Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN PEMASARAN INTERNAL KOPERASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Manajemen Koperasi

Disusun oleh :

Fadia Al Kautsar (20.05.1.0049)


Fanny Fazryna (20.05.1.0019)
Muhammad Mahfudin Fasha (20.05.1.0086)
Yuli (20.05.1.0079)
Yuli Susanti Andayani (20.05.1.0025)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Resume yang berjudul “Manajemen Pemasaran
Internal Koperasi” dengan baik tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Resume ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
dosen pada mata kuliah Manajemen Koperasi. Selain itu Resume ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu pada mata kuliah
Manajemen Koperasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Dengan segala kerendahan hati, kami meyadari makalah yang saya tulis ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah dan/atau tugas selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih.

Majalengka, 31 Maret 2022

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jika kegiatan pemasaran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, maka kegiatan
pemasaran internal harus diarahkan pada upaya-upaya pemuasan kebutuhan anggota. Upaya-
upaya tersebut dapat dilakukan dengan membuat atau mengadakan barang atau jasa yang sesuai
dengan kebutuhan anggota, menetapkan harga yang sesuai dengan kemampuan anggota,
melakukan distribusi pemasaran yang cocok dalam rangka memberikan pelayanan-pelayanan dan
melakukan komunikasi persuasive yang sesuai melalui kegiatan promosi. Pada pasar internal
semua keputusan mengenai strategi bauran pemasaran dapat dikomunikasikan langsung dengan
anggota, sehingga pelaksanaan program-program koperasi akan dapat dukungan anggota.

Pengembangan koperasi dengan memberdayakan pasar internal merupakan keniscayaan,


karena keberhasilan koperasi sangat tergantung pada sejauh mana koperasi memberikan kepuasan
anggota ( sebagai pelanggan utama ) di pasar internal. Namun secara realita, dominasi peran
koperasi di pasar internal dibanding dengan pasar eksternal sangat bervariasi. Ada koperasi yang
kegiatan pemasarannya lebih banyak di pasar internal, namun ada pula koperasi yang kegiatan
pemasarannya lebih banyak di pasar eksternal.

Koperasi mengembangkan pasar internalnya yakni melalui integrasi vertikal dengan


menyatukan unit-unit usaha mulai dari industri hulu hingga industri hilir. Kebutuhan anggota
dalam jenis maupun jumlahnya meningkat, sedangkan kemampuan koperasi primer untuk
memenuhi kebutuhan tersebut terbatas sehingga mengharuskan sebuah koperasi bekerjasama
dengan koperasi koperasi lain untuk mendapatkan kemudahan dalam peningkatan pelayanan
kepada anggotanya. Ini berarti telah dilakukan integrasi vertikal yaitu usaha untuk menyatukan
berbagai kegiatan di bawah satu pola manajemen melalui organisasi tambahan guna meningkatkan
efektivitas dan efisiensi yang tidak mungkin dilakukan oleh koperasi primer secara sendiri-sendiri.
Dalam integrasi vertical, kekuasaan tertinggi berada di koperasi koperasi tingkat primer melalui
rapat anggota yang menetapkan tujuan bersama dan menugaskan kepada badan yang dibentuk nya.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Apa yang dimaksud pemasaran internal ?


2) Apa tugas koperasi di pasar internal ?
3) Bagaimana cara menyusun rencana pemasaran internal ?
4) Jelaskan bauran pemasaran koperasi !
5) Bagaimana cara pengembangan pasar internal melalui integrasi vertical ?
6) Jelaskan macam-macam bentuk intergrasi vertikal koperasi di Indonesia !
7) Bagaimana cara melakukan amalgamasi koperasi ?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1) Untuk mengetahui pemasaran internal


2) Untuk mengetahui tugas koperasi di pasar internal
3) Untuk mengetahui cara menyusun rencana pemasaran internal
4) Untuk mengetahui bauran pemasaran koperasi
5) Untuk mengetahui cara pengembangan pasar internal melalui integrasi vertical
6) Untuk mengetahui macam-macam bentuk intergrasi vertikal koperasi di Indonesia
7) Untuk mengetahui cara melakukan amalgamasi koperasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemasaran Internal

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok
serta mendapatkan apa yang mereka inginkan dan. Pemasaran internal (internal marketing) adalah
kegiatan pemasaran yang memfokuskan karyawan sebagai pelanggan internal, yang menjadikan
kegiatan pemasaran internal dan kepuasaan pelanggan internal sebagai kunci untuk keputusan
pelanggan eksternal.

Namun keputusan untuk menempatkan pasar internal sebagai basis peningkatan


kesejateraan sebuah keniscayaan dalam manajemen koperasi karena koperasi boleh saja berbisnis
di pasar eksternal dan mendapatkan hasil usaha yang besar, namun perhatian utama tetap harus
pada upaya-upya peningkatan kesejahteraan anggota.

2.2 Tugas Perusahaan Koperasi Dipasar Internal

Tugas perusahaan koperasi di pasar internal adalah memberikan pelayanan terbaik kepada
anggotannya, sehingga anggota mendapatkan manfaat atas hubungan bisnisnya dengan perusahaan
koperasi. Pelayanan ini dapat berupa pemberian harga pelayanan bagi anggota maupun melalui
aktivitas-aktivitas yang memudahkan anggota dalam mengembangkan usahanya.

Perilaku perusahaan koperasi dalam berbisnis dipasar internal berorientasi pada service
(pelayanan). Orientasi service yang dimaksud adalah memberikan kemudahan kepada anggota
agar mampu meningkatkan usaha individunya.

2.3 Menyusun Rencana Pemasaran Internal

Perencanaan pemasaran internal yang baik harus mencapai 4 tujuan yaitu :

1) Menentukan kebutuhan dan keinginan anggota


2) Menentukan pasar sasaran yang tepat
3) Menyusun strategi pemasaran untuk mengembangkan daya saing
Oleh sebab itu dapat digambarkan dengan tabel seperti dibawah ini :

Kebutuhan dan Evaluasi


keinginan anggota

Riset Pasar Internal Implementasi

Pasar Sasaran Strategi Bauran


Pemasaran

Strategi Pemasaran
Berorientasi Daya Saing

Keterangan :

Kebutuhan dan keinginan anggota dapat diketaui melalui riset pasar internal, dimana tujuan
utama dari riset pasar tersebut adalah mengidentifikasi pasar sasaran yakni anggota koperasi yang
menjadi target produk perusahaan koperasi. Pada koperasi diperlukan penentuan pasar sasaran
untuk produk-produk tertentu sangat diperlukan karena anggotanya cukup luas dan cenderung
heterogen kebutuhannya. Dengan ini pula koperasi dapat membangun daya saing di pasar internal
dengan kata lain jika koperasi tidak memberikan pelayanan dengan baik dan anggota tidak
mendapatkan manfaat atas anggotanya sementara perusahaan pesaing koperasi mampu
memberikan manfaat yang lebih baik maka koperasi akan kehilangan daya saingnya, sehingga
pengetahuan tentang daya saing koperasi diperlukan untuk mementukan strategi bauran pemasaran
yang tepat dipasar internal. Kemudian implementasi bauran tersebut akan dievaluasi setaip saat,
disesuaikan dengan perubahan keinginan dan kebutuhan anggota.

 Konsentrasi pada Inovasi

Inovasi adalah kunci keberhasilan untuk masa yang akan datang bagi perusahaan koperasi.
Inovasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya inovasi dalam cara-cara memproduksi
produk, inovasi dalam pelayanan, inovasi dalam logistik, inovasi dalam teknologi, inovasi
administrasi, dan inovasi produk.

 Memusatkan Perhatian pada Anggota

Manajemen koperasi harus menyadari bahwa segala sesuatu yang ada dalam perusahaan
koperasi sangat tergantung pada keputusan anggota sebagai pelanggan utama.

 Kesetiaan Pada Kualitas

Guna menciptakan keunggulan dalam kualitas, manajemen koperasi dapat melakukan


tindakan-tindakan sebagai berikut:

1) Bangun kualitas ke dalam proses, jangan mengandalkan pengawasan untuk mencapai


kualitas.
2) Berikan kesempatan bagi anggota, pengelola, dan karyawan untuk mengikuti pelatihan.
3) Dapatkan komitmen anggota, pengelola, dan karyawan koperasi terhadap falsafah kualitas.
4) Pikirkan kembali proses yang kini digunakan perusahaan koperasi.
5) Berikan penghargaan untuk hasil kerja berkualitas yang dihasilkan karyawan atau anggota.
6) Kembangkan strategi untuk keseluruhan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk.
 Konsentrasi pada Inovasi

Inovasi adalah kunci keberhasilan untuk masa yang akan datang bagi perusahaan koperasi.
Inovasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya inovasi dalam cara-cara memproduksi
produk, inovasi dalam pelayanan, inovasi dalam logistik, inovasi dalam teknologi, inovasi
administrasi, dan inovasi produk.

2.4 Bauran Pemasaran koperasi

• Produk-produk koperasi dan prinsip dasar kepuasan anggota

Produk koperasi adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar baik pasar internal
maupun pasar eksternal dan dapat memenuhi kebutuhan atau kepuasan pelanggan anggota atau
bukan anggota dimana hal ini menjadi faktor yang paling penting dalam pemasaran.
Produk yang dimaksud dapat berupa barang atau jasa yang ditawarkan baik kepada anggota
maupun non anggota. Pada pasar internal produk beserta atribut yang melekat di dalamnya dibuat,
ditentukan dan diadakan berdasarkan kepentingan anggota koperasi.

Namun perubahan kebutuhan anggota dan tekanan persaingan yang semakin ketat
mengharuskan manajemen koperasi selalu berusaha menyesuaikan produk yang ditawarkan sesuai
dengan kebutuhan yang berubah titik oleh karena itu perlu kiranya manajemen koperasi
mengamati siklus hidup dari masing-masing produk yang ditawarkan yakni:

1) Tahap perkenalan, manajemen koperasi memperkenalkan produk kepada anggota koperasi


sesuai dengan tugas program yang disepakati bersama. Pada tahap ini tanggapan akan
muncul dari anggota dan biasanya tingkat penerimaan yang tinggi jarang terjadi karena
mereka belum membuktikan manfaat produk yang ditawarkan sehingga anggota harus
memberikan informasi sebanyak-banyaknya dan meyakini bahwa kebutuhan akan dapat
dipenuhi.
2) Tahap pertumbuhan dan penerimaan, tahap ini anggota mulai membandingkan produk
yang ditawarkan dengan produk yang ditawarkan pesaing atau produk yang bisa dipakai.
Bila produk yang ditawarkan sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki anggota maka
penjualan Koperasi di pasar internal akan naik namun jika anggota merasa bahwa produk
itu kurang memberikan manfaat maka ia akan mengurangi penggunaan produk itu dan
mencoba beralih ke produk lain karena jika tahap perkenalan dan pertumbuhan gagal
produk itu tidak boleh dipaksa untuk dipasarkan di pasar internal.
3) Tahap kematangan dan persaingan,penjualan di Pasar internal terus meningkat dan
keuntungan mencapai maksimum kemudian menurun jika saing koperasi menghasilkan
produk yang sama dengan standar kualitas harga dan pelayanan yang lebih menarik
sehingga ga banyak anggota yang mulai mencoba mengalihkan penggunaan produknya ke
produk yang ditawarkan pesaing dengan kata lain pihak manajemen koperasi akan
menurunkan harga jual produk kepada anggota untuk tetap mempertahankan loyalitas
anggota.
4) Tahap kejenuhan pasar, ini memberi sinyal pada manajemen Koperasi untuk melakukan
inovasi guna menghasilkan produk yang baru yang akan ditawarkan periode berikutnya.
Anggota mempunyai tujuan utama dalam mengkonsumsi suatu produk yaitu
memaksimalkan kepuasan Total (total satisfaction) karena bagi koperasi upaya penguasaan ini
merupakan kewajiban yang harus dipertahankan agar anggota tetap berpartisipasi aktif dan loyal
terhadap koperasinya sehingga ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi
anggota yang perlu diperhatikan oleh manajemen koperasi yaitu:

1) Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan anggota ketika
sedang melakukan transaksi dengan koperasi. Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginan
anggota Besar harapan atau ekspektasi anggota akan tinggi Demikian pula sebaliknya.
2) Pengalaman masa lalu(terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari koperasi maupun dari
pesaing-pesaingnya.
3) Pengalaman dari teman-teman yang telah menceritakan kualitas produk yang diperoleh
dari koperasi. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi anggota khususnya untuk produk-
produk operasi yang beresiko tinggi.
4) Komunikasi pemasaran juga mempengaruhi persepsi anggota. Kampanye yang berlebihan
kepada anggota untuk suatu produk yang secara aktual tidak mempengaruhi ekspektasi
anggota memberi dampak negatif terhadap persepsi anggota untuk produk-produk koperasi

Upaya memaksimalkan kepuasan total anggota tidaklah mudah bagi manajemen koperasi
sehingga harus benar-benar memahami karakteristik produk yang diinginkan anggota. Secara
umum anggota menginginkan produk yang mempunyai karakteristik lebih (faster), lebih murah
(cheaper) dan lebih baik (better).

1) Karakteristik lebih cepat berhubungan dengan dimensi waktu untuk menggambarkan


kecepatan dan kemudahan atau kenyamanan untuk memperoleh produk.
2) Karakteristik lebih murah berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga
atau ongkos dari suatu produk yang dibayarkan oleh anggota.
3) Karakteristik lebih baik berkaitan dengan dimensi kualitas produk yang dalam hal ini
paling sulit untuk digambarkan secara tepat.

Menurut David Gavin (1987) dalam Gasparez (2006) mendefinisikan ada 8 dimensi yang dapat
digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk yaitu:
1) Performa, berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karakteristik
utama yang dipertimbangkan anggota ketika ingin membeli suatu produk.
2) Fitur merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi dasar berkaitan
dengan pilihan-pilihan atau pengembangannya.
3) 3 keandalan berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan
fungsi secara berhasil dalam periode tertentu dibawa kondisi tertentu.
4) Konformitas berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan anggota. Konformitas merefleksikan
derajat di mana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar
yang telah ditetapkan titik karakter ini mengatur banyaknya atau presentasi produk yang
gagal memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan oleh karena itu perlu
dikerjakan ulang atau diperbaiki.
5) Durabilitas merupakan ukuran masa pakai suatu produk hal ini berkaitan dengan daya
tahan produk tersebut.
6) Kemampuan pelayanan merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
keramahan/ kesopanan, kompetensi dan kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.
7) Estetika merupakan karakteristik yang bersifat subjektif yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi atau refleksi dari preferensi Individual.
8) Kualitas yang dirasakan bersifat subjektif berkaitan dengan perasaan anggota dalam
mengkonsumsi produk itu seperti meningkatkan harga diri, lebih berwibawa dan lain-lain

• Pendistribusian produk

Pada pasar internal koperasi saluran distribusi terbentang di sepanjang jalur tataniaga yang
terintegrasi melalui dari industri hulu sampai industri hilir. Saluran distribusi pada koperasi
meliputi saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. saluran pemasaran
langsung terjadi apabila koperasi menyalurkan barang atau jasa kepada anggota tanpa perantara
ini biasanya banyak dilakukan oleh primer yang kerjanya berada di sekitar anggota misalnya satu
Kecamatan. Sedangkan kan saluran pemasaran tidak langsung biasanya terjadi pada koperasi
sekunder (pusat koperasi) di mana produk yang disalurkan melalui koperasi primer dan koperasi
primer akan menjualnya kepada anggota melalui TPA yang tersedia. Pada induk koperasi distribusi
pemasaran di pasar internal akan lebih beragam. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan
sebagai berikut:

1) Induk koperasi langsung ke anggota koperasi primer


2) Induk koperasi koperasi primer ke anggota koperasi primer
3) Induk koperasi ke koperasi primer lalu ke TPA dan ke anggota koperasi primer
4) Induk koperasi ke koperasi sekunder lalu ke koperasi primer dan ke anggota koperasi
primer
5) Induk koperasi ke koperasi sekunder lalu ke koperasi primer ke TPA dan terakhir ke
anggota koperasi primer

• Strategi harga di pasar internal

Koperasi beroperasi di pasar internal, penentu harga yang benar diperlukan agar koperasi
mendapatkan penjualan dan hasil usaha yang cukup untuk membantu meningkatkan pertumbuhan
koperasi membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk jasa pengurus, dana pendidikan, dana
pembangunan daerah kerja, dana sosial dan dana yang akan dibagikan kepada anggota sebagai
deviden (sisa hasil usaha yang diterima anggota). Harga yang benar untuk barang dan jasa
tergantung dari tiga faktor yaitu:

1) Struktur biaya perusahaan koperasi


2) Perkiraan hambatan pemasaran di pasar internal
3) Citra perusahaan koperasi yang diinginkan untuk memenuhi keinginan pelanggan internal
dan eksternal

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajemen koperasi sewaktu menetapkan


harga akhir dari barang atau jasa meliputi:

1) Biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh barang dan jasa
2) Faktor permintaan dan penawaran barang dan jasa di pasar eksternal
3) Jumlah penjualan yang diharapkan dan hasil usaha yang diinginkan
4) Harga barang atau jasa pesaing
5) Keunggulan bersaing koperasi
6) Kondisi ekonomi
7) Lokasi bisnis koperasi
8) Perubahan musiman terutama bagi koperasi yang anggotanya para petani
9) Faktor psikologis
10) Penjualan kredit dan potongan penjualan
11) Kepekaan anggota terhadap harga

Adapun strategi penetapan harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan koperasi yakni

1) Memperkenalkan produk baru 6) Penetapan jenis harga


2) Penetrasi 7) Penetapan pemimpin harga
3) Harga tinggi 8) Penetapan harga geografis
4) Meluncur mengikuti kurva 9) Potongan harga
permintaan 10) Penetapan harga ganda
5) Penetapan harga ganjil 11) Harga eceran yang disarankan

• Strategi promosi di pasar internal

Tujuannya adalah menginformasikan dan membujuk pelanggan titik promosi merupakan


segala bentuk komunikasi persuasif yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang
barang dan jasa dan untuk mempengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang
mencakup publisitas, penjualan perorangan dan periklanan (kotler, 2001)

1) Publisitas adalah segala bentuk berita komersial yang diliput oleh media yang mendorong
penjualan tetapi tidak perlu dibayar oleh perusahaan koperasi. Publikasi tas diperlukan
untuk menunjukkan sejauh mana kapasitas perusahaan koperasi di tengah-tengah
masyarakat
2) Penjualan perorangan adalah kontak perorangan antara penjual dan calon pelanggan yang
diperoleh dari usaha penjualan hal ini membuat koperasi unggul bersaing terhadap
perusahaan besar dengan menciptakan perasaan adanya perhatian pribadi
3) Periklanan adalah semua bentuk presentasi penjualan yang tidak bersifat perorangan dan
dibayar oleh sponsor tertentu. Pada pasar internasional yang wilayah geografisnya tidak
begitu luas iklan dapat dibuat oleh koperasi dapat berupa spanduk papan nama brosur dan
lain-lain yang dapat diketahui secara langsung.
2.5 Pengembangan Pasar Internal Melalui Integrasi Vertikal

Pada dasarnya ada tiga pelaku dalam sistem ekonomi pasar yaitu produsen, konsumen, dan
perantara (pedagang). Pengertian produsen adalah orang atau badan yang menghasilkan produk
tertentu. Dengan cara pertumbuhan internal maupun produk tersebut bisa berupa produk akhir
yang langsung dikonsumsi, bisa pula produk antara yang digunakan untuk proses berikutnya. Jadi
rumah tangga konsumen yang menghasilkan input bisa dipandang sebagai produsen, demikian
pula rumah tangga konsumen yang menghasilkan barang-barang untuk dikonsumsi dikatakan
sebagai produsen.

Konsumen adalah orang atau badan yang menggunakan suatu produk. Rumah tangga
perusahaan dapat dikatakan sebagai konsumen dalam hal penggunaan input. Perusahaan sebagai
pihak yang menggunakan input menciptakan permintaan terhadap produsen input, dan rumah
tangga konsumen yang menghasilkan input akan menawarkan input tersebut kepada perusahaan
yang memintanya. Dengan kata lain rumah tangga perusahaan dapat berfungsi sebagai konsumen
dalam pasar input dan sebagai produsen dalam pasar output. Jalur tataniaga diantara kedua pasar
tersebut pada dasarnya sama. Produsen langsung ke konsumen atau produsen, pedagang dan
konsumen. Di pasar input produsen input menawarkan input langsung kepada perusahaan pemakai
input. Di pasar output, perusahaan (produsen output) menawarkan produknya kepada pedagang
kemudian ke konsumen akhir atau dapat pula ditawarkan langsung kepada konsumen .

Pedagang merupakan orang atau badan yang membeli produk tapi bukan untuk, melainkan
untuk dijual. Pedagang merupakan media penghubung antara produsen dan konsumen. Dalam
pengertian ini pedagang dapat berupa pedagang besar ( wholesaler ), agen penjualan, dan pengecer.

Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan salah satu strategi
alternatif dimana perusahaaan memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi
ke belakang (hulu) atau ke (hilir). Strategi mengkehendaki perusahaan melakukan penguasaan
yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing, baik melalui merger, akuisi, atau
membuat perusahaan sendiri. Strategi integrasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1) Integrasi ke depan (Forward Integration) merupakan strategi untuk memperoleh pemilikan


atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Dengan demikian, integrasi ke
depan bertujuan sebagai jalan keluar untuk menjamin kelancaran penjualan atau jasa yang
dihasilkan perusaahan. Integrasi kedepan menjadi penting bagi perusahaan yang
menghadapi kelebihan kapasitas sehingga peningkatan penjualan pada perusahaan yang
berintegrasi akan menekan biaya tetap per satuan dan menambah contribution margin.
2) Integrasi ke belakang (Backward Integration) merupakan strtategi untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Dengan demikian,
integrasi ke belakang bertujuan membantu kelancaran atau pemanfaatan sumber-sumber
bhan mentah, sehingga dapat meminimumkan resiko kekurangan bahan mentah serta
menjamin biaya bahan yang rendah dan menjadi keuntungan strategis bagi perusahaan.
3) Integrasi horizontal (Horizontal Integration) merupakan strategi untuk mengendalikan para
pesaing.

Integrasi vertikal terjadi jika perusahaan melakukan perluasan usaha pada bidang usaha
yang sebelumnya menjadi bidang negara pemasok dari perusahaan tersebut atau bidang usaha yang
menjadi bidang garap konsumen dari perusahaan tersebut. Dengan integrasi vertikal unit usaha
strategis yang dimiliki perusahaan menjadi bertambah dengan cara pertumbuhan internal maupun
akusisi (suwarsono Muhammad, 2002).

Perusahaan biasanya tertarik melakukan integrasi vertikal karena alasan-alasan sebagai


berikut:

1). Efisiensi

Efisiensi dari integritas partikel dicapai melalui:

a) Pengurangan penggunaan suatu proses/ peralatan teknis ( technical effciency ).


Keunggulan teknik dapat dicapai melalui perbaikan atau peningkatan teknologi sehingga
proses manufaktur atau proses operasi berjalan lebih efisien (menghasilkan output yang
lebih besar dengan input yang sama)
b) Penghematan biaya transaksi (transaction cost). Dengan melakukan integrasi vertikal biaya
transaksi tersebut dapat di internal kan sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan
biaya. Penghematan biaya transaksi tersebut antara lain muncul dari penghematan biaya
ekonomi dalam mencari pasokan bahan baku koma melakukan negosiasi koma kontrak dan
pengawasan terhadap pemasok atau distributor.
c) Pengurangan margin ganda (double marginalization). Margin ganda muncul ketika
perusahaan di tiap tingkat produksi dan atau distribusi yang berbeda menerapkan margin
untuk memaksimumkan keuntungan. Dengan adanya integrasi vertikal margin ganda dapat
dihilangkan dimana margin hanya diterapkan oleh satu unit bisnis yang telah melakukan
integrasi vertikal.
d) Meniadakan biaya-biaya yang tidak perlu yang sebenarnya dapat dihindari. Efisiensi yang
dihasilkan dari kegiatan integrasi vertikal ini berdampak pada biaya produksi dan biaya
operasi yang lebih rendah sehingga pelaku usaha dapat memproduksi barang dan jasa
dengan kualitas yang lebih baik dan lebih murah. Keuntungan ini akan membuat
kesejahteraan konsumen menjadi lebih tinggi.

2). Kepastian bahan baku dan peningkatan akses ke konsumen.

Salah satu tujuan pelaku usaha untuk melakukan integrasi vertikal adalah upaya untuk
mengurangi ketidakpastian pasokan bahan baku yang dapat muncul. Pelaku usaha memutuskan
untuk melakukan integritas vertikal ke hulu dengan tujuan mengendalikan kepastian pemasokan
bahan baku. Sedangkan keputusan untuk melakukan integrasi vertikal ke hilir diarahkan untuk
meningkatkan kendali atas dijaring distribusi dan pengecer Agar akses terhadap konsumen
meningkat.

3). Pelaku usaha dapat melakukan transfer pricing.

Transfer pricing adalah saat pelaku usaha memberikan harga yang lebih rendah kepada
perusahaan yang terintegrasi dibawahnya dengan tujuan membuat biaya produksi lebih rendah
sehingga harga jual lebih rendah dibanding pesaing titik tujuannya adalah menekan biaya yang
terjadi di level terbawah (dari unit ritel ke tangan konsumen) yang akan menjadi relatif lebih
rendah dibandingkan dengan biaya produk yang tidak berasal dari proses integrasi vertikal.

4). Mengurangi atau menghilangkan pesaing di pasar

Dalam perspektif persaingan perusahaan yang melakukan integrasi vertikal akan lebih
mudah mendapatkan kekuatan pasar ( market power) karena lebih efisien serta dapat menjadikan
harga barang/ jasa lebih murah dan adanya jaminan distribusi. Oleh sebab itu, perusahaan yang
terintegrasi secara vertikal akan mempunyai kemampuan lebih besar untuk menciptakan hambatan
bagi pesaing untuk masuk ke dalam pasar. Tindakan pengaturan akan diambil jika terbukti
kegiatan integrasi vertikal menghilangkan dampak anti- persaingan yang lebih besar dibanding
efisiensi dan keuntungan lainnya, sehingga menurunkan kesejahteraan konsumen akhir.

Strategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan diantaranya kelemahan dalam hal
biaya, teknologi, dan adanya fluktuasi permintaan. Koperasi yang dapat melakukan integrasi
vertikal sepanjang tidak melakukan kegiatan integrasi vertikal yang dapat dilarang menurut pasal
14 UU Nomor 5 tahun 1999 yaitu:

a) Integrasi vertikal yang menutup akses terhadap pasokan penting


b) Integrasi vertikal yang menutup akses terhadap pembeli utama,
c) Integrasi vertikal yang digunakan sebagai sarana untuk koordinasi kolusi.

Bagi koperasi, strategi integrasi vertikal memberikan manfaat sebagai berikut:

a) Perusahaan koperasi dapat meningkatkan efisiensi ekonomi yang timbul dari adanya
kombinasi operasi, koordinasi dan pengendalian internal, informasi, penghematan biaya
transaksi dan stabilitas hubungan dalam rantai produksi dari unit usaha yang terkait.
b) Perusahaan koperasi dapat menguasai teknologi dan operasi satu jenis bisnis tertentu.
c) Perusahaan koperasi mendapat jaminan masuk dan mengurangi kecenderungan fluktuasi
pasar baik dalam jumlah barang maupun harga yang diminta.
d) Perusahaan koperasi memperoleh peluang yang lebih besar dan luas dalam mendorong
strategi diferensiasi.

2.6 Bentuk Integrasi Vertikal Koperasi

Menurut R. A Supriyono (1985) integrasi vertikal merupakan salah satu strategi alternatif
di mana perusahaan memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi ke
belakang(Hulu) upts atau kedepan ( Hilir) titik integrasi ke belakang bertujuan membantu
kelancaran atau pemanfaatan sumber-sumber bahan mentah sehingga dapat menurunkan resiko
kekurangan bahan mentah serta menjamin biaya bahan yang rendah sehingga perusahaan memiliki
keuntungan strategis dibandingkan para pesaingnya sedangkan integrasi ke depan bertujuan
sebagai jalan keluar untuk menjamin kelancaran penjualan produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
Integrasi vertikal yang ada di Indonesia pada dasarnya hanya dikenal tiga bentuk yakni:

1) Bentuk federasi yaitu menyatu dengan masing-masing anggotanya masih bebas berusaha
dimana tiap koperasi yang bersatu masih mempunyai badan hukum sendiri walaupun
menjadi anggota federasi
2) Bentuk pemusatan an yakni cabang-cabang kegiatan usahanya dikembangkan di berbagai
tempat
3) Bentuk campuran yaitu campuran antara federasi dan dan pemusatan di mana bentuk ini
banyak keuntungannya karena Koperasi di tingkat nasional memiliki anggota pusat yang
berada di tingkat provinsi kemudian koperasi di tingkat provinsi mempunyai anggota
koperasi primer yang memiliki berbagai cabang usaha dan kegiatan pengajaran di daerah
titik kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan usaha
koperasi yang bersangkutan

Ke tiga bentuk integrasi vertikal tersebut mempunyai sasaran utama yang sama yaitu
memperkecil resiko dan meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya. Memperkecil resiko karena
dengan integrasi vertikal semakin banyak unit usaha yang dilaksanakan sehingga dapat melakukan
subsidi silang. Jadi jika salah satu unit mengalami kerugian kerugian itu dapat ditutup dengan
keuntungan unit usaha lainnya Disamping itu integrasi vertikal dapat mencegah terjadinya resiko
kekurangan bahan untuk proses produksi.

2.7 Amalgamasi Koperasi

Koperasi dalam menjalankan badan usahanya dapat melakukan penggabungan


(amalgamasi) Dibutuhkan kesepakatan dari masing-masing koperasi untuk menentukan keputusan
ketika akan dilakukan penggabungan. Penggabungan koperasi dilihat dari bentuknya hampir sama
seperti penggabungan Perseroan Terbatas (merger) Terhadap kewajiban koperasi-koperasi lama
dilakukan penyelesaian sebelum koperasi itu bubar ketika terjadi penggabungan.

Peningkatan efisiensi koperasi selain dilakukan melalui integrasi vertikal, juga dapat
dilakukan dengan strategi amalgamasi. Amalgamasi adalah penggabungan dua atau lebih
organisasi koperasi. Beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui amalgamasi ini adalah:
1) Untuk mencapai ukuran yang optimal dari perusahaan koperasi, yakni dengan
menggabungkan dua atau lebih koperasi-koperasi kecil dalam satuan usaha yang lebih
besar tanpa harus membubarkan koperasi-koperasi tersebut.
2) Untuk mewujudkan integrasi horizontal, khususnya bagi koperasi-koperasi yang berada
pada tingkat intensitas yang berbeda, melalui kerja sama khusus antarkoperasi, kasus demi
kasus.
3) Untuk menyelamatkan koperasi yang lemah dan hampir bubar. Hal ini dilakukan dengan
cara menggabungkan koperasi yang lemah tersebut dengan koperasi yang lebih kuat.

Amalgamasi yang diperhitungkan secara matang memberikan efek sinergi bagi perusahaan
perusahaan koperasi yang bergabung, yang berarti juga meningkatkan efisiensi perusahaan
koperasi. Namun demikian, amalgamasi juga memberikan kelemahan berupa kompleksitas yang
meningkat pada organisasi koperasi yang berdampak pada munculnya konflik-konflik internal dan
mengganggu keeratan hubungan sosial dalam koperasi.

Amalgamasi pada koperasi dapat dilakukan melalui dua bentuk sebagai berikut:

1). Amalgamasi melalui pengalihan.

Pada bentuk amalgamasi ini, suatu organisasi koperasi diambil alih oleh organisasi
koperasi lain yang lebih kuat. Bentuk amalgamasi ini biasanya diterapkan untuk menyelamatkan
organisasi koperasi yang lemah dan hampir bubar.

2). Amalgamasi melalui peleburan.

Pada bentuk amalgamasi ini, semua organisasi koperasi yang bergabung akan melepaskan
eksistensinya dan melebur membentuk organisasi koperasi baru yang disetujui bersama. Bentuk
amalgamasi ini digunakan untuk menciptakan integrasi horizontal dan untuk menyesuaikan
perusahaan koperasi tersebut dengan perkembangan lingkungan yang berubah. Guna
menyukseskan program amalgamasi koperasi, beberapa tindakan yang dapat diambil koperasi
yang menggabungkan diri di antaranya adalah:

1) Menyelaraskan syarat-syarat bagi koperasi yang menggabungkan diri, khususnya


mengenai perubahan anggaran dasar, yang di dalamnya menyangkut hak dan kewajiban
anggota. Merumuskan secara rinci perjanjian amalgamasi di antara para fungsionaris
koperasi yang menggabungkan diri
2) Menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa pada koperasi yang menggabungkan diri
unti meminta persetujuan atas perjanjian amalgamasi dan membuat keputusan resmi untuk
bergabung
3) Memerhatikan pendapat dari organisasi koperasi sekunder bila koperasi yang
menggabungka diri itu berafiliasi atau pendapat instansi pemerintah yang berwenang atas
pengawasan koperasi
4) Keputusan rapat yang diambil harus didasarkan pada suara mayoritas (suara terbanyak).
5) Rapat anggota Luar Biasa dapat dilakukan setelah suatu jangka waktu tertentu (misalnya 3
bulan).
6) Permohonan pendaftaran dari organisasi koperasi yang baru (dari hasil penggabungan).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemasaran internal adalah kegiatan pemasaran yang memfokuskan karyawan sebagai


pelanggan internal, yang menjadikan kegiatan pemasaran internal dan kepuasaan pelanggan
internal sebagai kunci untuk keputusan pelanggan eksternal. Pengembangan koperasi dengan
memberdayakan pasar internal merupakan keberhasilan koperasi sangat tergantung pada sejauh
mana koperasi memberikan kepuasan anggota ( sebagai pelanggan utama ) di pasar internal dengan
integrasi vertikal yakni dengan menyatukan unit-unit usaha.

Dalam perencanaan pemasaran internal yang baik harus mencapai 4 tujuan yaitu
menentukan kebutuhan dan keinginan anggota, menentukan pasar sasaran yang tepat, menyusun
strategi pemasaran untuk mengembangkan daya saing, dan membantu menciptakan bauran
pemasaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anggota.

3.1 SARAN

Salah satu upaya pengembangan Manajemen pemasaran internal koperasi harus


memaksimalkan pelayanan perusahaan koperasi kepada anggotanya, oleh karena itu dalam strategi
pemasaran koperasi pasar internal harus membangun komunikasi dan jejaring usaha antar
perusahaan anggota dengan perusahaan koperasi dalam pencapaian kemajuan bersama. Pada pasar
internal semua keputusan mengenai strategi bauran pemasaran dapat dikomunikasikan langsung
dengan anggota sehingga pelaksanaan program-program koperasi akan mendapat dukungan
anggotanya. Bila anggota sepakat untuk menyetujui strategi bauran pemasaran koperasi di pasar
internal pihak manajemen dapat mewujudkan program tersebut dan berusaha memotivasi anggota
koperasi agar aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Hendar S.E.,M.Si.2010.Manajemen Perusahaan Koperasi pokok-pokok pikiran mengenai


manajemen dan kewirausahaan koperasi.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai