Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Manajemen Koperasi
Disusun oleh :
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Resume yang berjudul “Manajemen Pemasaran
Internal Koperasi” dengan baik tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Resume ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
dosen pada mata kuliah Manajemen Koperasi. Selain itu Resume ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu pada mata kuliah
Manajemen Koperasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Dengan segala kerendahan hati, kami meyadari makalah yang saya tulis ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah dan/atau tugas selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kegiatan pemasaran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, maka kegiatan
pemasaran internal harus diarahkan pada upaya-upaya pemuasan kebutuhan anggota. Upaya-
upaya tersebut dapat dilakukan dengan membuat atau mengadakan barang atau jasa yang sesuai
dengan kebutuhan anggota, menetapkan harga yang sesuai dengan kemampuan anggota,
melakukan distribusi pemasaran yang cocok dalam rangka memberikan pelayanan-pelayanan dan
melakukan komunikasi persuasive yang sesuai melalui kegiatan promosi. Pada pasar internal
semua keputusan mengenai strategi bauran pemasaran dapat dikomunikasikan langsung dengan
anggota, sehingga pelaksanaan program-program koperasi akan dapat dukungan anggota.
PEMBAHASAN
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok
serta mendapatkan apa yang mereka inginkan dan. Pemasaran internal (internal marketing) adalah
kegiatan pemasaran yang memfokuskan karyawan sebagai pelanggan internal, yang menjadikan
kegiatan pemasaran internal dan kepuasaan pelanggan internal sebagai kunci untuk keputusan
pelanggan eksternal.
Tugas perusahaan koperasi di pasar internal adalah memberikan pelayanan terbaik kepada
anggotannya, sehingga anggota mendapatkan manfaat atas hubungan bisnisnya dengan perusahaan
koperasi. Pelayanan ini dapat berupa pemberian harga pelayanan bagi anggota maupun melalui
aktivitas-aktivitas yang memudahkan anggota dalam mengembangkan usahanya.
Perilaku perusahaan koperasi dalam berbisnis dipasar internal berorientasi pada service
(pelayanan). Orientasi service yang dimaksud adalah memberikan kemudahan kepada anggota
agar mampu meningkatkan usaha individunya.
Strategi Pemasaran
Berorientasi Daya Saing
Keterangan :
Kebutuhan dan keinginan anggota dapat diketaui melalui riset pasar internal, dimana tujuan
utama dari riset pasar tersebut adalah mengidentifikasi pasar sasaran yakni anggota koperasi yang
menjadi target produk perusahaan koperasi. Pada koperasi diperlukan penentuan pasar sasaran
untuk produk-produk tertentu sangat diperlukan karena anggotanya cukup luas dan cenderung
heterogen kebutuhannya. Dengan ini pula koperasi dapat membangun daya saing di pasar internal
dengan kata lain jika koperasi tidak memberikan pelayanan dengan baik dan anggota tidak
mendapatkan manfaat atas anggotanya sementara perusahaan pesaing koperasi mampu
memberikan manfaat yang lebih baik maka koperasi akan kehilangan daya saingnya, sehingga
pengetahuan tentang daya saing koperasi diperlukan untuk mementukan strategi bauran pemasaran
yang tepat dipasar internal. Kemudian implementasi bauran tersebut akan dievaluasi setaip saat,
disesuaikan dengan perubahan keinginan dan kebutuhan anggota.
Inovasi adalah kunci keberhasilan untuk masa yang akan datang bagi perusahaan koperasi.
Inovasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya inovasi dalam cara-cara memproduksi
produk, inovasi dalam pelayanan, inovasi dalam logistik, inovasi dalam teknologi, inovasi
administrasi, dan inovasi produk.
Manajemen koperasi harus menyadari bahwa segala sesuatu yang ada dalam perusahaan
koperasi sangat tergantung pada keputusan anggota sebagai pelanggan utama.
Inovasi adalah kunci keberhasilan untuk masa yang akan datang bagi perusahaan koperasi.
Inovasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya inovasi dalam cara-cara memproduksi
produk, inovasi dalam pelayanan, inovasi dalam logistik, inovasi dalam teknologi, inovasi
administrasi, dan inovasi produk.
Produk koperasi adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar baik pasar internal
maupun pasar eksternal dan dapat memenuhi kebutuhan atau kepuasan pelanggan anggota atau
bukan anggota dimana hal ini menjadi faktor yang paling penting dalam pemasaran.
Produk yang dimaksud dapat berupa barang atau jasa yang ditawarkan baik kepada anggota
maupun non anggota. Pada pasar internal produk beserta atribut yang melekat di dalamnya dibuat,
ditentukan dan diadakan berdasarkan kepentingan anggota koperasi.
Namun perubahan kebutuhan anggota dan tekanan persaingan yang semakin ketat
mengharuskan manajemen koperasi selalu berusaha menyesuaikan produk yang ditawarkan sesuai
dengan kebutuhan yang berubah titik oleh karena itu perlu kiranya manajemen koperasi
mengamati siklus hidup dari masing-masing produk yang ditawarkan yakni:
1) Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan anggota ketika
sedang melakukan transaksi dengan koperasi. Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginan
anggota Besar harapan atau ekspektasi anggota akan tinggi Demikian pula sebaliknya.
2) Pengalaman masa lalu(terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari koperasi maupun dari
pesaing-pesaingnya.
3) Pengalaman dari teman-teman yang telah menceritakan kualitas produk yang diperoleh
dari koperasi. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi anggota khususnya untuk produk-
produk operasi yang beresiko tinggi.
4) Komunikasi pemasaran juga mempengaruhi persepsi anggota. Kampanye yang berlebihan
kepada anggota untuk suatu produk yang secara aktual tidak mempengaruhi ekspektasi
anggota memberi dampak negatif terhadap persepsi anggota untuk produk-produk koperasi
Upaya memaksimalkan kepuasan total anggota tidaklah mudah bagi manajemen koperasi
sehingga harus benar-benar memahami karakteristik produk yang diinginkan anggota. Secara
umum anggota menginginkan produk yang mempunyai karakteristik lebih (faster), lebih murah
(cheaper) dan lebih baik (better).
Menurut David Gavin (1987) dalam Gasparez (2006) mendefinisikan ada 8 dimensi yang dapat
digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk yaitu:
1) Performa, berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karakteristik
utama yang dipertimbangkan anggota ketika ingin membeli suatu produk.
2) Fitur merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi dasar berkaitan
dengan pilihan-pilihan atau pengembangannya.
3) 3 keandalan berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan
fungsi secara berhasil dalam periode tertentu dibawa kondisi tertentu.
4) Konformitas berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan anggota. Konformitas merefleksikan
derajat di mana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar
yang telah ditetapkan titik karakter ini mengatur banyaknya atau presentasi produk yang
gagal memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan oleh karena itu perlu
dikerjakan ulang atau diperbaiki.
5) Durabilitas merupakan ukuran masa pakai suatu produk hal ini berkaitan dengan daya
tahan produk tersebut.
6) Kemampuan pelayanan merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
keramahan/ kesopanan, kompetensi dan kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.
7) Estetika merupakan karakteristik yang bersifat subjektif yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi atau refleksi dari preferensi Individual.
8) Kualitas yang dirasakan bersifat subjektif berkaitan dengan perasaan anggota dalam
mengkonsumsi produk itu seperti meningkatkan harga diri, lebih berwibawa dan lain-lain
• Pendistribusian produk
Pada pasar internal koperasi saluran distribusi terbentang di sepanjang jalur tataniaga yang
terintegrasi melalui dari industri hulu sampai industri hilir. Saluran distribusi pada koperasi
meliputi saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. saluran pemasaran
langsung terjadi apabila koperasi menyalurkan barang atau jasa kepada anggota tanpa perantara
ini biasanya banyak dilakukan oleh primer yang kerjanya berada di sekitar anggota misalnya satu
Kecamatan. Sedangkan kan saluran pemasaran tidak langsung biasanya terjadi pada koperasi
sekunder (pusat koperasi) di mana produk yang disalurkan melalui koperasi primer dan koperasi
primer akan menjualnya kepada anggota melalui TPA yang tersedia. Pada induk koperasi distribusi
pemasaran di pasar internal akan lebih beragam. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan
sebagai berikut:
Koperasi beroperasi di pasar internal, penentu harga yang benar diperlukan agar koperasi
mendapatkan penjualan dan hasil usaha yang cukup untuk membantu meningkatkan pertumbuhan
koperasi membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk jasa pengurus, dana pendidikan, dana
pembangunan daerah kerja, dana sosial dan dana yang akan dibagikan kepada anggota sebagai
deviden (sisa hasil usaha yang diterima anggota). Harga yang benar untuk barang dan jasa
tergantung dari tiga faktor yaitu:
1) Biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh barang dan jasa
2) Faktor permintaan dan penawaran barang dan jasa di pasar eksternal
3) Jumlah penjualan yang diharapkan dan hasil usaha yang diinginkan
4) Harga barang atau jasa pesaing
5) Keunggulan bersaing koperasi
6) Kondisi ekonomi
7) Lokasi bisnis koperasi
8) Perubahan musiman terutama bagi koperasi yang anggotanya para petani
9) Faktor psikologis
10) Penjualan kredit dan potongan penjualan
11) Kepekaan anggota terhadap harga
Adapun strategi penetapan harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan koperasi yakni
1) Publisitas adalah segala bentuk berita komersial yang diliput oleh media yang mendorong
penjualan tetapi tidak perlu dibayar oleh perusahaan koperasi. Publikasi tas diperlukan
untuk menunjukkan sejauh mana kapasitas perusahaan koperasi di tengah-tengah
masyarakat
2) Penjualan perorangan adalah kontak perorangan antara penjual dan calon pelanggan yang
diperoleh dari usaha penjualan hal ini membuat koperasi unggul bersaing terhadap
perusahaan besar dengan menciptakan perasaan adanya perhatian pribadi
3) Periklanan adalah semua bentuk presentasi penjualan yang tidak bersifat perorangan dan
dibayar oleh sponsor tertentu. Pada pasar internasional yang wilayah geografisnya tidak
begitu luas iklan dapat dibuat oleh koperasi dapat berupa spanduk papan nama brosur dan
lain-lain yang dapat diketahui secara langsung.
2.5 Pengembangan Pasar Internal Melalui Integrasi Vertikal
Pada dasarnya ada tiga pelaku dalam sistem ekonomi pasar yaitu produsen, konsumen, dan
perantara (pedagang). Pengertian produsen adalah orang atau badan yang menghasilkan produk
tertentu. Dengan cara pertumbuhan internal maupun produk tersebut bisa berupa produk akhir
yang langsung dikonsumsi, bisa pula produk antara yang digunakan untuk proses berikutnya. Jadi
rumah tangga konsumen yang menghasilkan input bisa dipandang sebagai produsen, demikian
pula rumah tangga konsumen yang menghasilkan barang-barang untuk dikonsumsi dikatakan
sebagai produsen.
Konsumen adalah orang atau badan yang menggunakan suatu produk. Rumah tangga
perusahaan dapat dikatakan sebagai konsumen dalam hal penggunaan input. Perusahaan sebagai
pihak yang menggunakan input menciptakan permintaan terhadap produsen input, dan rumah
tangga konsumen yang menghasilkan input akan menawarkan input tersebut kepada perusahaan
yang memintanya. Dengan kata lain rumah tangga perusahaan dapat berfungsi sebagai konsumen
dalam pasar input dan sebagai produsen dalam pasar output. Jalur tataniaga diantara kedua pasar
tersebut pada dasarnya sama. Produsen langsung ke konsumen atau produsen, pedagang dan
konsumen. Di pasar input produsen input menawarkan input langsung kepada perusahaan pemakai
input. Di pasar output, perusahaan (produsen output) menawarkan produknya kepada pedagang
kemudian ke konsumen akhir atau dapat pula ditawarkan langsung kepada konsumen .
Pedagang merupakan orang atau badan yang membeli produk tapi bukan untuk, melainkan
untuk dijual. Pedagang merupakan media penghubung antara produsen dan konsumen. Dalam
pengertian ini pedagang dapat berupa pedagang besar ( wholesaler ), agen penjualan, dan pengecer.
Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan salah satu strategi
alternatif dimana perusahaaan memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi
ke belakang (hulu) atau ke (hilir). Strategi mengkehendaki perusahaan melakukan penguasaan
yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing, baik melalui merger, akuisi, atau
membuat perusahaan sendiri. Strategi integrasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
Integrasi vertikal terjadi jika perusahaan melakukan perluasan usaha pada bidang usaha
yang sebelumnya menjadi bidang negara pemasok dari perusahaan tersebut atau bidang usaha yang
menjadi bidang garap konsumen dari perusahaan tersebut. Dengan integrasi vertikal unit usaha
strategis yang dimiliki perusahaan menjadi bertambah dengan cara pertumbuhan internal maupun
akusisi (suwarsono Muhammad, 2002).
1). Efisiensi
Salah satu tujuan pelaku usaha untuk melakukan integrasi vertikal adalah upaya untuk
mengurangi ketidakpastian pasokan bahan baku yang dapat muncul. Pelaku usaha memutuskan
untuk melakukan integritas vertikal ke hulu dengan tujuan mengendalikan kepastian pemasokan
bahan baku. Sedangkan keputusan untuk melakukan integrasi vertikal ke hilir diarahkan untuk
meningkatkan kendali atas dijaring distribusi dan pengecer Agar akses terhadap konsumen
meningkat.
Transfer pricing adalah saat pelaku usaha memberikan harga yang lebih rendah kepada
perusahaan yang terintegrasi dibawahnya dengan tujuan membuat biaya produksi lebih rendah
sehingga harga jual lebih rendah dibanding pesaing titik tujuannya adalah menekan biaya yang
terjadi di level terbawah (dari unit ritel ke tangan konsumen) yang akan menjadi relatif lebih
rendah dibandingkan dengan biaya produk yang tidak berasal dari proses integrasi vertikal.
Dalam perspektif persaingan perusahaan yang melakukan integrasi vertikal akan lebih
mudah mendapatkan kekuatan pasar ( market power) karena lebih efisien serta dapat menjadikan
harga barang/ jasa lebih murah dan adanya jaminan distribusi. Oleh sebab itu, perusahaan yang
terintegrasi secara vertikal akan mempunyai kemampuan lebih besar untuk menciptakan hambatan
bagi pesaing untuk masuk ke dalam pasar. Tindakan pengaturan akan diambil jika terbukti
kegiatan integrasi vertikal menghilangkan dampak anti- persaingan yang lebih besar dibanding
efisiensi dan keuntungan lainnya, sehingga menurunkan kesejahteraan konsumen akhir.
Strategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan diantaranya kelemahan dalam hal
biaya, teknologi, dan adanya fluktuasi permintaan. Koperasi yang dapat melakukan integrasi
vertikal sepanjang tidak melakukan kegiatan integrasi vertikal yang dapat dilarang menurut pasal
14 UU Nomor 5 tahun 1999 yaitu:
a) Perusahaan koperasi dapat meningkatkan efisiensi ekonomi yang timbul dari adanya
kombinasi operasi, koordinasi dan pengendalian internal, informasi, penghematan biaya
transaksi dan stabilitas hubungan dalam rantai produksi dari unit usaha yang terkait.
b) Perusahaan koperasi dapat menguasai teknologi dan operasi satu jenis bisnis tertentu.
c) Perusahaan koperasi mendapat jaminan masuk dan mengurangi kecenderungan fluktuasi
pasar baik dalam jumlah barang maupun harga yang diminta.
d) Perusahaan koperasi memperoleh peluang yang lebih besar dan luas dalam mendorong
strategi diferensiasi.
Menurut R. A Supriyono (1985) integrasi vertikal merupakan salah satu strategi alternatif
di mana perusahaan memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi ke
belakang(Hulu) upts atau kedepan ( Hilir) titik integrasi ke belakang bertujuan membantu
kelancaran atau pemanfaatan sumber-sumber bahan mentah sehingga dapat menurunkan resiko
kekurangan bahan mentah serta menjamin biaya bahan yang rendah sehingga perusahaan memiliki
keuntungan strategis dibandingkan para pesaingnya sedangkan integrasi ke depan bertujuan
sebagai jalan keluar untuk menjamin kelancaran penjualan produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
Integrasi vertikal yang ada di Indonesia pada dasarnya hanya dikenal tiga bentuk yakni:
1) Bentuk federasi yaitu menyatu dengan masing-masing anggotanya masih bebas berusaha
dimana tiap koperasi yang bersatu masih mempunyai badan hukum sendiri walaupun
menjadi anggota federasi
2) Bentuk pemusatan an yakni cabang-cabang kegiatan usahanya dikembangkan di berbagai
tempat
3) Bentuk campuran yaitu campuran antara federasi dan dan pemusatan di mana bentuk ini
banyak keuntungannya karena Koperasi di tingkat nasional memiliki anggota pusat yang
berada di tingkat provinsi kemudian koperasi di tingkat provinsi mempunyai anggota
koperasi primer yang memiliki berbagai cabang usaha dan kegiatan pengajaran di daerah
titik kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan usaha
koperasi yang bersangkutan
Ke tiga bentuk integrasi vertikal tersebut mempunyai sasaran utama yang sama yaitu
memperkecil resiko dan meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya. Memperkecil resiko karena
dengan integrasi vertikal semakin banyak unit usaha yang dilaksanakan sehingga dapat melakukan
subsidi silang. Jadi jika salah satu unit mengalami kerugian kerugian itu dapat ditutup dengan
keuntungan unit usaha lainnya Disamping itu integrasi vertikal dapat mencegah terjadinya resiko
kekurangan bahan untuk proses produksi.
Peningkatan efisiensi koperasi selain dilakukan melalui integrasi vertikal, juga dapat
dilakukan dengan strategi amalgamasi. Amalgamasi adalah penggabungan dua atau lebih
organisasi koperasi. Beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui amalgamasi ini adalah:
1) Untuk mencapai ukuran yang optimal dari perusahaan koperasi, yakni dengan
menggabungkan dua atau lebih koperasi-koperasi kecil dalam satuan usaha yang lebih
besar tanpa harus membubarkan koperasi-koperasi tersebut.
2) Untuk mewujudkan integrasi horizontal, khususnya bagi koperasi-koperasi yang berada
pada tingkat intensitas yang berbeda, melalui kerja sama khusus antarkoperasi, kasus demi
kasus.
3) Untuk menyelamatkan koperasi yang lemah dan hampir bubar. Hal ini dilakukan dengan
cara menggabungkan koperasi yang lemah tersebut dengan koperasi yang lebih kuat.
Amalgamasi yang diperhitungkan secara matang memberikan efek sinergi bagi perusahaan
perusahaan koperasi yang bergabung, yang berarti juga meningkatkan efisiensi perusahaan
koperasi. Namun demikian, amalgamasi juga memberikan kelemahan berupa kompleksitas yang
meningkat pada organisasi koperasi yang berdampak pada munculnya konflik-konflik internal dan
mengganggu keeratan hubungan sosial dalam koperasi.
Amalgamasi pada koperasi dapat dilakukan melalui dua bentuk sebagai berikut:
Pada bentuk amalgamasi ini, suatu organisasi koperasi diambil alih oleh organisasi
koperasi lain yang lebih kuat. Bentuk amalgamasi ini biasanya diterapkan untuk menyelamatkan
organisasi koperasi yang lemah dan hampir bubar.
Pada bentuk amalgamasi ini, semua organisasi koperasi yang bergabung akan melepaskan
eksistensinya dan melebur membentuk organisasi koperasi baru yang disetujui bersama. Bentuk
amalgamasi ini digunakan untuk menciptakan integrasi horizontal dan untuk menyesuaikan
perusahaan koperasi tersebut dengan perkembangan lingkungan yang berubah. Guna
menyukseskan program amalgamasi koperasi, beberapa tindakan yang dapat diambil koperasi
yang menggabungkan diri di antaranya adalah:
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam perencanaan pemasaran internal yang baik harus mencapai 4 tujuan yaitu
menentukan kebutuhan dan keinginan anggota, menentukan pasar sasaran yang tepat, menyusun
strategi pemasaran untuk mengembangkan daya saing, dan membantu menciptakan bauran
pemasaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anggota.
3.1 SARAN