Anda di halaman 1dari 11

JATI DIRI KOPERASI MENURUT ICA DAN MENURUT UU NO.

25
TAHUN 1992

A. Jati diri koperasi

Koperasi merupakan sebagai organisasi berdasarkan sistem kekeluargaan yang


digunakan dalam meningkatkan ekonomi rakyat, menurut Undang-Undang nomor 25
tahun 1992, pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
orang atau badan hokum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan usaha merupakan organisasi ekonomi
yang berwatak sosial yang harus mampu menjalankan kegiatannya secara
seimbang,baik dari segi memperhatikan nilai nilai kemasyarakatannya maupun
berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk mendapatkan laba sehingga
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya guna mensejahterakan para
anggotanya. Demikian pula dengan jati diri koperasi ini yang makin kaya dan utuh
karena praktek-praktek perkoperasian selama ini dan koperasi makin kokoh karena
jati dirinya. Karena jati dirinya koperasi menjadi berbeda dari badan usaha lain dan
perbedaan itu harus diakui dan diterima. Jati diri Koperasi adalah kesatuan dari
definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Secara berkala jati diri koperasi dikaji dan dirumus ulang oleh International
Cooperative Alliance (ICA). Pada waktu ICA didirikan pada tahun 1895 di London
prinsip-prinsip koperasi yang dianut adalah prinsip-prinsip koperasi Rochdale yang
didirikan pada tahun 1844 sebagai koperasi konsumen oertama yang berhasil d
dunia dan prinsip tersebut disempurnakan dalam kongres ICA di Paris tahun 1937,
di Wina tahun 1966, dan Manchester tahun 1995. Perumusan jati diri koperasi oleh
ICA di Manchester secara formal diberlakukan bagi seluruh koperasi seluruh dunia.

Ada 3 (tiga) yang penting dalam mengenai jati diri koperasi yaitu: Definisi, nilai-nilai,
dan prinsip-prinsip yang melekat di dalam tubuh organisasi koperasi yang
senantiasa harus menjadi acuan bagi setiap gerakan koperasi dalam melakukan
aktivitas kehidupan organisasinya. Berikut perbedaan jati diri koperasi menurut ICA
dan menurut UU No. 25 Tahun 1992
B. Jati Diri Koperasi Menurut ICA (International Cooperative Alliance)

1. Definisi Koperasi

koperasi menurut pernyataan ICA (International Co-operative Alliance) dalam


kongres ke-100 di Manchester pada tanggal 23 September 1995 : “Koperasi adalah
perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan aspirasi ekonomi, sosial, budaya secara bersama
melalui perusahaan yang mereka miliki dan dikendalikan bersama secara
demokratis”. Sedangkan pengertian koperasi menurut Undang-undang No. 25 tahun
1992 Pasal 1 Ayat 1 : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan guna memenuhi kebutuhan ekonomi,sosial,
budaya dalam menampung aspirasi-aspirasi yang sama secara demokratis.

1. Wujud koperasi adalah sebagai perkumpulan otonom yang mewadahi


kerjasama antar anggota secara sukarela. Koperasi bukan himpunan modal tetapi
merupakan himpunan orang. Oleh karena itu, yang di kedepankan adalah orang
yang menjadi anggota. Perkumpulan otonom artinya lembaga yang berdiri sendiri
dan berdaulat. Sedangkan masuknya anggota secara sukarela, artinya berdasarkan
kesadaran sendiri dan bukan karena adanya pemaksaan terhadap anggota
koperasi.
2. Motif orang masuk menjadi anggota koperasi adalah bukanlah untuk mencari
keuntungan melainkan menolong diri sendiri melalui kerja sama. Melalui kerja sama
akan tergalang potensi yang akan menjadi suatu kekuatan yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ekonomi, sosial, budaya dan aspirasi-aspirasi yang sama.
Oleh karena itu kerja sama antar orang merupakan sumber kekuatan.
3. Agar motif menolong diri sendiri melalui kerja sama dapat di wujudkan, maka
koperasi yang merupakan perkumpulan orang yang fungsinya bukan sebagai
organisasi sosial melainkan sebagai organisasi ekonomi (perusahaan).
4. Manifestasi dari mengorangkan anggota dalam koperasi sebagai
perkumpulan orang yang berfungsi sebagai badan usaha yang di miliki, dikelola, dan
di manfaatkan oleh anggotanya. Oleh karena itu, dalam koperasi anggota bukanlah
pemilik yang pasif, melainkan ikut bertanggung jawab terhadap jalanya kehidupan
koperasi dengan cara aktif berpartisipasi dan ikut terlibat dalam pengendalian
jalannya kehidupan koperasi.

Partisipasi aktif dari anggota dalam kehidupan koperasi ini oleh moh. Hatta disebut
sebagai dasar demokrasi kooperatif.Berdasarkan ciri-ciri pokok di atas, dapat
dinyatakan bahwa dari segi konsep hakikat koperasi adalah dari, oleh dan untuk
anggota. Artinya, anggota koperasi menduduki posisi sentral dan dominan yaitu
menduduki 3 fungsi yakni :sebagai pemilik, pengendali dan pengguna. Aktualisasi
jatidiri koperasi menyangkut keserasian dan keselarasan pelaksanaan tri fungsi
anggota tersebut dalam praktik koperasi.

2. Nilai-nilai koperasi

berdasarkan pada kesepakan Koperasi didirikan, dimodali dan dikelola oleh para
anggotanya. Maka berdasarkan hal tersebut dapat ditarikan sebuah kesimpulan
bahwa koperasi memiliki nilai-nilai yang telah di tetapkan oleh ICA tahun 1995:
“koperasi-koperasi berdasarkan nilai-nilai menolong diri sendiri, tanggung jawab
sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan/solidaritas. Mengikuti
tradisi para pendirinya anggota-anggota koperasi mempercayai nilai-nilai ethis dari
kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial serta kepdulian pada orang
lainDengan demikian sangatlah jelas bahwa segenap anggota koperasi dituntut
untuk melaksanakan nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial serta
memiliki kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Menolong diri sendiri, artinya motif kerja sama antar orang dalam wadah
koperasi adalah menggalang potensi guna menghimpun kekuatan untuk
memecahkan masalah bersama
2. Tanggung jawab sendiri terkandung cita-cita kemandirian dalam
memecahkan permasalahan bersama di satu pihak, dan di lain pihak cita-cita
menegakkan kebebasan dalam menentukan haluan koperasi
3. Demokrasi merupakan cita-cita yang berkaitan dengan pengelolaan koperasi,
sebagai konsekuensi koperasi sebagai organisasi ekonomi yang menghimpun orang
yang di miliki dan dikendalikan oleh anggota. Ini mengartikan setiap anggota kopersi
benar-benar diorngkn dengan cara di libatkan secara aktif untuk menentukan haluan
dan sekaligus mengendalikan jalannya koperasi. Dari sisi anggota menentukan
haluan dan mengendalikan jalannya koperasi disadari sebagai tanggung jawabnya
sebagai pemiliik dan pengguna koperasi. Nilai ini oleh moh. Hatta disebut sebagai
dasar demokrasi koperasi, dan bagi anggota koperasi dapat menjadi sekolah
demokrasi dalam arti yang sebenarnya.
4. Persamaan nilai ini berkaitan dengan perlakuan yang sama bagi setiap
anggota tanpa memandang besar kecinya simpanan yang di miliki oleh setiap
anggota. Setiap anggota mempunyai hak suara yang sama yaitu satu orang satu
suara.
5. Keadilan nilai ini merupakan dambaan ataupun cita-cita yang di ilhami oleh
adanya kenyataan timbulnya ketidak adilan sosial dalam kehidupan masyarakat
akibat berlakunya sistem liberalisme yang mengedepankan kuasa kapital. Nilai
keadilan di koperasi di tegakkan melalui mekanisme kelembagaan.
6. Nilai ini dianggap penting karena kerjasama antar orang didasari kesadaran
dalam wadah koperasi hanya akan terwujud dan berlangsung langgeng jika kerja
sama ini di bangun berdasar semangat kesetiakawanan dengan pamrih untuk
memperbaiki nasip bersama. Dalam kesetiakawanan ditumbuhkan semangat
kebersamaan berupa saling tolong menolong antar sesama anggota, dalam hal ini
berlaku pepatah “berat sama di pikul ringan sama dijinjing” dalam artian yaitu
bersatu kita teguh bercerai kita akan runtuh maka diperlukan kerjasama yang baik.

3. Prinsip-prinsip koperasi

Prinsip-prinsip koperasi bermula dari aturan-aturan umum pengelolaan koperasi


yang di kembangkan oleh para pelopor koperasi di rochdale, yang di kenal sebagai
prinsip “prinsip-prinsip rochdale”. Keberhasilan perjuangan koperasi di rochdale
memang banyak ditentukan oleh semangat kerja para pengurusnya, yang benar-
benar merasakan kepahitan hidup era revolusi industri di inggris. Karena itu,
rumusan prinsip-prinsip koperasi rochdale adalah hasil dari proses pemikiran yang
dalam, matang oleh kepahitan zaman, teruji oleh kenyataan sejarah, dan didorong
oleh semangat yang tinggi untuk mengangkat martabat manusia.Sejalan dengan
perkembangan koperasi di bagian dunia lainnya, prinsip-prinsip rochdale itudijadikan
contoh dan pedoman oleh hampir seluruh gerakan koperasi di dunia. Meskipun
demikian, pengambilalihan prinsip-prinsip koperasi rochdale tersebut tidak dilakukan
sepenuhnya, melainkan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta budaya
masyarakat tempat koperasi di dirikan.

Walaupun demikian, dalam bukunya the copporative sectore, fauguet (1951),


mengatakan bahwa setidak-tidaknya ada empat prinsip yang harus dipenuhi oleeh
setiap badan usaha yang menamakan dirinya koperasi. Adapun prinsip-prinsip itu
adalah:

1. Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan


kesukarelaan.

keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela. Dengan adanya unsur kesukarelaan


maka para anggota koperasi dapat memilih untuk menjadi anggota koperasi bila ia
merasa koperasi dapat memperjuangkan kepentinga-kepntingannya. Bila dalam
kenyataanya koperasi tidak dapat memenuhi harapan seorang anggotanya, maka
anggota yang bersangkutan memiliki hak untuk mengajukan permohonan
mengundurkan diri.

2. Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para


anggota.

Pengakuan mengenai hak anggota merupakan suatu prinsip yang sangat penting
bagi koperasi. Melalui prinsip ini, koperasi mengukuhkan dirinya sebagai suatu
lembaga ekonomi yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Prinsip ini antara lain
harus di terapkan dalam bentuk persamaan kepemilikan, persamaan hak suara, dan
persamaan hak untuk mengelola koperasi.

3. Adanya ketentuang atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam


ketatalaksanaan dan usaha koperasi. Sebagai sebuah perusahaan, koperasi dimiliki,
dikelola, dan diawasi oleh para anggotanya. Sebagai bukti kepemilikan, maka setiap
anggota koperasi harus turut serta dalam menghimpun modal koperasi. Kebutuhan
modal ini pada awalnya dipenuhi dari simpanan pokok para anggota. Selanjutnya
para anggota koperasi dapat menyepakati jenis-jenis bahan simpanan yang lain.
Stelah itu, setiap anggota koperasi, sesuai dengan keterampilannya, dapat ditunjuk
menjadi pengelola koperasi.
Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil usaha yang
diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa Koperasi oleh para anggotanya. Prinsip
ini merupakan pedoman dalam menentukan pembagian sisa hasil usaha Koperasi.
Berbeda dari perusahaan perseroan, pembagian sisa hasil usaha Koperasi tidak
didasarkan atas besarnya simpanan atau modal masing-masing anggota koperasi.
Melainkan berdasarkan besarnya partisipasi masing-masing anggota dalam
memanfaatkan jasa Koperasi

C. Jati Diri Koperasi Menurut UU No. 25 Tahun 1992

1. Definisi Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan


hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau


badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.

1. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.


2. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang.
3. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Koperasi.
4. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi.

2. Nilai-nilai Koperasi

nilai-nilai yang telah di tetapkan oleh ICA tahun 1995: “koperasi-koperasi


berdasarkan nilai-nilai menolong diri sendiri, tanggung jawab sendiri, demokrasi,
persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan. Mengikuti tradisi para pendirinya
anggota-anggota koperasi mempercayai nilai-nilai ethis dari kejujuran, keterbukaan,
tanggung jawab sosial serta kepdulian pada orang lain. Dalam hal ini, ICA memilih
nilai-nilai tersebut menjadi nilai-nilai dasar dan nilai-nilai ethis. Sedangkan moh.
Hatta menybutnya sebagai dasar-dasar pokok dan dasar-dasar moral.

Nilai-nilai dasar tersebut terdiri dari hal-hal berikut

1. Menolong diri sendiri, artinya motif kerja sama antar orang dalam wadah
koperasi adalah menggalang potensi guna menghimpun kekuatan untuk
memecahkan masalah bersama. Masalah bersama tidak mungkin di pecahkan
sendiri-sendiri, melainkan secara bersama melalui kerja sama. Karena itu koperasi
di artikan pula sebagai upaya menolong diri sendiri melalui kerja sama atau upaya
memperbaiki nasib secara bersama.
2. Tanggung jawab sendiri terkandung cita-cita kemandirian dalam
memecahkan permasalahn bersama di satu pihak, dan di lain pihak cita-cita
menegakkan kebebasan dalam menentukan haluan koperasi. Bila di kaitkan dengan
butir 1, maka menolong diri sendiri melalui kerja sama bukanlah tanggung jawab
pihak lain, akan tetapi menjadi tanggung jawab sendiri. Oleh karena itu dapat di
artikan bahwa nilai ini sangat menekankan pentingnya jiwa kemandirian yang timbul
dan bersemi atas kesadaran sendiri ini justru akan menjadi sumber kekuatan utama
koperasi. Apabbila koperasi didirikan dan di kembangkan tidak atas dasar kesadaran
para anggotanya sendiri,, maka di ibaratkan rumah koperasi ini di bangun atas
fondasi yang di buat dari pasir.
3. Demokrasi merupakan cita-cita yang berkaitan dengan pengelolaan koperasi,
sebagai konsekuensi koperasi sebagai organisasi ekonomi yang menghimpun orang
yang di miliki dan dikendalikan oleh anggota. Ini mengartikan setiap anggota kopersi
benar-benar diorangkn dengan cara di libatkan secara aktif untuk menentukan
haluan dan sekaligus mengendalikan jalannya koperasi. Dari sisi anggota
menentukan haluan dan mengendalikan jalannya koperasi disadari sebagai
tanggung jawabnya sebagai pemiliik dan pengguna koperasi. Nilai ini oleh moh.
Hatta disebut sebagai dasar demokrasi koperasi, dan bagi anggota koperasi dapat
menjadi sekolah demokrasi dalam arti yang sebenarnya.
4. Persamaan nilai ini berkaitan dengan perlakuan yang sama bagi setiap
anggota tanpa memandang besar kecinya simpanan yang di miliki oleh setiap
anggota. Setiap anggota mempunyai hak suara yang sama yaitu satu orang satu
suara. Ketentuan ini berada dengan yang berlaku diperseroan terbatas (PT), dimana
besar kecilnya pemilikan saham menetukan hak suara dengan memberlakukan
ketentuan satu saham satu suara. Dengan demikian, di koperasi semua anggota
sama kedudukannya.
5. Keadilan nilai ini merupakan dambaan ataupun cita-cita yang di ilhami oleh
adanya kenyataan timbulnya ketidak adilan sosial dalam kehidupan masyarakat
akibat berlakunya sistem liberalisme yang mengedepankan kuasa kapital. Nilai
keadilan di koperasi di tegakkan melalui mekanisme kelembagaan. Antara lain,
pembagian sisa hasil usahakepada anggota berdasrakan pertimbangan jasa
masing-masing anggota (bukan pemilik modal), hak suara anggota sama yaitu satu
anggota satu suara. Keuntungan yang di peroleh dari transaksi dengan bukan
anggota, tidak dialokasikan untuk di bagikan kepada anggota melainkan untuk
meningkatkan pemupukan modal.
6. Solidaritas. Nilai ini dianggap penting karena kerjasama antar orang didasari
kesdaran dalam wadah koperasi hanya akan terwujud dan berlangsung langgeng
jika kerja sama ini di bangun berdasar semangat kesetiakawanan dengan pamrih
untuk memperbaiki nasip bersama. Dalam kesetiakawanan ditumbuhkan semangat
kebersamaan berupa saling tolong menolong antar sesama anggota, dalam hal ini
berlaku pepatah “berat sama di pikul ringan sama dijinjing”, “bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh”. Solidaritas dan individualitan merupakan pasangan yang harus
tumbuh secara serasi dalam tubuh koperasi dan akan pula menajdi kekuatan
koperasi

3. prisip-pinsip Koperasi

prinsip-prinsip Koperasi Indonesia seperti dimuat dalam Undang-undang No. 25


tahun 1992 memiliki 5 prinsip koperasi dan 2 prinsip pengembangan. Ketujuh prinsip
ini merupakan ciri khusus yang membedakan kehidupan koperasi dengan badan
usaha non koperasi. Lebih jelasnya prinsip-prinsip koperasi tersebut adalah:

5 Prinsip Koperasi

1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka(Voluntary and Open


Membership)
Prinsip ini mengandung makna bahwa seseorang yang menginginkan menjadi
anggota ataupun keluar dari keanggotaan koperasi tidak dapat dipaksa atas dasar
apapun sepanjang telah memenuhui persyaratan-persyaratan yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
2. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis(Democratic Member
Control)Makna demokratis ialah bahwa dalam pengelolaan koperasi harus atas
dasar kehendak anggota yang diputuskan dalam Rapat Anggota. Melalui Rapat
Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, para anggota yang
dengan pemahaman yang dianut “satu anggota satu hak suara” dituntut berperan
aktif sehingga keputusan-keputusan yang dihasilkan memiliki keberpihakan kepada
mayoritas anggota.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa terhadap Modal pada koperasi pada dasarnya
digunakan untuk kemanfaatan anggota, dan bukan semata-mata untuk mencari
keuntungan dalam bentuk materi semata. Oleh karena itu balas jasa yang diberikan
terhadap anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya
modal yang diberikan. Yang dimaksud terbatas adalah wajar dalam artian tidak
melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.
5. Kemandirian berarti mampu berjalan dengan memanfaatkan kemampuan
yang ada pada diri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain. Hal ini menyangkut
dari sisi permodalan, pengelolaan administrasi dan usaha, pengambilan keputusan,
penyusunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga(AD/ART).

 prinsip pengembangan Koperasi

1. Pendidikan, pelatihan dan informasi perkoperasian(Education, Training and


Information)
Pendidikan perkoperasian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk
dijalankan oleh gerakan koperasi secara teratur. Kesetaraan pemahaman tentang
wawasan perkoperasian anatara unsur-unsur dalam koperasi akan lebih
memudahkan dalam pengambilan sebuah keputusan dibandingkan dengan
pemahaman yang sangat beragam. Anggota yang memahami tentang wawasan
perkoperasian akan mampu menjalankan fungsinya baik selaku pemilik maupun
selaku pengguna/pelanggan.
2. Kerjasama antar koperasi (Co-operation among Co-operatives)Kerjasama
antar koperasi dimaksudkan agar koperasi dapat menjalin kemitraan yang saling
menguntungkan, sehingga disamping dapat memperkuat solidaritas antar koperasi,
meningkatkan daya saing dan daya banding juga akan mampu melakukan
efektivitas dan efisiensi.

Seiring dengan definisi tersebut, tujuan koperasi menurut Bab 1 pasal 3 Undang-
undang Republik Indonesia No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu :
“Koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur bedasarkan
Pancasila dan UUD 1945”.

Konsep koperasi adalah konsep umum di dunia. Di berbagai negara, koperasi ini
dijadikan sebagai salah satu bentuk dari suatu badan usaha yang dimiliki oleh
banyak orang dengan prinsip satu orang satu suara. Malahan ide koperasi
sesungguhnya berasal dari negara Eropa. Tetapi ketika konsep koperasi ingin
diterapkan di Indonesia yang digagas oleh Bung Hatta, ada perbedaan yang paling
mendasar mengenai konsep koperasi Indonesia.

Faktor-faktor yang membedakan antara prinsip koperasi ICA dengan UU No. 25


tahun 1992, antara lain:

1. Di Indonesia koperasi diberi peran utama sebagai bagian dari pembangunan


dalam rangka mengentaskan kemiskinan.

Peran tersebut membuat beban Koperasi Indonesia jauh lebih berat dengan
koperasi-koperasi di negara lain, karena Koperasi Indonesia mengemban misi
kesejahteraan suatu negara, bukan hanya menjadi bentuk suatu badan usaha
semata.
2. Koperasi mempunyai peran agar jiwa dan semangatnya juga berkembang di
perusahaan swasta dan negara.

Perbedaan peran koperasi Indonesia dan di negara lain ini terjadi karena koperasi di
Indonesia dilatarbelakangi oleh kondisi kemiskinan struktural yang saat ini semakin
diperparah dengan berlakunya pasar bebas.

3. Perbedaan prinsip koperasi yang mendasar.

Prinsip-prinsip koperasi merupakan hasil Kongres 100 tahun ICA di Manchester


tahun 1995 yang sedikit beda dengan prinsip koperasi yang telah ditetapkan dalam
pasal 5 UU 25/92. Dalam UU 25/92 secara eksplisit masih menegaskan adanya
prinsip pembagian sisa hasil usaha masing-masing anggota secara adil dan
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota serta prinsip
pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Sementara itu hasil Kongres
100 tahun ICA tersebut lebih menekankan pada pentingnya prinsip partisipasi
anggota dalam kegiatan ekonomi serta prinsip kepedulian terhadap masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Zarkazi, Imam (16 Maret 2015)


Online:https://epzarkazi.wordpress.com/2015/03/16/jatidiri-koperasi/

Pasundan, Galuh (Selasa, 08 Februari 2011)


Online:http://saranainfoku.blogspot.co.id/2011/02/jati-diri-koperasi-indonesia.html

Shodiq, Muhammad (Rabu, 22 Mei 2013) Online: http://sodiqpks.blogspot.co.id/

M. Fuji Saputro.htm_JATI DIRI KOPERASI (PERBEDAAN MENURUT ICA DAN


MENURUT UU NO. 25 TAHUN 1992)

Anda mungkin juga menyukai