Anda di halaman 1dari 24

MATERI

EKONOMI KOPERASI
MAKALAH

BAB VII

“KOPERASI DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dosen : H. M. Hamid Ibrahim, Drs., MM

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
Ketua : Tati Hartati
NPM : 18121095
WA : 082119716549
Akuntansi III B

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

LATANSA MASHIRO RANGKASBITUNG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
karya tulis tentang “Koperasi Dalam Pasar Persaingan Sempurna” dapat
terselesaikan dengan baik. Karya tulis ini berfokus pada Koperasi Dalam Pasar
Persaingan Sempurna.

Dalam rangka ikut berperan serta menunjang proses perkuliahan, kami tim
penyusun menyelesaikan sebuah karya dalam bentuk makalah sebagai pelengkap
tugas mata kuliah “Ekonomi Koperasi“. Program ini bertujuan mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, serta bertanggungjawab, dinamis
dan berkesinambungan dalam memahami Koperasi Dalam Pasar Persaingan
Sempurna.

Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa karya tulis ini memiliki
kelemahan dan kekurangan baik dalam segi pen ulisan maupun penyusunan kata,
kiranya semua pihak yang menggunakannya memberikan sumbangsih pemikiran
demi kesempurnaan karya tulis ini.

Lebak, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1. Apa pengertian pasar persaingan sempurna? .......................................................... 1

2. Bagaimana analisis jangka pendek pasar persaingan sempurna?............................ 1

3. Bagaimana analisis jangka panjang pasar persaingan sempurna? .......................... 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1

1. Untuk mengetahui pengertian dari pasar persaingan sempurna .............................. 1

2. Untuk mengetahui analisis jangka pendek pasar persaingan sempurna .................. 1

3. Untuk mengetahui analisis jangka panjang pasar persaingan sempurna................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

2.1 Pengertian Pasar Persaingan Sempurna .............................................................. 2

2.2 Analisis Jangka Pendek....................................................................................... 5

2.3 Analisis Jangka Panjang.................................................................................... 14

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 18

3.2 Saran ................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

LAMPIRAN .......................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan
relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam
pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika
bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri,
percaya pada diri sendiri dan kebersamaan akan melahirkan efek sinergis. Efek ini
akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu
bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan
koperasi sebagai badan usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam
mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada
masyarakat secara luas. Disinilah koperasi harus tetap mempertahankan hidupnya
agar dapat bersaing dalam pasar.

Dalam persaingan pasar, koperasi haruslah mampu mempertahankan dirinya


agar para pelanggan tetap mau berkerjasama dengan koperasi. Dalam makalah ini
akan di bahas bagaimana koperasi menaganaliis harga, mengigat bahawa pasar tak
lepas dari harga –harga yang selau bersaing dengan ketat. Mulai bagaiman
koperasi memproduksi barang dengan murah mampu bersaing dengan para
penjual dan bagaimana koperasi mempertahankan dirinya dalam pasar persaingan
sempurna dan tak sempurna dengan motode pertahanan harga pasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pasar persaingan sempurna?
2. Bagaimana analisis jangka pendek pasar persaingan sempurna?
3. Bagaimana analisis jangka panjang pasar persaingan sempurna?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pasar persaingan sempurna
2. Untuk mengetahui analisis jangka pendek pasar persaingan sempurna
3. Untuk mengetahui analisis jangka panjang pasar persaingan sempurna

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar Persaingan Sempurna


Struktur pasar persaingan sempurna dianggap sebagai struktur pasar yang
paling ideal karena mampumengalokasikan sumber daya secara optimal. Struktur
pasar ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terdiri atas banyak penjual dan pembeli sehingga seorang penjual hanya
mampu memasarkan barang yang relatif sedikit dibanding dengan barang
yang ada di pasar sehingga baik penjual maupun pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga, harga akan ditentukan oleh mekanisme permintaan
dan penawaran di pasar.
b. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen artinya barang yang
satudengan barang yang lainnya dapat saling menyubstitusi secara
sempurna.
c. Masing-masing penjual mempunyai kebebasan untuk keluar atau masuk
kedalam pasar.
d. Mobilitas factor-faktor produksi berjalan secara sempurna, dan
e. Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar
struktur harga dan kualitas barang.

Ciri dari butir 1 dan 2 diatas mengandung arti bahwa masing masing penjual
(termasuk koperasi) di pasar persaingan sempurna berstatus sebagai pengambil
harga (price taker). Kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing penjual
berbentuk horizontal sejajar dengan sumbu kuantitas (output). Hal ini berarti
penjual dapat menjual output berapa pun pada tingkat harga yang berlaku. Kurva
permitaan tersebut juga termasuk kurva permintaan rata-rata (average revenue)
dan juga kurva marginal revenue bagi penjual.

Seandainya koperasi adalah penjual kecil di antara sekian banyak penjual


yang ada di pasar yang menjual produk yang homogen, maka koperasi hanya
dapat mengambil harga pasar sebagai harga jual produknya. Sebagai ilustrasi
dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

2
3

Koperasi Pasar

Rp Rp

P1 P=AR=MR=d P1
D

0 Q(unit) 0 QX Q(unit)

Gambar 2.1
Kurva Permintaan Perusahaan Individual

Untuk penjelasan selanjutnya perlu tambahan, yaitu koperasi yang


dipersoalkan adalah koperasi penjualan yang menjual produknya kepada
anggotanya. Dengan cara ini, anggota dapat menilai kebijakan harga koperasi dan
membandingkannya dengan harga pasar. Juga perlu diasumsikan bahwa antara
koperas dan nonkoperasi berhak peluang sama untuk bersaing dalam kondisi
mana tidak perlu aturan-aturan resmi dari pemerintah yang menguntungkan salah
satu pihak. Tambahan anggapan-anggapan baru dimulai juga memungkinkan agar
pembahasan peran koperasi dalam pasar persaingan sempuma lebih relevan.

Bila koperasi memaisuki pasar persaingan sempurna maka koperasi akan


bersaing secara sempurna dengan para pemesar di pasar, sehingga koperasi umum
tidak dapat memilih harga untuk produk yang dijualnya. Alasannya adalah, jika
koperasi menentukan harga lebih tinggi dari harga pasar maka lebih banyak
pelanggan yang beralih ke penjual lain. Karena jika ada, harga yang ditawarkan
di bawah yang berlaku maka sebenarnya dapat diberikan pada karena harga yang
berlaku. Dalam jangka pendek dapat saja koperas menetapkan harga di bawah
harga pasar, tetapi penetapan harga ini tidak akan berlangsung lama alasan harga
yang lebih rendah akan meningkatkan permintaan anggota akan produk yang
dijual dan biaya produksi di koperasi akan semakin tinggi, sampai akhirnya mau
lihat harga sama harga pasar untuk menutup kerugian.

Oleh karena itu, pasar persaingan sempurna persaingan harga tidak akan
cocok untuk masing-masing penjual (termasuk koperasi), yang memungkinkan
4

adalah persaingan dalam hal biaya. Semakin efisien seorang penjual akan semakin
tinggi tingkat kemampuan penjual tersebut dalam bersaing, Koperisi yang
mempunyai kemampuan tinggi (dalam arti biayanya lebih rendah daripada
pesaingnya) akan mempunyai kemampuan bersaing di pasar persaingan sempuna
ini. Tetapi apakah kemampuan bersaing tersebut dapat bertahan lama? Menurut
teori koperasi konvensional kemungkinan itu bisa diperoleh karena koperasi
mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibanding dengan perusahaan
nonkoperasi (economies of large scale, competition, participation, dan lain-lain).

Hanya saja karena anilisis perusahaan didasarkan pada gabungan antara harga
dan biaya dalam menentukan keuntungan, dan orientasi koperasi bukan profit
motive sepertihalnya perusahaan nonkoperasi, maka kendatipun koperasi
mempunyai kemampuan tinggi, lama kelamaan seiring dengan perjalanan waktu,
kemampuan itu akan semakin menurun dan akhirnya sama. Dalam analisis jangka
pendek bila koperasi tidak mampu mempertahankan output pada jumlah tertentu
dan harga tertentu, kemampuan koperasi akan semikin menurun hingga pada suatu
saat koperasi mempunyai kemampuan dengan pesaingnya. Dalam analisis jangka
panjang, kecenderungan koperasi mempunya kemampuan sama sangat dominan
dibanding dengan koperasi yang mempunyai kemampuan tinggi.

Persoalan yang mungkin timbul adalah bagaimana jika koperasi berorientasi


ke luar anggota? Bagi koperasi seperti ini, transaksi ke nonanggota harus
didasarkan pada prinsip maksimalisasi profit sebagaimana layaknya perusahaan
nonkoperasi. Tetapi jika transaksi koperasi dengan anggota berdasarkan prinsip
maksimalisasi pelayanan (service) dengan menetapkan harga yang lebih rendah
daripada harga pasar, maka ada kemungkinan banyak anggota yang membeli ke
kopensi untuk kemudian dijual lagi ke pasar dengan harga pasar yang lebih tinggi
daripada harga koperasi. Di samping itu karena di koperasi ada prinsip kebebasan
keluar masuk menjadi anggota, maka koperasi akan banyak menarik anggota
potensial. Bila ini terjadi tingkat produksi koperasi akan semakin banyak dan
biaya produksi per unitnya akan semakin naik. Akibatnya koperasi bukan lagi
menjadi alternatif pilihan anggota atau anggota potensial karena koperasi tidak
5

lagi memberikan keunggulan pelayanan atas penjual lain pesaingnya (harga di


koperasi akan sama dengan harga pesaingnya).

Berbeda dengan jangka pendek, dalam jangka panjang semua penjual


(termasuk Koperasi) akan berada dalam kondisi break event (tidak untung, tetapi
juga tidak rugi), alau dikenal sebagai keuntungan normal (normal profit). Hal ini
terjadi karena ada proses permintaan kurva permintaan individual dan kurva biaya
masing-masing penjual (termasuk koperasi). Proses pergeseran kurva permintaan
dan biaya dijelaskan sebagai berikut Bila salah satu penjual memperoleh
keuntungan, maka keuntungan tersebut akan merangsang penjual potensial untuk
masuk ke dalam pasar (banyak di antara pen yang memanfaatkan koperasi sebagai
sarana memasuki pasar). Bertambahnya penjual berarti bertambah pula output di
pasar. Sesuai dengan hukum permintaan, semakin banyak jumlah output yang
dijual, akan semakin rendah tingkat harga jualnya. Jadi ada pergeseran kurva
harga penjual ke bawah.

Di samping itu, semakin bertambahnya output akan mendorong penjual input


menaikkan harga input nya (karena banyak permintaan akan input). Akibatnya
biaya produksi penjual mengalami kenaikan. Jadi ada pergeseran kurva biaya ke
atas.

Jika kurva harga bergeser ke bawah dan kurva biaya bergeser ke atas, maka
lama kelamaan posisi break event tidak dapat dihindari lagi. Setelah posisi break
event tercapai tidak akan ada lagi penjual baru yang masuk ke pasar.

2.2 Analisis Jangka Pendek

Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendeknya sehingga


produsen tidak dapat mengubah input tetapnya. Dalam jangka pendek, ada input
tetap dan input variabel. Sehingga biaya yang diperhitungkan dalam analisis
keuntungan perusahaan, juga terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya yang dalam kapasitas tertentu tidak mengalami perubahan,
sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume
produksi.
6

Suatu koperasi yang menjual produk kepada anggotanya dalam struktur pasar
yang bersaing secara sempurna, jika ingin berhasil dia harus menyediakan paling
sedikit keunggulan yang sama kepada para anggotanya dibanding pelayanan yang
diberikan oleh para pesaingnya.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam analisis komparatif


koperasi, perlu adanya tambahan dua asumsi sebagai berikut:

a. Anggota-anggota potensial suatu koperasi punya jalan masuk ke pasar,


berintegrasi dengan pasar dan berada dalam kandungan berbagai rantai tata
niaga.
b. Sistem pasar kompetitif bekerja tanpa masalah kegagalan pasar.
Berapapun produk dijual akan laku pada tingkat harga pasar yang berlaku.
Sistem pasar bekerja dengan biaya sama dengan nol.

Berdasarkan tambahan asumsi tersebut akan dianalisis 3 kasus jangka pendek


dalam hal hubungannya dengan kemampuan manajerial dalam mengelola koperasi
dibanding dengan para pesaingnya. Karena harga suatu koperasi dalam pasar
persaingan sempurna ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar, maka persaingan antar perusahaan (termasuk koperasi) terutama pada
masalah biaya (ditunjukkan pada kurva biaya).

1. Kasus Koperasi Dengan Kemampuan yang Sama


Dalam kompetisi sempurna, suatu koperasi tidak mempunyai
pengaruh dalam mengendalikan harga. Kurva permintaan yang dihadapi
koperasi akan bersifat “elastis sempurna” (horizontal), artinya koperasi
dapat menjual produknya berapapun tanpa mempengaruhi harga jual.
Dengan mengikuti peraturan penetapan harga AC=MR=P=D, maka
perbedaan satu-satunya antara koperasi dengan perusahaan (penjual)
nonkoperasi adalah bahwa koperasi dapat menetapkan jumlah yang lebih
banyak pada tingkat harga yang sama. Karena itu dalam jangka
pendek,tidak akan terdapat keunggulan bagi anggota dibanding dengan
membeli di pasar bebas.
7

Gambar 2.2 menjelaskan situasi koperasi yang mempunyai kemampuan sama


dengan pesaingnya. Diikatakan sama karena koperasi mengeluarkan biaya yang
sama engan perusahaan pesaingnya. Hal ini berarti kurva biaya untuk koperasi
baik AC maupun MC akan sama dengan kurva biaya pesaingnya (MCk= MCnk
dan ACk=ACnk

Gambar 2.2
Koperasi Dengan Kemampuan Sama

Keterangan: MCk = Marginal Cost koperasi


MCnk = Marginal Cost nonkoperasi
ACk = Average Cost koperasi
ACnk = Average Cost nonkoperasi
MR = Marginal Revenue
AR = Average Revenue
P = Harga
D = Permintaan individual

Perusahaan nonkoperasi akan menjual Q1, pada tingkat harga P1, dan
menghasilkan keuntungan atas penjualan Q1, tersebut, sedangkan koperasi dapat
menjual lebih banyak hingga Q3 pada tingkat harga tersebut, karena koperasi pada
dasarnya bukan organisasi yang mencari untung tetapi juga organisasi yang
berorientasi pada pelayanan anggota (sevice orietited). Koperasi dapat menjual
produk pada saat harga rata-rata sama dengan harga, kendatipun koperasi tidak
memperoleh keuntungan.
8

Tidak dapatkah koperasi menyetujui harga yang lebih rendah dari harga pasar?
Jawabnya adalah:
1. Jika koperasi menetapkan harga yang lebih rendah, misalnya Po, dengan
output sebesar Q2, semua pembeli yang tidak biasa membeli dari koperasi
akan suka membeli untuk koperasi itu (sebab harga koperasi lebih rendah
dari harga pasar) dan akan masuk ke anggota koperasi. Output koperasi
kemudian akan meningkat hingga pada saat harga rata-rata sama dengan
harga pasar (AC = P1).
2. Para anggota dapat memutuskan untuk menahan harga Po di bawah harga
pasar dengan tetap mempertahankan output sebanyak Q2 dan profit yang
terealisir dapat ditransfer kepada para anggota secara langsung Dapatkah
berjalan strategi itu? Agar strategi tersebut dapat berjalan, anggota harus
mampu mencegah jangan sampai output koperasi diperluas melebihi
suatu jumlah yang dimufakati (Q2). Output harus dipertahankan di antara
anggota, sebab harga koperasi yang lebih rendah daripada harga pasar
mendorong para anggota membeli lebih banyak untuk menjual kembali
ke pasar dengan harga pasar yang lebih tinggi daripada harga koperasi.
Dalam kondisi seperti ini akan ada tekanan yang besar untuk menaikkan
produksi sampai selisih harga antara koperasi dan harga pasar lenyap dan
semua peluang arbitrage (peluang yang diperoleh dari selisih harga di
antara dua pasar yang berbeda) menjadi tidak ada.
Jika koperasi menjual sama dengan harga pasar dan menyamakan harga
dengan MC, yaitu menjual sebanyak Q1, pada harga tersebut koperasi akan
memperoleh keuntungan maksimum atas penjualan sebanyak itu. Laba yang
diperoleh pada akhirnya dapat ditransfer kepada anggotanya lewat pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU). Hanya saja kebijaksanaan tersebut akan menghasilkan
manfaat tidak langsung bagi anggotanya. Kebijakan harga seperti ini kadang-
kadang tidak begitu disukai oleh banyak anggota. Sebaliknya jika koperasi
menetapkan harga aktif yaitu menetapkan harga di bawah harga pasar dan
menyamakan harga tersebut dengan biaya rata-rata, maka lama kelamaan
kebijaksanaan tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang berarti bagi
koperasi. Hai ini disebabkan anggota akan membeli barang dengan jumlah yang
9

semakin banyak dan menjualnya kembali ke pasar dengan harga pasar yang
berlaku. Keuntungan diperoleh langsung oleh anggota sebesar selisih harga pasar
dengan harga koperasi. Jika permintaan anggota semakin banyak, koperasi harus
menyediakan output yang lebih banyak untuk anggotanya. Pada akhirnya
kenaikan permintaan ini akan merangsang kenaikan biaya sampai akhirnya
koperasi hanya mampu menjual dengan harga pasar. Tetapi jika koperasi tetap
konsisten dengan menjual sebanyak Q1, strategi ini sangat baik bagi koperasi.
Kelebihan strategi ini adalah keuntungan yang diperoleh sebagian dapat ditransfer
ke anggota lewat pembagian SHU dan sebagian lain digunakan untuk tambahan
modal koperasi (untuk pengembangan badan usaha koperasi). Sedangkan
kelemahannya adalah koperasi tidak dapat menjual dalam jumlah yang cukup
banyak (tidak dapat menjual sampai sejumlah Q2).
Mengingat UU No. 25 tahun 1992 memperbolehkan koperasi beroperasi ke
luar anggota sepanjang tidak mengurangi arti pelayanan terhadap anggotanya,
maka koperasi dapat menetapkan berbagai kebijakan harga, misalnya:
1. Menetapkan harga sama dengan harga pasar, baik untuk anggota maupun
nonanggota Kelemahan strategi ini adalah dapat mengurangi partisipasi
anggota terhadap koperasinya, sebab tanpa menjadi anggota pun seseorang
memperoleh pelayana yang sama dengan anggota koperasi Anggota juga akan
merasa dirugikan dengan kondisi ini karena mereka memperoleh perlakuan
yang sama dengan nonanggota padahal anggota telah menginvestasikan
dananya pada koperasi, sedangkan anggota tidak. Di samping itu, strategi ini
tidak menarik bagi anggota potensial untuk masuk menjadi anggota koperasi
karena mereka menganggap koperasi tidak mempunyai kunggulan dibanding
dengan anggota lainnya. Sedangkan keuntungannya adalah bahwa laba yang
diperoleh pada tingkat penjualan tertentu akan lebih besar dibanding dengan
strategi harga lainnya. Laba ini akan ditransfer kepada anggota melalui
pembagian SHU Untuk mempertahankan ini koperasi harus mempertahankan
kuantitas sebanyak Q1, dan menolak tambahan permintaan meskipun
permintaan itu dari anggota Bila kebijakan ini dipertahankan, koperasi dapat
bertahan dalam jangka pendek dengan tingkat keuntungan yang semakin lama
semakin menurun. Pola penurunan ini akan berangsur-angsur sesuai dengan
10

berangsur-angsumya kenaikan biaya per satuan sebagai akibat kenaikan harga


input dan penurunan harga jual sebagai akibat bertambah- nya output di pasar
Kenaikan harga input dimungkinkan mengingat akan semakin banyaknya
perusahaan baru yang masuk pasar (karena tertarik akan laba jangka pendek),
jumlah produk yang ditawarkan semakin banyak dan permintaan akan input
semakin meningkat, Permintaan akan input yang semakin banyak akan
mendorong peningkatan harga input Sedangkan semakin banyaknya jumlah
produk yang ditawar- kan mendorong penurunan harga jual produk (output).
Proses penurunan harga produk dan kenaikan biaya per satuan akan terus
berlangsung sampai koperasi tidak lagi memperoleh keuntungan dan pasar
berada dalam keadaan equilibrium jangka panjang. Jadi koperasi yang
bergerak di pasar persaingan sempurna dan memperoleh keuntung an jangka
pendek, koperasi hanya mempunyal keunggulan jangka pendek, tetapi tidak
dalam jangka panjang Keunggulan yang dimaksud di sini bukan keungqulan
harga iual melainkan keunggulan karena koperasi dapat memberikan SHU
kepada anggotanya Persoalan penting yang perlu diperhatikan adalah
kemauan dan kemampuan partisipasi intensif anggota terhadap koperasinya.
Kebijakan penetapan harga yang sesuai dengan prinsip perusahaan
nonkoperasi pada umumnya akan dapat berjalan dengan baik jika loyalitas
anggota cukup tinggi, artinya anggota tetap berpartisipasi intensif meskipun
koperasi tidak mempunyai keunggulan dalam harga jual produk. Jika tidak,
kebijakan tersebut tidak akan berhasil sebab dengan kebijakan tersebut tidak
ada perangsang untuk melakukan transaksi dengan koperasi.
2. Harga kepada nonanggota sama dengan harga pasar, sedangkan harga kepada
anggota bawah harga pasar. Kebijakan seperti ini dapat dilakukan dengan
menjual kepada anggota atau keada nonanggota yang mau membeli dengan
harga P1 sebanyak OQ1 dan menjual kepada anggota sebanyak Q1 Q2 Hanya
saja keuntungan yang dicapai tidak maksimal karena output yang dijual lebih
banyak dibanding dengan output pada posisi keuntungan maksimal. Koperasi
akan tetap memperoleh keuntungan jangka pendek dengan keuntungan yang
semakin menurun, sedangkan dalam jangka panjang keuntungan itu menjadi
hilang dan pasar berada dalam keadaan equilibrium. Kelemahan strategi ini
11

adalah bila koperasi tidak dapat mempertahankan jumlah penjualan tertentu


kepada anggotanya dan selalu memenuhi permintaan anggotanya, maka:
a) Anggota akan menjadi pesaing koperasinya sendiri dengan menjual
barang yang dibeli dari koperasi ke pasar dengan harga pasar yang
berlaku.
b) Penambahan output untuk memenuhi permintaan anggota akan
menaikkan biaya produksi rata-rata.
Sedangkan keuntungannya adalah :
a) Koperasi akan memperoleh pendapatan yang cukup dari nonanggota
untuk pengembangan usaha koperasi, dan
b) Bila koperasi dapat menipertahankan tingkat penjualan tertentu
kepada anggotanya, koperasi dapat menunjukkan keunggulan
pelayanan kepada anggota sebesar harga pelayanannya (selisih harga
pasar dengan harga koperasi).

Gambar 2.3
Koperasi Berkemampuan Rendah
Dengan Biaya Rata-Rata di Atas Harga Jual

Gambar 2.3 menunjukkan kondisi koperasi dengan biaya rata-rata yang lebih
tinggi daripada harga jual produk. Koperasi dalam kondisi seperti ini tidak akan
mampu untuk bersaing kendatipun koperasi dapat beroperasi dengan menderita
kerugian. Sepanjang koperasi masih mampu menutup biaya variabel, koperasi
masih dapat melaksanakan kegiatannya, dengan harapan dalam jangka panjang
12

koperasi dapat menghapus kerugian tersebut. Tetapi kondisi ini akan menyulitkan
koperasi karena koperasi harus bersaing dengan perusahaan nonkoperasi yang
telah bekerja secara efisien.

Mengingat koperasi tidak dapat menaikkan harga di atas harga pasar (P 1),
koperasi itu menghadapi kerugian yang harus diatasi oleh para anggota atau oleh
bantuan dari luar Kebanyakan koperasi yang mengalami nasib seperti ini adalah
koperasi yang berada pada fase permulaan, dalam hal ini boleh jadi manajemen
belum berpengalaman atau manajemen yang baik sulit untuk ditarik.

Situasi lain dari kasus koperasi yang berkemampuan rendah ditunjukkan


dengan Gambar 2.4. Pada situasi tersebut kurva biaya koperasi bisa lebih tinggi
daripada kurva biaya pesaingnya, tetapi masih memotong kurva permintaan yang
dihadapi.

Dalam jangka pendek koperasi berkemampuan rendah dapat hidup terus


selama menghindari memproduksi dengan menderita kerugian. Koperasi akan
mampu menjual produk yang homogen pada harga pasar (P1) sebagaimana
perusahaan nonkoperasi menjualnya. Penjualan hanya dapat dilakukan sampai
dengan output Q1, lebih dari itu koperasi akan menderita kerugian.

Gambar 2.4
Koperasi Berkemampuan Rendah Dengan
Biaya Rata-Rata Lebih Tinggi daripada Biaya Rata-Rata Pesaing
13

Kendatipun koperasi dengan kenmampuan rendah memiliki biaya yang lebih


tinggi dripada pesaingnya, namun ia dapat memperoleh keuntungan maksimum
jika menjual sebanyak Qo pada tingkat harga P1. Tetapi kondisi ini akan
menghasilkan tekanan yang berat bagi koperasi karena tingkat efisiensi
perusahaan nonkoperasi yang lebih tinggi merangsang anggota atau anggota
potensial untuk beralih perhatian ke perusahaan nonkoperasi. Jadi kebijaksanaan
menetapkan.harga pada posisi laba maksimum (pada P1 dan Qo) hanya bisa
dilaksanakan jika loyalitas anggota terhadap koperasinya cukup tinggi.
2. Kasus Koperasi Dengan Kemampuan yang Lebih Tinggi
Suatu koperasi dengan tingkat kompetitif yang lebih tinggi dapat
memproduksi output dengan biaya yang lebih rendah diripada
pesaingnya. Akankah kondisi ini menunjukkan kemampuan koperasi
dalam kompetisi? Jawabnya, tidak. Sebab hal ini hanya akan
mempertinggi tingkat produksi di koperasi.

Gambar 2.5
Koperasi Berkemampuan Tinggi

Bila koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimalisasi profit


keuntungan yang dapat diraih oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan
perusahaan pesaingnya karena ia dapat menjual lebih banyak pada tingkat harga
yang sama dengan harga pesaingnya. Tetapi seperti yang telah dijelaskan sebelum
ini, situasi seperti itu adalah sulit untuk distabilkan dan keunggulan koperasi akan
dierosi oleh waktu. Koperasi akan memproduksi semakin banyak untuk
memenuhi permintaan anggota. Bila tingkat produksi Q3 telah dicapai, koperasi
14

tidak dapat memberikan kepada para anggotanya suatu keunggulan dan


pesaingnya.
Dari ketiga kasus di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada pasar
persaingan sempurna, dalam jangka pendek koperasi tidak akan mempunyai
keunggulan komparatif dalam penentuan harga jual dan hanya mungkin
mempunyai keunggulan dalam memberikan manfaat tidak langsung (SHU)
kepada anggotanya walaupun manfaat itu diterima dalam jangka waktu yang
sangat pendek (sebelum titik break event jangka pendek tercapai) .

2.3 Analisis Jangka Panjang


Dalam ekonomi mikro, jangka panjang diartikan sebagai jangka waktu yang
cukup panjang sehingga perusahaan (termasuk koperasi) dapat mengubah input
tetapnya. Jadi dalam jangka panjang,semua input adalah variabel. Dalam
menganalisis penampilan komparatif koperasi pada pasar persaingan sempurna
dalam jangka panjang, akan dibedakan lagi kasus-kasus kemampuan koperasi
yang sama, lebih rendah atau lebih tinggi daripada pesaingnya.
a. Kasus Koperasi Dengan Kemampuan Sama
Dalam jangka panjang keseimbangan suatu perusahaan dicapai pada saat
LRAC=MC=P=AR Jadi di pasar persaingan sempurna, kondisi equilibrium
jangka panjang dcapai pada saat perusahaan tidak mendapatkan keuntungan tetapi
tidak juga menderita Apugian Tentu saja kondisi ini berlaku pula pada koperasi
yang mempunyai kemampuan sama dengan pesaingnya.

Gambar 2.6
Koperasi Dengan Kemampuan Sama Dalam Jangka Panjang
15

Gambar 2.6 menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, harga dalam pasar
persaingan sempuma akan sama dengan biaya produksi rata-rata minimum. Tidak
terdapat perbedaan secara mutlak antara suatu koperasi dengan suatu perusahaan
yang memaksimumkan profit dengan menetapkan harga pada output tertentu.
Aturan penetapan harga akan/harus identik bagi semua peserta pasar, termasuk
anggota koperasi.
Jumlah produksi koperasi sebanyak Q1 menunjukkan tingkat produksi yang
optimal dalam jangka panjang karena kelebihan atau kekurangan dari tingkat
produksi tersebut nanya akan menghasilkan kerugian. Di sini koperasi atau
perusahaan-perusahaan lain yang berkemampuan sama benar-benar tidak
menunjukkan alokasi sumber-sumber secara optimal karena beroperasi pada biaya
jangka panjang yang minimal.
b. Kasus Koperasi Dengan Kemampuan Lebih Rendah
Dalam hal koperasi memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam jangka
pendek dalam jangka panjang yang mempunyai biaya rata-rata lebih besar
daripada biaya rata rata pesaing tidak akan berhasil hidup terus. Harga pasar akan
tetap menyinggung dengan biaya rata-rata yang lebih besar daripada biaya rata-
rata pesaing, maka koperasi kurva biaya rata-rata jangka panjang di titik
minimum. Karena koperasi hanya pemain kecil dalam pasar, maka dalam jangka
panjang pun ia tidak akan mampu mempengaruhi harga. Koperasi tidak dapat
meminta anggotanya suatu harga yang lebih tinggi dan pada saingannya. Dengan
biaya (cost) yang lebih tinggi, koperasi akan menderita kerugian.

Gambar 2.7
Koperasi Berkemampuan Dalam Jangka Panjang
16

Dalam jangka pendek, koperasi berkemampuan rendah dapat bersaing di


bawa kondisi tertentu (lihat Gambar 7.3 dan Gambar 7.4), tetapi hal itu bukan
dalam kasus jangka panjang Dalam jangka panjang kematian koperasi tidak dapat
dihindarkan. Koperasi dengan kemampuan rendah mungkin bisa bertahan hidup
sejenak bila ditolong oleh antusiasme dan loyalitas anggota. Tetapi jika koperasi
tidak berhasil dalam mengurang biaya(meningkatkan kemampuan manajerial)
dalam jangka panjang, koperasi akan mudah gulung tikar.
c. Kasus Koperasi Dengan Kemampuan Tinggi
Suatu koperasi dengan kemampuan manajerial lebih tinggi dapat
menyingkirkan saigannya dalam pengertian ganda:
1. Dapat menyediakan barang dengan harga lebih rendah, dan
2. Dapat memberikan keuntungan kepada para anggotanya bila koperasi
menjual dengan harga pasar.

Gambar 2.8
Koperasi Dengan Kemampuan Tinggi Jangka Panjang

Tetapi mungkinkah hal ini bisa terjadi? Bila dilihat dari kajian di muka,
koperasi yang mempunyai keunggulan dalam jangka pendek akan dihadapkan
pada satu hal yaitu jika menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar, akan
ada kondisi yang mendorong peruasan produksi sebagai akibat banyaknya
permintaan anggota. Perluasan produksi aan terus berlangsung hingga kapasitas
produksi mencapai batas tertentu, yaitu pada saat terjadi AC = P (keuntungan nol).
17

Karena kurva LRAC dibentuk dari kurva AC jangka pendek, maka tentunya
tidak mungkin koperasi mempunyai keunggulan dibanding pesaingnya mengingat
dalam jangka saja koperasi tidak mempunyai keunggulan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu koperasi yang memiliki kemampuan manajerial yang sama dengan para
pesaingnya, ia tetap tidak akan mampu menawarkan pelayanan kepada
anggotanya dengan lebih bak daripada pesaingnya. Kemampuan itu mungkin ada,
tetapi hanya dalam jangka waktu yang sangat pendek dan hal ini tidak ada artinya
jika koperasi mengharapkan eksis dalam jangka panjang Oleh karena itu jika
koperasi ingin memberikan keunggulan pelayanan kepada anggotanya, maka
dalam persaingan sempurna, koperasi harus mempunyai kemampuan mengadakan
inovasi yang lebih tinggi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam
jangka panjang. Ini adalah tugas yang sangat berat bagi koperasi dan kebanyakan
koperasi tidak akan sanggup memenuhinya.
Dalam jangka panjang, dapat diharapkan (dengan asumsi bebas masuk dan
keluar dari pasar) keunggulan kompetitif dapat tercipta dengan introduksi inovasi
baru. Tetap perusahaan peseorangan dan perusahaan-perusahaan lain yang
nonkoperasi akan melakukan hal yang sama, sehingga koperasi tidak mempunyai
keunggulan khusus. Oleh karena itu koperasi harus meningkatkan kemampuan
inovatifnya dengan laju yang lebih cepat daripada perusahaan saingannya. Hanya
dengan cara seperti itu koperasi dapat mempunyai keunggulan pelayanan kepada
anggotanya dibanding pesaingnya baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kondisi keunggulan jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah
lebih sulit untuk direalisasi oleh koperasi, terutama di negara- negara sedang
berkembang. Banyak ahli teori koperasi yang pada akhirmya berkesimpulan
bahwa dalam pasar persaingan sempurna koperasi tidak dapat memberikan
kelebihan keunggulan dibanding perusahaan nonkoperasi.
3.2 Saran
Bagi pemakalah Dimohon lebih giat dalam mempelajari makalah mencari
referensi maupun mempelajari tema bahasan untuk lebih memahami materi.

Bagi teman-teman agar aktif, tanggap dan responsif dalam menanggapi makalah
ini.

18
19

Pemakalah masih banyak masukan dan pembenaran apabila terjadi kesalahan


maka kepada dosen pengampun untuk memberikan tanggapan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hendar dan Kusnadi. Ekonomi Koperasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi UI, 2015.

Sartika Partomo Tiktik. Ekonomi Koperasi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia,


2008.

Hendar dan Kusnadi. Ekonomi Koperasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi UI, 2002.

https://infomanajerna.blogspot.com/2012/11/organisasikoperasi-dalam-sistem-
pasar-a.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/11995100/

20
LAMPIRAN

Anggota Kelompok 3 :

Presenter : 1. Tati Hartati

2. Dinda febriyanti

3. Lola Novita p

Moderator : Egaf Mas Jumantara

Notulen : Maryanti

Operator : M. Nauval Firdaus M

21

Anda mungkin juga menyukai