Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ PELANGGARAN ETIKA BISNIS “

Dosen Pengampu : Muhammad Roihan S.E.M.E

Disusun Oleh :

Ahmad Zainuri (C1F020039)

Ari Lintang Laksono ( C1F020052)

Fadlizhil (C1F020033)

Resti Amanda (C1F020048)

Selvi Rosharyati (C1F020058)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik,
danhidayah-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal kepada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai ibadah.
Amin Ya Rabbal Alamin.

Jambi, 29 November 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, dan salah dalam dunia bisnis
berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan
norma di mana para pelaku bisnis harus bekomitmen dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna
mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan berdasarkan etika.

Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral (moral consciousness) yang memuat
keyakinan ‘benar dan tidak’ sesuatu. Perasaan yang muncul bahwa ia akan salah bila melakukan sesuatu
yang diyakininnya tidak benar berangkat dari norma-norma moral dan perasaan_ self-respect
(menghargai diri) bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya harus ia
pertanggungjawabkan pada diri sendiri. Begitu juga dengan sikapnya terhadap orang lain bila pekerjaan
tersebut mengganggu atau sebaliknya mendapatkan pujian.'

Normatif, etika dalam Al-Qur’an belum memperlihatkan sebagai suatu struktur yang berdiri sendiri
dan terpisah dari struktur lainnya, sebagaimana dipahami dari ilmu dan akhlak. Struktur etika dalam
Al-Qur’an lebih banyak menjelaskan tentang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran baik pada tataran niat
atau ide hingga perilaku dan perangai. Hal ini lebih tegas lagi bila dilihat dari penggambaran sikap dan
perilaku Nabi Muhammad saw yang disebut didalam Al-Qur’an sebagai memiliki akhlak yang agung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran etika bisnis ?

2. Apa saja jenis-jenis dari pelanggaran etika bisnis ?

3. Jelaskan contoh tentang pelanggaran etika bisnis pada salah satu perusahaan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pelanggaran etika bisnis.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pelanggaran etika bisnis.

3. Untuk mengetahui pelanggaran etika bisnis pada salah satu perusahaan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pelanggaran Etika bisnis

Etika seseorang dan etika bisnis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku baik individu maupun kelompok, yang akan
berdampak pada perilaku organisasi dalam suatu perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan pedoman
yang diyakini dalam perusahan, maka hal tersebut akan menjadi dasar kekuatan bagi perusahaan dalam
menjalan usahanya dan pastinya akan memberikan dampak positif ke depannya. Dalam menjalankan
suatu bisnis, tentunya etika sangat diperlukan. Tapi tidak jarang etika bisnis sering kali dilanggar oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam dunia bisnis berbagai jenis masalah etika bisnis
dapat terjadi contohnya yaitu penipuan, paksaan, pencurian, penyuapan, dan diskriminasi.

Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh
bertindak, aturan-aturan tersebut bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis (Fahmi, 2013:3).
Jadi etika bisnis menyangkut baik atau buruknya perilaku- perilaku manusia dalam menjalankan
bisnisnya. Bisnis yang beretika harus dilihat dari tiga sudut pandang yaitu ekonomi, hukum, dan moral
(Bertens, 2013: 25).

Perusahaan yang memiliki produk bermutu, berguna untuk masyarakat, dikelola dengan
manajemen yang tepat, tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini akan menjadi batu
sandungan bagi perusahaan tersebut (Bertens, 2013:404). ?ethics without a good product and
without a good management will not make a company succeed. But without ethics a good
product and smart management cannot guarantee a company?s success.? (De George,1993:8).
Hubungan kausalitas antara Etika dengan bisnis banyak dikemukakan dengan semboyan-
semboyan oleh para pakar ekonomi antara lain:

a) Ethics pay (etika membawa untung);

b) Good business is ethical business, corporate ethics: a prime business asset (bisnis yang baik
adalah bisnis yang beretika, etika perusahaan adalah aset utama bisnis);

c) Integrity pays! You don?t have to cheat to win (integritas moral membawa untung, anda
tidak perlu menipu untuk menang);

d) High ethics high profit (etika yang tinggi membawa untung yang tinggi pula)

2.2 Prinsip dan Faktor pelanggaran Etika bisnis


Etika bisnis juga memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Etika bisnis harus dijadikan sebagai pedoman agar memiliki standar baku
guna mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja
atau operasi perusahaan. Berikut Vocasia rangkum prinsip dari etika bisnis:

1. Prinsip Otonomi

Maksud prinsip otonomi ialah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil segala
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Dengan kata lain mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan serta sesuai dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi
dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan
komunitasnya.

2. Prinsip Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan suatu
perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.

Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas asas kejujuran.

 Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.

