Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPEMILIKAN USAHA DAN KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Anna Octaviani
2. Andini Salsa Sabilah
3. Yuri Kartika Sari

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


(STIE) YAPIS DOMPU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Kepemilikan Usaha...........................................................................................................3
2.2 Kewirausahaan..................................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Keberadaaan wirausaha merupakan faktor yang mendorong kemajuan ekonomi.
Diperlukan sinergi antara pemerintah dan wirausahawan untuk menciptakan iklim bisnis yang
mampu menopang perekonomian.
Ketika seorang wirausahawan sudah memutuskan untuk meluncurkan usahanya, salah
satu dari beberapa masalah awal yang dihadapinya adalah memilih bentuk kepemilikan.
Sering kali para wirausahawan tidak cukup banyak meluangkan waktu dan usaha untuk
mengevaluasi dampak dari berbagai jenis bentuk kepemilikan atas diri mereka dan
usahanya. Mereka hanya memilih begitu saja salah satu bentuk kepemilikan berdasarkan
kebiasaan atau memiliki bentuk bentuk yang paling banyak digunakan dalam waktu tersebut.
Memilih suatu bentuk kepemilikan adalah hal yang penting karena ini adalah keputusan yang
memiliki pengaruh jangka panjang bagi seorang wirausahawan maupun usahanya. Walaupun
keputusan tersebut dapat diubah, mengubah suatu bentuk kepemilikan menjadi bentuk
kepemilikan yang lain dapat menjadi hal yang meyulitkan, memakan waktu, rumit, serta
mahal.
Dalam banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikan ke
bentuk yang lain akan memicu berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para
pemilk. Oleh karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Tidak
ada bentuk kepemilikan yang “terbaik”. Bentuk kepemilikan yang terbaik untuk seorang
wirausahawan mungkin samasekali tidak sesuai untuk wirausahawan lainnya. Memilih
bentuk kepemilikan yang “benar” berarti para wirausahawan harus memahami berbagai
karakteristik dari tiap bentuk tersebut dan seberapa jauh karakteristik tersebut sesuai untuk
usaha mereka dan kondisi personal mereka. Hanya dengan cara itu seorang wirausahawan
dapat membuat keputusan yang bijak mengenai suatu kepemilikan. Makalah ini membahas
tentang kewirausahaan dan kepemilikan usaha yang erat kaitannya dengan perekonomian
secara nasional.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah seperti
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kepemilikan usaha ?
2. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang kepemilikan usaha.
2. Untuk mengetahui tentang kewirausahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepemilikan Usaha


A. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan pada umumnya didirikan dan dimiliki oleh perseorangan.
Karena dimiliki oleh perseorangan atau secara individu maka tanggung jawab pemilik tidak
terbatas dan keberlanjutannya juga hanya ditentukan oleh seorang pemilik tersebut. Pemilik
perusahaan perseorangan juga harus menyediakan dana yang cukup besar untuk menjalankan
bisnisnya.
1. Keunggulan Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
a. Membutuhkan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dengan kata lain,
perusahaan perseorangan mudah dimulai dan mudah diakhiri. Memulai bisnis
dapat dilakukan dengan membeli atau menyewa peralatan sederhana dan akan
menjual atau mengembalikan peralatan tersebut ketika perusahaan ditutup. Dalam
perusahaan perseorangan, pemilik mengambil keputusan sendiri tanpa ada
konsultan dalam membuat keputusan.
b. Bisa menjadi bos di perusahaan milik sendiri. Bekerja di perusahaan milik sendiri
dapat menentukan semua aturan sendiri. Kesalahan yang dilakukan adalah
kesalahan sendiri, dan kesuksesan yang diterima adalah kesuksesan yang
diraihnya sendiri.
c. Bangga terhadap karya sendiri. Seorang pebisnis yang memiliki dan mengelola
perusahaannya sendiri akan merasa bangga pada hal yang telah dikerjakannya dan
mendorong untuk bersemangat mencapai yang terbaik.
d. Prosedur dan aturan hukumnya sederhana. Perusahaan perseorangan tidak
mengalami kesulitan dalam memperoleh izin usaha.
e. Tidak perlu membayarkan keuntungan yang diperoleh kepada orang lain atau
pemerintah.
f. Pajak perusahaan perseorangan rendah. Semua pajak perusahaan perseorangan
merupakan pajak perseorangan pemilik sehingga pembayaran pajak merupakan
pajak penghasilan pemilik yang merupakan tarip normal.

3
2. Kelemahan Perusahaan Perseorangan
Di sisi lain, ada beberapa kelemahan perusahaan perseorangan, diantaranya:
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas dan lemahnya keberlanjutan bisnis
tersebut. Tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas ini menyebabkan harta
pribadi dan harta perusahaan tercampur, serhingga hutang pribadi pun tidak dapat
dipisahkan dari hutang perusahaan.
b. Sumber daya keuangan sangat terbatas. Hal ini disebabkan tidak ada pemilik
modal lain selain pemilik itu sendiri, maka bila tidak ada lagi modal pemilik,
maka perusahaan juga akan berhenti beroperasi. Apabila perusahaan
perseorangan ini akan mengambil kredit dari bank untuk memperbesar modalnya,
maka biasanya perusahaan perseorangan akan mengalami kesulitan karena pihak
bank juga menganggap perusahaan perseorangan sebagai perusahaan yang penuh
resiko.
c. Kesulitan dalam pengelolaan. Semua bisnis memerlukan  manajemen atau
pengelolaan yang memerlukan laporan persediaan, akuntansi, pajak, dan
sebagainya. Hal ini disebabkan tidak ada seorang pun yang ahli dalam semua
bidang dan sulitnya mendapatkan karyawan yang ahli dalam semua bidang
tersebut dengan upah yang rendah. Pada umumnya, karyawan yang ahli dalam
semua bidang tersebut telah bekerja di perusahaan besar dengan gaji tinggi.
d. Komitmen terhadap waktu sangat besar. Pemilik perusahaan perseorangan harus
selalu mengatur jadwal dengan ketat untuk mengelola bisnis, melatih
karyawannya, dan berbagai kegiatan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan
tidak ada orang lain dalam perusahaan perseorangan yang dapat berbagi
pengelolaan dengannya.
e. Keuntungan pribadi sedikit.
f. Pertumbuhan atau ekspansi dalam perusahaan perseorangan pada umumnya tidak
terlalu besar. Hal ini disebabkan perusahaan perseorangan hanya mengandalkan
kreativitas, pengetahuan, dan dana milik sendiri.
g. Jika pemilik perusahaan perseorangan meninggal, maka besar kemungkinan
perusahaan tersebut ikut mati.

B. Persekutuan atau Partnership


Persekutuan atau partnership merupakan bentuk legal kepemilikan bisnis kedua, yang
sering disebut dengan persekutuan. Ada beberapa jenis persekutuan, yaitu persekutuan
4
umum (general partnership), persekutuan terbatas (limited partnership) dan persekutuan
yang terbatas kepemilikannya (master limited partnership).
a. Persekutuan umum (general partnership) merupakan persekutuan di mana
semua pemilik berbagi dalam kegiatan operasional bisnis dan dalam
mengasumsikan tanggung jawab atas hutang perusahaan. Persekutuan umum
(general partner) merupakan pemilik (sekutu) yang memiliki tanggung jawab
terbatas dan aktif mengelola perusahaan.
b. Persekutuan terbatas (limited partner) merupakan pemilik yang
menginvestasikan dana atau uang nya ke dalam bisnis tetapi tidak memiliki
tanggung jawab mengelola hutangnya atau kerugiannya dalam investasi.
Tanggung jawabnya terbatas, dalam arti sekutu terbatas tidak bertanggung jawab
atas hutang perusahaan di luar apa yang telah diinvestasikan ke dalam perusahaan
tersebut. Dengan kata lain, tanggung jawabnya hanya sebatas jumlah dana yang
ditanamkan dalam perusahaan.
c. Persekutuan yang terbatas kepemilikannya (master limited
partnership). Bentuk persekutuan ini mirip dengan korporasi yang kegiatannya
juga mirip korporasi, namun pajaknya merupakan pajak partnership dan bertujuan
menghindari tarif pajak korporasi.

1. Keunggulan Persekutuan
Ada beberapa keunggulan bentuk persekutuan atau rekanan, yaitu:
a. Lebih banyak mendapatkan dana karena melibatkan lebih dari satu orang. Mereka
dapat mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya, terutana persekutuan
terbatas. Bentuk usaha ini lebih memudahkan pemilik dan rekan kerjasama
mencari pinjaman modal di bank.
b. Pengelolan bisnis dilakukan secara bersama-sama dengan keahlian dan
pengetahuan yang saling melengkapi dalam mengelola bisnis sehari-hari. Para
anggota sekutu tersebut akan saling bebas mengatur waktunya dalam mengelola
bisnis.
c. Kepemilikan bisnis ini adalah kemampuannya untuk tumbuh lebih besar daripada
perusahaan perseorangan karena ada tambahan talenta dan modal dari rekan
kerjasama.
d. Tidak ada tarif pajak khusus untuk bentuk persekutuan. Tarif pajak yang
diberlakukan adalah pajak perseorangan, yaitu pemiliknya saja.
5
2. Kelemahan Persekutuan
Sementara itu, bentuk kepemilikan bisnis kerjasama ini memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
a. Tidak terbatasnya tanggung jawab yang akan membuat bisnis semakin sulit
dikelola. Satu sekutu juga dilibatkan menanggung kesalahan anggota sekutu
lainnya. Ada kalanya, anggota sekutu menanggung kerugian perusahaan karena
tidak ada pemisahan tanggung jawab.
b. Apabila salah satu pihak yang berkerjasama tersebut meninggal maka
keberlanjutannya sulit dipertahankan.
c. Transfer kepemilikan sulit dilakukan bila tidak ada konsensus dari kedua belah
pihak. Keuntungan sulit dibagi apabila tidak ada sistem pembagian keuntungan
yang jelas.
d. Rekan kerja dapat menjalin komitmen dengan berbagai pihak lain tanpa diketahui
oleh rekan kerja lainnya sehingga mereka menjadi tidak berkonsentrasi dalam
menjalankan bisnisnya. Selain itu, pihak pemberi dana atau kreditur dapat menilai
atau menyatakan bahwa kepemilikan tersebut sama dengan perusahaan
perseorangan yang dianggap sebagai aset personal sehingga masing-masing pihak
harus bertanggung jawab atas hutangnya secara personal.

C. Korporasi
Korporasi merupakan pemisahan entitas bisnis yang dimiliki oleh para pemegang
saham. Korporasi juga merupakan entitas legal berizin negara dengan otoritas untuk
bertindak dan mempunyai kewajiban terpisah dari para pemiliknya. Korporasi sangat
berbeda dari kedua jenis kepemilikan bisnis sebelumnya, yaitu perusahaan perseorangan dan
kerjasana. Istilah korporasi menggambarkan ukuran dan kekuasaan yang besar. Dalam
kenyataannya, korporasi menunjukkan berbagai karakteristik seperti status hukum sebagai
suatu entitas, hak dan kewajiban, serta jangkauan. Sebagai suatu entitas, korporasi dapat
dikelola, dijual, dan dapat membuat dan menjual produk. Tanggung jawab yang dimiliki
adalah sebesar modal yang diinvestasikan ke dalamnya. Dalam pengelolaannya, korporasi
dikendalikan oleh dewan direktur (board of directors) yang dipilih dari para pemegang
saham.
Selanjutnya, ada enam bentuk korporasi, yaitu:
a. Private corporation, yaitu bentuk korporasi dengan saham yang hanya dimiliki
oleh beberapa orang dan tidak dijual secara umum. Pengendalian terhadap
6
pemegang saham dilakukan oleh keluarga, pengelola kelompok, atau karyawan
perusahaan.
b. Public corporation, yaitu korporasi dengan saham yang dapat dimiliki oleh
masyarakat secara umum.
c. S corporation, yaitu korporasi yang diorganisasi dan beroperasi seperti korporasi
tetapi diperlakukan seperti partnership atau rekanan untuk tujuan pembayaran
pajak. Jenis korporasi ini harus memenuhi syarat tertentu.
d. Limited liability corporation, korporasi dengan pemilik yang dikenai pajak
seperti partner tetapi juga dapat menikmati keuntungan dari tanggung jawab
yang terbatas tersebut. Jenis korporasi tersebut sangat berkembang akhir-akhir
ini.
e. Professional corporation, yaitu korporasi yang terdiri dari para profesional
seperri dokter, ahli hukum, akuntan, dan sebagainya. Korporasi ini membatasi
tanggung jawab personal tetapi tidak membatasi tanggung jawab keuangannya.
f. Multinational or transnational corporation, yaitu korporasai di mana sahamnya
di jual ke berbagai negara dan manajer atau pengelola korporasi juga berasal dari
berbagai negara.

1. Keunggulan Korporasi
Ada beberapa keuntungan korporasi, yaitu:
a. Adanya keterbatasan tanggung jawab yang hanya sebesar modal yang ditanamkan
dalam korporasi tersebut. Aset personal para pelaku bisnis dalam korporasi
mendapat perlindungan atau tidak dicampuradukkan dengan aset korporasi.
b. Mudah dalam mendapatkan tambahan modal atau dana. Apabila korporasi
membutuhkan tambahan dana maka saham atau kepemilikan korporasi dapat
dijual kepada para investor. Korporasi juga lebih dipercaya dalam mendapatkan
dana dengan meminjam dari pihak lain.
c. Mempunyai kesempatan untuk meningkatkan jumlah dananya maka korporasi
dapat dikembangkan lebih besar menggunakan peralatan dan fasilitas yang
terbaru. Korporasi juga dapat mendatangkan orang ahli untuk mengelola dan
mengembangkan bisnisnya.
d. Keberlanjutan korporasi dapat terjamin karena dengan menjual sahamnya maka
korporasi akan dapat menyediakan dana yang lebih besar. Kelangsungan hidup

7
korporasi ini disebut tidak terbatas. Apabila salah pemilik saham meninggal dunia
maka keberlanjutan bisnis tetap dapat dipertahankan.
e. Mengalami perubahan kepemilikan dengan cara menjual lembar saham yang
dimilikinya.
f. Pemisahan antara pemilik dan pengelola. Korporasi dapat meningkatkan jumlah
dananya dari para pemilik atau investor tanpa melibatkan pemilik dana tersebut
dalam pengelolaan bisnis. Bentuk kepemilikan bisnis korporasi ini lebih baik
daripada bentuk kepemilikan sebelumnya, baik perusahaan perseorangan maupun
kerja sama.

2. Kelemahan Korporasi
Selain keunggulan, korporasi juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a. Proses legal yang digunakan, peraturan yang sangat ketat, biaya untuk memulai
bisnis awal besar, dan berbagai persyaratan lain yang sangat kompleks.
b. Penghitungan pajak ganda. Pajak pertama merupakan pembayaran pajak yang
diperoleh dari keuntungan perusahaan. Kemudian, para pemegang saham juga
akan membayar pajak atas keuntungan yang telah diterimanya (devidend). Oleh
karena itu, ada dua pajak yang harus dibayarkan, pajak korporasi dan pajak
kepemilikan.
c. Ukuran korporasi yang besar menyebabkan perusahaan tidak fleksibel dalam
menanggapi perubahan pasar yang cepat dan sulit dihentikan.
d. Memungkinkan terjadinya konflik antara pemegang saham dan dewan direktur.
e. Biaya awal mengelola korporasi sangat besar. Keunggulan dan kelemahan
korporasi ini telah mendorong para ahli menyusun berbagai jenis korporasi untuk
mengantisipasi kelemahan dan meningkatkan keuntungan bentuk kepemilikan
bisnis korporasi tersebut.

2.2 Kewirausahaan
A. Pengertian Kewirausahaan

Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti:
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Sedangkan usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.

8
Menurut Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan merupakan hasil dari suatu disiplin,
proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang
di pasar.

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Jadi,
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan kreatif dan inovatf untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya,
tujuan, kiat, proses dan perjuangan untuk menghadapi tantangan. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

B. Karakteristik Kewirausahaan
Banyak wirausahawam yang sukses memiliki serangkaian karakteristik yang
membedakan mereka dari pemilik bisnis kecil lainnya, diantaranya adalah:
a. Penuh percaya diri : memiliki keyakinan penuh, optimis, berkomitmen, disiplin dan
bertanggung jawab.
b. Memiliki inisiatif : penuh energi, cekatan dalam bertindak dan aktif.
c. Memiliki motif berprestasi : berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan : berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh.
e. Berani mengambil resiko dengan penuh pertimbangan dan menyukai tantangan.

C. Manfaat Kewirausahaan
Ada beberapa manfaat kewirausahaan, diantaranya adalah:
a. Memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan lapangan pekerjaan.
b. Meningkatkan produktivitas melalui kemampuan untuk menghasilkan barang atau
jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Menciptakan teknologi, produk dan jasa yang baru dan berbeda.
d. Menumbuhkan semangat berinovasi dalam wirausaha agar unggul dalam dunia
persaingan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada beberapa jenis kepemilikan bisnis. Berdasarkan jenis kepemilikannya, terdapat
tiga jenis bisnis, yaitu perusahaan perseorangan, persekutuan, dan korporasi. Masing-masing
memiliki keunggulan dan kelemahan. Awalnya, perusahaan berdiri dengan bentuk
kepemilikan perusahaan perseorangan, kemudian berkembang menjadi bentuk persekutuan
ataupun korporasi.
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Jadi,
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan kreatif dan inovatf untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya,
tujuan, kiat, proses dan perjuangan untuk menghadapi tantangan. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Iriani, Dorothea Wahyu. 2020. Pengantar Bisnis. Tanggerang Selatan: Penerbit Universitas


Terbuka. 
Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat

11

Anda mungkin juga menyukai