi turut memperkaya
perbendaharaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di Republik kita tercinta ini.
Beberapa kata yang dipungut dari bahasa Parsi, menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa
Indonesia) adalah kata dastar, dewan, sanubari, permadani, mat, nafiri.
 Dari Bahasa Cina
Cina terkenal memiliki kebudayaan yang tinggi, yang paling tua, terkenal juga
karena jumlah populasi penduduk yang paling banyak di Asia dan banyak antara mereka
yang menjadi imigran, meninggalkan tanah kelahiran mereka, pergi merantau, mencari
kehidupan ke luar Cina, pergi seantero dunia. Bangsa Cina memiliki keahlian berdagang,
mereka berdagang apa saja. Maka pergaulan antarbangsa melalui perdagangan saling
mempengaruhi kosakata.
Beberapa kosakata yang berasal dari Cina yang dimuat pada KUBI, anglo, cap,
cawan, cealat, encim, takoak, taoge, gowpe, cepe,ceban.
G. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan.
Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak positif
dan juga dampak negatif sebagai berikut.
1. Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan
Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih modern.
Para remaja juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan lebih
gaul, dan sebagainya. Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan
terkenal lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata
“discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.
2. Dampak NegatifPenggunaan Kata – Kata Serapan
 Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah dimata masyarakat.
 Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan Bangsa Indonesia berkurang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan isi dan pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
sebagian kecil dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa asing maupun bahasa daerah yang
sudah dijadikan bahasa baku yang sesuai dengan EYD yang disebut dengan unsur serapan.
Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas,
unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan unsur serapan
yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

B. Saran
Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa
Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa yang tidak
terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam forum-forum resmi. Kepada para
pengajar, pendidik, dan pembimbing, diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa
nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara
mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai