EKONOMI KOPERASI
MAKALAH
BAB VII
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Ketua : Tati Hartati
NPM : 18121095
WA : 082119716549
Akuntansi III B
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
karya tulis tentang “Koperasi Dalam Pasar Persaingan Sempurna” dapat
terselesaikan dengan baik. Karya tulis ini berfokus pada Koperasi Dalam Pasar
Persaingan Sempurna.
Dalam rangka ikut berperan serta menunjang proses perkuliahan, kami tim
penyusun menyelesaikan sebuah karya dalam bentuk makalah sebagai pelengkap
tugas mata kuliah “Ekonomi Koperasi“. Program ini bertujuan mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, serta bertanggungjawab, dinamis
dan berkesinambungan dalam memahami Koperasi Dalam Pasar Persaingan
Sempurna.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa karya tulis ini memiliki
kelemahan dan kekurangan baik dalam segi pen ulisan maupun penyusunan kata,
kiranya semua pihak yang menggunakannya memberikan sumbangsih pemikiran
demi kesempurnaan karya tulis ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .......................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Terdiri atas banyak penjual dan pembeli sehingga seorang penjual hanya
mampu memasarkan barang yang relatif sedikit dibanding dengan barang
yang ada di pasar sehingga baik penjual maupun pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga, harga akan ditentukan oleh mekanisme permintaan
dan penawaran di pasar.
b. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen artinya barang yang
satudengan barang yang lainnya dapat saling menyubstitusi secara
sempurna.
c. Masing-masing penjual mempunyai kebebasan untuk keluar atau masuk
kedalam pasar.
d. Mobilitas factor-faktor produksi berjalan secara sempurna, dan
e. Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar
struktur harga dan kualitas barang.
Ciri dari butir 1 dan 2 diatas mengandung arti bahwa masing masing penjual
(termasuk koperasi) di pasar persaingan sempurna berstatus sebagai pengambil
harga (price taker). Kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing penjual
berbentuk horizontal sejajar dengan sumbu kuantitas (output). Hal ini berarti
penjual dapat menjual output berapa pun pada tingkat harga yang berlaku. Kurva
permitaan tersebut juga termasuk kurva permintaan rata-rata (average revenue)
dan juga kurva marginal revenue bagi penjual.
2
3
Koperasi Pasar
Rp Rp
P1 P=AR=MR=d P1
D
0 Q(unit) 0 QX Q(unit)
Gambar 2.1
Kurva Permintaan Perusahaan Individual
Oleh karena itu, pasar persaingan sempurna persaingan harga tidak akan
cocok untuk masing-masing penjual (termasuk koperasi), yang memungkinkan
4
adalah persaingan dalam hal biaya. Semakin efisien seorang penjual akan semakin
tinggi tingkat kemampuan penjual tersebut dalam bersaing, Koperisi yang
mempunyai kemampuan tinggi (dalam arti biayanya lebih rendah daripada
pesaingnya) akan mempunyai kemampuan bersaing di pasar persaingan sempuna
ini. Tetapi apakah kemampuan bersaing tersebut dapat bertahan lama? Menurut
teori koperasi konvensional kemungkinan itu bisa diperoleh karena koperasi
mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibanding dengan perusahaan
nonkoperasi (economies of large scale, competition, participation, dan lain-lain).
Hanya saja karena anilisis perusahaan didasarkan pada gabungan antara harga
dan biaya dalam menentukan keuntungan, dan orientasi koperasi bukan profit
motive sepertihalnya perusahaan nonkoperasi, maka kendatipun koperasi
mempunyai kemampuan tinggi, lama kelamaan seiring dengan perjalanan waktu,
kemampuan itu akan semakin menurun dan akhirnya sama. Dalam analisis jangka
pendek bila koperasi tidak mampu mempertahankan output pada jumlah tertentu
dan harga tertentu, kemampuan koperasi akan semikin menurun hingga pada suatu
saat koperasi mempunyai kemampuan dengan pesaingnya. Dalam analisis jangka
panjang, kecenderungan koperasi mempunya kemampuan sama sangat dominan
dibanding dengan koperasi yang mempunyai kemampuan tinggi.
Jika kurva harga bergeser ke bawah dan kurva biaya bergeser ke atas, maka
lama kelamaan posisi break event tidak dapat dihindari lagi. Setelah posisi break
event tercapai tidak akan ada lagi penjual baru yang masuk ke pasar.
Suatu koperasi yang menjual produk kepada anggotanya dalam struktur pasar
yang bersaing secara sempurna, jika ingin berhasil dia harus menyediakan paling
sedikit keunggulan yang sama kepada para anggotanya dibanding pelayanan yang
diberikan oleh para pesaingnya.
Gambar 2.2
Koperasi Dengan Kemampuan Sama
Perusahaan nonkoperasi akan menjual Q1, pada tingkat harga P1, dan
menghasilkan keuntungan atas penjualan Q1, tersebut, sedangkan koperasi dapat
menjual lebih banyak hingga Q3 pada tingkat harga tersebut, karena koperasi pada
dasarnya bukan organisasi yang mencari untung tetapi juga organisasi yang
berorientasi pada pelayanan anggota (sevice orietited). Koperasi dapat menjual
produk pada saat harga rata-rata sama dengan harga, kendatipun koperasi tidak
memperoleh keuntungan.
8
Tidak dapatkah koperasi menyetujui harga yang lebih rendah dari harga pasar?
Jawabnya adalah:
1. Jika koperasi menetapkan harga yang lebih rendah, misalnya Po, dengan
output sebesar Q2, semua pembeli yang tidak biasa membeli dari koperasi
akan suka membeli untuk koperasi itu (sebab harga koperasi lebih rendah
dari harga pasar) dan akan masuk ke anggota koperasi. Output koperasi
kemudian akan meningkat hingga pada saat harga rata-rata sama dengan
harga pasar (AC = P1).
2. Para anggota dapat memutuskan untuk menahan harga Po di bawah harga
pasar dengan tetap mempertahankan output sebanyak Q2 dan profit yang
terealisir dapat ditransfer kepada para anggota secara langsung Dapatkah
berjalan strategi itu? Agar strategi tersebut dapat berjalan, anggota harus
mampu mencegah jangan sampai output koperasi diperluas melebihi
suatu jumlah yang dimufakati (Q2). Output harus dipertahankan di antara
anggota, sebab harga koperasi yang lebih rendah daripada harga pasar
mendorong para anggota membeli lebih banyak untuk menjual kembali
ke pasar dengan harga pasar yang lebih tinggi daripada harga koperasi.
Dalam kondisi seperti ini akan ada tekanan yang besar untuk menaikkan
produksi sampai selisih harga antara koperasi dan harga pasar lenyap dan
semua peluang arbitrage (peluang yang diperoleh dari selisih harga di
antara dua pasar yang berbeda) menjadi tidak ada.
Jika koperasi menjual sama dengan harga pasar dan menyamakan harga
dengan MC, yaitu menjual sebanyak Q1, pada harga tersebut koperasi akan
memperoleh keuntungan maksimum atas penjualan sebanyak itu. Laba yang
diperoleh pada akhirnya dapat ditransfer kepada anggotanya lewat pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU). Hanya saja kebijaksanaan tersebut akan menghasilkan
manfaat tidak langsung bagi anggotanya. Kebijakan harga seperti ini kadang-
kadang tidak begitu disukai oleh banyak anggota. Sebaliknya jika koperasi
menetapkan harga aktif yaitu menetapkan harga di bawah harga pasar dan
menyamakan harga tersebut dengan biaya rata-rata, maka lama kelamaan
kebijaksanaan tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang berarti bagi
koperasi. Hai ini disebabkan anggota akan membeli barang dengan jumlah yang
9
semakin banyak dan menjualnya kembali ke pasar dengan harga pasar yang
berlaku. Keuntungan diperoleh langsung oleh anggota sebesar selisih harga pasar
dengan harga koperasi. Jika permintaan anggota semakin banyak, koperasi harus
menyediakan output yang lebih banyak untuk anggotanya. Pada akhirnya
kenaikan permintaan ini akan merangsang kenaikan biaya sampai akhirnya
koperasi hanya mampu menjual dengan harga pasar. Tetapi jika koperasi tetap
konsisten dengan menjual sebanyak Q1, strategi ini sangat baik bagi koperasi.
Kelebihan strategi ini adalah keuntungan yang diperoleh sebagian dapat ditransfer
ke anggota lewat pembagian SHU dan sebagian lain digunakan untuk tambahan
modal koperasi (untuk pengembangan badan usaha koperasi). Sedangkan
kelemahannya adalah koperasi tidak dapat menjual dalam jumlah yang cukup
banyak (tidak dapat menjual sampai sejumlah Q2).
Mengingat UU No. 25 tahun 1992 memperbolehkan koperasi beroperasi ke
luar anggota sepanjang tidak mengurangi arti pelayanan terhadap anggotanya,
maka koperasi dapat menetapkan berbagai kebijakan harga, misalnya:
1. Menetapkan harga sama dengan harga pasar, baik untuk anggota maupun
nonanggota Kelemahan strategi ini adalah dapat mengurangi partisipasi
anggota terhadap koperasinya, sebab tanpa menjadi anggota pun seseorang
memperoleh pelayana yang sama dengan anggota koperasi Anggota juga akan
merasa dirugikan dengan kondisi ini karena mereka memperoleh perlakuan
yang sama dengan nonanggota padahal anggota telah menginvestasikan
dananya pada koperasi, sedangkan anggota tidak. Di samping itu, strategi ini
tidak menarik bagi anggota potensial untuk masuk menjadi anggota koperasi
karena mereka menganggap koperasi tidak mempunyai kunggulan dibanding
dengan anggota lainnya. Sedangkan keuntungannya adalah bahwa laba yang
diperoleh pada tingkat penjualan tertentu akan lebih besar dibanding dengan
strategi harga lainnya. Laba ini akan ditransfer kepada anggota melalui
pembagian SHU Untuk mempertahankan ini koperasi harus mempertahankan
kuantitas sebanyak Q1, dan menolak tambahan permintaan meskipun
permintaan itu dari anggota Bila kebijakan ini dipertahankan, koperasi dapat
bertahan dalam jangka pendek dengan tingkat keuntungan yang semakin lama
semakin menurun. Pola penurunan ini akan berangsur-angsur sesuai dengan
10
Gambar 2.3
Koperasi Berkemampuan Rendah
Dengan Biaya Rata-Rata di Atas Harga Jual
Gambar 2.3 menunjukkan kondisi koperasi dengan biaya rata-rata yang lebih
tinggi daripada harga jual produk. Koperasi dalam kondisi seperti ini tidak akan
mampu untuk bersaing kendatipun koperasi dapat beroperasi dengan menderita
kerugian. Sepanjang koperasi masih mampu menutup biaya variabel, koperasi
masih dapat melaksanakan kegiatannya, dengan harapan dalam jangka panjang
12
koperasi dapat menghapus kerugian tersebut. Tetapi kondisi ini akan menyulitkan
koperasi karena koperasi harus bersaing dengan perusahaan nonkoperasi yang
telah bekerja secara efisien.
Mengingat koperasi tidak dapat menaikkan harga di atas harga pasar (P 1),
koperasi itu menghadapi kerugian yang harus diatasi oleh para anggota atau oleh
bantuan dari luar Kebanyakan koperasi yang mengalami nasib seperti ini adalah
koperasi yang berada pada fase permulaan, dalam hal ini boleh jadi manajemen
belum berpengalaman atau manajemen yang baik sulit untuk ditarik.
Gambar 2.4
Koperasi Berkemampuan Rendah Dengan
Biaya Rata-Rata Lebih Tinggi daripada Biaya Rata-Rata Pesaing
13
Gambar 2.5
Koperasi Berkemampuan Tinggi
Gambar 2.6
Koperasi Dengan Kemampuan Sama Dalam Jangka Panjang
15
Gambar 2.6 menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, harga dalam pasar
persaingan sempuma akan sama dengan biaya produksi rata-rata minimum. Tidak
terdapat perbedaan secara mutlak antara suatu koperasi dengan suatu perusahaan
yang memaksimumkan profit dengan menetapkan harga pada output tertentu.
Aturan penetapan harga akan/harus identik bagi semua peserta pasar, termasuk
anggota koperasi.