 Kedua, kejujuran dalam penawaran barang ataupun jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding.

 Ketiga, jujur dalam hubungan kerja internal dalam suatu perusahaan

3. Prinsip Tidak Berniat Jahat

Dalam prinsip ini berhubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran
yang ketat akan mampu meredam niat jahat oleh orang-orang yang ada di dalam perusahaan.

4. Prinsip Keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya seperti pembagian upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain. Tentunya supaya setiap orang
diperlakukan setara, sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional obyektif serta
dapat dipertanggungjawabkan.

5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri

Dalam prinsip ini, kalian perlu menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip
kejujuran, tidak berniat jahat, serta prinsip keadilan. Terapkanlah pada kehidupan sehari-hari.
Niscaya kalian dapat mengembangkan bisnis secara maksimal.

Faktor yang menyebabkan perusahaan tidak menerapkan etika dalam bisnis, yaitu :

1. Mementingkan keperluan pribadi

Sikap serakah yang dimiliki seseorang dapat menjadikan ia rela melakukan apapun demi
mendapatkan apa yang ia inginkan. Sehingga ia bisa saja melakukan pelanggaran terhadap etika bisnis.
Demi memuaskan keinginannya, ia tidak akan memperdulikan apa yang ia lakukan, apakah itu
merugikan perusahaan maupun masyarakat.

2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan

Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam dunia bisnis semakin keras. Sering
kali hal ini membuat perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan usaha dan
labanya. Untuk tetap dapat mendapatkan laba yang diharapkan, perusahaan harus menekan
biaya produksi serendah mungkin dan bisa saja bahan-bahan yang digunakan untuk proses
produksi adalah bahan-bahan yang tidak layak untuk dipakai.

3. Pertentangan antara nilai perusahaan dengan perorangan

Masalah ini dapat muncul ketika perusahaan ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan
menggunakan metode-metode baru yang belum ada sosialisasi sebelumnya, sehingga para
pekerja tidak dapat menerima hal tersebut.

2.3 Contoh kasus pelanggaran etika bisnis

Berikut adalah beberapa kumpulan contoh pelanggaran etika bisnis dalam perusahaan yang sangat
menggemparkan pada masanya, di antaranya:
1. Pelanggaran PT Djarum

PT DJarum mendapatkan peringatan keras karena telah melakukan pelanggaran etika bisnis.
Terdapat indikasi bahwa perusahaan ini menggunakan buruh anak-anak untuk melakukan kegiatan
usahanya di dalam pabrik. Hal tersebut merupakan sebuah pelanggaran sebab bahan utama untuk
membuat rokok yaitu tembakau yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Sehingga, PT Djarum
dianggap melanggar 3 pasal yang membuat mereka diberikan beberapa hukuman.

2. Kasus Pelanggaran Facebook

Facebook merupakan salah satu platform bisnis yang digunakan oleh banyak masyarakat. Akan
tetapi, hal ini membuatnya sangat rawan untuk diretas oleh hacker yang tidak bertanggung jawab.
Contoh kasus etika pelanggaran bisnis yang dilakukan oleh media sosial ini adalah ketika data-data
yang dimiliki oleh pengguna justru diretas. Hal tersebut tentunya membuat nama Facebook memiliki
citra buruk di masyarakat dan banyak yang meragukan kredibilitasnya.

3. PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia pernah melakukan pelanggaran yang menyebabkan pemegang saham perusahaan
Garuda Indonesia marah. Pelanggaran etika bisnis yang terjadi merupakan jenis pelanggaran penipuan
yang sangat fatal. Kejadian tersebut bermula karena status plat merah dari saham perusahaan ini yang
ada di dasar Bursa Efek Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum
memahami peraturan-peraturan dan undang-undang perlindungan konsumen atau sejenisnya.
Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara ketika peneliti menanyakan tentang undang-
undang perlindungan konsumen namun penjual menjawab tidak mengetahui, hanya pernah
mendengar saja itupun tidak jelas apa saja yang diatur dalam undang-undang tersebut.
Menurutnya hal- hal semacam itu perlu disosialisasikan dulu, karena pedagang-pedangang
pasar tradisional sebagian besar tingkat pendidikannya masih minim. Perlu pula sosialisasi
pakar kesehatan jika memang telur rusak tersebut berbahaya. Karena mereka tidak pernah
mendapat pelajaran tentang itu ketika sekolah.

3.2 Saran

Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu dari
penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar
dapat memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya .

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K . 2013. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius .

De George, R. 1993. Competing with Integrity in International Business. Oxford: Oxford


University Press.

Desjardins, H. 2011. Etika Bisnis: Pengambilan Keputusan Untuk Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, I . 2013. Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai