Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

ORGANISASI TANI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembangunan Pertanian
Dosen Pengajar : H. Sulaeni, S.P., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 9
Andika Eka Putra

4441140654

Keshia Febyola

4441141293

Restu Nur Aisah

4441141261

Rizkia Intan Athifa

4441141129

Kelas : IV A

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT., atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: ORGANISASI PETANI.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi
kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah merupakan salah satu pemenuhan tugas kelompok mata
kuliah Pembangunan Pertanian di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada Bapak H. Sulaeni
S.P., M.Si., selaku Dosen Pengampu mata kuliah ini, dan pihak-pihak lainnya
yang membantu kelancaran penulisan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Serang, April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3

Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1

Pengertian, Prinsip, dan Manfaat Organisasi Petani.................................3

2.2

Jenis, Ciri-Ciri, dan Fungsi Organisasi Petani...........................................4

2.3

Posisi dan Peran Organisasi Petani..........................................................10

2.4

Peranan Penting Kelompok Tani dalam Pembangunan Pertanian..........12

BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
3.1

Kesimpulan..............................................................................................19

3.2

Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian sampai saat ini masih menjadi prioritas


pembangunan di Indonesia. Menurut Nuhung (2006), untuk membangun
sosok pertanian yang tangguh dibutuhkan organisasi petani yang
berkembang dan memiliki posisi tawar yang kuat, kelompok tani
profesional, penyuluh pertanian swadaya dan swasta yang menyatu dengan
petani. Organisasi petani seharusnya memiliki fasilitas pertemuan yang
layak, berkomunikasi dengan pasar, dengan berbagai sumber teknologi,
sumber benih, dan sumber pembiayaan.

Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor

273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan


Petani, pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem
agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota
masyarakat lainnya dengan menumbuh-kembangkan kerjasama antar
petani dan pihak lainnya yang terkait untuk pengembangan usahataninya.
Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali
potensi, memecahkan masalah usahatani anggota secara lebih efektif, dan
memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan
dan sumber daya lainnya (Departemen Pertanian, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan organisasi petani, prinsip-prinsip, serta


manfaat dari adanya organisasi petani?

b. Apa sajakah jenis, ciri-ciri, dan fungsi organisasi petani?

c. Bagaimana posisi dan peran organisasi petani?

d. Bagaimana peranan penting kelompok tani dalam pembangunan


pertanian?
1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian organisasi petani, prinsip-prinsip


serta manfaat dari adanya organisasi petani.

b. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis, ciri-ciri, dan fungsi


organisasi petani.

c. Untuk mengetahui posisi dan peran adanya organisasi petani.

d. Untuk mengetahui bagaimana peranan penting kelompok tani


dalam pembangunan pertanian.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Prinsip, dan Manfaat Organisasi Petani

Pengertian Organisasi Petani

Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan pertumbuhan dan


pengembangan kelompok tani dan gapoktan sesuai Permentan No. 273
Tahun 2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, yaitu :

Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk


atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi,

sumberdaya)

dan

keakraban

untuk

meningkatkan

dan

mengembangkan usaha anggota.

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa


kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usaha.

Prinsip-Prinsip Organisasi Petani

Organisasi petani dibentuk karena memiliki prinsip untuk


mempermudah

anggota-anggotanya

mencapai

sebagian

apa

yang

dibutuhkan atau diinginkan. Dengan kesadaran semacam itu setiap anggota


menginginkan dan akan berusaha agar kelompoknya dapat benar-benar
4

efektif dalam menjalankan fungsinya, dengan meningkatkan mutu


interaksi/kerjasamanya dalam memanfaatkan segala potensi yang ada pada
anggota dan lingkungannya untuk mencapai tujuan kelompok.

Saat

organisasi

petani

menjalankan

keorganisasiannya,

kemungkinan muncul dinamika kelompok bisa saja terjadi. Dinamika


kelompok adalah suatu tingkat kegiatan dan tingkat keefektifan kelompok
dalam rangka mencapai tujuan. Dinamika kelompok dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang ada dan terjadi dalam kelompok itu

Manfaat Organisasi Petani

Organisasi petani memiliki beberapa manfaat yaitu memudahkan


para penyuluh pertanian melakukan pembinaan dalam memfasilitasi para
petani dalam mengembangkan usahanya, memudahkan para pengambil
kebijakan melaksanakan program-program yang akan dikembangkan, serta
memudahkan penyuluh pertanian melakukan pemberdayaan terhadap
petani.

2.2 Jenis, Ciri-Ciri, dan Fungsi Organisasi Petani

Jenis Organisasi Petani

a. Kelompok Tani

Merupakan kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas


dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.

b. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Merupakan kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan


bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha, dan seyogyanya bekerjasama dengan seluruh kelompok tani
yang mengusahakan komoditas sejenis di wilayah kerja yang
bersangkutan.

Ciri Organisasi Petani

a. Kelompok tani

Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di


pedesaan yang ditumbuh-kembangkan dari, oleh dan untuk
petani , dengan ciri sebagai berkut :

Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama


anggota,

Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam


berusaha tani,

Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman,


hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun
sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi,

Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota


berdasarkan kesepakatan bersama.

Selain memiliki ciri-ciri tersebut diatas, kelompok tani juga


memiliki beberapa unsur pengikat yaitu:

1) Adanya kepentingan yang sama di antara para anggotanya,

2) Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama


di antara para anggotanya,

3) Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para


petani dan kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya,

4) Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang


kurangnya sebagian besar anggotanya,

5) Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat


untuk menunjang program yang telah ditentukan.

b. Gapoktan

Gapoktan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Bersifat nonformal namun terdapat pembagian tugas dan


tanggung jawab berdasarkan kesepakatan.

Dikukuhkan oleh pejabat/Kepala Wilayah Kecamatan


dimana Gapoktan tersebut berada.

Anggotanya adalah kelompok tani yang bergabung.

Mempunyai kepengurusan tertentu yang dipilih secara


musyawarah.

Berperan untuk berusaha mencapai skala usaha tani optimal


dan koordinasi dalam menghadapi mitra usaha dan
peningkatan gerakan bersama.

Fungsi Organisasi Petani

Kelompok tani memiliki beberapa fungsi sebagai :

1) Kelas belajar

Kelompok

tani

merupakan

wadah

belajar

mengajar

bagi

anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan


sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam
berusaha

tani

sehingga

produktivitasnya

meningkat,

pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

2) Wahana kerjasama

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama


diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok
tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan
usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan,

3) Unit Produksi:

Usahatani yang dilaksanakan oleh masing masing anggota


kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu
kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas.

Fungsi Gapoktan

Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan


lingkungan

sosial

ekonomi

setempat,

membutuhkan

adanya

pengembangan kelompok tani ke dalam suatu organisasi yang jauh lebih


besar.

Beberapa kelompok tani yang berada dalam satu wilayah

administrasi pemerintahan bergabung ke dalam Gabungan Kelompok Tani


(Gapoktan).

Pengembangan kelompok tani menjadi Gabungan Kelompok Tani


(Gapoktan) agar dapat melakukan fungsi-fungsi, sebagai berikut :

1) Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi


kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan harga);

2) Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat,


pestisida dan lainnya) serta menyalurkan kepada para petani
melalui kelompoknya;

3) Penyediaan

modal

usaha

dan

menyalurkan

secara

kredit/pinjaman kepada para petani yang memerlukan;

4) Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan,


grading, pengepakan dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai
tambah.

5) Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk


petani kepada pedagang/industri hilir.

10

Peningkatan kemampuan Gapoktan dimaksudkan agar dapat


berfungsi sebagai unit usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana
dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran dan unit usaha keuangan
mikro serta unit jasa penunjang lainnya sehingga menjadi organisasi petani
yang kuat dan mandiri.

Unit Usaha Tani

Agar kegiatan usahatani petani dapat berlangsung dengan baik,


Gapoktan diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut :

a) Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan


produksi usaha tani yang menguntungkan berdasarkan
informasi yang tersedia dalam bidang teknologi, sosial,
permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam
lainnya;

b) Menyusun rencana definitif Gapoktan dan melaksanakan


kegiatan atas dasar pertimbangan efisiensi;

c) Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usaha


tani kelompok tani

sesuai dengan rencana kegiatan

Gapoktan;

d) Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang


terkait dalam pelaksanaan usahatani;

e) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan


bersama dalam organisasi, maupun kesepakatan dengan
pihak lain;

11

f) Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan


Gapoktan, sebagai bahan rencana kegiataan yang akan
datang;

g) Meningkatkan

kesinambungan

produktivitas

dan

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan;

h) Mengelola administrasi secara baik;

i) Merumuskan

kesepakatan

bersama,

baik

dalam

memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai


kegiatan Gapoktan;

j) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan


berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau
dengan instansi/ lembaga terkait.

Unit Usaha Pengolahan

Sebagai unit usaha pengolahan, hendaknya Gapoktan memiliki


kemampuan sebagai berikut :

a) Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan


hasil usaha tani petani dan kelompok tani;

b) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha


pengolahan hasil-hasil pertanian,

12

c) Menjalin

kerjasama/kemitraan

usaha

dengan

pihak

penyedia peralatan-peralatan pertanian;

d) Mengembangkan kemampuan anggota Gapoktan dalam


pengolahan produk-produk hasil pertanian;

e) Mengorganisasikan kegiatan produksi anggota Gapoktan ke


dalam unit-unit usaha pengolahan.

Unit Usaha Sarana dan Prasarana Produksi

Sebagai unit usaha sarana dan prasarana, hendaknya Gapoktan


memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana


setiap anggotanya;

b) Menjalin

kerjasama/kemitraan

usaha

dengan

pihak

penyedia sarana dan prasarana produksi pertanian (Pabrik


dan kios saprotan),

c) Mengorganisasikan

kegiatan

penyediaan

sarana

dan

prasarana produksi pertanian dengan dinas terkait dan


lembaga-lembaga usaha sarana produksi pertanian;

13

d) Menjalin

kerjasama/kemitraan

usaha

dengan

pihak

penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan


atau permodalan.

Unit usaha pemasaran

Sebagai unit usaha pemasaran, hendaknya Gapoktan memiliki


kemampuan sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi, menganalisis potensi dan peluang pasar


berdasarkan

sumber

mengembangkan

daya

komoditi

yang
yang

dimiliki

untuk

diusahakan

guna

memberikan keuntungan usaha yang lebih besar;

b) Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumber daya


yang dimiliki dengan memperhatikan segmentasi pasar;

c) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasokpemasok kebutuhan pasar;

d) Mengembangkan penyediaan kebutuhan-kebutuhan pasar


produk pertanian;

e) Mengembangkan kemampuan memasarkan produk-produk


hasil pertanian,

f) Menjalin kerja sama/kemitraan usaha dengan pihak


pemasok hasil-hasil produksi pertanian;

14

g) Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi


usaha masing-masing anggota untuk dijadikan satu unit
usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat dari
kuantitas, kualitas serta kontinuitas.

Unit usaha keuangan mikro

Agar kegiatan usaha keuangan mikro dapat berlangsung dengan


baik, Gapoktan diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai
berikut :

a) Menumbuh-kembangkan kreativitas dan prakarsa anggota


Gapoktan untuk memanfaatkan setiap informasi dan akses
permodalan yang tersedia;

b) Meningkatkan kemampuan anggota Gapoktan untuk dapat


mengelola keuangan mikro secara komersial;

c) Mengembangkan kemampuan untuk menggali sumbersumber usaha yang mampu meningkatkan permodalan;

d) Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan


mampu melaksanakan kegiatan simpan pinjam guna
memfasilitasi pengembangan modal usaha.

15

2.3 Posisi dan Peran Organisasi Petani

Organisasi petani dapat dibedakan antara organisasi yang sejati dan


organisasi petani yang gadungan. Organisasi petani yang sejati adalah
organisasi yang didirikan, dijalankan, dan diperuntukkan oleh petani
sebagai alat menjalankan gerakan sosial petani itu sendiri. Sedangkan
organisasi petani yang gadungan, yaitu organisasi yang didirikan,
dijalankan, tidak diperuntukkan untuk kesejahteraan petani.

Hanya melalui organisasilah petani dapat secara bersama-sama


menggalang kekuatan yang mereka miliki. Melalui organisasi, petani bisa
saling memegang peran, menjalankan dan membagi tugas diantara mereka
sendiri. Dengan kata lain petani yang menjadi anggotanya dapat
mengkoordinir diri mereka sendiri secara mandiri untuk memperjuangkan
kepentingan

mereka

dalam

melawan

kapitalisme

pangan

dan

menuangkannya dalam bentuk kerja nyata di lapangan.

Berbicara tentang Pola dan Strategi Organisasi Petani Dalam


Pencapaian Kedaulatan Pangan dan Perlindungan/penguasaan/akses Lahan
Pertanian tak terlepas dari bagaimana organisasi tani itu dibentuk, mampu
melakukan analisa sosial terhadap struktur dan sifat penindasan yang
dialaminya, mempunyai gagasan-gagasan (basis ide) dan alternatif praktis
(basis material) sebagai penjabaran konkrit dunia baru yang dicita-citakan,
sehingga tidak terjebak dengan angan-angan semata. Organisasi petani
harus mampu bertempur di dunia ide dan basis material. Pertempuran di
dunia ide adalah dalam rangka melawan teori-teori, asumsi-asumsi, bujuk
rayu, kampanye dan rekayasa psikologi individual dan psikologi massa,
propaganda hitam, penjinakan, konsep-konsep, yang dilakukan kalangan
kapitalisme pangan.

Sedangkan pertempuran di basis material arti sederhananya adalah


kuasailah secara langsung sumberdaya agraria tanpa yang paling mungkin
16

untuk direbut dengan kekuatan massa, tanpa harus menunggu kebijakan,


teori-teori, dan konsep-konsep pembangunan pertanian yang berpihak
kepada petani yang dijalankan oleh pemerintah karena sampai saat ini
kebijakan pemerintah belum memihak kepada petani itu sendiri.

Posisi strategis Organisasi Petani :

Menempatkan diri sebagai oposisi terencana dalam bentuk


kelompok penekan (pressure group), terutama terhadap pihakpihak

yang

mempunyai

akses

untuk

memproduksi

dan

mempengaruhi kebijakan pertanian/agraria. Organisasi tani harus


berposisi

sebagai

pihak

yang

mendesakan,

merencanakan,

melaksanakan, menikmati, serta mengontrol reforma agrarian


dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan.

Menempatkan diri secara setara dan saling memberikan dukungan


solidaritas dan kerjasama dengan sesama kaum miskin dan
tertindas (petani, buruh, nelayan, miskin kota) dalam rangka
memperkuat posisi tawar petani, buruh, nelayan, dan miskin kota
adalah segmen yang paling penting dalam proses produksi.
Kekuatan ini harus ditingkatkan agar setara dengan kalangan lain.

Mampu menempatkan diri dalam percaturan politik dan ekonomi


baik lokal, nasional dan internasional. Hubungan antara petani dan
pendukungnya adalah hubungan yang organisasional (walau
tetap memelihara kedekatan personal dan multi personal), bukan
hubungan personal (kebaikan hati dan kedermawanan semata).

Peran Strategis Organisasi Petani :

17

Konsolidator (pelaku) utama Kekuatan Petani untuk mendesakan


Reforma Agraria Sejati.

Konsolidator Utama Pemenuhan Kebutuhan Praktis Petani dan


kebutuhan pangan rakyat.

Konsolidator Utama untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas


aksi untuk mendesak dijalankannya Reforma Agraria yang Sejati.

Terlibat aktif dalam kampanye Reforma Agraria, Perlawanan


terhadap Neoliberalisme, dan pemegang berbicara tertinggi atas
nama petani.

Menjadi organisasi yang dapat memegang kendali dalam hal


produksi, distribusi dan penentu harga pangan (kedaulatan pangan).

Sebagai motor utama untuk mensiasati dan menghambat politik


pecah belah antar sesama petani.

Sebagai bagian integral gerakan sosial yang lebih luas di dalam dan
di luar negeri.

2.4 Peranan Penting Kelompok Tani dalam Pembangunan Pertanian


Kelompok merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengadakan interaksi, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan
pola hubungan di antara anggota yang mencakup peran, norma, dan

18

hubungan antar anggota, serta groupness, dan merupakan satu kesatuan


(Hariadi, 2011)
Dalam upaya menuju pembangunan pertanian yang lebih maju,
peran kelembagaan pertanian perlu didorong untuk memberikan kontribusi
terhadap hal tesebut. Kelembagaan pertanian menjadi sebuah penggerak
utama untuk mencapai kemajuan pertanian. Kelompok tani menjadi salah
satu kelembagaan pertanian yang berperan penting dan menjadi ujung
tombak karena kelompok tani merupakan pelaku utama dalam
pembangunan pertanian.
Upaya revitalisasi kelompok tani memang bukan persoalan yang
mudah. Banyak hal yang menjadi tantangan terutama pada era sekarang
ini. Otonomi daerah menjadi salah satu hal yang secara langsung maupun
tidak akan berdampak pada eksistensi kelompok tani. Ada kecenderungan
pemerintah daerah kurang memberikan perhatian terhadap kelembagaan
pertanian khususnya kelompok tani. Padahal kelembagaan kelompok tani
merupakan asset yang berharga dalam rangka menuju pembangunan
pertanian yang maju mengingat bahwa di sebagian besar daerah, pertanian
menjadi basis sektor pembangunan.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar
anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha
tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi
tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut
agar dapat berkembang secara optimal dan mendukung pembangunan
pertanian (Anonim, 2003).
Kelompok tani dengan kontak taninya merupakan kelembagaan
sosial yang pokok dalam sistem penyuluhan pertanian. Ia juga merupakan
basis dalam aktivitas penyuluhan pertanian. Kelompok tani sebagai suatu
unit belajar merupakan wadah/tempat dilakukannya pelatihan atau
penyuluhan (Hariadi, 2011).
19

Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani antara lain


diungkapkan oleh Torres dalam Mardikanto (1993) sebagai berikut:
1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin
terbinanya kepemimpinan kelompok;
2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa
kerjasama antar petani;
3. Semakin cepatnya proses perembesan (difusi) dan penerapan
inovasi (teknologi) baru;
4. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian pinjaman
petani;
5. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan
masukan (input) maupun produk yang dihasilkannya;
6. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta
pengawasannya oleh petani sendiri.

Eksistensi kelompok tani menjadi hal yang perlu diperhatikan


secara serius mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi pada era
sekarang ini. Pelaksanaan otonomi daerah menjadi salah satu tantangan
dalam upaya revitalisasi kelompok tani. Tidak sedikit daerah yang dalam
pelaksanaan otonominya cenderung mengabaikan sektor pertanian karena
dianggap kurang memberikan sumbangan pendapatan daerah yang besar
secara cepat. Hal tersebut tentunya berdampak pada eksistensi lembaga
pertanian khususnya kelompok tani.

Sejak era otonomi daerah pada tahun 1999 banyak perubahan


kelembagaan penyuluhan termasuk pengurangan tenaga penyuluh, yang
mengakibatkan terlantarnya pembinaan kelompok tani. Dengan demikian,
dalam paradigma baru penyuluhan pertanian yang menekankan kelompok

20

tani sebagai organisasi yang tangguh di bidang ekonomi dan sosial,


diperlukan revitalisasi kelompok-kelompok tani (Hariadi, 2005).

Beberapa hal yang timbul sebagai dampak tidak adanya kelompok tani
antara lain:

Kegiatan penyuluhan oleh PPL tidak dapat dilaksanakan.

Petani tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah sebagai akibat


tidak adanya kelembagaan pertanian yang dapat mengelola bantuan
dengan baik, khususnya kelompok tani.

Pola dan teknik pelaksanaan kegiatan usahatani tidak berjalan


dengan baik sehingga menimbulkan masalah-masalah dalam
usahatani. Misalnya kesulitan air serta serangan hama.

Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi eksistensi


kelompok tani berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan sebelumnya:

# Motivasi anggota kelompok tani

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri


manusia untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga berhubungan dengan
adanya kebutuhan atau keinginan yang ingin dipenuhi. Semakin tinggi
motivasi anggota kelompok tani dalam kegiatan usahatani, maka eksistensi
kelompok tersebut akan terjaga. Hal tersebut dikarenakan adanya motivasi
untuk memperoleh hasil pertanian yang baik, akan mendorong seseorang
untuk terus berkarya dalam kelompok tani.

21

# Kohesi kelompok

Tingkatan yang menunjukkan anggota kelompok saling tertarik satu


dengan yang lain menunjuk pada kohesivitas kelompok. Menurut Hariadi
(2011), ada tiga makna mengenai kohesivitas yaitu ketertarikan pada
kelompok, moral dan tingkatan motivasi anggota kelompok, serta
koordinasi dan kerjasama antar anggota kelompok. Semakin tinggi tingkat
kohesivitas atau ketertarikan pada kelompok maka kelangsungan
kelompok akan tetap terjaga.

# Interaksi

Semakin tinggi intensitas interaksi yang terjadi dalam kelompok, maka


kelompok akan dinamis sehingga berpengaruh positif terhadap eksistensi
kelompok.

# Kepemimpinan dalam kelompok

Pemimpin dalam kelompok tani berperan penting dalam menjaga


dinamika kelompok. Pemimpin berperan untuk mengorganisasikan,
penggerak, teladan, dan pembimbing dalam kelompok tani.

# Tekanan kelompok

Adanya tekanan dalam kelompok baik dari luar maupun dalam kelompok
berpengaruh pada eksistensi kelompok tani. Sebagai contoh dalam studi
kasus yang telah dilakukan, diketahui bahwa adanya tekanan dari luar
berupa pergantian pengurus dusun (desa), berpengaruh terhadap
kelangsungan kelompok tani.

# Peran penyuluh

22

Penyuluh lebih berperan sebagai pemberi informasi kepada petani, dimana


semakin tinggi intensitas penyuluhan dan sesuainya informasi yang
dibutuhkan petani akan membuat petani bertahan dalam kelompok untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannnya.

Kelompok tani sangat penting dalam proses penyampaian


informasi dan teknologi baru kepada petani. Untuk itu sangat perlu
diketahui keefektifan kelompok tani sebagai media penyuluhan dalam
penyampaian

inovasi.

Metode

penyuluhan

kelompok

lebih

menguntungkan daripada media massa karena akan terjadi umpan balik


yang dapat meminimalkan salah pengertian antara penyuluh dan petani
dalam penyampaian informasi. Dalam metode ini interaksi yang timbul
antara petani dan penyuluh akan lebih intensif. Dalam metode ini petani
diajak dan dibimbing secara berkelompok untuk melaksanakan kegiatan
yang lebih produktif atas dasar kerja sama.

Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya


sasaran yang telah ditetapkan, jika hasil kegiatan makin mendekati sasaran
berarti makin tinggi efektifitasnya. Sebuah kelompok tani dinilai efektif,
bila kelompok tersebut memiliki karakteristik berikut:

1. Memahami dengan jelas tujuan sasarannya.

2. Mampu menetapkan prosedur yang sesuai demi tercapainya tujuan


bersama.

3. Komunikasi lancar serta ada pengertian antar anggota.

4. Ketegasan pemimpin dalam mengambil keputusan dengan


melibatkan anggotanya.

23

5. Keseimbangan produktivitas kelompok dan kepuasan individu


terjaga.

6. Tanggung jawab kepemimpinan dipikul bersama sehingga semua


anggota terlibat dalam menyumbangkan ide atau pendapatnya.

7. Adanya rasa kebersamaan.

8. Mampu mengatasi perbedaan yang terjadi dalam kelompok.

9. Tidak ada dominasi baik oleh pemimpin maupun anggota


kelompok.

10. Keseimbangan antara perilaku emosi dan perilaku rasional dalam


setiap usaha pemecahan masalah (Soewartoyo dan Lumbantoruan,
1992).

Keefektifan kelompok tani sebagai media penyuluhan dipengaruhi


oleh beberapa faktor. Berikut merupakan faktor-faktor yang berpengaruh
secara nyata terhadap keefektifan kelompok tani sebagai media
penyuluhan (Kusumaningsih, 2008), antara lain:

# Pengembangan dan pembinaan kelompok

Merupakan sebuah usaha mempertahankan kehidupan kelompok yang


meliputi partisipasi semua anggota, penyediaan fasilitas, menciptakan
kegiatan-kegiatan, menerapkan norma, serta adanya sosialisasi. Semakin
baik pengembangan dan pembinaan kelompok, maka kelompok tani
semakin efektif sebagai media penyuluhan.

24

# Suasana kelompok

Suasana kelompok yang baik didukung oleh adanya hubungan yang baik
antar anggota kelompok yang menimbulkan rasa bersemangat pada diri
anggota untuk mencapai tujuan bersama.

# Peran penyuluh

Penyuluh berperan dalam memberikan informasi dan teknologi baru


kepada petani serta bersedia membantu jika petani mengalami
permasalahan dalam berusahatani.

Mosher (1977), dalam uraiannya mengenai syarat pokok dan faktor


pelancar pembangunan pertanian, mengemukakan bahwa kegiatan
penyuluhan atau pendidikan pembangunan merupakan salah satu faktor
pelancar

pembangunan

pertanian.

Penyuluhan

atau

pendidikan

pembangunan adalah pendidikan tentang pembangunan pertanian yang


mencakup: pendidikan pembangunan untuk petani, pendidikan bagi
petugas penyuluhan pertanian, dan latihan petugas teknik pertanian
(Mardikanto, 1993). Disinilah peran kelompok tani sebagai media
pembelajaran bagi petani dalam upaya peningkatan produktivitas
usahataninya.

Pembangunan pertanian tidak bisa lepas dari modernisasi pertanian


dan pedesaan berbudaya industri. Modernisasi pertanian dan pedesaan
berbudaya industri adalah mengembangkan ciri-ciri budaya industri, antara
lain:

1. Pengetahuan

sebagai

landasan

keputusan.

25

utama

dalam

pengambilan

2. Kemajuan

teknologi

merupakan

instrumen

utama

dalam

pemanfaatan sumberdaya.

3. Mekanisme pasar sebagai media utama dalam transaksi barang dan


jasa.

4. Efisiensi dan produktivitas sebagai dasar utama dalam alokasi


sumberdaya.

5. Mutu keunggulan merupakan orientasi, wacana, sekaligus tujuan.

6. Profesionalisme merupakan karakter yang menonjol.

7. Ada perekayasaan yang menggantikan ketergantungan pada alam.

Dengan pendekatan tersebut, maka kelemahan-kelemahan dalam


sistem pertanian tradisional dapat diperbaiki. Produktivitas sektor
pertanian dapat ditingkatkan, demikian pula dengan harkat dan martabat
petaninya (Hanani et al., 2003).

26

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sektor pertanian masih menjadi prioritas pembangunan di


Indonesia. Menurut Nuhung (2006), untuk membangun sosok pertanian
yang tangguh dibutuhkan organisasi petani yang berkembang dan
memiliki posisi tawar yang kuat, kelompok tani profesional, penyuluh
pertanian swadaya dan swasta yang menyatu dengan petani. Organisasi
petani seharusnya memiliki fasilitas pertemuan yang layak, berkomunikasi
dengan pasar, dengan berbagai sumber teknologi, sumber benih, dan
sumber pembiayaan.

Organisasi petani di Indonesia menurut Permentan No. 273 Tahun


2007, dibagi menjadi dua yaitu kelompok tani dan gabungan kelompok
tani (Gapoktan). Organisasi petani dibentuk karena memiliki prinsip untuk
mempermudah

anggota-anggotanya

mencapai

sebagian

apa

yang

dibutuhkan atau diinginkan. Dengan kesadaran semacam itu setiap anggota


menginginkan dan akan berusaha agar kelompoknya dapat benar-benar
efektif dalam menjalankan fungsinya, dengan meningkatkan mutu
interaksi/kerjasamanya dalam memanfaatkan segala potensi yang ada pada
anggota dan lingkungannya untuk mencapai tujuan kelompok.

27

Kelompok tani dan Gapoktan juga memiliki ciri-ciri masingmasing yang mencirikan mereka sebagai organisasi petani. Selain itu,
kelompok tani juga memiliki fungsi sebagai kelas belajar, wahana
kerjasama, dan unit produksi. Untuk Gapoktan memiliki fungsi sebagai
unit produksi, penyedia alat dan bahan yang dibutuhkan petani, penyalur
kredit/pinjaman, penyedia modal usaha, unit usahatani, unit usaha
pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi,

unit usaha

pemasaran dan unit usaha keuangan mikro serta unit jasa penunjang
lainnya sehingga menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.

3.2 Saran
Diperlukan dukungan pemerintah yang kuat untuk menciptakan
organisasi tani yang tangguh sehingga pembangunan pertanian di
Indonesia bisa berjalan dengan baik. Untuk menciptakan organisasi yang
tangguh, diperlukan kesadaran diri petani untuk mengubah pola pikir
mereka berubah menjadi petani yang mampu bersaing dengan petani
negara-negara lain yang sudah maju, aparat yang tangguh untuk
melakukan

pendampingan

terhadap

para

petani,

dan

dukungan

kelembagaan pertanian yang tanggung pula guna mendukung penyediaan


sarana produksi, penyediaan modal, peminjaman kredit/modal, dan
sebagainya.
Diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang organisasi
kelompok tani yang memiliki peran sangat vital dalam memajukan usaha
pertanian para petani anggota kelompok tani.

28

DAFTAR PUSTAKA
http://bp4kmesuji.net/peranan-penting-kelompok-tani-dalam-pembangunanpertanian/ diakses tanggal 27 April 2015
http://gapoktantriharjo.blogspot.co.id/2014/08/organisasi-kelembagaanpetani.html diakses tanggal 26 April 2015
http://www.spi.or.id/posisi-dan-peran-organisasi-petani-dalam-pencapaiankedaulatan-pangan-dan-perlindungan-lahan-pertanian/ diakses tanggal 27 April
2015

Anda mungkin juga menyukai