Jumlah produksi koperasi sebanyak Q1 menunjukkan tingkat produksi yang
optimal dalam jangka panjang karena kelebihan atau kekurangan dari tingkat
produksi tersebut nanya akan menghasilkan kerugian. Di sini koperasi atau
perusahaan-perusahaan lain yang berkemampuan sama benar-benar tidak
menunjukkan alokasi sumber-sumber secara optimal karena beroperasi pada biaya
jangka panjang yang minimal.
b. Kasus Koperasi Dengan Kemampuan Lebih Rendah
Dalam hal koperasi memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam jangka
pendek dalam jangka panjang yang mempunyai biaya rata-rata lebih besar
daripada biaya rata rata pesaing tidak akan berhasil hidup terus. Harga pasar akan
tetap menyinggung dengan biaya rata-rata yang lebih besar daripada biaya rata-
rata pesaing, maka koperasi kurva biaya rata-rata jangka panjang di titik
minimum. Karena koperasi hanya pemain kecil dalam pasar, maka dalam jangka
panjang pun ia tidak akan mampu mempengaruhi harga. Koperasi tidak dapat
meminta anggotanya suatu harga yang lebih tinggi dan pada saingannya. Dengan
biaya (cost) yang lebih tinggi, koperasi akan menderita kerugian.
Gambar 2.7
Koperasi Berkemampuan Dalam Jangka Panjang
16
Gambar 2.8
Koperasi Dengan Kemampuan Tinggi Jangka Panjang
Tetapi mungkinkah hal ini bisa terjadi? Bila dilihat dari kajian di muka,
koperasi yang mempunyai keunggulan dalam jangka pendek akan dihadapkan
pada satu hal yaitu jika menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar, akan
ada kondisi yang mendorong peruasan produksi sebagai akibat banyaknya
permintaan anggota. Perluasan produksi aan terus berlangsung hingga kapasitas
produksi mencapai batas tertentu, yaitu pada saat terjadi AC = P (keuntungan nol).
17
Karena kurva LRAC dibentuk dari kurva AC jangka pendek, maka tentunya
tidak mungkin koperasi mempunyai keunggulan dibanding pesaingnya mengingat
dalam jangka saja koperasi tidak mempunyai keunggulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu koperasi yang memiliki kemampuan manajerial yang sama dengan para
pesaingnya, ia tetap tidak akan mampu menawarkan pelayanan kepada
anggotanya dengan lebih bak daripada pesaingnya. Kemampuan itu mungkin ada,
tetapi hanya dalam jangka waktu yang sangat pendek dan hal ini tidak ada artinya
jika koperasi mengharapkan eksis dalam jangka panjang Oleh karena itu jika
koperasi ingin memberikan keunggulan pelayanan kepada anggotanya, maka
dalam persaingan sempurna, koperasi harus mempunyai kemampuan mengadakan
inovasi yang lebih tinggi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam
jangka panjang. Ini adalah tugas yang sangat berat bagi koperasi dan kebanyakan
koperasi tidak akan sanggup memenuhinya.
Dalam jangka panjang, dapat diharapkan (dengan asumsi bebas masuk dan
keluar dari pasar) keunggulan kompetitif dapat tercipta dengan introduksi inovasi
baru. Tetap perusahaan peseorangan dan perusahaan-perusahaan lain yang
nonkoperasi akan melakukan hal yang sama, sehingga koperasi tidak mempunyai
keunggulan khusus. Oleh karena itu koperasi harus meningkatkan kemampuan
inovatifnya dengan laju yang lebih cepat daripada perusahaan saingannya. Hanya
dengan cara seperti itu koperasi dapat mempunyai keunggulan pelayanan kepada
anggotanya dibanding pesaingnya baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kondisi keunggulan jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah
lebih sulit untuk direalisasi oleh koperasi, terutama di negara- negara sedang
berkembang. Banyak ahli teori koperasi yang pada akhirmya berkesimpulan
bahwa dalam pasar persaingan sempurna koperasi tidak dapat memberikan
kelebihan keunggulan dibanding perusahaan nonkoperasi.
3.2 Saran
Bagi pemakalah Dimohon lebih giat dalam mempelajari makalah mencari
referensi maupun mempelajari tema bahasan untuk lebih memahami materi.
Bagi teman-teman agar aktif, tanggap dan responsif dalam menanggapi makalah
ini.
18
19
https://infomanajerna.blogspot.com/2012/11/organisasikoperasi-dalam-sistem-
pasar-a.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/11995100/
20
LAMPIRAN
Anggota Kelompok 3 :
2. Dinda febriyanti
3. Lola Novita p
Notulen : Maryanti
21