Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPEMIMPINAN

“TEORI – TEORI SIFAT (TRAITS THEORY)”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA:

1. Kefin Putra Yandito (RRC1B015079)


2. Nurul Istikomah (RRC1B015009)
3. Krisna Arinda Putri (RRC1B015015)
4. Dina Desmitasari (RRC1B015003)
5. Deldi Abdilah (RRC1B015081)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS REGULER MANDIRI

UNIVERSITAS JAMBI

2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata ‘ala .
yang telah memberikan kekuatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan halaman demi
halaman makalah ini.Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wasallam, sebagai sang motivator dan inspirator terhebat sepanjang zaman.
Penulis sangat sadar bahwa setiap pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan
banyak pihak yang begitu luar biasa, oleh karenanya tanpa mempermasalahkan hierarkinya,
maka penulis  ingin sekali menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang memiliki andil terhadap pembuatan makalah ini baik
bantuan moriil maupun materiil.
Semoga  makalah yang kelompok kami buat berjudul “Teori-teori sifat dalam
kepemimpinan”  ini dapat menjadi suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para
pembaca, serta diharapkan dapat menambah cakrawala berfikir kita dan tentunya dapat
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. I
DAFTAR ISI............................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
C.     Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.     Teori Sifat Dalam Kepemimpinan (Traits Theory)
1.      Konsep Teori Sifat (Traits Theory).................................................................................... 3
2. Sifat Kepemimpinan partisipatif........................................................................................ 4
3.      Ciri-ciri Yang Dimiliki Pemimpin..................................................................................... 5
4.      Keterbatasan Dan Kelemahan Dari Teori Sifat................................................................. 6
5.      Sifat-sifat Seorang Pemimpin............................................................................................ 8
6.      Sifat-sifat Pemimpin Yang Tidak Efektif.......................................................................... 10
7.      Perbandingan Sifat Yang Harus Dimiliki Dan Tidak
Dimiliki Seorang Pemimpin.............................................................................................. 10
8. Teori Kepribadian Lima Besar (Big Five Personality Traits Model)................................ 11
9. Pendekatan Keterampilan (Skil) Kepemimpinan.............................................................. 12

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan........................................................................................................................ 14
B.     Saran ............................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 15

BAB I

II
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Arti penting pemimpin adalah arti penting dari sikap dan kewibawaan kita di mana
kita berdiri. Ini sangat penting karna disetiap lingkup kita harus memiliki jiwa
kepemimpinan, seperti pria mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan, karna mau tidak mau
mereka akan jadi pemimpin diri sendiri, keluarga maupun ruang lingkupnya. jadi jiwa
kepemimpinan harus kita tanamkan pada waktu dini agar kita terbiasa.
Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti
mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk
meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki
memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif. Teori
kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-
konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan
fungsinya serta etika profesi kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk
berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam
melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian
dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang
menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan.

B.     Rumusan Masalah


1
1.      Apa konsep dasar teori sifat dalam kepemimpinan?
2. Bagaimana sifat kepemimpinan partisipatif?     

3. Apa keterbatasan dan kelemahan dari teori sifat dalam kepemimpinan?


4.     Apa saja ciri-ciri yang dimiliki seorang pemimpin?
5.     Apa saja sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin?
6.     Apa saja sifat-sifat pemimpin yang tidak efektif bagi seorang pemimpin ?
7.     Bagaimana perbandingan antara sifat yang harus dimiliki dan tidak dimiliki seorang
pemimpin?
8. Apa saja teori kepribadian lima besar(Big Five Personality Traits Model)?
9. Apa saja pendekatan Keterampilan (skill) kepemimpinan?

C.    Tujuan Masalah


1.      Mengerti konsep dasar dari teori sifat dalam kepemimpinan.
2.     Mengerti sifat kepemimpinan partisipatif 
3. Mengetahui keterbatasan dan kelemahan dari teori sifat dalam kepemimpinan.
4.      Mengetahui ciri-ciri yang dimiliki dari seorang pemimpin.
5.      Mengetahui sifat-sifat yang harus dimiliki dari seorang pemimpin.
6.      Mengetahui sifat-sifat yang tidak efektif bagi seorang pemimpin.
7.     Mengetahui perbangingan antara sifat yang harus dimiliki dan tidak dimiliki seorang
pemimpin.
8. Mengetahui teori kepribadian lima besar (Big Five Personality Traits Model)
9. Mengetahui pendekatan Keterampilan (skill) kepemimpinan

BAB II

2
PEMBAHASAN

A.    Teori Sifat dalam Kepemimpinan (Traits Theory)


1.      Konsep Teori Sifat (Traits Theory)
Para peneliti terdahulu memformulasikan teori kepemimpinan yang disebut sebagai teori
orang besar (the great person theory) yang memandang bahwa para pemimpin besar memang
telah memiliki beberapa trait tertentu yang membedakan mereka dengan kebanyakan orang.
Teori ini termasuk dalam Teori Sifat (trait). Trait yang dimaksud merupakan trait yang
dimiliki oleh seluruh pemimpin besar, tak peduli kapan dan dimana mereka hidup yang
keberadaannya ada dalam derajad yang lebih tinggi dari orang kebanyakan.
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat
ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud
adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Teori sifat disebut juga sebagai pendekatan Hereditary (Turun menurun) yang
mengatakan “That Leaders Are Born And Not Made-That Leaders Do Not Acquire The
Ability To Lead, But Inherit it”. Teori ini memandang kepemimpinan sebagai suatu
kombinasi sifat-sifat bawaan atau watak yang baik. Teori ini menitik beratlan pada
kepemilikan karakter kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan pemimpin
dari yang bukan pemimpin.
Kepemimpinan menjadi topik yang menarik pada abad ini. Banyak individu yang
percaya apa yang dilakukan Aristoteles, bahwa “pada waktu lahir, sementara orang yang satu
telah membawa subyeksi, sementara yang lain dibatasi oleh peraturan”. Inilah yang disebut
teori kepemimpinan utama atau pendekatan sifat yang mendominasi kajian kepemimpinan
sampai tahun 1950an. Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan karakteristik fisik dan
psikologis individu yang berhubungan dengan perilaku pemimpin. Para penelitian psikologis
menggunakan pendekatan ini untuk mengisolasi sifat-sifat khusus yang dimiliki pemimpin
dengan kualitas yang unik yang membedakan mereka dengan bawahannya.

2. Sifat Kepemimpinan Partisipatif

3
Kepemimpinan partisipatif menyangkut penggunaan berbagai macam prosedur
keputusan yang memberi orang lain pengaruh tertentu terhadap keputusan pemimpin tersebut.
Istilah lainnya yang bisa digunakan untuk menunjuk ke aspek kepemimpinan partisipatif
mencakup konsultasi, pengambilan keputasan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi,
pemberdayaan, dan manajemen yang demokratis. Kepemimpinan partisipatif dapat diangap
sebagai jenis perilaku yang berbeda walaupun dapat digunakan bersama dengan perilaku
tugas dan hubungan yang khusus (Likert, 1967; Yukl, 1971). Sebagai contoh, konsultasi
dengan para karyawan mengenai rancangan sistem waktu kerja yang fleksibel dan yang
simultan dapat melibatkan perencanaan jadwal kerja dan memperlihatkan perhatian atas
kebutuhan karyawan yang lebih baik.
a. Macam-macam partisipasi
kepemimpinan partisipatif dapat mengambil berbagai bentuk. Berbagai bentuk prosedur
pengambilan keputusan dapat digunakan untuk mengikutsertakan orang lain kedalam
pengambilan keputusan. Sejumlah pakar kepemimpinan telah mengajukan berbagai macam
taksonomi yang berbeda mengenai prosedur pengambilan keputusan, tetapi hingga kini tidak
ada kesepakatan mengenai jumlah prosedur pengambilan keputusan yang optimal atau cara
terbaik untuk mendifinisikannya (Heller & Yukl, 1969; Strauss, 1977;Tannenbaum &
Schmidt, 1958; Vroom & Yetton, 1973). Namun denikian, kebanyakan ahli teori tersebut
ingin mengakui empat prosedur pengambilan keputusan beikut ini sebagai yang khusus dan
bermakna:
1. Keputusan yang otokratis
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa meminta pendapat atau saran dai orang lain,
dan orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan itu. Tidak
ada partisipasi.
2. Konsultasi
Manajer menanyakan pendapat dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya
sendiri setelah mempertimbangkan saran dan perhatian mereka dengan serius.
3. Keputusan bersama
Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah keputusan tersebut
dan mengambil keputusan bersama. Manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap
keputusan terakhir, demikian juga partisipan lainnya.

4. Pendelegasian

4
Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab untuk membuat keputusan kepada
seseorang atau grup. Manajer biasanya menyebutkan batasan di mana pilihan akhir itu
harus berada, dan persetujuan awal mungkin ya atau mungkin tidak perlu diminta
sebelum keputusan itu dapat diimplementasikan.
b. Manfaat Potensial Partisipasi
Kepemimpinan partisipatif menawarkan beragam manfaat potensial, tetapi apakah
manfaat itu terjadi bergantung pada siapa partisipannya, berapa banyak pengaruh yang
mereka miliki, dan aspek lain situasi kebutuhan. Empat manfaat potensial meliputi kwalitas
keputusan yang lebih tinggi, penerimaan keputusan yang lebih tinggi oleh para partisipan,
kepuasan lebih atas proses keputusan, dan pengembangan keterampilan pembuatan
keputusan. Beberapa penjelasan telah diusulkan demi pengaruh positif dari partisipasi.
3.      Ciri-Ciri Yang Dimiliki Pemimpin
Pendekatan sifat banyak dibahas pada literature yang diterbitkan sekitar tahun 1940an
dan 1950an. Salah satunya, Ralph M. Stogdill (1950) telah mereview sekitar 120 studi
kepemimpinan sifat yang dilakukan pada tahun 1904-1947. Menurut Stogdil (1982)
berdasarkan 15 studi pengamatan diketemukan 5 ciri yang harus dimiliki pemimpin, yaitu:
a.       Kecerdasan (Inteligence)
b.      Berilmu (Scholarship)
c.       Handal dalam pertanggungjawaban (Dependability In Exercising Responsibilities)
d.      Aktivitas dan partisipasi sosial (Activity And Social Participaction)
e.       Status sosial-ekonomi (Social-Economicn Status)
Stogdill menyimpulkan bahwa pendekatan sifat terlalu sederhana dan hasilnya
membingungkan.
Kajian Mann (1950) terhadap 125 studi kepemimpinan dengan 750 temuan tentang sifat-
sifat pribadi pemimpin menghasilkan kesimpulan yang sama. Banyak sifat-sifat yang dipilih
secara tentatif dianggap krusial dalam satu kajian menjadi tidak penting pada kajian yang
lain. Jadi dalam beberapa kelompok lain yang reflektif dan diplomatof. Studi ini juga
terbatas, karena hubungan antar beberapa sifat pribadi dibedakan berdasarkan tipe teknik
pengukuran yang digunakan.
Walaupun Stogdill telah mengidentifikasikan kemampuan di atas rata-rata untuk
inteligensi, kesarjanaan, kebergantungan, pertisipasi dan status sebagai kualitas yang
meningkatkan kepemimpinan namun ia menambahkan: “Seseorang tidak menjadi seorang
pemimpin dengan kombinasi sifat-sifat, … Pola karakteristik pribadi pemimpin harus
mempunyai hubungan dengan karakteristik, aktivitas, dan tujuan bawahan”. Singkatnya, awal
studi sifat pribadi membedakan pemimpin dengan bawahannya tidak terlalu sukses.
5
Pemimpin dengan serangkaian sifat berhasil dalam satu situasi tetapi tidak berhasil dalam
situasi yang lain. Pemimpin dengan kombinasi sifat yang berbeda-beda dapat berhasil dalam
situasi yang sama.
Studi sifat dewasa ini menggunakan berbagai macam prosedur pengukuran, termasuk
dengan tes proyektif, dan lebih memfokuskan pada manajer dan administrator daripada jenis-
jenis pemimpin lainnya. Studi yang dilakukan Gary Yukl (1981) mengkaji hubungan antara
sifat-sifat dan keefektifan kepemimpinan administrator.
Generasi ke dua tentang studi kepemimpinan ini telah menghasilkan temuan yang lebih
konsisten, misalnya tahun 1970 Stogdill mereview 163 studi sifat bary dan menyimpulkan
bahwa pemimpin diwarnai oleh dorongan yang kuat untuk bertanggungjawab dan
menyelesaikan tugas-tugas, kekuatan dan ketekunan untuk mencapai tujuan, keberanian dan
originalitas dalam memecahkan masalah, dorongan untuk berinisiatif dalam situasi sosial,
percaya diri dan adanya rasa identitas pribadi, keinginan untuk menerima konsekuensi atas
keputusan dan tindakan yang dilakukan, kesiapan untuk menerima tekanan antar pribadi,
keinginan bertoleransi dengan frustasi dan keterlambatan, kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, dan kapasitas untuk menstrukturkan sistem interaksi untuk mencapai
tujuan. Asumsi teori kepemimpinan sifat ini adalah “pemimpin adalah lahir, bukan dibuat”.
Berarti denga teori ini ada pengakuan bahwa sifat-sifat kepimpinan seseorang telah dibawa
sejak lahir dan berkembang potensi itu karena lingkungan memungkinkannya. Seseorang
menjadi pemimpin memang dia memiliki sifat-sifat kepemimpinan.

4.      Keterbatasan Dan Kelemahan Dari Teori Sifat


Keterbatasan Teori Sifat, diantaranya:
a).     Mengabaikan kebutuhan dari pengikut, hanya melihat pemimpin tanpa memandang
pengikut.
b).    Gagal dalam menjelaskan perbedaan karakter yang dimiliki pemimpin dan yang bukan
pemimpin.
c).    Mengabaikan faktor situasi.
Beberapa Kelemahan Teori Sifat Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh seperti Barnard,
Ordway Tead, Millet, Stogdill, Davis, G.R. Terry, Ruslan Abdulgani dapat simpulkan bahwa
didalam perkembangan teori sifat ini disamping mengalami tantangan dan reaksi dari
berbagai pihak, didalam prakteknya memang ada kelemahan-kelemahan yang sulit untuk
dipraktekkan. Berbagai kelemahan teori sifat tersebut ialah :

6
a).    Diantara para pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-sifat
pemimpin tersebut sehingga timbul berbagai pendapat diantara pendukung-pendukung
teori tersebut.
b).    Tidak selalu ada relevensi antara sifat-sifat yang dianggap tersebut dengan efektivitas
kepemimpinan.
c).     Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing sifat yang sangat berbeda-
beda satu daripada yang lain.
d).   Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan dilaksanakan memerlukan sifat-sifat
pemimpin tertentu pula.
e).      Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis bagaimana sifat-sifat itu
kaitannya dengan keberhasilan seorang pemimpin.
Jadi, atas dasar kelemahan-kelemahan tersebut diatas, sementara timbul anggapan bahwa
teori sifat, merupakan teori kepemimpinan yang sudah kuno, sebab sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan. Tetapi apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang
terkandung didalam berbagai rumusan mengenai sifat, ciri atau perangai pemimpin tersebut,
teori sifat justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan
atau panutan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a).      Dalam kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan setiap pemimpin dalam
kehidupan organisasi, ditampilkan sebagai tokoh panutan atau tokoh yang selalu
diteldani oleh bawahannya.
b).     Sebagai tokoh panutan yaitu tokoh yang diikuti dan dituruti segala perilaku da
perbuatannya harus selalu memberikan contoh-contoh positif terhadap bawahannya.
c).      Contoh-contoh tersebut ialah sifat-sifat, perangai yang perlu dimiliki oleh pemimpin
yang dapat dirasakan dan dilihat oleh bawahannya.
d).      Agar sifat-sifat tersebut dapat dianut maka sifat-sifat tersebut harus memiliki kelebihan-
kelebihan daripada sifat-sifat yang ada pada bawahannya atau sifat-sifat yang
diunggulkan yang mampu memberikan dorongan dan inspirasi kepada bawahan.
Dengan demikian, kepemimpinan yang menganut prinsip keteladanan akan berhasil
melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya apabila prinsip-prinsip teori sifat dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

7
5.  Sifat-Sifat Seorang Pemimpin
Menurut Stogdill (1982) berdasarkan lebih dari 10 studi pengamatan ditemukan sifat-
sifat pemimpin, yaitu:
1.      Suka bergaul
2.      Prakarsa
3.      Ketekunan
4.      Mengerti bagaimana menyelesaikan masalah
5.      Percaya diri
6.      Perhatian pada situasi
7.      Senang bekerja sama
8.      Terkenal
9.      Penyesuaian
10.  Kecakapan lisan

Menurut Usman (2006), ciri-ciri atau sifat seorang pemimpin, diantaranya:


1.      Ketaqwaan
2.      Kejujuran
3.      Kecerdasan
4.      Keikhlasan
5.      Kesederhanaan
6.      Keluasan Pandangan
7.      Komitmen
8.      Keahlian
9.      Keterbukaan
10.  Keluasan Hubungan Sosial
11.  Kedewasaan, dan
12.  Keadilan

Studi awal tentang kepemimpinan yang di lakukan pada tahun 1940an-1950an


memusatkan perhatian pada sifat-sifat dari pemimpin. Para peneliti mencoba menemukan
karakteristik-karakteristik individual yang membedakan pemimpin yang berhasil dan
pemimpin yang gagal. Ralph Stogdil mengidentifikasi enam klasifikasi dari sistem
kepemimpinan, yaitu:

8
1.      Karateristik fisik
Karakteristik fisik seperti umur, penampilan, tinggi dan berat badan, telah dipelajari pada
berbagai penelitian awal tentang kepemimpinan.
2.      Latar belakang sosial
Beberapa studi yang meneliti tentang latar belakag sosial ekonomi dari pemimpin telah
memfokuskan dirinya pada faktor-faktor seperti pendidikan, status sosial dan mobilitas.
Secara umum studi tersebut menyimpulkan, pertama, status sosial ekonomi yag tinggi
adalah menguntungkan dalam mencapai status kepemimpinan. Kedua, lebih banyak
orang-orang dari status sosial ekonomi rendah yang menduduki posisi tinggi pada
industri saat ini dibandingkan lima puluh tahun yang lalu. Ketiga, lebih banyak pimpinan
yang berpendidikan lebih tinggi daripada sebelumnya.
3.      Intlegensia
Sejumlah studi yang meneliti tentang hubungan antara intlegensia dengan kepemimpinan
menunjukan bahwa pemimpi memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memutuskan,
lebih tegas, pengetahuannya lebih luas dan berbicara lebih fasih. Akan tetapi hubungan
ini bersifat lemah, dan disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain.
4.      Kepribadian
Hasil riset tentang hubungan antara kepribadian dengan kepemimpinan manyarankan
bahwa pemimpin yang efektif berkaitan dengan faktor-faktor kepribadian seperti
kewaspadaan, kepercayaan diri, dan integritas pribadi.
5.      Karakteristik hubungan tugas 
Riset yang menguji karakteristik hubungan tugasmenemukan bahwa pemimpin memiliki
ciri-ciri seperti kebutuhan akan prestasi yang tinggi, Inisiatif, dan orientasi tugas yang
tinggi.
6.      Karakteristik sosial
Studi tentang karakteristik sosial menemukan bahwa pemimpin umumnya aktif terlibat
dalam berbagai aktivitas, begaul secara luas dengan semua orang, dan bekerjasama
dengan orang lain.
Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi
oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada
seseorang karena pembawaan dan keturunan. Jadi, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-
sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Dalam kenyataannya berorganisasi tidak akan dapat diketemukan pemimpin yang
memiliki keseluruhan sifat-sifat tersebut. Sifat-sifat pemimpin tersebut merupakan tipe ideal
yang tidak ada dalam kenyataannya. Kemungkinan terjadi ada orang yang memiliki sifat-sifat

9
tersebut justru tidak menjadi pemimpin, sebaliknya ada orang yang tidak memiliki sifat-sifat
tersebut justru menjadi pemimpin.
Menurut Stoner (1982), bahwa tidak ada satu sifat umum pun untuk semua pemimpin
yang efektif, tidak ada satu gaya yang sangat efektif dalam segala situasi (No One Traits Was
Common To All Effective Leaders, No One Style Was Most Effective In All Situation). Dapat
disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi menghadapi situasi yang berbeda-beda atau
berubah-ubah, sehingga memerlukan sifat-sifat pemimpin yang berbeda (berubah) pula.

6.      Sifat-sifat pemimpin yang tidak efektif


Menurut Sank (1982) Ada beberapa sifat-sifat pemimpin yang tidak efektif, yaitu sebagai
berikut:
a.       Tidak tegas
b.      Komunikator yang buruk
c.       Proses pembatan keputusan jelek
d.      Tidak memiliki kepemimpinan
e.       Tidak komunikatif
f.       Berpusat pada diri sendiri
g.      Tidak agresif
h.      Bukan delegator
7.      Perbandingan sifat yang harus dimiliki dan tidak dimiliki seorang pemimpin
Menurut Freeman And Raylor (1980) Perbandingan sifat yang seharusnya dan yang tidak
seharusnya dimiliki seorang pemimpin, diantaranya sebagai berikut:
a.       Sifat yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin
1.      Rajin
2.      Giat
3.      Banyak akal
4.      Kuat
5.      Berani
6.      Bekerja keras
7.      Yakin diri?tenang
8.      Riang
9.      Matang emosi
10.  Susila
11.  Cerdas
12.  Berbakat

10
13.  Tak mementingkan diri sendiri
b.      Sifat yang seharusnya tidak dimiliki seorang pemimpin
1.      Malas
2.      Keras kepala
3.      Alasan bebas kesalahan
4.      Malu
5.      Pengecut
6.      Tidak mau mundur
7.      Gelisah
8.      Kaku
9.      Labil emosi
10.  Tak masuk akal
11.  Tak berdaya
12.  Jemu
13.  Fanatik

8. Teori Kepribadian Lima Besar (Big Five Personality Traits Model)

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Sifat Kepribadian Model Lima Besar
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Big Five Personality Traits Model.

1. Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)

Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu berdasarkan


ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari
sesuatu yang baru. Karakteristik positif pada Individu yang memiliki dimensi ini cenderung
lebih kreatif, Imajinatif, Intelektual, penasaran dan berpikiran luas. Sifat kebalikan dari
“Openness to Experience” ini adalah individu yang cenderung konvensional dan nyaman
terhadap hal-hal yang telah ada serta akan menimbulkan kegelisahan jika diberikan tugas-
tugas baru.

2. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih


berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil
sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya.

11
Karakteristik Positif pada dimensi  adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan
berorientasi pada pencapain. Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang
cendurung kurang bertanggung jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat
diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. Extraversion (Ekstraversi)

Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang


dalam berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu Extraversion adalah 
senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas. Sebaliknya, Individu
yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah mereka yang pemalu, suka
menyendiri, penakut dan pendiam.

4. Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)

Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan individu
lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik Positif-nya
adalah kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati
lembut serta suka membantu. Karakteristik kebalikan dari sifat “Agreeableness” adalah
mereka yang tidak mudah bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat
dingin dan tidak ramah.

5. Neuroticism (Neurotisme)

Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam


menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan
Emotional Stability (Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil cenderang
Tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh. Sedangkan
karakteristik kepribadian Neuroticism (karakteristik Negatif) adalah mudah gugup, depresi,
tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran.

9. Pendekatan keterampilan (skill) kepemimpinan

Kazt (1995,h.34) menyatakan bahwa administrasi yang efektif (kepemimpinan)


tergantung pada 3 keterampilan dasar :

12
1. Teknis.

Merupakan pengetahuan dan keahlian dalam jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu.

Hal ini mencakup kompetensi dalam bidang :

a. Kemampun tertentu

b. Kemampuan analitis

c. Kemampuan untuk menggunakan peralatan serta teknik yang tepat.

2. Manusia

Merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk bekerja sama.

Dalam hal ini merupakan kemampuan pemimpin untuk bekerja secara efektif dengan
pengikut, rekan kerja dan atasan guna mencapai tujuan organisasi.

Keterampilan manusia berarti peka terhadap kebutuhan dan motivasi orang lain serta
mempertimbangkan kebutuhan orang lain didalam pengambilan keputusan

3. Konseptual

• Merupakan kemampuan untuk bekerja dengan ide dan konsep.


• Orang yang memiliki kemapuan konseptual akan mampu menciptakan visi dan
rencana strategi untuk suatu organisasi.
• Keterampilan konseptual harus dimiliki oleh manajemen puncak

13
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Teori sifat bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang
dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di
dalamnya.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat,
ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan
prinsip keteladanan.
Pemimpin dengan serangkaian sifat berhasil dalam satu situasi tetapi tidak berhasil
dalam situasi yang lain. Pemimpin dengan kombinasi sifat yang berbeda-beda dapat berhasil
dalam situasi yang sama.
B.     Saran
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada tiga
pendekatan sifat, pendekatan tingkah laku dan pendekatan kontingensi. Pemimpin sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out) Rahasia utama dari kepemimpinan adalah kekuatan
pribadinya. Jadi, seorang pemimpin sebaiknya sejati selalu bekerja keras memperbaiki
dirinya sebelum memperbaiki orang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gary Yukl, Leadership in Organizations, Sixth Edition (Delhi : Dorling Kindersley,


2009) p.26.

Gary Yukl, Leadership in Organizations, Edisi 7: 2015

Rivai, Veithzal. 2014. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisas. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Soetopo, Hendyat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Malang.

Stephen P. Robbins, Essentials of Organization Behavior, 7th Edition (New Jersey :


Pearson Education, Inc., 2003), p.130

15

Anda mungkin juga menyukai