Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, setiap orang dituntut
untuk memiliki etika yang baik dalam setiap hal, tak terkecuali dalam bertutur kata.
Etika adalah sesuatu yang memang terdengar sepele namun banyak pihak yang
menyampaikan pesan. Hal inilah yang kurang diperhatikan oleh sebagian orang. Oleh
karena itu penting bagi setiap orang untuk mengetahui secara mendalam mengenai
makna serta penerapan etika. Pada kesempatan kali ini, kami mencoba untuk menggali
lebih dalam megenai etika secara umum dan etika Teologis secara khusus dan
1.3 Tujuan
1
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Jika diteliti dengan baik, etika tidak
hanya sekadar sebuah ilmu tentang yang baik dan buruk ataupun bukan hanya sekadar
sebuah nilai, tetapi lebih dari itu bahwa etika adalah sebuah kebiasaan yang baik dan
sebuah kesepakatan yang diambil berdasarkan suatu yang baik dan benar.
Dari segi etimologi kata, “Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti
adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan
manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
Sedangkan etika Teologis adalah Etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan
buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama. Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya
yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya.
Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di
dalam merumuskan etika teologis. etika teologis bukan hanya milik agama tertentu,
2.2 Sejarah
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di
tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan kembali
norma-norma dasar bagi kelakuan manusia. Jejak-jejak pertama sebuah etika muncul
2
dikalangan murid Pytagoras (570 SM – 496 SM). Dimana disekitarnya terbentuk
lingkaran murid yang menganut ajaran reinkarnasi. Menurut mereka badan merupakan
kubur jiwa. Agar jiwa dapat bebas dari badan, manusia perlu menempuh jalan
pembersihan. Dengan bekerja dan bertapa secara rohani, terutama dengan berfilsafat
Selanjutnya pada abad pertengahan, gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi
karna mereka berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari wahyu. Dan
apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adalah benar. jadi manusia tidak perlu
susah payah menyelidiki tentang kebenaran hakikat, kana semuanya telah diatur oleh
Tuhan.
Namun pada akhir abad ke-15, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan muai
menyuburkan filsafat kuno. Begitu juga dengan Italia, lalu berkembanglah ke seluruh
Eropa. Pada masa ini segala sesuatu dikacam dan diselidiki, sehingga tegklah
kemerdekaan berfikir dan mulai melihat segala sesuatu dengan pandangan baru, dan
Tidak ada yang menyebutkan kapan pastinya Teologi itu lahir. Karna Teologi
berhubungan dengan Tuhan, maka munculnya teologi dalam setiap agama sudah pasti
suatu ontologi (ilmu tentang yang ada). Ajaran Buddha , mengungkapkan bahwa
manusia sebagai manusia yang hidup, bukan manusia yang diciptakan dalam hadirat
Tuhan. Dalam Islam teologi lahir diantara masa pemerintahan Usman dan Ali yang pada
3
Tuhan. Sedangkan dalam agama Kristen Teologi dimulai dari pengalaman perjumpaan
dengan Allah dan berakhir dalam ranah pengalaman yang sama atau paling tidak
terarah kepadanya. Perkembangan teologi dari abad yang lalu dipengaruhi oleh
Etika adalah seperangkat nilai yang dijadikan pedoman, referensi, acuan, dan pedoman
untuk melakukan sesuatu. Etika juga berungsi sebagai stabdar untuk menilai baik
bertindak dalam usaha menyampaikan pesan kepada lawan bicara. Manfaat dari etika
sendiri ialah agar memudahkan hubungan dengan orang lain sehinggal terjalin kerja
sama atau hubungan yang baik, memelihara suasana yang menyenangkan baik di
lingkungan keluarga maupun tempat kerja, serta meningkatkan citra diri dimata
masyarakat.
Kita perlu memerhatikan etika dalam berkomunikasi karena, orang akan lebih
nyaman denggan lawan bicara yang sopan, selain sebagai bentuk penghargaan kepada
lawan bicara, orang akan merasa mudah untuk terbuka dalam perbincangan. Kemudian,
penyampaian pesan akan lebih terstruktur dan tepat sasaran dalam penyampaiannya.
Etika adalah pikiran sistematis tentang moralitas. Ada sekurang-kurang empat alasan
Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik, juga dalam
moralitas. Setiap hari kita bertemu orang-orang dari suku, daerah dan agama yang
4
berbeda-beda. Kita berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral yang sering
Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
Perubahan itu terjadi di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi
intelektual dan nilai-nilai budaya tradisional ditantang semua. Dalam situasi ini etika
membantu kita agar kita jangan kehilangan orientasi, dapat membedakan antara yang
hakiki dan apa saja yang boleh berubah. Dengan demikian tetap sanggup untuk
Ketiga, proses perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami ini disalah
obat penyelamat. Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi-
ideologi itu dengan kritis dan objektif dan untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita
Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agama yang disatu pihak menemukan
dasar kemantapan mereka dalam iman dan kepercayaan mereka, dilain pihak sekaligus
mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua
Dalam jenis teologi ini, Tuhan adalah suatu zat yang Maha Kuasa dan menekankan
kepada dua kehidupan manusia yakni kehidupan jasmani dan rohani. Model teologi ini
5
menganggap bahwa Tuhan adalah penguasa seluruh alam semesta dan sebagai pemilik
kebajikan dunia yakni setiap kejadian di alam semesta terjadi karena keinginan dan
kekuasaan Tuhan. Penganut ilmu teologi ini percaya bahwa Tuhan turut campur dengan
duniawi dan kekuasaannya. Teologi ini masih menjadi yang paling banyak dianut di
dunia karena pahamnya yang banyak terbukti, mudah dipelajari dan juga bisa dijadikan
sebagai pedoman hidup bagi manusia, agar senantiasa mendapat ketenangan dalam
hidup. Teologi ini bepegang teguh bahwa Tuhan Masa Esa dan Maha kuasa.
Deisme adalah sebuah ilmu teologi yang mempercayai bahwa Tuhan tidak turut campur
terhadap kejadian duniawi, karena dunia telah terikat dengan hukum alam yang telah
diciptakan Tuhan itu sendiri. Menurut penganut ideology ini, manusia hanya dapat
mengetahui Tuhan berdasarkan akal dan penelitian terhadap alam semesta, tidak dengan
wahyu maupun kejadian supranatural yang terjadi (Gonzalez: 1984). Deisme kerap
dianggap sebagai atheis oleh beberapa theis terdahulu, walau para penganut deisme
Penganut teologi ini percaya bahwa peran Tuhan pada umumnya adalah sebagai
pemelihara dan sebagai zat yang memiliki satu tujuan dengan kejadian alam, walau
setiap kejadian alam tidak secara langsung berkegantungan dengan rencana Tuhan.
Tuhan memegang penuh atas keseimbangan alam yaitu hukum kausalitas atau hukum
sebab-akibat. Suatu akibat yang terjadi pada dunia ini pasti memiliki suatu sebab dan
6
pasti akan menghasilkan akibat, itulah peran Tuhan sebagai pemelihara alam nagi
Teologi ini memercayai Tuhan sebagai batasan diri sendiri. Misal, Tuhan sebagai cinta
dan cinta tidak akan selamanya bertahan. Berbeda dengan teologi klasik yang
mempercayai bahwa Tuhan adalah Maha Kuasa, tak tergantikan dan sebagainya. Tuhan
sebagai batasan diri berarti bahwa dalam setiap hal yang manusia lakukan terdapat
Tuhan sebagai batasan dari dirinya, terlepas dari perbuatan baik maupun perbuatan
Tuhan berada pada kehidupan individunya sendiri dan tidak mencampuri urusan sosial
di dalamnya. Dengan kata lain, Ia memisahkan ruang lingkup individu dengan ruang
Seperti yang kita tahu, etika theologis dapat disebut sebagai etika agama. Sehingga
sumber etika Theologis berdasarkan agama, yang mana berupa aturan-aturan yang
dibuat oleh Tuhan. Namun, agama yang ada di dunia ini sangat beragam. Jadi, agar
menjadi adil, maka acuan etika theologis dikembalikan kepada agama yang dianut
masing-masing orang. Sebab, agama sama seperti budaya, sudut pandangnya tergantung
7
apa yang menjadi kepercayaan dan pedoman. Tingkat kebenarannya relatif, walaupun
Etika theologis memiliki peran dalam bidang komunikasi. Hampir semua agama
mengajarkan bahwa manusia harus mengatakan hal-hal yang baik. Karena dikembalikan
Dalam Islam, acuan hukum komunikasinya diambil dari Al-Quran dan Hadist.
Kita ambil dalil mengenai berkata jujur, “Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.”
(Az-Zumar/39:33).
Yang dimaksud orang yang membawa kebenaran adalah orang yang selalu jujur di
setiap perkataan, perbuatan, dan keadaannya. Ternyata ada pula perintah serupa dalam
(Keluaran 20:15-16).
Kristen Alkitab) perintahnya tidak jauh berbeda dalam konteks berkata jujur. Namun
ada juga perbedaan yang harus dimaklumi karena adanya perbedaan sumber tadi, misal
namun apabila salam yang sama dilontarkan kepada orang Kristen mereka tidak
memiliki kewajiban menjawab dan tidak bisa disalahkan karena mereka tidak
berbeda. Namun yang paling utama dalam etika theologis adalah menghormati
perbedaan itu dan tdiak menghakimi karena terdapat keyakinan yag berbeda.
8
2.8 Contoh Kasus
Contoh kasus yang dewasa ini marak terjadi akibat dari tidak dihiraukannya etika
speech) dan berita palsu (hoax) yang sengaja diumbar ke publik melalui media sosial
domba. Hal ini sangat merisaukan masyarakat, dan aktivitas ini menjadi meningkat
ketika dikaitkan dengan urusan politik. Penyebaran hate speech dan hoax yang ramai
saat ini adalah kelompok Saracen dan MCA (Muslim Cyber Army). Saracen bekerja
untuk menyebarkan isu provokatif yang berbau SARA untuk berusaha menjatuhkan
lawan dengan dibayar. Kemudian, mereka yang menamai dirinya MCA ini sering
melempar isu yang provokatif di media sosial seperti isu kebangkitan PKI, penculikan
ulama, dan penyerangan terhadap nama baik presiden, pemerintah, serta tokoh-tokoh
tertentu termasuk menyebarkan virus yang sengaja dikirimkan kepada orang atau
kelompok lawan yang berakibat dapat merusak perangkat elektronik bagi penerima.
Kegiatan semacam ini merupakan tindakan melenceng sesuai etika komunikasi terutama
dalam media sosial. Sangatlah bertolak belakang dengan ajaran dalam agama, terutama
kasus MCA yang menamai dirinya atas nama Muslim di mana jelas-jelas kegiatan
tersebut dilarang oleh kitab suci Al-Quran dan An-Sunnah karena sesungguhnya hal itu
merupakan hal yang haram karena sama saja menyebarkan fitnah dan mengadu domba
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
9
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
”Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang
banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam : 10-11).
surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia
akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat
dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan
akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
Maraknya oknum yang kerap menebarkan isu-isu yang belum terbukti kebenarannya
sekilas memang tidak berdampak besar. Bagi sebagian orang bahkan cendenrung
menyukai isu-isu yang oknum tersebut sebarkan. Namun jika terus dibiarkan akan
berdampak pada runtuhnya etika dan moral masyarakat. Terutama para generasi penerus
Remaja jaman sekarang justru cenderung mengikuti dan menyukai isu-isu atau opini
tidak nertanggungjawab tersebut. Karena teknologi sudah semakin canggih, hal inilah
yang makin mmebuat msyarakat luas dapat berekspresi dengan bebas, termasuk
membubuhkan hal sederhana seperti komentar di akun media social orang lain.
Seperti kasus yang pernah menimpa artis ternama Indonesia, Ayu Ting Ting. Kala itu
dihujat habis oleh netizen karena dituding mencari sensasi dengan memamerkan gaus
10
pengantin di Instagram. Saat itu netizen sedang berspekulasi bahwa ibu beranak satu
tersebut akan menikah. Namun ternyata setalh diklarifikasi perihal gaus pengantin
tersebut, pihak internal Ayu mengatakan bahwa gaun tersebut hanyalah keperluan
syuting.
Instagram Ayu Ting Ting. Ada yang mendukung namun tidak sedikit pula yang
menghujat dengan kata-kata yang tidak pantas dilontarkan kepada sesama manusia.
Berbekal kebebasan yang dimiliki oleh setiap pengguna media social tak lantas
membuat seseorang bebas melontarkan kata-kata yang tidak pantas. Indonesia yang
snagat memegang adat ketimuran juga percaya bahwa bangsa yang besar juga harus
memiliki etika yang besar pula. Terdiri dari beragam jenis hingga kepentingan memaksa
kita untuk tidak berlaku seenaknya kepada orang lain. Jika sekiranya orang tersebut
benar melakukan kesalahan, maka silakan nasehati orang tersebut dikala sepi. Bukan
dengan menghujat habis kejelekan seseorang dengan kalimat tidak pantas hingga
Imam Asy-Syafi’I rahimahullah berkata, “Nasehati aku dikala sendiri, jangan nasehati
dikala ramai. Karena nasehat dikala ramai, bagai hinaan yang melukai hati.”
Tentu dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat adab-adab jika ingin
mengomentari atau menasehati orang lain. Tidak serta merta berujar apa saja meski itu
berkomunikasi. Untuk itulah pentingnya dalam memfilter setiap perkataan, agar hal
11
tersebut tidak melukai hati orang lain. Hal ini juga menjadi faktor utama dalam beretika
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telah kita ketahui bahwa etika mengajarkan cara bagimana kita berbicara dengan tutur
kata yang sopan, mengajarkan tentang hal buruk dan baik, mengajarkan hidup yang
lebih bermanfaat lagi, dan lebih berguna untuk kehidupan diri sendiri serta orang-orang
yang disekitar mu. Etika telah memberikan arti makna dalam hidup kita agar bisa
memperlakukan seseorang itu tidak seenak nya saja karena setiap orang pumya hal
buruk dan baik. Teologis adalah bermacam-macam ajaran agama dan keyakinan. Semua
agama mengajarkan manusia harus berkata hal-hal yang baik dan kita kembalikan lagi
ke agamanya masing-masing.
12