Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI KELAPA DI DESA PANDE

KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

TUGAS
PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Fikri Aliamanputra


E 321 18 073

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................ 5
2.2 Landasan Teori........................................................................................ 6
2.2.1 Kelapa..............................................................................................6
2.2.2 Konsep Usahatani ...........................................................................7
1. Biaya Usahatani...........................................................................8
2. Penerimaan Usahatani..................................................................10
2.2.3 Pendapatan atau Keuntungan...........................................................11
2.3 Kerangka Pemikiran................................................................................ 14

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tipe dan Dasar Penelitian....................................................................... 15
3.1.1 Tipe Penelitian.................................................................................15
3.1.2 Dasar Penelitian...............................................................................15
3.2 Lokasi Penelitian.................................................................................... 15
3.3 Waktu dan Jadwal Penelitian................................................................. 16
3.4 Jenis Data............................................................................................... 16
3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data........................................ 16
3.5.1 Sumber Data....................................................................................16
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data..............................................................17
3.6 Informan Penelitian................................................................................ 18
3.7 Instrumen Penelitian............................................................................... 18
3.8 Teknik Analisis Data.............................................................................. 19
3.9 Analisis UsahaTani................................................................................. 21
3.9.1 Biaya Produksi Kelapa.....................................................................21
3.9.2 Penerimaan Usahatani Kelapa..........................................................22
3.9.3 Pendapatan atau Keuntungan Usahatani Kelapa .............................22
3.9.4 Analisis Kelayakan Usaha (R/C-Ratio)............................................23
3.9.5 Analisis Titik Pulang Pokok (BEP)..................................................24
3.12 Definisi Operasional............................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan

berkelanjutan dengan tujuan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal

mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai

kesejahteraan, peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani. Untuk itu, pemerintah bersama masyarakat harus berperan aktif

dalam memajukan usahatani dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan

seluruh rakyat Indonesia (Gaja, 2016). Indonesia mempunyai sumber daya alam

hayati yang sangat luas, yang jika dikelola dengan baik akan mendatangkan

kemakmuran kepada masyarakatnya. Salah satu jenis sumber daya alam tersebut ialah

tanaman perkebunan. Sebab kontribusi di sektor ini cukup besar, untuk memenuhi

kebutuhan dalam negri maupun untuk keperluan ekspor dalam upaya menambali

devisa Negara.

Sektor pertanian sebagai pendukung perekonomian nasional Indonesia melalui

sub sektor tanaman pangan dan hortikultural, perkebunan, peternakan, sperikanan.

Oleh karena itu, sektor pertanian perlu didukung dalam perkembangannya, agar

sektor ini mempunyai peluang yang lebih besar. Sesuai dengan iklimnya yang tropis

Indonesia mempunyai potensi untuk memanfaatkan peluang usaha dibidang

holtikultura, dan juga masih tersedianya lahan yang luas yang dapat dimanfaatkan.

1
Pada sektor pertanian, holtikultura menempati posisi yang penting sebagai produk

yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai komersial yang tinggi

dan mempunyai peran strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

sektor ekonomi yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf

hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor

pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor

dan lain sebagainya. Untuk memperoleh tingkat produksi optimal agar tercapai

tingkat penerimaan yang optimal, produsen haruslah memperhitungkan jumlah

produksi, di mana pada jumlah tersebut diharapkan penggunaan yang berlebihan akan

menurunkan hasil sehingga optimalisasi penerimaan tidak tercapai. Tingkat

optimalisasi penerimaan akan tercapai bila 3 penggunaan faktor-faktor produksi telah

efisien dan harga yang berlaku dapat menjamin keadaan tersebut, sehingga produksi

yang diperoleh mencerminkan tingkat efisien dan keadaan usahatani tersebut. Dalam

kegiatan produksi tidak hanya memperhitungkan jumlah produksi fisik saja, tetapi

juga memperhitungkan faktor-faktor produksi yang digunakan sehingga tercapai

produksi yang optimal. Tingkat produksi optimal diperoleh pada saat keuntungan

maksimal, yang terdapat pada tingkat produksi yang memberikan selisih besar antara

penerimaan dengan biaya produksi. Tujuan berusahatani adalah mendapatkan

keuntungan yang sebesar- besarnya dan pemilihan penggunaan faktor produksi.

Keuntungan dapat ditingkatkan dengan cara meminimumkan biaya dengan

2
mempertahankan tingkat penerimaan yang di peroleh dan meningkatkan total

penerimaan dengan mempertahankan total biaya tetap.

Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong kedalam Negara agraris.

Karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian, sehingga sektor pertanian harus mendapat perhatian yang besar dari

pemerintah. Kegiatan dibidang pertanian, mulai dari budidaya tanaman pangan,

peternakan, perikanan, kehutanan, dan perkebunan. Salah satu tanaman perkebunan

yang berkembang adalah kelapa (Agrigsamudra, 2015). Kelapa merupakan pohon

yang serbaguna dan mempunyai nilai ekonomis sebagian sumber pendapatan. Kelapa

juga memiliki peran strategis bagi perekonomian marjinal karena disamping dapat

dikonsumsi langsung juga dapat dijadikan bahan baku industri, yang penting bagi

Indonesia disamping kakao, kopi, lada dan vanili (Alamsyah dalam Moh Fajrin,

2016). Tanaman kelapa telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak abad ke-19,

hasil dari kelapa mulai di perdagangkan dari Asia ke Eropa. Karena perdagangan

kelapa terus meningkat, maka para penanam modal asing di Indonesia, terutama

Belanda, mulai tertarik untuk membuat perkebunan kelapa sendiri. Disamping itu,

kebun-kebun kelapa milik rakyat ternyata sudah lama di usahakan sejak tahun 1880.

Kelapa yang menghasilkan kopra dan hasilnya dibagi dengan pekerja. Hal ini

membuat para petani dapat mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari.

Berdasarkan uraian latar belakang penulis tertarik melakukan penelitian di Desa

Pande, sehingga penulis mengangkat judul tentang penelitian ini yaitu “analisis

3
pendapatan usaha tani kelapa di desa pande kabupaten parigi moutong provinsi

sulawesi tengah’’.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah penelitian adalah berapa besar pendapatan yang diperoleh pada Usahatani

Kelapa di Desa Pande?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh pada

Usahatani di Desa Pande.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat

memberi kepada:

1. Pemerintah, khususnya kepada pemerintah daerah terutama instansi di bidang

pertanian Desa Pande Kabupaten Parigi Moutong dalam mengambil kebijakan

dalam usaha tani, khususnya petani kelapa.

2. Petani kelapa, sebagai sumbangan pemikiran bagi para petani dalam

menunjang peningkatan produksi kelapa, terutama penggunaan faktor- faktor

produksi yang efektif dan efisien.

3. Peneliti, sebagai bahan dalam menambah wawasan tentang kegiatan

perekonomian masyarakat khususnya tentang budidaya kelapa serta sebagai

bahan perbandingan dan bahan referensi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan

penelitian mengenai: “Analisis Pendapatan Usaha Tani Kelapa Di Desa Pande

Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah”.

Penelitian oleh Nekee, dkk (2015) dengan judul “Analisis Pendapatan Dan

Nilai Tambah Kelapa Menjadi Kopra Di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara

Kabupaten Banggai Kepulauan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan

rata-rata yang diperoleh petani kelapa dari hasil penjualan kopra sebesar Rp

4.535.757 dan Nilai tambah yang diperoleh usahatani kelapa di Desa Bolubung

adalah sebesar Rp 955 per kilogram dengan nilai output yaitu sebesar Rp 1.260 dan

nilai input Rp 305.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajrin dan Muis (2016) dengan judul “Analisis

Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kelapa Dalam Di Desa Tindaki Kecamatan

Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong”. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara

simultan (bersama-sama) faktor Jumlah tanaman (X1), pupuk garam (X2) dan tenaga

kerja (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa, dengan nilai F-hitung > F-

tabel (60,758 ≥ 2,911) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil pengujian t-test

menunjukan bahwa secara parsial Jumlah tanaman berpengaruh sangat nyata dengan

t-hitung > t-tabel (9,722≥2,039), pupuk garam berpengaruh sangat nyata dengan t-

5
hitung > t-tabel (7,178 ≥ 2,039) pada tingkat kepercayaan 95%. dan tenaga kerja

berpengaruh nyata dengan t-hitung > t-tabel (1,914) > t-tabel (1,696) pada tingkat

kepercayaan 90%.Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan

petani kelapa dalam setiap kali musim panen sebesar Rp.1.703.957/107 pohon./ 1,18

ha.

Masse dan Afandi (2017) meneliti dengan judul “Analisis Pendapatan Dan

Kelayakan Usahatani Kelapa Dalam Di Desa Kasoloang Kecamatan Bambaira

Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat”. Hasil penelitian menunjukkan

jumlah Pendpatan yang diperoleh petani Kelapa Dalam sebesar Rp 6.586.731/ ha

/produksi. Hasil analisis kelayakan usahatani diperoleh Revenue of Cost ratio sebesar

2 artinya usahatani Kelapa Dalam layak untuk diusahakan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kelapa

Menurut Sutardi, Santoso dan Anggia (2008:3), tanaman kelapa (Cocos nucifera

L.) merupakan tanaman serbaguna yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Seluruh

bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun dan buah dapat dimanfaatkan untuk

pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga disebut sebagai pohon kehidupan (tree for

life). Menurut Soekardi (2012:2), “Kelapa (nyiur) atau Cocos nucifera, adalah

tumbuhan palma pantai yang pohonnya tinggi, tanaman yang berusia cukup tua, yang

banyak tersebar di seluruh daerah tropika, dan pada permulaan tarikh Masehi sudah

dikenal dan dimanfaatkan orang dalam kehidupan sehari-hari…” Dari teori diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa buah kelapa merupakan sumber kehidupan yang

6
dapat dipergunakan untuk keperluan tata boga, industri dan produk obat - obatan.

Tanaman kelapa merupakan tumbuhan efisien yang sangat bermanfaat bagi

memenuhi kebutuhan manusia sehari – hari, karena seluruh bagian pohon kelapa

dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia.

2.2.2 Konsep Usahatani

Usahatani merupakan seluruh proses pengorganisasian faktor-faktor produksi

yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan

atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan

keluarga ataupun orang lain di samping bermotif mencari keuntungan. Pada

umumnya ciri-ciri usahatani di Indonesia adalah berlahan sempit, modal relatif kecil,

pengetahuan petani terbatas, kurang dinamik sehingga berakibat pada rendahnya

pendapatan usahatani (Rahardjo, P. 2001). Keterbatasan modal seringkali menjadi

penyebab petani tidak mampu membeli teknologi. Sehingga kegiatan usahatani

biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang dimiliki petani. Tujuan

setiap petani dalam melaksanakan usahataninya berbeda-beda. Apabila dorongannya

untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik melalui atau tanpa peredaran uang, maka

usahatani yang demikian disebut usahatani pencukup kebutuhan keluarga

(Subsistence Farm). Sedangkan bila motivasi yang mendorongnya untuk mencari

keuntungan maka disebut usahatani komersial. Faktor-faktor yang mempengaruhi

usahatani terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain

teknologi, penggunaan input, dan teknik bercocok tanam. Sedangkan faktor eksternal

terdiri dari iklim, cuaca, hama dan penyakit (Rahardjo, P. 2001).

7
1. Biaya Usahatani

Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang

diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk dalam suatu periode produksi.

Nilai biaya dinyatakan dengan uang, yang termasuk dengan biaya adalah :

 Sarana produksi yang habis terpakai, seperti bibit, pupuk, pestisida, bahan

bakar, bunga modal, dalam penanaman lain.

 Lahan seperti sewa lahan baik berupa uang atau pajak, iuran pengairan,

taksiran penggunaan biaya jika yang digunakan ialah tanah milik sendiri.

Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan

perkakas, yang berupa penyusutan.

 Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga

kerjatetap atau tenaga bergaji tetap .

 Biaya - biaya tak terduga lainnya (Hutabarat. B, 1995).

Menurut Supardi (2000) biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan

oleh produsen atau pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi. Biaya

diklasifikasikan menjadi biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable

Cost). Klasifikasi biaya dalam perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu biaya

tetap dan biaya variabel yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang secara tetap dibayar atau dikeluarkan oleh

produsen atau pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat output.

8
Yang termasuk kategori biaya tetap adalah sewa tanah bagi produsen yang

tidak memiliki tanah sendiri, sewa gudang, sewa gedung, biaya penyusutan

alat, sewa kantor, gaji pegawai atau karyawan (Supardi, 2000).

2) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha sebagai

akibat penggunaan faktor produksi yang bersifat variabel, sehingga biaya ini

besarnya berubah-ubah dengan berubahnya jumlah barang yang dihasilkan

dalam jangka pendek. Biaya variabel adalah biaya tenaga kerja, biaya

saprodi.

3) Biaya Total

Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya

variabel (Gasperz, 1999) dapat ditulis sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC = Biaya Total

TFC = Total Biaya Tetap

TVC = Total Biaya Variabel

Biaya jangka pendek (Short Run Cost) berkaitan dengan penggunaan biaya

itu dalam waktu dan atau situasi yang tidak lama, jumlah masukan (faktor

produksi) tidak sama, dapat berubah-ubah. Namun demikian biaya produksi

9
jangka pendek masih dapat dibedakan adanya biaya variabel dan biaya tetap,

sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi adalah biaya

variabel (Lipsey, et al, 1990).

2. Penerimaan Usahatani

Penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi.

Total pendapatan bersih diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total

biaya dalam suatu produksi. Soekartawi (2002), menyatakan bahwa keuntungan

adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya. Biaya ini dalam banyak

kenyataan, dapat diklasifiksikan menjadi dua yaitu biaya tetap (seperti sewa

tanah, pembelian alat pertanian) dan biaya tidak tetap (seperti biaya yang

dikeluarkan untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, pembayaran tenaga kerja.

Secara metematis dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Q x P

Keterangan :

TR = Penerimaan Total

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

P = Harga Produk

Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga

per unit produksi yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima

produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan

harganya rendah maka penerimaan total yang diterima produsen semakin kecil

(Soejarmanto dan Riswan, 1994). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara

10
produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua

pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani

adalah selisih antara pengeluaran dan penerimaan dalam usahatani. Pendapatan

sangat dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang dijual oleh petani sendiri

sehingga semakin banyak jumlah produksi maka semakin tinggi pendapatan yang

diperoleh (Soekartawi, 2002). Pendapatan dari usahatani adalah total penerimaan

dari nilai penjualan hasil ditambah dari nilai hasil yang dipergunakan sendiri,

dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk

input (benih, pupuk, pestisida dan alat-alat) pengeluaran untuk upah tenaga kerja

dari luar keluarga.

2.2.3 Pendapatan atau Keuntungan

Menurut Kotler (1997), pendapatan usahatani merupakan selisih biaya yang

dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Besarnya pendapatan yang diterima

merupakan balas jasa untuk tenaga kerja, modal kerja keluarga yang dipakai dan

pengelolaan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Bentuk dan jumlah

pendapatan memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk memenuhi keperluan sehari-hari

dan memberikan kepuasan petani agar dapat melanjutkan kegiatannya. Menurut

Lipsey, et al, (1990) keuntungan adalah penerimaan total dikurangi biaya total. Jadi

keuntungan ditentukan oleh dua hal, yaitu penerimaan dan biaya. Jika perubahan

penerimaan lebih besar dari pada perubahan biaya dari setiap output, maka

keuntungan yang diterima akan meningkat. Jika perubahan penerimaan lebih kecil

dari pada perubahan biaya, maka keuntungan yang diterima akan menurun.

11
Keuntungan akan maksimal jika perubahan penerimaan sama dengan perubahan

biaya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

π = TR – TC atau π = Q x P – (TFC + TVC)

Keterangan :

π = Keuntungan

TR = Penerimaan Total

TC = Biaya Total

Q = Jumlah Produksi

P = Harga Produk

TFC = Total Biaya Tetap

TVC = Total Biaya Variabel

Keuntungan atau laba menunjukkan nilai tambah (hasil) yang diperoleh dari

modal yang dijalankan. Setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan tentu berdasar

modal yang dijalankan. Dengan modal itulah keuntungan atau laba diperoleh. Hal

inilah yang menjadi tujuan utama dari setiap perusahaan (Muhammad, 1995).

(Rahardjo, P, 2001) juga menyebutkan bahwa analisis pendapatan usahatani

mempunyai kegunaan bagi pemilik faktor produksi dimana ada dua tujuan utama dari

analisis pendapatan, yaitu (1) menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan

usahatani, dan (2) menggambarkan keadaan yang akan datang dari suatu kegiatan

usahatani. Analisis pendapatan usahatani sendiri sangat bermanfaat bagi petani untuk

mengukur tingkat keberhasilan dari usahataninya. Usahatani dikatakan sukses apabila

pendapatan yang diperoleh memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

12
a) Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya

angkutan dan biaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian

tersebut.

b) Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan (termasuk

pembayaran sewa tanah atau pembayaran dana depresi modal).

c) Cukup untuk membayar tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah

lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah.

Menurut Ananta, (1999) struktur pendapatan akan mempengaruhi permintaan

terhadap barang dan jasa yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi sumberdaya manusia juga melihat struktur pendapatan, sebagai akibat balas

jasa yang diterima oleh pekerja. Adapun ukuran pendapatan tenaga kerja antara lain :

1. Pendapatan kerja petani adalah pendapatan yang diperhitungkan dari penerimaan

dan penjualan hasil. Penerimaan yang diperhitungkan dari yang digunakan untuk

keluarga ditambah dengan kenaikan nilai inventaris dikurangi pengeluaran yang

diperhitungkan.

1. Pendapatan tenaga kerja petani dari pengahasilan yang diperoleh kerja petani

ditambah penerimaan yang diperhitungkan untuk keluarga.

2. Pendapatan tenaga kerja keluarga diperoleh dari penghasilan kerja petani

ditambah dengan nilai tenaga kerja keluarga.

3. Pendapatan keluarga diperoleh dari pendapatan keluaga berbagai sumber.

13
2.3 Kerangka Pemikiran

Masyarakat yang makmur merupakan tujuan akhir dari setiap program

pemerintah. Oleh karena itu, berbagai usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

tersebut salah satu diantaranya adalah program pembangunan dalam bidang

pertanian, salah satunya pada usahatani kelapa yang dapat meningkatkan pendapatan

petani. Upaya untuk menigkatkan pendapatan dan peningkatan hasil produksi tidak

terlepas dari penggunaan faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan

biaya produksi usahatani yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Usahatani

kelapa memang menjanjikan keuntungan apabila dikelola dengan baik. Dalam upaya

peningkatan produksi kelapa (output), untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam

kerangka pikir sebagai berikut:

Kelapa

Usahatani

Biaya Usahatani Penerimaan Usahatani


- Biaya Tetap - Biaya Tetap
- Biaya Variabel - Biaya Tidak Tetap
- Biaya Total

Pendapatan atau
Keuntungan

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe dan Dasar Penelitian

3.1.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dimana penelitian

dilakukan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dan mengumpulkan

informasi tentang objek penelitian. Pendekatan dipilih karena dalam tulisan penulis

ingin menggambarkan yang ada secara utuh dan objektif, tanpa mengadakan isolasi

terhadap objek pengamatan. Penulis juga memberikan gambaran detail tentang latar

belakang, sifat, dan karakter khas yang ada pada kasus.

3.1.2 Dasar Penelitian

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan field research atau penelitian

lapangan. Field research merupakan metode penelitian untuk memperoleh informasi

dan pengetahuan dari suatu objek secara langsung tanpa perantara. Dimana disini

penulis akan melakukan penelitian secara langsung.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Pande Kabupaten Parigi Moutong.

Pengambilan lokasi ini didasari dengan alasan bahwa penulis ingin mengetahui

bagaimana pendapatan usahatani kelapa yang ada di Desa Pande Kabupaten Parigi

Moutong.

15
3.3 Waktu dan Jadwal Penelitian

Waktu dan jadwal penelitian ini telah ditentukan berdasarkan efektifitas dan

efisiensi waktu yang dibutuhkan oleh penelitian sesuai alokasi waktu yang ada.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang di peroleh secara langsung dari responden melalui

identifikasi, pengamatan, dan wawancara langsung dilokasi penelitian.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, peraturan-peraturan,

bahan-bahan lainnya yang dapat memberikan masukan dan informasi bagi

penulis.

3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Sumber Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Sekunder\

Sumber data sekunder adalah arsip yang diperoleh melalui penelusuran ke

perpustakaan yang ada serta dokumen dari berbagai data sumber resmi antara

surat keputusan, peraturan perundangan, dan data dari dokumen atau arsip-arsip

yang ada di Kantor Desa Pande.

2. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah informa yang didapatkan dari orang yang

dipandang paling mengetahui permasalahan yang akan diteliti, sehingga dapat

16
memperoleh data dan informasi secara langsung serta jelas, akurat, dan

terpercaya. Adapun informan dalam penelitian ini adalah para petani kelapa yang

ada di Desa Pande Kabupaten Parigi Moutong.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1) Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian ini bermaksud mencari dan menemukan konsep serta teori yang

tersedia, yang dapat dijadikan landasan Teoritis dalam penelitian ini karena

didalam penelitian ini juga akan berupaya menelaah literatur yang ada.

2) Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data

primer dan data sekunder. Untuk validasi data primer. Diperoleh dari informan

dan responden dengan melalui mentode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, teknik yang digunakan melalui pengamatan baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Sugiono (2005:166)

menjelaskan bahwa: “teknik pengumpulan dengan perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam dan bila yang diamati tidak terlalu besar”, dalam

proses pengamatan dilakukan untuk melihat selutuh aktifitas para petani

kelapa di Desa Pande.

b. Dokumentasi metode, dokumentasi menurut Arikunto (2006:231) adalah

“mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, dan

sebagainya”. Jadi dokumentasi adalah pencarian data mengenai sesuatu hal

17
yang berupa catatan buku, surat kabar, agenda, dan sebagaimana yang ada

hubungannyadengan fokus penelitian di Desa Pande.

c. Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan metode pengumpulan

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara yang

dimaksud ini adalah percakapan antara peneliti dan informan yang terpilih

untuk bercerita atau berdiskusi. Wawancara dalam penelitian kualitatif

sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi sexara hilistik

dan jelas dari informan. Dalam bentuk wawancaramendalam dilakukan

dengan meggunakan pedoman wawancara yang secara sengaja dibuat

berdasarkan kebutuhan data penelitian ini sebagaimana tergambar pada

rumusan masalah. Isi dari pedoman wawancara yang digunakan selama

penelitian berlangsung dapat saja berkembang dilapangan sesuai dengan

dinamika kebutuhan anda.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian yang dipilih adalah informan yang terlibat langsung serta

memahami dan dapat memberikan informasi (gambaran) mengenai kasus yang akan

diteliti agar tidak salah dalam mempersepsikan serta menganalisis pendapatan para

petani kelapa yang ada di Desa Pande

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

menggali data primer dari informan dengan menggunakan alat bantu berupa alat

pemotret/kamera, pedoman wawancara, dan buku catatan untuk membantu proses

18
penelitian, dan Teknik pengumpulan data melalui kegiatan observasi di lokasi

penelitian dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis

permasalahan yang ada. Selanjutnya dengan menggunakan metode pengumpulan data

melalui kegiatan wawancara terhadap informasi yang dianggap paling mengetahui

permasalahan pada penelitian ini, serta diharapkan dapat mempermudah data yang

diperlukan.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara dalam mengelola data menjadi sebuah

informan agar karakteristik data tersebut mudah untuk dipahami serta bermanfaat

terhadap solusi permasalahan. Sehingga analisis data merupakan salah satu bagian

yang penting, dikarenakan melalui analisis suatu data dapat memberikan makna yang

berguna dalam masalah penelitian.

Data yang dianalisis secara kualitatif deskriptif sesuai dengan jenis penelitian.

Melalui teknik ini, penulis berusaha mengungkapkan dan memberikan penjelasan

penelitian serta menempatkan sasaran penelitian sebagai subjek yang memberi arti

secara penuh dengan suatu kondisi faktual (obyek), sehingga memperoleh hasil yang

diharapkan kualitasnya. Tujuan dari analisis data pada dasarnya penyediaan data

dalam bentuk yang mudah di pahami.

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menganalisis data adalah dengan

cara mereduksi data-data yang telah terkumpul, sehingga bisa ditemukan pokok-

pokok tema yang dianggap relevan dengan masalah tujuan penelitian.

19
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis menurut Miles dan

Huberman (2014:10), yaitu:

1. Pengumpulan data (Data Collection)

Data yang di peroleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat

dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu diskriptif dan reflektif.

Catatan diskriptif adalah catatan alamiah atau catatan mengenai apa yang dilihat,

didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh penelitian terhadap fenomena yang

ada. Catatan reflektif adalah catatan yang berisikan sebuah kesan, komentar,

pendapat dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai serta merupakan

bahan rencana untuk tahap berikutnya.

2. Kondensasi Data (Data Condensation)

Ada tiga arti makna dari data condensation yaitu penembunan, pengentalan, dan

penyingkatan data. Bahwa peneliti mengkondensasi data dengan cara

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari pola dan temanya. Maka data yang telah dikondensasi dapat

memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila masih diperlukan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, pada langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang paling penting

20
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verivication)

Pada langkah keempat dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Maka kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.9 Analisis Usahatani

Analisis usahatani kelapa meliputi analisis terhadap biaya usahatani,

penerimaan usahatani dan pendapatan usahatani kelapa.

3.9.1 Biaya Produksi Kelapa

Analisis biaya usahatani budidaya padi sawah memiliki komponen biaya

usahatani yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel, diantaranya sebagai berikut:

1) Biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa

produksi. Biaya tetap yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : sewa

tanah, biaya alat kerja, dan lain sebagainya.

2) Biaya Variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala

produksi. Yang termasuk biaya variabel antara lain : benih, pupuk, pestisida,

21
upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pasca panen, biaya transportasi dan lain

sebagainya (Dumairy, 2004).

Secara matematis, untuk menghitung biaya usahatani padi sawah di

Kecamatan Woyla maka digunakan rumus sebagai berikut.

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC : Total Cost (Rp/Periode)

TFC : Total Fixed Cost (Rp/Periode)

TVC : Total Variabel Cost (Rp/Periode)

3.9.2 Penerimaan Usahatani Kelapa

Menurut Mulyadi, (2007) pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor atau penerimaan

adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi

biaya produksi. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR = Penerimaan Total (Rp/Periode)

P = Harga Jual (Per/Kg)

Q = Jumlah Produksi (Kg/Periode)

3.9.3 Pendapatan atau Keuntungan Usahatani Kelapa

Menurut Mulyadi (2007), keuntungan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang

diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses

22
produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana

produksi. Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

π = TR – TC

Keterangan :

 = Pendapatan/Keuntungan

TR = Total Revenue

TC = Total Cost

3.9.4 Analisis Kelayakan Usaha (R/C- Ratio)

R/C Ratio menyatakan kelayakan suatu usaha apakah menguntungkan, impas

atau suatu usaha dapat dikatakan mengalami kerugian (Firdaus, 2008). Secara

sistematis (R/C) dapat dirumuskan sebagai berikut:

R/C Rasio = TR TC

Keterangan :

TR = Total Revenue

TC = Total Cost

Kriteria berdasarkan R/C Ratio adalah :

1. R/C ratio > 1, usaha budidaya padi sawah layak untuk diusahakan

2. R/C ratio = 1, maka usaha budidaya padi sawah tidak untung dan tidak

rugi

3. R/C ratio < 1, usaha budidaya padi sawah tidak layak untuk diusahakan

23
3.9.5 Analisis Titik Pulang Pokok (BEP)

Titik pulang pokok (Break Event Point) adalah suatu nilai penjualan komersil

pada suatu priode tertentu yang besarnya sama dengan biaya yang dikeluarkan

sehingga pengusaha pada saat itu tidak menderita kerugian juga tidak mendapatkan

keuntungan serta untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa sehingga tercipta

titik pulang pokok dan untuk mengetahui pada penerimaan berapa sehingga tercipta

titik pulang pokok (Rahardi, F, 2003). Adapun rumus BEP yang digunakan adalah

sebagai berikut:

BEP (Produksi) = 𝑇𝐶 𝑃

BEP (Harga) = 𝑇𝐶

Keterangan :

TC = Total Cost / Total Biaya (Rp)

P = Price / Harga (Rp)

Q = Produksi (Rp)

3.10 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengeluaran usahatani adalah modal yang habis digunakan atau dikeluarkan

dalam usahatani

2. Biaya tetap adalah biaya yang sewaktu-waktu tidak akan berubah dan tidak akan

habis dalam satu masa produksi

24
3. Biaya variabel adalah biaya yang sewaktu-waktu dapat berubah yang besar

kecilnya tergantung pada skala produksi 20 20

4. Biaya produksi merupakan jumlah dari dua komponen biaya yaitu biaya tetap

dan biaya tidak tetap yang digunakan dalam produksi

5. Total biaya adalah jumlah biaya tetap dan tidak tetap

6. Biaya tunai usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian

peralatan usahatani

7. Biaya diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya

pendapatan kerja jika penyusutan alat dan nilai tenaga kerja dalam keluarga

diperhitungkan

8. Penerimaan tunai adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk

usahatani yang dihasilkan

9. Penerimaan diperhitungkan adalah nilai uang yang diterima dari hasil produksi

diluar penjualan produk secara tunai

25
DAFTAR PUSTAKA

Agrigsamudra. 2015. Pengaruh Pemasaran Terhadap Pendapatan Pedagang

Pengumpul Kelapa Butir.

Ananta, Aris, Dkk, 1999. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : LDFE UI

Dumairy, 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. BPFE

Firdaus, Muhammad, 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Gaja, D. D. 2016. Analisis Pendapatan Petani Nanas di Desa Tangkit Baru

Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi Fakultas

Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Gasperz, V, 1999. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta : PT.

Gramedia

Hutabarat, B, 1995. Pengukuran Dampak Nilai Tukar Terhadap Produksi Dan

Pendapatan Petani, Jurnal Agro Ekonomi, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi

Pertanian, Departemen Pertanian

Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : PT Midas Surya Gravindo

Lipsey, G.R., Peter O.S. dan Douglas D.P., 1990. Pengantar Mikro Ekonomi Jilid I.

Jakarta : Erlangga

Masse, Abdul dan Afandi. 2017. “Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani

Kelapa Dalam Di Desa Kasoloang Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju

Utara Provinsi Sulawesi Barat”. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako.

26
Miles.M.B, Huberman A.M dan Saldana. 2004. QuantitativeData Analysis, A

Methods Sourcbook. Edition3 USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep

Rohidi. UI-Press

Moh. Fajrin. 2016. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kelapa dalam di

Desa Tindaki Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

Muhammad, A, 1995. Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti

Mulyadi, 2007. Akuntansi Biaya, edisi ke-5. Yogyakarta : Graha Ilmu

Nekee, dkk. 2015. judul “Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Kelapa Menjadi

Kopra Di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai

Kepulauan”. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

Rahardi, F, 2003. Agribisnis Tanaman Buah. Jakarta : Penebar Swadaya

Rahardjo, P. 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Jakarta : UI Press

Ratag Christiane, dkk. 2019. “Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Di Desa Poopoh

Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa”. Agrirud – Volume 1 Nomor 1,

April 2019: 13 – 19.

Sodiq dan Abidin, Z, 2002. Biaya Usaha Tani. Jakarta : Agromedia Pustaka

Soedjarwanto dan Riswan, 1994. Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Batu Bata

di Kabupaten Dati II Banyumas. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi UNSOED.

Purwokerto

Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian Edisi

27
Revisi. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003. Agribisnis, Teori dan

Aplikasinya, Jakarta : PT. Gajah Grafindo Persada

Soekartawi, Soehardjo A. Dilou. J dan Handaken. B, 1994. Ilmu Usahatani dan

Pendidikan Pengembangan Pertanian Kecil. Jakarta : UI Press.

Sridianto, Adi. 2016. Analisis Pendapatan Petani Tomat Di Desa Kanreapia

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar

Sugiono. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Alfa Beta

28

Anda mungkin juga menyukai