Anda di halaman 1dari 14

BAB V

MANAJEMEN PEMASARAN INTERNAL KOPERASI

A. Pendahuluan
Tujuan utama koperasi adalah membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh
karena itu, segala aktivitas pemasaran yang bertujuan memuaskan anggota perlu dilakukan
manajemen koperasi jika perusahaan koperasi ingin membangun loyalitas dan partisipasi
aktif anggotanya, sehingga anggota mendapatkan manfaat atas hubungan bisnisnya dengan
perusahaan koperasi. Manajemen pemasaran dalam usaha koperasi memiliki sedikit
perbedaan dengan usaha yang lain, karena didalam koperasi dikenal pemasaran internal, yaitu
pemasaran didalam anggota. Dimana anggota memiliki perbedaan perlakuan dibanding yang
bukan anggota. Pelayanan itu dapat berupa pemberian pinjaman pelayanan bagi anggota
maupun melalui aktivitas-aktivitas yang memudahkan anggota dalam mengembangkan
usahanya.
Perilaku perusahaan koperasi dalam berbisnis di pasar internal hendaknya berorientasi service
(pelayanan). Orientasi service yang dimaksud adalah memberikan kemudahan kepada
anggota agar mampu meningkatkan usaha individunya, misalnya dengan memberikan harga
yang lebih menuntungkan bagi anggota, memprioritaskan kepentingan anggota dari pada
nonanggota, bantuan antar jemput bagi produk-produk anggota dan lain-lain.Orientasi bisnis
perusahaan koperasi dengan anggota yang mengutamakan pelayanan masyarakat koperasi
tidak perlu menarik keuntungan besar di pasar internal. Pada dasarnya perusahaan koperasi
berskala kecil tidak menjadi suatu masalah yang penting, karena tujuan utamanya yaitu
anggota merasakan manfaat besar atas keanggotaanya pada koperasi tersebut karna koperasi
telah membantu perkembangan usaha anggotanya.
Untuk membantu kesuksesan bisnis koperasi di pasar internal, koperasi dapat meningkatkan
bisnis di pasar eksternal. Ada korelasi yang erat antara aktivitas bisnis di pasar eksternal
dengan aktivitas bisnis di pasar internal. Kualitas dan kuantitas barang yang diberikan
koperasi kepada anggotanya sebagian besar berasal dari pasar eksternal. Kesuksesan koperasi
memasarkan barang atau jasa di pasar internal sangat tergantung pada kemampuan
menejemen koperasi dalam mendeteksi perubahan kebutuhan anggota dan mencari atau
mengadakan barang atau jas adri pasar eksternal. Sebaliknya, kesuksesan bisnis di pasar
eksternal juga ditentukan oleh kesuksesan bisnis di pasar internal. Menejemen koperasi dapat
melakukan pembinaaan, pelatihan dan mengembangkan usaha anggota guna menghasilakan
produk dalam jumlah dan kualitas yang lebih baik kemudian di pasarkan di pasar eksternal.
Dengan demikian, tugas utama menejemen koperasi adalah menyelaraskan bisnis di pasar
internal dengan bisnis di pasar eksternal pada integrasi vertical koperasi yang bangun di
sepanjang jalur tataniaga merupakan langkah strategis memadukan kesuksesan bisnis di pasar
inter dan eksternal.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pentingnya pengelolaan pasar internal dalam mengembangkan koperasi.
2. Menjelaskan tugas perusahaan koperasi di pasar internal dan cara-cara menyusun rencana
pemasaran internal koperasi
3. menjelaskan prinsip-prinsip dalam mencapai kepuasan anggota dan menjelaskan strategi
produk di pasar internal.

C. Penyajian Pembelajaran
Keputusan untuk menempatkan pasar internal sebagai basis peningkatan kesejahteraan
anggota adalah sebuah keniscayaan dalam manajemen koperasi . manajemen koperai boleh
saja berbisnis di pasar esternal dan mendapatkan hasil usaha yang besar namun perhatian
utama harus tetap pada upaya-upaya peningkatan kesejahteraan anggota .
Anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan utama perusahaan koerasi . Sebagai pemilik,
mereka berhak mengendalikan jalannya koperasi dan mengambil kebijakan-kebijakan
strategis tentang kegiatan operasional koperasi seperti harga, kualitas, pelayanan, dan lain-
lain .
Pengembangan koperasi dengan memberdayakan pasar internal merupakan keniscayaan ,
karena keberhasilan koperasi sangat tergantung dengan sejauh mana koperasi memberikan
kepuasan anggota (sebagai pelanggan utama) di pasar internal . Namun secara realita ,
dominasi peran koperasi dipasar iternal dibanding dengan pasar eternal sangat bervariasi .
Bagaimana koperasi mengembangkan pasar internalnya? Jawabannya adalah integrasi
vertikal yakni dengan menyatukan unit-unit usaha mulai dari industri hulu hingga industri
hilir. Kebutuhan anggota dan jenis maupun jumlah meningkat, sedangkan koperasi primer
untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas sehingga mengharuskan sebuah koperasi
bekerja sama dengan koperasi-koperasi lain untuk mendapatkan kemudahan dalam
peningkatan pelayanan kepada anggotanya.

I. Tugas Perusahaan Koperasi di Pasar Internal


Tugas utama koperasi adalah membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh
karena itu segala aktivitas pemasaran yang bertujuan memuaskan anggota perlu dilakukan
manajemen koperasi jika perusahaan koperasi ingin membangun loyalitas dan partisipasi
aktif anggotanya. Tugas perusahaan koperasi di pasar internal adalah memberikan pelayanan
terbaik kepada anggotanya, sehingga anggota mendapatkan manfaat atas hubungan bisnisnya
dengan perusahaan koperasi. Pelayanan itu dapat berupa pemberian harga pelayanan bagi
anggota maupun melalui aktivitas-aktivitas yang membudakkan anggota dalam
mengembangkan usahanya
Perilaku perusahaan koperasi dalam berbisnis di pasar internal hendaknya berorietasi servis
(pelayanan). Orientasi servis yang dimaksud adalah memberikan kemudahan kepada anggota
agar mampu meningkatkan usaha individunya misalnya dengan memberikan harga yang lebih
menguntungkan bagi anggota, memprioritaskan kepentingan anggota daripada non-anggota,
bantuan antar-jemput bagi produk-produk anggota dan lain-lain.
Pentingnya berorientasi bisnis perusahaan koperasi dengan anggota yang mengutamakan
pelayanan masyarakat koperasi tidak perlu menarik keuntungan besar di pasar internal. Guna
membantu kesusksesan bisnis koperasi di pasar internal, koperasi dapat mengembangkan
bisnis di pasar eksternal.

II. Menyusun Rencana Pemasaran Internal

Perencanaan pemasaran internal yang baik paling tidak harus mencapai 4 tujuan, yaitu:
1. Menentukan kebutuhan dan keinginan anggota;
Proses Perencanaan
2. Pasar Internal
Menentukan pasar sasaran yang tepat;
3. Menyusun strategi pemasaran untuk mengembangkan daya saing;
Kebutuhan dan Keinginan
4. Membantu menciptakan bauran pemasaran sesuai kebutuhan dan keinginan dan
Evaluasi
anggota
anggota.
Kebutuhan dan keinginan anggota dapat diketahui melalui riset pasar internal. Perubahan-
perubahan yang terjadi dengan cepat dalam peradaban ini akan memengaruhi sifat anggota
Riset Pasar Internal Implementasi
dan merupakan potensi kekuatan yang mengubah lingkungan bisnis perusahaan koperasi di
pasar internal. Salah satu tujuan riset pasar internal adalah mengidentifikasi pasar sasaran
(target market) yakni anggota koperasi yang menjadi target produk perusahaan koperasi.
Strategi Bauran
Pasar Sasaran
Pemasaran

Strategi Pemasaran dan


Orientasi Daya Saing
Anggota adalah pelanggan yang perlu dilayani dengan baik dengan menawarkan produk-
produk yang sesuai dengan kebutuhannya . Pelayanan terhadap anggota harus lebih
diutamakan dibanding dengan nonanggota . Dengan cara seprti ini koperasi dapat
membangun daya saing di pasar internal. Jika koperasi tidak memberikan pelayanan dengan
baik dan anggota tidak mendapatkan manfaat atas keangotaannya sementara perusahaan
pesaing koperasi mampu memberikan manfaat yang lebih baik , maka koperasi kehilangan
daya saing nya .
Pengetahuan tentang daya saing koperasi diperlukan untuk menentukan strategi bauran
pemasaran (marketing mix) yang tepat di pasar internal. Daya saing (competitive edge)
sangatlah penting dalam keberhasilan , bisnis koperasi . Perusahaan koperasi akan memiliki
daya saing bila anggotanya memperoleh kesan bahwa produk-produknya lebih baik daripada
produk jasa pesaing .

III. Bauran Pemasaran Koperasi


Produk-produk Koperasi dan Prinsip Dasar Kepuasan Anggota

Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan atau
kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk,
melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan merupakan
akumulasi kepuasan fisik, psikis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.
Pada perusahaan koperasi yang menjual produknya untuk kepentingan anggota, seperti
koperasi konsumsi, menejemen koperasi harus selalu memehartikan perubahan lingkungan
terutama yang nerkaitan dengan kebutuhan yang berubah dan laju persaingannya. Jika
menejemen koperasi tidak mampu menyesuaikan dengan poerubahan kebutuhan tersebut,
lama kelamaan loyalitas anggotan akan luntur tergerus ketidakpuasam .
Bagi koperasi, upaya pemuasan ini merupakan kewajiban yang harus dipertahankan agar
anggota tetap berpartisipasi aktif dan loyal terhadap koperasinya. Anggota akan tetap
menggunakan koperasi karena mampu memberikan kepuasan total yang lebih baik dibanding
kepuasan total yang diberikan oleh perusahaan pesaing lainnya. Kepuasan anggota disini
dapat diartikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan
harapan anggota dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi yang diperoleh dari
koperasi .
David Gavin (1987) dalam Gasparez (2006) mendefinisikan delapan dimensi yang dapat
digunakan dalam menganalisa karakteristik kualitas produk, yaitu peforma (performance),
fitur (deature), keandalan (reliabillity), konformitas (conformance), durabilitas (durability),
kemampuan pelayanan (serviceability), estetika (aesthetics), dan kualitas yang dirasakan
(perceived quality).

Peforma berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karateristik utama
yang dipertimbangkan anggota ketika ingin membelisuatu produk.
Fitur merupakan aspek kedua dari peforma yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan
pilihan-pilihan atau pengembangannya. Keadalan berkaitan dengan probabilitas atau
kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode tertentu
dibawah kondisi tertentu .
Konformitas berkaitan dengan tingkat kesesuian produk terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan anggota.
Durabilitas merupakan ukuran masa pakai suatu produk kemampuan pelayanan merupakan
karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetensi, dan
kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.
Estetika merupakan karateristik yang bersifat subjektif yang berkaitan dengan pertimbangan
pribadi ata refleksi dan preferensi individual. Kualitas yang dirasakan bersifat subjektif ,
berkaitan dengan perasaan anggpta dalam mengonsumsi produk tersebut .
Strategi Harga di Pasar Internal
Meskipun koperasi beroperasi di pasar internal, penentuan harga yang benar diperlukan agar
koperasi mendapatkan penjualan dan hasil usaha yang cukup untuk membantu meningkatkan
pertumbuhan koperasi, membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk jasa pengurus, dan
pendidikan, dana pembangunan daerah kerja, dana sosial, dan dana yang akan dibagikan
kepada anggota sebagai dividen (sisa hasil usaha yang diterima anggota). Harga yang benar
untuk barang atau jasa bergantung dari tiga faktor, yaitu :
 Struktur biaya perusahaan koperasi
 Perkiraan hambatan pemasaran di pasar internal
 Citra perusahaan koperai yang diinginkan untuk memenuhi keinginan pelanggan
internal dan eksternal.
Harga akhir yang ditentukan manajemen koperasi tergantung dari citra yang ingin diciptakan
dalam pikiran pelanggan, baik murah, menengan atau gengsi. Faktor-faktir yang harus
dipertimbangkan manajemen koperasi sewaktu menetapkan harga akhir dari barang atau jasa
meliputi :
1) Biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh barang atau jasa.
2) Faktor permintaan dan penawaran barang atau jasa di pasar eksternal.
3) Jumlah penjualan yang diharapkan dan hasil usaha yang diinginkan.
4) Harga barang atau jasa pesaing.
5) Keunggulan bersaing koperasi.
6) Kondisi ekonomi, seperti krisis ekonomi, keuangan global, krisis pangan, dan lain-
lain.
7) Lokasi bisnis koperasi
8) Perubahan musiman, terutama bagi koperasi yang anggotanya para petani.
9) Faktot psikologis, seperti rencana kenaikan gaji pegawai negeri yang mendorong
kenaikan harga barang di pasar internal.
10) Penjualan kredit dan potongan penjualan.
11) Kepekaan anggota terhadap harga.

Strategi Penetapan Harga


Adapun strategi penetapan harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan koperasi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Memperkenalkan Produk Baru
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam menetapkan harga untuk produk atau jasa
baru, yaitu : buat agar barang atau jasa itu diterima anggota, jaga loyalitas anggota di tengah-
tengah meningkatnya persaingan, dan dapatkan SHU yang sesuai dengan keinginan
manajemen koperasi dan anggota.
2. Penetrasi
Harga berada sedikit diatas biaya untuk mendorong minat anggota dan segera mencapai
volume yang besar. Margin harga rendah yang dihasilkan koperasi akan menghambat pesaing
memasuki pasar produk sejenis.
3. Harga Tinggi
Koperasi menetapkan harga tinggi dipasar internal biasanya karena ingin dengan cepat
menutup biaya pengembangan dan promosi barang tersebut. namun strategi ini dapan
menyebabkan koperasi tidak memiliki keunggulan bersaing yang berdampak pada penurunan
komitmen dan loyalitas anggota.
4. Meluncurkan Mengikuti Kurva Permintaan
Dengan strategi perusahaan koperasi memperkenalkan produk pada anggota dengan harga
tinggi namun anggota berhak untuk menawarnya. Kesepakatan harga akan terjadi setelah
masing-masing melakukan tawar menawar. Penetapan harga seperti ini jarang dilakukan oleh
koperasi.
5. Penetapan Harga Ganjil
Teknik psikologis seperti harga ganjil ini dirancang untuk menarik minat anggota, meskipun
efektivitasnya masih harus dibuktikan. Contoh strategi ini Rp 99.900,00 akan tampak lebih
murah dari Rp 100.000,00.
6. Penetapan Jenis Harga
Dalam strategi ini manajer toko koperasi mengelompokan barang-barang dagangan dalam
berbagai rintangan harga atau lini yang berbeda. Tiap kategori barang dagangan memuat
barang yang serupa penampilan, mutu, biaya, kinerja, atau ciri-ciri lainnya.
7. Penetapan Pemimpin Harga
Suatu teknik di mana usaha koperasi menurunkan harga yang biasa untuk barang yang
populer dalam usaha menarik lebh banyak anggota berpartisipasi insentif.
8. Penetapan Harga Geografis
Strategi yang penetapan harganya sangat terpengaruh oleh biaya pengiriman pada anggota
karena menlintasi daerah yang luas.
9. Potongan Harga
Strategi ini dilakukan untuk membedakan kulitas layanan pada anggota dengan nonanggota.
Dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan yang nonanggota, strategi ini juga
dilakukan untuk menghabiskan barang dagangan yang kadaluwarsa, rusak, atau yang putaran
persediaannya lambat.
10. Penetapan Harga Ganda
Strategi yang menawarkan potongan harga kepada anggota bila membeli dalam jumlah
banyak.
11. Harga Eceran yang Disarankan
Mengikuti harga eceran yang disarankan akan menunjukan bahwa koperasi tidak memiliki
keunggulan bersaing atas pesaing-pesaingnya karena mereka juga menetapkan harga yang
sama.

Strategi Promosi di Pasar Internal


Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi. Tujuannya adalah
menginformasikan dan membujuk pelanggan. Promosi merupakan segala bentuk komunikasi
persuasif yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang barang atau jasa, dan
untuk memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa tersebut, yang mencakup
publisitas, penjualan perorangan, dan periklanan (Kotler, 2000).
1) Publisitas
Publisitas adalag segala bentuk berita komersial yang diliput oleh media yang mendorong
penjualan tetapi tidak perlu dibayar oleh perusahaan koperasi.
Berikut adalah taktik untuk merangsang publisitas perusahaan :
 Tulis artikel yang menarik pelanggan
 Terbitkan buletin
 Tawarkan atau sponsori suatu seminar
 Tulis siarang pers dan kirimkan ke media
 Secara sukarela ikut dalam kepengurusan dan kepanitiaan kemasyarakatan dan
industri
 Sponsori proyek kemasyarakatan atau danai organisasi nirlaba atau yayasan amal.

2) Penjualan Perorangan
Penjualan perorangan adalah kontak perorangan antara penjual dan calon pelanggan yang
diperoleh dari usaha penjualan. Perusahaan koperasi dapat meningkatkan “rata-rata
keberhasilan” tenaga penjualan dengan beberapa petunjuk dasar :
a. Mengembangkan suatu sistem penjualan
Enam langkah untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan penjualan dipasar internal :
 Pendekatan
 Wawancara
 Demonstrasikan
 Validasikan
 Negosiasi
 Penutupan
b. Memahami perasaan orang lain
c. Memantau usaha penjualan dan hasilnya

Paling sedikit manajer koperasi harus tahu :


 Penjualan sesungguhnya dibandingkan dengan yang diproyeksikan
 Penjualan yang dihasilkan per kunjungan jika penjualan dilakukan dengan
mendatangi tempat tinggal anggota.
 Jumlah biaya penjualan

3) Periklanan
Periklanan adalah semua bentuk penetrasi penjualan yang tidak bersifat perorangan dan
dibayar oleh sponsor tertentu.

Manfaat dan Strategi Integrasi Vertikal Koperasi


Strategi integrasi vertikal merupakan salah satu strategi alternatif dimana perusahaan
memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi kebelakang (hulu) atau ke
depan (hilir). Strategi perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor,
pemasok, dan atay para pesaing, baik melaluo merger, akuisisi, atau membuat perusahaan
sendiri. Strategi integrasi dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Integrasi ke depan (forward Integration)merupakan strategi untuk memperoleh
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Dengan demikian
integrasi ini bertujuan sebagai jalan keluar untuk menjamin kelancaran penjualan barang atau
jasa yang dihasilkan perusahaan.
2. Integrasi ke belakang (backward Integration) merupakan strategi untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kendali ata perusahaan pemasok. Dengan demikian, integrasi
ini bertujuan untuk membantu kelancaran atau pemanfaatan sumber-sumber bahan mentah,
sehingga dapat meminimumkan risiko kekurangan bahan mentah serta menjamin biaya bahan
yang rendah dan menjasi keuntungan strategis bagi perusahaan.
3. Integrasi horisontal (Horizontal Integration) merupakan strategi untuk mengendalikan
para pesaing.

Perusahaan biasanya tertarik melakukan integrasi vrtikal karena alasan-alasan sebagai


berikut:
1. Efisiensi.
Efisiensi dari integrasi vertikal dicapai melalui :
a. Pengurangan penggunaan suatu proses atau peralatan teknis (technical efficiency).
b. Penghematan biaya transaksi (transaction cost)
c. Pengurangan margin ganda (double marginalization)
d. Meniadakan biaya-biaya yang tidak perlu yang sebenarnya dapat dihindari.

2. Kepastian bahan baku dan peningkatan akses ke konsumen.

Pelaku usaha memutuskan untuk melakukan integrasi vertikal ke hulu dengan tujuan
mengendalikan ketidakpastian pasokan bahan baku. Sedangkan integrasi vertikal ke hilir
diarahkan untuk meningkatkan kembali kendali atas jejasring distribusi agar akses terhadap
kosnumen meningkat.

3. Pelaku usaha dapat melakukan transfer pricing.

Tranfer pricingadalah saat pelaku usaha memberikan harga yang lebih rendah kepada
perusahaan yang terintegrasi di bawahnya dengan tujuan membuat biaya produksi lebih
rendah, sehingga harga jua; ;ebih rendah dibanding pesaing.

4. Mengurangi atau menghilangkan pesaing di pasar

Perusahaan akan lebih mudah mendapatkan kekuatan karena lebih efisien serta dapat
menjadikan harga barang/jasa lebih murah dan adanya jaminan distribusi.
Bagi koperasi sendiri, strategi integrasi vertikal memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Perusahaan koperasi dapat meningkatkan efisiensi ekonomi yang timbul dari adanya
kombinasi operasi, koordinasi dan pengendalian internal, informasi, penghematan biaya
transaksi, dan stabilitas hubungan dalam rantai produksi dari unit usaha yang terkait.
2) Perusahaan koperasi dapat menguasai teknologi dan operasi satu jenis binis tertentu.
3) Perusahaan koperasi mendapat jaminan pemasok dan mengurangi kecenderungan
fluktuasi pasar baik dalam jumlah barang maupun harga yang diminta.
4) Perusahaan koperasi memperoleh peluang yang lebih besar dan luwes dalam
mendorong strategi diferensiasi.

III. Bentuk Integrasi Vertikal Koperasi

Menurut Ima Suwandi (1985), integrasi vertikal yang ada di Indonesia pada dasarnya hanya
dikenal tiga bentuk yakni :
a. Bentuk federasi
b. Bentuk Pemusatan
c. Bentuk Campuran
Ketiga bentuk integrasi vertikal tersebut mempunyai sasaran utama yang sama, yaitu
memperkecil risiko dan meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya.

1. Bentuk Federasi :
 Masing-masing tingkat berdiri sendiri dengan badan hukum sendiri,
 Pada tiap tingkat perlu mendirikan pabrik-pabrik yang diopersikan sendiri untuk
menopang usaha anggotanya.
 Juga mendukung koperasi tingkat yang sama dan dan koperasi di bawahnya.

Pada bentuk federasi ini untuk menopang kegiatan koperasi dan efisiensi di tingkat bawah,
beberapa pusat koperasi mendirikan unduk koperasi yang mempunyai beberapa pabrik
penopang atau kegiatan lain yang menopang kegiatan usaha di tingkat pusat koperasi,
primerkoperasi dan anggota koperasi. Dangan kata lain dapat dinyatakan bahwa dalam
federasi koperasi, masing-masing tingkat koperasi dapat berdiri sendiri dengan badan hukum
masing-masing.

2. Bentuk Pemusatan :
 Cabang-cabang usaha dikembangkan diberbagai tempat.
 Cabang-cabang itu dapat melayani langsung anggota dan masyarakat.
 Pemusatan dapat terjadi pada koperasi primer , koperasi gabungan atau koperasi
induk.
 Di tingkat koperasi dapat didirikan usaha penopangnya.

Pada integrasi ini anggota perorangan bersama-sama mendirikan koperasi primer dan
memiliki unit-unit usaha penopang usaha anggota seperti toko, kios, tempat pelayanan
anggota (TPA) misalnya persewaan, simpan pinjam, dan lain-lain.beberapa koperasi primer
dapat mendirikan koperasi sekunder yang memiliki pabrik-pabrik sendiri untuk menopang
bisnis di masing-masing koperasi primer. Kemudian beberapa pusat koeprasi mendirikan
induk koperasi yang memiliki pabrik-pabrik sendiri yang menopang keberhasulan bisnis di
pusat koperasi, koperasi priber, dan anggotanya.

3. Bentuk Campuran :
 Koperasi di tingkat propinsi mempunyai anggota primer yg memiliki berbagai cabang
dan kegiatan pengeceran di daerah.
 Kegiatan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha koperasi yang
bersangkutan.
Bentuk ini adalah campuran antara federasi dan terpusat. Koperasi di tingkat nasional
memiliki anggota pusat-pusat koperasi yang berada di propinsi. Kemudian koperasi di tingkat
propinsi mempunyai anggota koperasi primer yang memiliki berbagai cabang usaha dan
kegiatan pengeceran daerah.

IV. Amalgamasi Koperasi


Dalam koperasi ini dibutuhkan kesepakatan dari masing-masing koperasi untuk menentukan
keputusan ketika akan dilakukan penggabungan. Penggabungan koperasi ini bentuknya
hampir sama dengan perseroan terbatas (merger). Terhadap kewajiban koperasi-koperasi
lama dilakukan penyelesaian sebelum koperasi itu bubar ketika terjadi penggabungan. Berkut
adalah beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam amalgamasi ini :
1. Untuk mencapai ukuran yang optimal dari perusahaan koperasi, yakni dengan
menggabungkan dua atau lebih koperasi-koperasi kecil dalam satuan usaha yang lebih besar
tanpa harus membubarkan koperasi-koperasi tersebut.
2. Untuk mewujudkan integrasi horizontal, khususnya bagi koperasi-koperasi yang
berada pada tingkat intensitas yang berbeda, melalui kerja sama antarkoperasi, kasus demi
kasus.
3. Untuk menyelamatkan organisasi koperasui yang lemah dan hampir bubar.
Amalgamasi pada koperasi dapat dilakukan melalui dua bentuk sebagai berikut:
1. Amalgamasi melalui pengalihan
Pada bentuk ini, suatu organisasi koperasi diambil alih oleh organisasi koperasi lain yang
lebih kuat. Bentuk amalgamasi ini biasanya diterapkan untuk menyelamatkan organisasi
koperasi yang lemah dan hampir bubar.

2. Amalgamasi melalui peleburan


Pada bentuk amalgamasi ini, semua organisasi koperasi yang bergabung akan melepaskan
eksistensinya dan melebur membentuk organisasi koperasi baru yang disetujui bersama.
Bentuk amalgamai ini digunakan untuk menciptakan integrasi horizontal dan untuk
menyesuaikan perusahaan koperasi tersebut dengan perkembangan lingkungan yang berubah.
Adapun tindakan yang dapat diambil koperasi yang menggabungkan diri diantaranya adalah :
1. Menyelaraskan syarat-syarat bagi koperasi yang menggabungkan diri, khususnya
mengenai perubahan anggaran dasar, yang didalamnya menyangkut hak dan kewajiban
anggota.
2. Merumuskan secara rinci perjanjian amalgamasi diantara para fungsionaris koperasi
yang menggabungkan diri.
3. Menyelenggarakan rapat anggota luar biasa pada koperasi yang menggabungkan diri
untuk meminta persetujuan atas perjanjian amalgamasi dan membuat keputusan resmi untuk
bergabung.
4. Memrhatikan pendapat dari organisasi koperaso sekunder bila koperasi yang
menggabungkan diri itu berafiliasi atau pendapat instansi pemerintah yang berwenang atas
pengawasan koperasi.
5. Keputusan rapat yang diambil harus didasarkan pada suara mayoritas
6. Rapat anggota luar biasa dapat dilakukan setelah suatu jangka tertentu
7. Permohonan pendaftaran dari organisasi koperasi yang baru.

D. Rangkuman
Dari hasil pembahasan tentang Manajemen Pemasaran Internal Koperasi, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama perusahaan koperasi adalah membantu meningkatkan
kesejahteraan anggota, karena anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan utama bagi
koperasi. Untuk itu, perusahaan koperasi menjual produk yang diperlukan oleh para anggota.
Perusahaan koperasi harus mampu berdaya saing secara internal agar anggotanya
mendapatkan kepuasan secara total.
Koperasi juga memiliki strategi agar menarik perhatian masyakat agar bergabung dan
menjadi anggota yaitu strategi penentuan harga danstrategi promosi atau publisitas.

E. Latihan
1. Jelaskan tujuan utama dalam sebuah koperasi dalam meningkatakan pasar di internal?
2. Bagaimana cara menyusun rencana pemasaran internal dalam sebuah koperasi?
3. Seberapa jauh bahwa bauran pemasaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan internal sebuah
koperasi?
4. Jelaskan stretgi promosi dalam sebuah internal kopersi?

F. Daftar Pustaka
1. Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi, Erlangga, Jakarta.
2. Hendar dan Kusnadi, 2005. Ekonomi Koperasi, Lembaga Penerbit UI, Jakarta
3. Muhammad Hatta, 1975. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun, Balai
Pustaka, Jakarta

G. Glosarium
Pasar Internal
Promosi
Bauran Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai