Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MEMAHAMI PENGERTIAN KARYA


ILMIAH DAN PROSES BERPIKIR ILMIAH
Penulisan makalah ini digunakan sebagai salah satu tugas akhir semester
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Yang diampu oleh Drs. H. Islachuddin Yahya, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Ahmad Faris Qusyairi Hariyanto 190301037
2. Fatimatuz Zahroh 190301045
3. Firda Eka Zuliyatin 190301077
4. Aprilia Naili Salsabila 190301062
Kelas: Manajemen A-Pagi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
MAKALAH

MEMAHAMI PENGERTIAN KARYA


ILMIAH DAN PROSES BERPIKIR ILMIAH

Dosen Pengampu :
Drs. H. Islachudin Yahya, M.pd

Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menempuh Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :
KELOMPOK 6 (ENAM)
KELAS : II.A. /Pagi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan atas


kehadirat Allah SWT. Dzat yang menciptakan alam dan seisinya. Dzat yang
memperjalankan siang dan malam dengan teratur. Dzat yang wajib disembah oleh
hamba-hamba-Nya. Karena dengan nikmat, rahmat, taufiq, hidayah, inayah, serta
petunjukknya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan benar.
Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang “Memahami
pengertian karya ilmiah dan proses berpikir ilmiah”penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan
makalah ini, yaitu:
1. Suwarno, S.E., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas
Muhammadiyah Gresik.
2. Anita Handayani, S.E., M. SM selaku Ka Prodi Manajemen, Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik.
3. Islachudin Yahya, M.Pd selaku pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang dengan telaten dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan materinya.
4. Rekan-rekan seangkatan Tahun Akademik 2018-2019 yang selalu saling
memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas.
Semoga jerih payah dan sumbangsih pemikirannya diterima oleh Allah
SWT, amin. Dan penulis berharap semoga makalah ini, bagi pembaca dapat
dijadikan sebagai sumber bacaan yang berguna untuk menambah ilmu
penegtahuan berbahasa indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu dengan kerendahan hati Penyusun mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran, guna
perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Amin.

Gresik, 30 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….... 4
1. Pengertian dan Ciri-ciri Karya Ilmiah…………………….... 4
2. Jenis-jenis Karya Ilmiah……………………………………. 5
3. Tahap Penulisan Karya Ilmiyah……………………………. 7
4. Sistematika Penulisan Karya Ilmiyah……………………… 10
5. Definisi Berpikir Ilmiyah…………………………………... 11
6. Sarana-sarana Berpikir Ilmiyah……………………………. 14
7. Langkah-langkah Berpikir Ilmiyah………………………... 15
8. Kelemahan-kelemahan Berpikir Ilmiyah………………….. 18

BAB III PENUTUPAN…………………………………………………… 20


A. Kesimpulan………………………………………………... 20
B. Saran……………………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya, banyak orang yang masih membedakan antara pengertian tulisan

dan karangan. Persepsi mereka biasanya mengaitkan kata tulisan dengan hal-hal

yang berbau ilmiah (karya ilmiah) sedangkan karangan mengacu pada hal-hal

yang bersifat fiktif. Namun sebenarnya makna kata tulisan dan karangan adalah

sama. Dengan demikian orang yang melakukan kegiatan menulis berarti ia

melakukan kegiatan mengarang. Hasil dari kegiatan menulis atau mengarang

bagaimana pun bentuknya kita sebut sebagai tulisan atau karangan tanpa

membedakan itu ilmiah atau tidak.

Jika tulisan atau karangan dikaitkan dnegan kata ilmiah maka disebut dengan

tulisan ilmiah atau karya ilmiah. Menurut Ekosusilo dan Triyanto (1991: 11),

“karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang didasari oleh hasil pengamatan,

peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu

dengan sistematika penulisan yang santun dan isinya dipertanggungjawabkan

kebenarannya”. Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengertian, ciri-ciri

dan jenis-jenis karya ilmiah serta tahap penulisan dan sistematika penulisan karya

limiah.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas dan agar

pembahasanmasalah sesuai dengan tujuan dan manfaat penulisan yang dicapai

maka penulismembuat perumusan sebagai berikut:

1. Apa pengertian dan ciri-ciri karya ilmiah?

2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis karya ilmiah?

3. Bagaimana tahap penulisan karya ilmiah?

4. Bagaimana sistematika penulisan karya ilmiah?

5. Apa pengertian berpikir ilmiah?

6. Apa saja sarana-sarana penunjang untuk mencapai proses berpikir ilmiah?

7. Apa saja langkah-langkah proses berpikir ilmiah?

8. Apa saja kelemahan-kelemahan metode berpikir ilmiah?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas,

ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri dari karya ilmiah.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis karya ilmiah.

3. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap penulisan suatu karya ilmiah.

4. Untuk mengetahui bagaimana sistematika penulisan karya ilmiah.

5. Untuk mengetahui pengertian berpikir ilmiah.

6. Untuk mengetahui sarana-sarana penunjang untuk mencapai proses berpikir

ilmiah.

7. Untuk mengetahui langkah-langkah berpikir ilmiah.


8. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan metode berpikir ilmiah.

D. Manfaat Penulisan

Sebagaimana tujuan penulisan di atas, maka manfaat penulisan pada makalah

ini adalah sebagai berikut:

1.Dapat memberikan pengetahuan dan gambaran tentang pengertian, ciri-ciri dan

jenis-jenis karya ilmiah serta tahap-tahap dan sistematika penulisan karya ilmiah.

2. bagi mahasiswa, makalah ini berguna untuk menambah wawasan dari berbagai

refrensi sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar-dasar pemahaman tentang

kebahasaan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah

Menurut Dwiloka dan Riana (2012: 1-2), “karya ilmiah adalah karya seorang

ilmuwan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan. Teknologi dan seninya

diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan

pengetahuan orang lain sebelumnya”. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap

ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekadar pertanggungjawaban peneliti dalam

penggunaan sumber daya yang digunakan dalam peneliatian.

Menurut Brotowidjojo (1985: 8-9), “karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan

yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan

benar”. Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat

dipelajari lalu didukung atau ditolak oleh pembaca. Karena itu, karya ilmiah harus

memenuhi sistematika yang sudah dibakukan supaya tidak sulit untuk

mempelajarinya.

Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Ada beberapa ciri yang menandai sebuah karya ilmiah. Ciri-ciri tersebut yaitu

1. Logis: segala keterangan atau informasi yang disajikan memiliki argumentasi

yang dapat diterima dengan akal sehat.

2. Sistematis: segala yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan yang

berjenjang dan berkesinambungan.


3. Objektif: segala keterangan atau informasi yang dikemukakan itu menurut apa

adanya dan tidak bersifat fiktif.

4. Tuntas dan menyeluruh: segi-segi masalah yang dikemukakan ditelaah secara

lengkap atau menyeluruh.

5. Seksama: berusaha menghindarkan diri dari berbagai kesalahan.

6. Jelas: segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud

secara jernih.

7. Kebenarannya dapat teruji.

8. Terbuka: sesuatu yang dikemukakan itu dapat berubah seandainya muncul

pendapat baru.

9. Berlaku umum: simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya.

10. Penyajiannya memperhatikan santun bahasa dan tata tulis yang baku.

2. Jenis-Jenis Karya Ilmiyah

Menurut Arifin (2003:1) karya ilmiah dapat dibedakan menjadi 5 yakni:

1. Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang

pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif.

Makalah menyajikan masalah melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

Makalah disusun biasanya untuk melengkapi tugas mata kuliah atau

memberikansaran pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah adalah

bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah lainnya.

2. Kertas Kerja
Kerja kerja seperti halnya dengan makalah namun analisis dalam kertas kerja

lebih mendalam daripada makalah. Biasanya kertas kerja disajikan dalam suatu

seminar.

3. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan

pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta

empiris dan objektif baik berdasarkan penelitian langsung maupun tidak langsung.

Skripsi biasanya ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana

(S1).

4. Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan

dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari

penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap

satu atau lebih hipotesis dan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana untuk

melengkapi syarat guna memperoleh gelar magister (S2).

5. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis yang mengemukakan suatu keterangan yang dapat

dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang valid dengan analisis

yang terperinci.  Keterangan yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh

penulis dari sanggahan-sanggahan guru besar atau penguji suatu lembaga

pendidikan tinggi.Disertasi berisi temuan original. Jika temuan ini dapat

dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulis berhak

menyandang gelas doktor (S3).


3. Tahap Penulisan Karya Ilmiah

1. Persiapan

2. Pemilihan Topik atau Masalah

Dalam memilih topik atau masalah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

yaitu:

 Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita

maupun di sekitar pengetahuan kita. Topik yang dipilih harus topik yang paling

menarik perhatian kita.

 Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.

 Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif.

 Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya artinya topik

yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.

 Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan

yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis.

 Pembatasan Topik dan Penentuan Judul

Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita

tinggal menguji sekali lagi: apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan

terbatas. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal

yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah- langkah yang ditempuh

dalam pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan

judul.

Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya

ilmiah sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah

penulisan karya ilmiah. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga
berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu,

antara judul utama dan sub judul harus dibutuhkan tanda baca titik dua (:).

 Pembuatan Outline (Kerangka Karangan Karya atau Ragangan)

Penyusunan outline adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta,

yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang

berpautan. Penyusunan karya ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni

ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari

topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yaitu

ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan buram.

Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul

subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu

merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Jika

ragangan telah selesai dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana

daftar isi karya ilmiah. Untuk membuat daftar isi yang lengkap, pada bagian

awal dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar

gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada). Bab pendahuluan terdiri atas

latar belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian

terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka

dan lampiran (jika ada).

 Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data

adalah:
1. Pencarian informasi atau keterangan dari perpustakaan, seperti buku, surat

kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.

2. Pengumpulan keterangan (wawancara) dari pihak-pihak yang mengetahui

masalah yang akan ditulis.

3. Pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti.

4. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium.

 Pengorganisasian dan Pengonsepan

Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data

tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk.

Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi,

penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-

teknik yang ditentukan.

 Penyuntingan Konsep

Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Tentu ada

bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Oleh

sebab itu, penjelasan yang tidak perlu harus dihapus dan tambahkan penjelasan

yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan

konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk

penyuntingan bahasa yang digunakan.

 Pengetikan

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian

dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya

ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit


luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan

unsur-unsur dalam daftar pustaka.

4.Sistematika Penulisan Karya Ilmiyah

Dalam pembahasan ini, penyusun akan mengambil sistematika penulisan salah

satu jenis karya ilmiah yaitu makalah. Dari segi jumlah halaman, makalah dapat

dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah

makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman. Secara garis besar,

makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir. Susunannya sebagai berikut:

Bagian Awal

Halaman Sampul

Daftar Isi

Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)

Bagian Inti

Pendahuluan

 Latar Belakang Penulisan Makalah

 Masalah atau Topik Bahasan

 Tujuan Penulisan Makalah

Teks Utama (pembahasan topik-topik makalah)

Penutup

Bagian Akhir

Daftar Rujukan

Lampiran (jika ada).


5. Definisi Berpikir Ilmiah

Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo berpikir adalah suatu

aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup berbagai unsur dan

langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. berpikir adalah proses penarikan

kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal

budi dalam memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan

dan memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu

sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar.

Sedangkan Ilmiah yakni “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi

syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan

berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara

objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan

disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam.10 Berpikir

rasional adalah berpikir menggunakan dan mengandalkan otak atau rasio atau akal

budi manusia sedangkan berpikir empiris berpikir dengan melihat realitas empiris,

bukti nyata atau fakta nyata yang terjadi di lingkungan yang ada melalui panca

indera manusia.

Jadi  memang tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan ilmu

dan juga tidak semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah

memiliki aturan dan kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan

ilmuwan sehingga proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu

pengetahuan dan bermanfaat bagi khalayak ramai dan manusia pada umumnya.
Jadi, BERPIKIR ILMIAH adalah sebuah proses berfikir manusia yang

menghasilkan pengetahuan atau keilmuan. Untuk itulah manusia memerlukan

sarana yang dapat menunjang pribadinya untuk dapat berfikir secara ilmiah.

 Definisi  berfikir Ilmiah menurut para ahli

1. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal,

empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat

dipertanggung jawabkan. (Hillway,1956).

2. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,

memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan

prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip

logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

uripsantoso.wordpress.com

3. (Menurut Salam (1997:139)Pengertian berpikir ilmiah)

 Proses atau aktivitas manusia untuk  menemukan/ mendapatkan ilmu. 

 Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa

pengetahuan.

 Sarana berpikir ilmiah.

 Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah

dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.

 Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat

melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.

 Merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya dengan

baik.
 Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam

mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah

membantu proses metode ilmiah.

1. Berpikir merupakan kegiatan [akal] untuk memperoleh pengetahuan yang

benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan [akal] yang menggabungkan induksi

dan deduksi.(Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar

Populer(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,)

2. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian

yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian. ( Menurut Kartono

(1996, dalam Khodijah, 2006:118)

3. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/ pengembangan pikiran yang

tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan

ilmiah,yang sudah ada (Eman Sulaeman)

4. Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat

dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-

kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada

sejak lahir.(wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas)

5. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,

memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan

prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip

logisterhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran

6. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara

teratur dan cermat (Jujun S. Suria Sumantri, 1984)


7. Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif

dan induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE).

6. Sarana-sarana Berpikir ilmiah

Dan untuk mencapai proses berpikir ilmiah manusia membutuhkan sarana-sarana

penunjang, sarana-sarana tersebut yaitu meliputi 3 unsur:

1. Sarana yang pertama yaitu Bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi lisan maupun tulisan yang dipakai dalam

proses berfikir ilmiah. Fungsi dari bahasa ini yaitu sebagai alat komunikasi dan

interaksi antar sesama.

Adapun ciri-ciri dari bahasa yaitu, informatif artinya bahasa tersebut mengandung

informasi. Ciri yang ke dua yaitu reproduktif artinya apa yang telah disampaikan

pembicara atau penulis sama dengan info yang diterima oleh pembaca dan

penulis. Ciri yang ke tiga yaitu objektif artinya dalam struktur ilmiah bahasa

haruslah mengungkapkan fakta dan pemikiran sesungguhnya.

2. Sarana yang ke dua yaitu logika. 

Logika adalah sarana berpikir ilmiah yang sistematik dan dapat

dipertanggungjawabkan, dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prinsip-

prinsip yang dapat memisahkan antara penalaran yang benar dan penalaran yang

salah.

3. Sarana yang ke tiga yaitu definisi. 

Definisi adalah penjelasan atau definisi yang memiliki peran dalam proses

berpikir manusia.

Dari penjelasan ini maka kita dapat memahami bahwa manusia dikatakan berfikir
ilmiah apabila telah melewati tahap-tahapan tertentu, yaitu misalnya dimulai dari

merumuskan masalah, memilih teori atau metode dalam menyelesaikan masalah,

memperkuat dasar pengetahuan dengan studi literatur kemudian di uji dengan

hipotesa dan untuk akhir yaitu menyimpulkan.

7. Langkah-langkah berfikir ilmiah


Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah

proses  berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan

terkontrol. Langkah-Langkah Metode Ilmiah :

1.   Merumuskan masalah.

2.   Merumuskan hipotesis.

3.   Mengumpulkan data.

4.   Menguji hipotesis.

5.   Merumuskan kesimpulan.

Penjelasan :

1.   Merumuskan Masalah

Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya

masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat

tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang

yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya,

menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah

adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan

dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?


2.   Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih

memerlukan pembuktian  berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode

ilmiah dan proses berpikir ilmiah,  perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan

hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam

metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan  penelitian, seorang peneliti

merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis

yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar

dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

3.   Mengumpulkan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan

sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan.

Seorang peneliti yang sedang   menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan

data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data

memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab  berkaitan dengan pengujian

hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan  bergantung pada data

yang dikumpulkan.

4.   Menguji Hipotesis

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari

suatu  permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya

merupakan sebuah proses  pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah

menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,

namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf

signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan

semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini

dimaklumi karena taraf signifikansi  berhubungan dengan ambang batas kesalahan

suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

5.   Merumuskan Kesimpulan

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah

kegiatan  perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan

masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam

bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk

menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun

dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak  peneliti terkecoh

dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak

relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

8. Kelemahan-kelemahan Metode Berpikir Ilmiah


1. metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada penuh kajian objek-objek

material yang dapat diindra. Metode ini khusus untuk ilmu-ilmu eksperimental.

Ia dilakukan dengan cara memperlakukan materi (objek) dalam kondisi-kondisi

dan faktor-faktor baru yang bukan kondisi dari faktor yang asli. Melakukan

pengamatan terhadap materi tersebut serta berbagai kondisi dan faktornya yang

ada, baik yang alami maupun yang telah mengalami perlakuan. Dari proses

terhadap materi ini, kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa fakta material

yang dapat diindera.


2. metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapuasan seluruh informasi

sebelumnya tentang objek yang dikaji, dan mengabaikan keberadaannya.

Kemudian  memulai  pengematan dan percobaan atas materi..Setelah

melakuakan pengamatan dan percobaan, maka selanjutnya adalah melakukan

komparasi dan pemeriksaan yang teliti, dan akhirnya merumuskan kesimpulan

berdasarkan sejumlah premis ilmiah.

3. kesimpulan yang didapat  ini adalah bersifat spekulatif atau tidak pasti

(dugaan). Kelemahan-kelemahan yang ada pada metode ilmiah ini juga

diungkapkan dalam literatur lain. Misalnya, “Pertama-tama ilmu ilmu

menyadari bahwa masaslah yang dihadapinya adalah masalah yang bersifat

kongkrit yang terdapat dalam dunia fisik yang nyata. Secara entologi, ilmu

membatasu dirinya pada pengkajian yang berada pada ruang lingkup

pengalaman manusia. Hal inilah yang membedakan antara ilmu dan agama.

Perbedaan antara lingkup permasalahan yang dihadapinya juga menyebabkan

perbedaan metode dalam memecahkan masalah tersebut”.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penulisan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karya ilmiah merupakan suatu karya atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan

sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian

dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan

isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karya ilmiah memiliki ciri

ciri: logis, objektif, sistematis, tuntas dan menyeluruh, seksama, jelas, terbuka

dan berlaku umum.

2. Jenis-jenis karya ilmiah meliputi makalah sebagai karya ilmiah yang paling

mudah dibuat kemudian kertas kerja, skripsi, tesis dan disertasi.

3. Tahap-tahap penulisan karya ilmiah meliputi persiapan (pemilihan topik,

pembatasan topik dan penentuan judul; pembuatan outline atau kerangka

karya); pengumpulan data; pengorganisasian dan pengonsepan; penyuntingan

konsep serta pengetikan.


4. Makalah merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang memiliki sistematika

penulisan sebagai berikut: bagian pembuka meliputi halaman sampul, daftar isi

dan daftar gambar atau tabel; bagian inti meliputi pendahuluan (latar belakang

masalah, rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah), teks utama

(pembahasan topik-topik masalah) dan penutup serta pada bagian penutup

meliputi daftar isi dan lampiran.

5. Berpikir ilmiah adalah sebuah proses berfikir manusia yang menghasilkan

pengetahuan atau keilmuan. Untuk itulah manusia memerlukan sarana yang

dapat menunjang pribadinya untuk dapat berfikir secara ilmiah.

6. Sarana-sarana Berpikir ilmiah

Dan untuk mencapai proses berpikir ilmiah manusia membutuhkan sarana-

sarana penunjang, sarana-sarana tersebut yaitu meliputi 3 unsur:

 Sarana bahasa

 Sarana logika

 Sarana definisi

7. Langkah-langkah berfikir ilmiah

Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific

method adalah proses  berpikir untuk memecahkan masalah secara

sistematis,empiris, dan terkontrol. Langkah-Langkah Metode Ilmiah :

 Merumuskan masalah.

 Merumuskan hipotesis.

 Mengumpulkan data

  Menguji hipotesis

  Merumuskan kesimpulan.
8. Kelemahan-kelemahan Metode Berpikir Ilmiah

 metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada penuh kajian objek-objek

material yang dapat diindra.

 metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapuasan seluruh informasi

sebelumnya tentang objek yang dikaji, dan mengabaikan keberadaannya.

 Kesimpulan yang didapat ini adalah bersifat spekulatif atau tidak pasti

(dugaan).

B. Saran

Berdasarkan penulisan dan simpulan di atas maka penyusun memberikan

beberapa saran yang berkaitan dengan permasalahan yang penyusun bahas, yaitu:

 Dalam menulis karya ilmiah diharapkan penyusun dapat mengkaji berbagai

permasalahan sehingga karya tulis dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi

pembaca.

 Mahasiswa seharusnya mengetahui apa saja ciri-ciri karya ilmiah. Selain itu

juga, mahasiswa perlu mengetahui tahap-tahap penulisan dan sistematika

penulisan karya ilmiah sehingga dalam proses menyusun suatu karya ilmiah

tidak mengalami kesalahan yang fatal dan karya ilmiah yang ditulis dapat

diterima semua kalangan.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin,E zaenal. 2003, Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta ,


PT Grasindo.
Brotowidjojo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta,
Akademika Presindo.
Dwiloka, Bambang dan Rati. 2012. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Cetakan kedua,
edisi revisi.
Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1991. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang, Dahara Prize.
Utami, ,Murdiana. 2011. Bahasa Indonesia 2 Karya Ilmiah .

Anda mungkin juga menyukai