besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Ekonomi Sumberdaya Pertanian yaitu Bapak
Zainul Adhar. SP., M.Si yang sudah memberikan kepercayaan kepada penulis
Penulispun menyadari bahwa didalam makalah ini diambil dari beberapa sumber
yang tertera pada daftar pustaka. Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran demi perbaikan makalah yang akan penulis buat dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
khususnya bagi para pembaca. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis Usaha Tani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
tenaga kerja, modal dan manajemen (Shinta, 2011). Dari beberapa definisi
yang dikemukakan, maka dapat dikatakan bahwa analisa usaha tani menjadi
penting untuk mengukur efisiensi sumber daya yang digunakan. Menurut
Shinta (2011), produktivitas usaha tani semakin tinggi bila petani atau
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu
usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan,
produsen mengalokasikan Faktor produksi berdasarkan prinsip efisiensi
teknis dan efisiensi harga. Faktor produksi dalam usaha tani memiliki
kemampuan terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan, tetapi dapat
ditingkatkan nilai produktivitasnya melalui pengelolaan yang tepat, misalnya
faktor produksi lahan. Faktor produksi terdiri dari :
1. Tanah/lahan/alam. Tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman,
tempat tanaman mengambil zat-zat hara dan tanah juga ada yang subur
dan kurang subur. Sementara berdasarkan statusnya ada lahan milik
sendiri, sewa atau garapan.
2. Tenaga kerja, adalah energi yang dicurahkan dalam suatu proses
kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja manusia (baik
laki-laki, perempuan atau pun anak-anak) bisa berasal dari keluarga
ataupun luar keluarga (Shinta, 2011). Ukuran tenaga kerja biasa
diistilakan HOK (Hari Orang Kerja)
3. Modal, dapat berupa uang, tanah , bangunan, tabungan, saprodi ,
peralatan pertanian dan sabagainya.
4. Manajemen, yaitu kemampuan mengelolah tiga faktor produksi
sehingga menghasilkan produksi yang maksimal.
BAB II
KERANGKA TEORI
A.Tinjauan Pustaka
Konsepi Usaha Tani
Usaha tani adalah Sebagian dari kegiatan di permukaan bumi dimana seorang
petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam atau memelihara
ternak. Petani yang berusaha tani sebagai suatu cara hidup, melakukan pertanian
karena dia seorang petani. Apa yang dilakukan petani ini hanya sekedar
memenuhi memenuhi kebutuhan, dalam arti petani meluangkan waktu, uang serta
dalam mengombinasikan masukan untuk menciptakan keluaran adalah usaha tani
yang dipandang sebagai suatu jenis perusahaan (Soekartawi,2002).
Usahatani adalah kesatuan manajemen yang bertujuan untuk memproduksi
tenaga kerja, modal dan manajemen yang bertujuan untuk memproduksi
komoditas pertanian. Usaha tani sendiri pasa dasarnya merupakan bentuk
interaksi antara manusia dan alam sekitarnya (Hermanto,2006).
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat sitempat
itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tumbuhan, tanah, air,
perlakuan-perlakuan atas tanah, bangunan-bangunan dan sebaginya. Usaha tani
adalah usaha yang kompleks dan yang termasuk dalam usaha tani adalah bercocok
tanam dan memelihara ternak (Mubyarto,2005).
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengordinasikan factor-faktor produksi sefektif dan
seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani
yang telah besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara
petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut pengertian yang
dimilikinya tentang kesejahteraan. Jadi usahatani mempelajari cara-cara petani
menyelanggarakan pertanian (Tohar,2009).
Ilmu usatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempeljari bagaimana
seseorang mengelokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisen untuk
tujuan memperoleh keuntungannya yang tinggi pada waktu tertentu. Efektif bila
prtani atau produsen dapat mengalokasikan simber daya yang mereka miliki (yang
dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakn efisien bila pemanfaatan sumber daya
tersebut menghasilkan keluaran “output” yang melebihi masukan “input”
(Soekartawi, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN