Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH PEMASARAN AGRIBISNIS

“Struktur, Perilaku, dan Penampilan Pasar (S-C-P)”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M.Si

Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P.

DISUSUN OLEH : Kelompok 10


Henry Elkanda Situmeang (D1B018193)
Silviana eli rahmawati (D1B018194)
ghina afifah salma (D1B018148)

KELAS G
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul SCPANALISIS STRUKTUR,
PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR DALAM PEMASARAN AGROPRODUK ini tepat
pada waktunya.Adapuntujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
DrRozainaNingsih,S.P.,M.Si pada PEMASARAN AGRIBISNIS Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang SCP bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rozaina Ningsih S.P.M.Si, selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………….................................................................................... i

DAFTAR ISI ……………………………......................................................…………………. iii

Pendekatan Structure-Conduct-Performance (S-C-P) ……....…… 1

a. Struktur Pasar (Market Structure) ......................................................... 2


b. Perilaku Pasar (Market Conduct) ….............................................................
c. Penampilan Pasar (Market Performance)........................................

Beberapa Pendekatan dalam Analisis S-C-P ……………...............................................

a. Pendekatan Struktur Pasar..................................................


b. Pendekatan Perilaku Pasar ............................................…..
c. Pendekatan Penampilan Pasar…………………….………………………..
PEMBAHASAN

1. Pendekatan Structure-Conduct-Performance (S-C-P)

Menurut kelompok tradisional, perilaku monopoli dapat ditentukan berdasarkan teori


mengenai kekuatan pasar (market power) dari bentuk dasar persaingan sempurna dan
monopoli. Dengan memperhatikan kondisi dasar tersebut, perusahaan (firm) akan
melakukan strategi persaingan baik melalui strategi harga maupun pemasaran. Kondisi dasar
dalam suatu perekonomian akan melandasi terbentuknya persaingan atau menjadi
penyebab terbentuknya struktur pasar dalam suatu industri. Untuk menerangkan kondisi
dasar dalam suatu persaingan, dapat dilihat pada diagram mengenai struktur persaingan
dalam industri seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

 
Struktur Pasar

 Tingkat konsentrasi pembeli


dan penjual

 Tingkat diferensiasi produk

 Hambatan keluar masuk pasar

 Tingkat pengetahuan pasar

 Tingkat integrasi dan

Perilaku Pasar Penampilan Pasar


 
 Aliran produk  Efisiensi harga

 Kelembagaan
 Biaya pemasaran
 Fungsi pertukaran
 Margin dari laba bersih
 Fungsi fisik
 Ke-progresif-an
 Standarisasi

Struktur sebuah pasar akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam pasar tersebut yang
secara bersama-sama menentukan kinerja sistem pasar secara keseluruhan. Kinerja suatu industri
diukur antara lain dari nilai tambah, derajat inovasi, efisiensi dan profitabilitas. Konsep
hubungan struktur perilaku dan kinerja menjelaskan bagaimana perusahaan akan berperilaku
dalam menghadapi struktur pasar tertentu dalam suatu industri. Dari perilaku tersebut, akan
tercipta suatu kinerja tertentu dimana struktur dan perilaku akan mempengaruhi kinerja. Berikut
ini akan diterangkan kondisi dari masing-masing struktur, perilaku, dan kinerjanya.
A. Struktur Pasar

Shy (1995) menerangkan bahwa banyaknya penjual dan pembeli, diferensiasi produk,
hambatan masuk, struktur biaya, integrasi vertikal, dan tingkat konglomerasi menjadi dasar
terbentuknya struktur pasar persaingan dalam industri. Banyaknya penjual dan pembeli
berhubungan dengan posisi tawar di antara penjual, pembeli, atau di antara pembeli dan penjual.
Suatu persaingan juga dapat dilihat berdsarkan indikator diferensiasi produk semakin
terkonsentrasi suatu persaingan produsen, maka tingkat diferensiasi produk semakin rendah.

Pada struktur pasar yang berbeda akan memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri pasar yang
berbeda pula. Pada struktur pasar persaingan sempurna, ciri-ciri yang dimiliki adalah sebagai
berikut: a) ada banyak penjual dan pembeli dalam pasar, b) perusahaan yang ada dalam
pasar tidak dapat menentukan atau merubah harga (price taker), c). setiap perusahaan mudah
untuk keluar dan masuk pasar, d) barang atau produk yang dihasilkan adalah sama (identical)
dan e) pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna tentang pasar (Sukirno, 2005).

Struktur pasar monopoli menurut Sukirno (2005) memiliki ciri-ciri sebaliknya yaitu: a)
hanya ada satu perusahaan dalam pasar, b) produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti
yang mirip (close substitute), c) tidak ada kemungkinan perusahaan lain untuk masuk ke dalam
pasar, d) perusahaan menguasai dan menentukan harga (price setter), dan e) usaha promosi
dengan menggunakan iklan kurang diperlukan. Arti dari “price setter” pada pasar monopoli
adalah, produsen atau pedagang secara leluasa dapat menentukan harga (menaikkan atau
menurunkan harga) barang di pasar.

Sukirno (2005) juga menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan
munculnya perusahaan monopoli, yaitu: 1) perusahaan monopoli memiliki sumber daya yang
unik dan tidak dapat dimiliki oleh perusahaan lain, 2) perusahaan monopoli dapat menikmati
skala ekonomis dalam kegiatan yang dilakukannya, dan 3) pemerintah melalui undang-undang
memberikan hak monopoli kepada perusahaan tertentu.

Selanjutnya Sukirno (2005) menyebutkan ciri-ciri pasar oligopoli sebagai berikut: a)


hanya ada beberapa perusahaan (minimal dua) di dalam pasar, b) barang-barang yang
diproduksi bisa barang standar atau berbeda corak, c) kekuatan menentukan harga
adakalanya lemah dan adakalanya sangat kuat, hal ini tergantung dari ada tidaknya kolusi
diantara mereka, dan d) pada umumnya perusahaan yang bergerak pada pasar oligopoli perlu
melakukan promosi iklan.

Pasar persaingan monopolistik mempunyai ciri gabungan antara antara pasar


persaingan sempurna dan monopoli. Pasar ini mempunyai karakteristik hamper sama dengan
pasar persaingan sempurna tetapi karena mampu melakukan deferensiasi produk maka
perusahaan mampu untuk menjadi price maker. Teori persaingan monopolistik menerangkan
secara lebih realistis struktur pasar aktual yang dihadapi oleh banyak perusahaan. Pada pasar
monopsoni terjadi sebaliknya, yaitu hanya terdapat satu pembeli dengan banyak penjual,
kompetitif atau “competitive sellers” (Henderson dan Quandt, 1980 dalam Priyanto, 2005).
Sedangkan bila ada dua pembeli disebut duopsoni, bila ada beberapa pembeli (lebih dari dua)
disebut dengan istilah oligopsoni.

B. Perilaku (Conduct)

Perilaku diartikan upaya untuk memperoleh pasar. Perilaku merupakan pola tanggapan dan
penyesuaian berbagai perusahaan untuk mencapai tujuan dan menghadapi persaingan. Perilaku
dapat terlihat dari bagaimana perusahaan menentukan harga jual, promosi produk, pengiklanan,
koordinasi dalam pasar dan pengembangan. Menghadapi kondisi persaingan, produsen akan
menggunakan sejumlah kekuatan sumber daya ekonomi untuk mempertahankan atau
memperluas kapasitas persaingannya dalam suatu industri. Shy (1995) menerangkan pada
struktur pasar yang semakin terkonsentrasi para produsen akan bertindak sama yaitu bermain
melalui strategi harga, strategi produk, riset dan inovasi, dan periklanan. Struktur biaya yang
digambarkan pada struktur pasar akan berdampak pada perilaku penetapan harga. Strategi atas
perilaku harga tidak sepenuhnya dapat dijadikan gambaran tindakan persaingan karena pihak
produsen akan mempergunakan pula alternatif lain berupa strategi produk, yaitu kemungkinan
terdapat perluasan konsep produk. Dalam hal ini, diperlukan upaya pengembangan yang
ditunjukkan dengan adanya upaya riset dan inovasi. Pada struktur pasar yang semakin
terkonsentrasi, riset dan inovasi jarang dimanfaatkan karena strategi perusahaan lebih
terkonsentrasi pada harga dan biaya. Indikator lain yang dapat digunakan adalah iklan yang
umumnya dimanfaatkan sebagai sarana atau alat untuk bersaing terutama dalam
memperkenalkan atau menancapkan image produk.

C. Penampilan Pasar (Market Performance)

Menurut Marion dan Handy (1973) dalam Tibayan (1983), penampilan pasar merupakan
suatu kriteria untuk mengetahui seberapa jauh proses pemasaran berjalan dan sejauh mana tujuan
pemasarannya tercapai dengan baik. Untuk mengetahui penampilan pasar ada beberapa kriteria
yang digunakan, antara lain : 1) efisiensi ekonomi yang dihitung dari biaya dan marjin
pemasaran, 2). besarnya keuntungan yang diperoleh 3). menghitung tingkat pengembalian modal
pada berbagai tingkat lembaga pemasaran, 4). penetapan efisiensi harga dengan menggunakan
data time series.

Menurut Bain (1959) dalam Harriss (1993), penampilan pasar menyajikan hasil ekonomi
dari struktur dan perilaku, khususnya dalam hubungan antara distribusi marjin dan biaya
produksi dari pelayanan pemasaran. Data harga dalam bentuk time series, digunakan untuk
menyatakan derajat kompetisi di dalam sistem pemasaran, melalui:

1. Korelasi harga antar pasar yang menandai adanya tingkat integrasi pasar.
2. Hubungan antara biaya pengangkutan dan perbedaan harga antar pasar.

3. Hubungan antara fluktuasi harga musiman dan biaya penyimpanan yang


menandai adanya persaingan pasar dalam sepanjang waktu.

Menurut Anindita (2003), penampilan atau kinerja pasar adalah penilaian terhadap
sumberdaya ekonomi yaitu sampai seberapa jauh tindakan atau tingkah laku industri di pasar
memberikan sumbangan terbaik yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan sosial ekonomi
masyarakat yang relevan. Untuk mengetahui penampilan pasar dapat diperhatikan beberapa hal
antara lain:

1. Harga relatif terhadap biaya rata-rata produksi atau tingkat keuntungan.


2. Ukuran biaya promosi penjualan relatif terhadap biaya produksi.
3. Karakteristik produk, meliputi pilihan desain, kualitas, dan ragam produk
dalam berbagai pasar.
4. Tingkat kemajuan perusahaan dan industri, baik pengembangan produk
maupun teknik produksi.
5. Ukuran margin pemasaran relatif terhadap biaya produksi.
6. Ukuran tingkat penjualan relatif terhadap sumberdaya pemasaran.

2. Beberapa Pendekatan dalam Analisis S-C-P

2.1 Beberapa Pendekatan dalam Analisis Struktur Pasa

A. Pangsa Pasar (Market Share) dan CR4

Untuk mengukur atau menentukan struktur pasar, pertama kali adalah mengumpulkan
data tentang konsentrasi pasar atau market share (dalam persen) Pangsa pasar (market share)
adalah persentase dari total penjualan pada suatu target pasar yang diperoleh dari suatu
perusahaan (potensi pasar dibagi jumlah penjualan). Untuk mengetahui market share dari
lembaga pemasaran pada suatu wilayah pasar, dapat dilihat pada tabel berikut:

Lembaga
Kapasitas Produksi yang Dapat Market Share
Pemasara Kensentrasi ratio
Diserap pada Suatu Wilayah pasar (persen)
n

1 A a/x (a/x)x100

2 B b/x (b/x)x100

3 C c/x (c/x)x100

4 D d/x (d/x)x100

.... .... .../x (.../x)x100


n N n/x (n/x)x100

Total a+b+c+d+…+m=x 1 100

Kriteria Pangsa Pasar:

1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.

2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80-100% dari pangsa pasar dan tanpa pesaing yang
kuat.

CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four) adalah alat analisis untuk mengetahui
derajat konsentrasi empat pembeli terbesar dari suatu wilayah pasar, sehingga bisa diketahui
secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi tawar- menawar petani (penjual) terhadap
pedagang (pembeli), dengan rumus:

CR4 = Jumlah konsentrasi dari 4 (empat) perusahan yang mempunyai


konsentrasi ratio terbesar

Kriterianya :

1. CR4 < 0,4 maka struktur pasar bersifat persaingan sempurna (kompetitif) atau
persaingan monopolistik (persaingan monopolistik perlu dilihat apakah ada diferensiasi
produk atau tidak)

2. 0,4 < CR4 < 0,8 maka struktur pasar bersifat oligopoli/oligosopni (seringkali bila nilai
CR4 diantara diatas 60-80% disebut oligopoli ketat dan nilai nilai CR4 diantara diatas 40-
60% disebut oligopoli longgar, walaupun makna ini seringkali tidak jelas karena untuk
mengukur kekuatan oligopoli/monopoli dapat diuji melalui kekuatan market power
tetapi dibahas di tingkat lanjut.

3. CR4 > 0,8 maka struktur pasar cenderung monopoli/monopsoni.

Catatan: jika CR4 < 0,4 maka struktur pasar bisa bersifat persaingan sempurna juga bisa
termasuk monopolistik, yang menentukan adalah tingkat diferensiasi produk.

B. Indeks Hirschman Herfindahl

Alat analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu
wilayah pasar, sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi
tawar-menawar petani (penjual) terhadap pedagang (pembeli). Rumus dari Indeks Herfindahl
adalah sebagai berikut:

IHH = (S1)2 + (S2)2 + …. + (Sn)2

Dimana :

IHH : Indeks Hirschman Herfindahl

N : Jumlah pedagang yang ada pada suatu wilayah pasar produk

Si : Pangsa pembelian komoditi dari pedagang ke-i (i = 1,2,3,…,n)

Kriterianya : IH = 1, maka pasar mengarah pada monosopoli/monosopni IH = 0, maka pasar


mengarah pada persaingan sempurna 0 < IH < 1, maka pasar mengarah pada oligopoli/oligosopni

C. Indeks Rosenbluth (R)

Indeks Rosenbluth adalah alat analisis untuk mengetahui tingkat konsentrasi lembaga
pemasaran yang terlibat dalam pemasaran suatu komoditi pada suatu wilayah pasar.
Penghitungan Indeks Rosenbluth didasarkan pada peringkat perusahaan dari segi pangsa pasar
(market share)–nya, dengan rumus sebagai berikut:

R= 1

n (2 å i.Si) -1

i =1
Dimana:

R = Indeks Rosenbluth

Si = Pangsa pasar (market share) perusahaan ke-i (1 = 1,2,...n)

Nilai indeks Rosenbluth berkisar antara 1/n < R < 1. Jika nilai yang diperoleh mendekati
batas minimum maka struktur pasar yang terbentuk cenderung pasar persaingan sempurna,
sedangkan apabila mendekati batas maksimum maka struktur pasar yang terbentuk cenderung
pasar persaingan oligopoli.

D. Tingkat Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk dapat menjadi halangan bagi pengusaha lain untuk memasuki pasar.
Persaingan akan berjalan sempurna apabila pembeli dapat membandingkan barang yang satu
dengan barang yang lain. Analisis diferensiasi produk dapat diketahui dengan melihat apakah
produknya sama atau sedikit berbeda tetapi dijual dengan merek yang berbeda.

E. Hambatan Masuk Pasar

Segala sesuatu yang merintangi pesaing-pesaing baru untuk masuk pasar akan
memperbesar kekuatan perusahaan-perusahaan yang telah ada. Jika rintangan itu tidak
ada, maka pesaing baru akan bebas masuk pasar, sehingga monopsoni murni hanya memiliki
kekuatan yang kecil. Hambatan masuk pasar dapat berupa biaya produksi yang tinggi, tingkat
tehnologi ataupun peraturan- peraturan yang diberlakukan sehingga pemain baru menjadi sulit
untuk menjadi penjual/pembeli.

Bentuk persaingan berdasarkan hambatan untuk masuk pasar dibagi dalam beberapa
kategori, antara lain:

1. Persaingan sempurna, terjadi jika pesaing mudah untuk masuk pasar atau bebas
untuk masuk pasar.

2. Oligopsoni/oligopoli, terjadi jika pesaing/pendatang baru sulit untuk masuk


pasar.

3. Monopsoni/monopoli, terjadi jika pesaing/pendatang baru tertutup untuk masuk


pasar.

F. Tingkat Pengetahuan Pasar

Sistem pemasaran yang efisien mengharuskan para pelaku pasar, baik petani produsen
maupun lembaga pemasaran, mampu menguasai informasi pasar, sehingga mereka tahu kapan
dan dimana memasuki pasar yang tepat, terutama untuk pasar yang bersaing sempurna. Tingkat
pengetahuan pasar seringkali diperhatikan melalui informasi harga, tehnologi dll. Jika anda
sebagai pelaku pasar dan anda mudah memperoleh informasi tentang harga maka seringkali
usaha anda mempunyai keuntungan relatif kecil. Tetapi dalam suatu pasar, jika hanya anda
yang mampu memperoleh informasi sedangkan yang lain tidak dan kemudian informsi tersebut
dapat anda manfaatkan maka anda dapat menjadi kaya.

2.2 Pendekatan dalam Analisis Perilaku Pasar

Analisis perilaku pasar merupakan implikasi umum (perilaku berdasarkan teori),


oleh sebab itu untuk membuktikan karakteristik pasar terkait dengan perilaku pasar, perlu adanya
data-data primer akurat dan terkait dengan perilaku tsb. Pembahasan dalam penelitian yang
sederhana dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif berkenaan dengan pasar yang menjadi
objek penelitian ini (dalam hal ini penajaman akan difokuskan pada bentuk-bentuk kolusi
yang terjadi pada pemasaran wortel di STA Mantung). Ditingkat ilmu lanjut, perilaku pasar
seringkali diukur dengan besarnya market power.
Perilaku pasar menurut Bain (1959) dalam Clodius dan Muller (1967) mengacu
pada pola dari tingkah laku perusahaan yang menunjukkan cara beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan pasar dimana mereka bertindak sebagai penjual atau pembeli. Perilaku pasar dapat
dilihat dari praktek penentuan harga, aliran produk dan kelembagaan dari masing-masing
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran wortel.

Di lain pihak, perilaku pasar dapat dilihat juga dari: 1. Ada tidaknya praktek-praktek
kolusi dalam hal menentukan harga. 2. Perilaku strategis yang dilakukan oleh produsen dalam
menghadapi kompetitor yang ada ataupun kompetitor yang baru muncul di pasar. 3. Ada
tidaknya peranan advertensi dan lembaga-lembaga riset dan pengembangan.

2.3 Beberapa Pendekatan dalam Analisis Penampilan Pasar

Analisis penampilan pasar dalam hal ini dilakukan dengan beberapa pendekatan, yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penampilan pasar dari sistem pemasaran. Penampilan
pasar adalah melihat akibat dari tingkah laku pasar (market conduct), misalnya ada perusahaan
yang mempunyai keuntungan besar akibat dari perilakunya yang kolusif di pasar oligopoli. Di
bidang pertanian, ukuran marjin, share harga dapat pula digunakan untuk melihat penampilan
pasar. Apabila anda melakukan penelitian dengan pendekatan SCP yang perlu dilakukan adalah
menarik benang merah dari S ke C terus ke P atau bagaimana anda memahami dan membahas
struktur pasar dapat mempengaruhi perilaku pasar kemudian mempengaruhi penampilan pasar.
Apabila anda tidak mampu mengkaitkan maka penelitian SCP tidak dapat melihat sebab- akibat
mengapa sistim pemasarn itu tidak fair atau tidak efisien.

KESIMPULAN

Struktur, Perilaku, dan Penampilan Pasar (S-C-P) adalah pendekatan organisasi pasar
atau industri, yang mencakup atau mengombinasikan semua aspek dari sistem pemasaran. Ada
lima pendekatan dalam sistem pemasaran yaitu pendekatan fungsi (Functional approach),
kelembagaan (institutional approach), pendekatan komoditas (commodity approach),
pendekatan sistem (system approach) dan pendekatan permintaan-pernawaran (supply-demand
approach).

Dalam teori organisasi industri, terdapat konsep SCP (Structure, Conduct, and
performance) merupakan teori yang digunakan untuk melihat kondisi struktur pasar dan
persaingan yang terjadi pada pasar. Teori ini menjelaskan bahwa kinerja suatu industri sangat
dipengaruhi oleh struktur pasar. Struktur pasar akan mempengaruhi prilaku dan strategi
perusahaan dalam suatu industri dan perilaku akan mempengaruhi kinerja

Anda mungkin juga menyukai