Anda di halaman 1dari 8

Hakikat Kewirausahaan

Pada dasarnya kewirausahaan berkaitan dengan nilai-nilai dan perilaku yang memotivasi
seseorang untuk melakukan usaha memperbaiki taraf hidup secara kreatif dan inovatif dalam
menemukan sesuatu yang baru. Beberapa pengertian mengenai kewirausahaan sebagai berikut:

1. Kewirusahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dala, perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Ahmad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (Peer Drucker, 1959)
3. Kewiausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha (Suharto Prawiro, 1997)

Beberapa definisi diatas menunjukan bahwa kewirausahaan memiliki dimensi yang luas yang
mencakup nilai-nilai, kemampuan, dan perilaku.

Hkikat Kewirakoperasian
Pada Seminar Nasional tentang Kurikulim Kewirausahaan Koperasi di Kampus IKOPIN
Bandung tahun 1993, didiskusikan istilah cooperative entrepreneur, kewirausahaan keperasi dan
kewirakoperasian. Mengingat bahwa enterpreneuship pada koperasi tidak hanya members
enterpreneurship, manager enterpreneurship, bureaucratic enterpreneurship, dan catalytic
enterpreneurship, pada akhirnya disepakati istilah kewirakoperasian sebagai istilah baku
kewirausahaan koperasi.
Diskusi tersebut merumuskan definisi yang mencakup aspek-aspek intrinsik dan manajerial
dari kewirakoperasian dan mendudukannya dalam hakikat koperasiyang memiliki prinsip-prinsip
identitas dan dasar yang terikat dengan prinsip-prinsip itu. Kewirakoperasian adalah suatu sikap
mental positif dalam usaha kooperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian
mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan nyata, serta peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.
1. Kewirausahan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara
kooperatif. ini berarti kewirakopersian harus mempunyai keinginan untuk
memajukan organisasi koperasi.
2. Tugas utama wirakop adalah mengambil prakasa inovatif artinya berusaha,
mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan
bersama.
3. Wirakop harus mempunyai keberanian mengambil resiko karena dunia penuh
dengan kepastian. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu
diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil resiko.
4. Kegiatan wirakop harus berpegang teguh prinsip koperasi, terutama prinsip
identitas koperasi yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
5. Tujuan utama setiap wirakoperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota
koperasi dan meningkatkan kesejahteran bersama.
Wirakoperasi dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota manajer birokrat yang berperan
dalam pembangunan koperasi.

Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakoperasi, jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 hal yaitu
kewirakoperasian rutin, arbitrage dan inovatif.

1. Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin berkaitan dengan berbagai kegiatan yang bersifat rutin dalam
organisasi usaha (koperasi) seperti produksi, pemasaran, personalia, keuangan,
administrasi, dll. Tugas wirakop hanya mengendalikan agar berjalan sesuai dengan
program yang telah direncanakan.
2. Kewirakoperasian Arbitrage
Arbitrage di sini dimaksudkan sebagai keputusan wirakop yang diambil dari dua kondisi
yang berbeda. Tugas utama wirakoperasi dalam hal ini mencari peluang yang
menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya harga biji kopi didesa lebih
murah dibandingkan dikota, maka wirakop yang jeli akan mendatangkan dari desa bila
hal itu lebih menguntungkan.
3. Kewirakoperasian Inovatif
Wirakoperasi yang inovatif berarti wirakoperasi yang selalu tidak puas dengan kondisi
yang ada. Ia selalu berusaha mencari,menemukan dan memanfaatkan peluang yang
diperoleh. Ia diperlukan oleh perusahaan atau koperasi yang menghadapi masalah ketidak
pastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.

Tipe Kewirakoperasian
Dalam organisasi koperasi terdapat pengelola, anggota, dan karyawan. Pengelola memang
berkompeten dalam kewirausahaan koperasi, demikian juga anggota, karena anggota sebagai
pemilik. Sedangkan karyawan, meski bisa menjadi seorang wirakop, tapi semua keputusan yang
bersifat operasional berada pada tangan pengelola.
Kewirakoperasian dibagi menjadi 4 tipe:
1. Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakoperasi bila ia mampu
menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan koperasi.
Tetapi kemungkinan ini sangat lemah.
2. Kewirakoperasian Manager
Koperasi yang mengangkat manager sebagai pelaksana dan penangung jawab
kegiatan operational dan tentumya mengharapkan perubahan yang memberikan
keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh manager adalah keterbatasan
kebebasan untuk bertindak. Kedala ini selain dibebani peningkatan usaha koperasi,
juga dibebani peningkatan pelayanan terhadap anggotanya.
3. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan
pengembangan gerakan koperasi. Koperasi diharapkan sudah menjadi koperasi yang
mandiri. Setiap kegiatannya memang diarahkan untuk memacu perkembangan
koperasi, seperti bantuan pendidikan dan pelatihan, permodalan, pemasaran,
tekonologi tepat guna, dll. Dalam pelaksanaannya, ia terbelenggu oleh aturan-aturan
yang telah ditetapkan dan keterlibatan birokrat tersebut belum tentu sesuai dengan
keinginan anggota koperasi.
4. Kewirkoperasian Katalis
Katalis di sini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan
koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi
koperasi. Wirausaha katalis adalah lembaga eksternal atau anggota suatu lembaga lain
yang bertugas memulai proses internalisasi koperasi dan bekerja untuk
mengembangkan, dan membantu organisasi koperasi.

Tugas-tugas Kewirakoperasian
Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi dibanding dengan
organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat di peroleh melalui :
1. Menciptakan kekuatan monopoli di pasar.
Bila para petani bersatu membentuk koperasi, maka koperasi tersebut mempunyai
kedudukan yang kuat dipasar. Bila masing-masing koperasi primer yang anggotanya
para petani tersebut membentuk koperasi ditingkat atasnya (koperasi sekunder) maka
koperasi yang terbentuk akan mempunyai posisi yang kuat dipasar yang lebih luas
demikian seterusnya bila koperasi sekunder membentuk koperasi tersier dan antara
koperasi tersier membentuk lagi yang lebih atasnya, maka koperasi akan mempunyai
kedudukan yang kuat di dalam pasar yang sangat luas.
2. Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi.
Tugas wirakop yang kedua ini adalah menekan biaya transaksi yaitu biaya total dari
penjumlahan nilai ekonomis sumber-sumber yang digunakan. Setiap ekonomis dibagi
menjadi biaya transaksi dan transformasi.
3. Pemanfaatan interlinkage market.
Interlinkage Market adalah hubungan transaksi antara pelaku di pasar. Seorang
produser membutuhkan input dari penghasil input (rumah tangga konsumen) dan
membutuhkan modal dari pemberi kredit. Bila produsen menghasilkan pendapat itu
akan digunakan untuk membeli input.
4. Pemanfaatan trust capital.
Trust capital diartikan sebagai pengumpulan modal. Tugas wirakop disini adalah
mengelola modal tersebut secara efisien dan meningkatkan peranan anggota modal
tersebut secara efisien dan meningkatkan peranan anggota dalam menigkatkan
partisipasi secara intensif dalam pemanfaatan atas jasa pelayanan koperasi dan
partisipasi kontributif dalam pembentukan modal yang baru.
5. Pengedalian ketidakpastian.
Peningkatan ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan biaya transaski. Upaya
pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya pasar internal
pada koperasi.
6. Penciptan inovasi.
Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak pihak yang
berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi.Tugas wirakoperasi dalam hal ini
menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan
anggotanya.
7. Pembangunan manfaat partisipasi.
Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi kontributif
dalam penyerahan keuangan dan pengambilan keputusan,maupun partisipasi intensif
dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi.

Prasyarat Keberhasilan Kewirakoperasian


Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak dibidang ekonomi dan sosial pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama yaitu: Membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang
merupakan sasaran utama pertumbuhan ekonomi.

Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan yaitu:
1. Melalui kegiatan inovatif (penciptan bangunan baru dan penerapannya).
2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam
satuan waktu kerja tetap atau waktu kerja yang diperpanjang.

Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi
pertumbuhan ekonomi. Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan pendapatan perkapita
oleh sebab adanya peralihan kearah penggunaan teknologi yang produktif,pembuatan penyebaran
barang-barang baru,struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru.

Tipe inovasi ala scumpeter tentang kegitan kerja yang meliputi:


a. Pembuatan dan pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.

b. Pembangunan metode produksi baru.

c. Menciptakan tata laksana produksi baru dibidang industri.

d. Pembuatan prasarana baru.

e. Pencarian sumber pembelian baru.

Hakikat dari fungsi wirausaha : Melihat dan menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam
bidang ekonomi. fungsi ini disebut fingsi inovatif.

Fungsi inovasi dapat dijabarkan dalam berbagai kegiatan kerja meliputi:


1. Mengenal manfaat dari kombinasi-kombinasi baru.
2. Evaluasi keuntungan yang terlangsung dalam kombinasi baru itu.
3. Pembiayaan.
4. Teknologi dan perencanan pembangunan tempat-tempat produksi.
5. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja.
6. Negoisasi dengan pemerintah badan atau resmi yang berwenang.
7. Negoisasi dengan pemasok pelanggan.

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, seorang wirausaha koperasi dihadapi pada kendala
sebagai berikut:
a. Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan yang
diizinkan menurut hukum.jadi inovator tidak mempunyai hak untuk menerapkan
tindakan inovatif.
b. Kemungkinan inovatif yang diperoleh harus ditemukan dan dilaksanakan
penerapanya.untuk itu diperbolehkan kemampuan baik personal maupun
organisatoris.
c. Kalaupun kemungkinan inovatif tertentu tidak terlarang dan masih dalam rangka
kesangupan seorang atau kelompok, maka perseorangan atau kelompok perlu
memiliki motivasi untuk menerapkan inovasi itu.

Tiga faktor penentu keberhasilan inovasi seorang wirausaha:


1. Hak Bertindak
Merupakan kemungkinan dalam kelompok-kelompok yang tidak terlarang yang meliputi
berbagai pembatas normative terhadap tindakan,disamping peraturan-peraturan hukum
abstrak yang dimodifikasikan, juga nilai-nilai sosial budaya, etika, agama, ketentuan-
ketentuan kongkret dan peraturan-peraturan pihak pengemban kekuasaan politik.
2. Kemampuan
Kecenderungan individu atau organisasi untuk meningkatkan kemampuanya, sangat
tergantung dari rangsangan ekonomis dan harapan untuk dapat menerapkan peningkatan
kemampuannya dalam tindakan-tindakan inovatif yang nyata.
3. Motivasi untuk berprestasi
Motivasi menyebabkan suatu peristiwa mempunyai nilai, baik nilai positif maupun
negatif.segala aspek yang ada kaitanya dengan motivasi dalam situasi yang dialami akan
mengandung kadar tuntutan.
KEWIRAUSAHAAN KOPERASI

KOPERASI DAN UMKM

OLEH :

KADEK DWI DHARMA PRADNYANA (1415351032)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Anda mungkin juga menyukai