Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI

PERTANIAN

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

Disusun Oleh:
Ilham Permadi
17/412907/PN/15229

Dr. Ir. Roso Witjaksono, M.S.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah terbiasa bekerja berkelompok dengan
bentuk yang sesuai dengan budaya dan kondisi lokal yang ada. Paguyuban tari di
Jawa Barat, Sekaa semal di Bali dimana masyarakat berkelompok untuk
memberantas hama tupai, mapalus di Minahasa dimana masyarakat bekerja gotong
royong di kebun orang, kelompok pengajian dan sebagainya, merupakan contoh
konkrit bahwa masyarakat Indonesia memang mempunyai budaya gotong royong.
Dari sisi masyarakat, dengan berkelompok akan lebih mudah mencapai tujuan
yang diinginkan, dibandingkan dengan bekerja sendiri. Lagipula, kelompok
merupakan wadah belajar bersama dimana masyarakat bisa saling bertukar
pengalaman dan pengetahuan. Selain itu, kelompok membangun solidaritas sesama
warga desa.
Dari sisi lembaga, terbatasnya kesanggupan lembaga untuk mendampingi
seluruh masyarakat desa, melalui kelompoklah lembaga mencoba melakukan
pendekatan pengembangan masyarakat, dengan harapan hasil-hasil yang positif
dapat disebarluaskan ke anggota masyarakat lainnya. Kelompok dapat diartikan
sebagai suatu wadah masyarakat untuk berkumpul dan bekerjasama dalam
mencapai tujuan mereka.
Namun kelompoktani yang terbentuk sekarang ini kenyataannya merupakan
bagian dalam pengembangan masyarakat yang dirancang untuk mengakses proyek.
Sehingga sulit dipisahkan apakah kelompok masyarakat itu timbul dari motivasi
masyarakat sendiri ataukah terbentuk karena proyek. Kelompok yang dibentuk
karena adanya proyek, tidak akan mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, ketika
proyek selesai kelompokpun bubar. Demikian pula halnya dengan kelompok-
kelompok yang dibentuk oleh masyarakat untuk mendapatkan bantuan, ketika
bantuan tak kunjung datang maka aktifitas semakin surut dan akhirnya menghilang.
Untuk menyikapi hal ini, maka dikembangkan Pendekatan Pengembangan
Kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi berbagai permasalahan dan kebutuhannya. Pengembangan Kelompok
merupakan serangkaian proses kegiatan memampukan/memberdayakan kumpulan
anggota masyarakat yang mempunyai tujuan bersama. Proses Pengembangan

1
Kelompok dimulai dari proses pengenalan akan program, berlanjut pada Kajian
Pedesaan Partisipatif dan diperkuat ketika masyarakat merasa mereka perlu berbagi
tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menjawab permasalahan yang mereka hadapi. Peran pihak luar hanyalah sebatas
mendampingi kelompok ke arah kemandirian. Sikap pendamping yang mau belajar
dari masyarakat, merasa setara (bukan guru petani), tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat, sikap bersahabat akan sangat membantu proses ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok tani?
2. Bagaimana peranan kelompok tani dalam pembangunan pertanian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kelompo ktani.
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi kelompoktani dalam upaya
pembangunan pertanian.
3. Untuk mengetahui dan menerapkan proses pengembangan kelompoktani
dalam upaya pembangunan pertanian.

2
II. PEMBAHASAN
A. Kelompok Tani
Kelompok adalah kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas
dengan adat istiadat dalam sistem norma yang mengatur pola-pola, yang mengatur
interaksi antara manusia. Menurut Departemen Pertanian, kelompok tani yaitu
diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani/petani yang terdiri atas petani-petani
dewasa (pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi) yang terikat
secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian kebutuhan
bersama serta berada di lingkungan pengaruh pemimpinan kontak tani. Secara
kompleks, kelompok tani adalah kumpulan petani mapun peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
Sumber Daya Manusia) dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha-usaha anggota. Kelompok adalah himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik.
Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam (Hamzah Sado, 1989).
Dengan demikian kelompok tani adalah kumpulan manusia yang memiliki
kegiatan dalam bentuk bercocok tanam yang hidup bersama merupakan kesatuan
beridentitas dan interaksi sesama sistem norma yang berlaku di dalamnya.
Kelompok tani memiliki ciri-ciri saling mengenal, akrab dan saling
percaya antara sesama anggota, mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama
dalam berusaha tani serta memiliki kesamaan dalam tradisi atau pemukiman,
hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi atau sosial, bahasa, pendidikan dan
juga terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab sesame anggota berdasarkan
kesepakatan bersama(Hamzah Sado, 1989).
Selain dari ciri-ciri kelompok tani juga mempunyai unsur pengikat yaitu
adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya dan memiliki kawasan
usaha tani yang menjadi tanggungjawab bersama diantara para anggotanya dengan
kader tani berdedikasi untuk menggerakkan para petani sehingga kepemimpinanya
diterima oleh sesama petani lainya serta memiliki kegiatan yang dapat dirasakan
mampaatnya oleh sekurang-kurangnya dari sebagian besar anggotanya dan tidak
terlepas dari adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk
menunjang program yang telah ditentukan.

3
Adapun fungsi kelompok tani sebagai kelompok belajar, yaitu wadah
mengajar bagi anggotanya guna menimgkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga
produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan menjadi
lebih sejahtera. Kelompok tani sebagai wahana kerja sama untuk memperkuat kerja
sama diantara sesama petani didalam kelompok tani serta dengan kelompok lain,
sehingga usaha taninya akan lebih efesien serta lebih mampu menghadapi
tantangan, hamnbatan, dan gangguan. Kelompok tani sebagai unit produksi usaha
tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan
usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
Adanya kepentingan dan tujuan bersama, penumbuhan kelompok tani
dapat dilihat dari kelompok-kelompok atau organisasi yang sudah ada, petani
dalam suatu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih,
dan juga berdasarkan domisili atau hamparan,yang memiliki anggota kelompok
tani sekitar 20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan
masyarakat dan usaha taninya, selanjutnya kegiatan kelompok tani yang dikelola
tergantung pada kesepakatan anggota, kegiatan- kegiatan dimaksud antara lain:
jenis usaha, unsur-unsur subsistem agribisnis (pengadaan sarana produsi,
pemasaran, pengelolaan hasil pasca panen).Kelompok tani sebagai wadah
kelompok dan bekerja sama antara anggota mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan
permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara
bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan
diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.
Prinsip kelompok tani adalah kebebasan setiap individu untuk
berkelompok dan menyatakan pendapat, yang memiliki keterbukaan
penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan diantara seluruh pelaku dan juga
partisipatif yakni semua anggota terlibat dengan memiliki hak dan kewajiban
yang sama juga dengan adanya kesuadayaan yakni mengutamakan potensi yang
ada didalam kelompok untuk mencapai tujuan kelompok serta tidak terlepas dari
kesetaraan yakni hubungan antara seluruh pelaku yang merupakan mitra sejajar

4
dalam kepengurusan, serta adanya kemitraan yaitu setiap kegiatan dilaksanakan
atas dasar saling menghargai, saling mendukung dan saling membutuhkan.
Adapun pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan
kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan
kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok
tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Berdasaarkan pengertian dan
penjelasan diatas yang menyangkut kelompok tani maka kelompok tani secara tidak
langsung dapat dipergunakan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
produktivitas usaha tani melalui pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Dengan
adanya kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan
yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian dan pemasaran hasil.
Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu antara lain bahwa
dengan adanya pembentukan kelompok tani maka interaksi dalam kelompok
semakin erat, kepemimpinan kelompok semakin terbina, peningkatan secara tepat
tentang antara jiwa kerja sama antara petani semakin terarah, proses penerapan
teknologi semakin cepat, pengembalian hutang petani semakin naik, orentasi pasar
semakin meningkat, baik yang berkaitan dengan pemasukan, atau produksi yang
dihasilkanya, dan semakin membantu efesiensi pembagian air irigasi serta
pengawasanya oleh petani sendiri. Sedangkan alasan utama dibentukya kelompok
tani yaitu untuk memampaatkan secara lebih baik semua sumber daya yang
tersedia, juga dikembangkan oleh pemeritah sebagai alat pembangunan dan adanya
alasan idiologis yang mengharuskan para petani untuk terikat oleh suatu amanat
suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya.
B. Peran Penting Kelompok Tani dalam Upaya Pembangunan Pertanian
Dalam upaya menuju pembangunan pertanian yang lebih maju, peran
kelembagaan pertanian perlu didorong untuk memberikan kontribusi terhadap hal
tesebut. Kelembagaan pertanian menjadi sebuah penggerak utama untuk mencapai
kemajuan pertanian. Kelompok tani menjadi salah satu kelembagaan pertanian
yang berperan penting dan menjadi ujung tombak karena kelompok tani merupakan
pelaku utama dalam pembangunan pertanian.
Upaya revitalisasi kelompok tani memang bukan persoalan yang mudah.
Banyak hal yang menjadi tantangan terutama pada era sekarang ini. Otonomi

5
daerah menjadi salah satu hal yang secara langsung maupun tidak akan berdampak
pada eksistensi kelompok tani. Ada kecenderungan pemerintah daerah kurang
memberikan perhatian terhadap kelembagaan pertanian khususnya kelompok tani.
Padahal kelembagaan kelompok tani merupakan asset yang berharga dalam rangka
menuju pembangunan pertanian yang maju mengingat bahwa di sebagian besar
daerah, pertanian menjadi basis sektor pembangunan. Kelompok tani sebagai
wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan
dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat
potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut
agar dapat berkembang secara optimal dan mendukung pembangunan pertanian.
Upaya menggiatkan kelompok tani memang bukan hal yang mudah. Banyak
hal yang menjadi tantangan terutama pada jaman sekarang ini. Otonomi daerah
menjadi salah satu hal yang secara langsung maupun tidak langsung akan
berdampak pada eksistensi kelompok tani. Ada kecenderungan pemerintah daerah
kurang memberikan perhatian terhadap kelembagaan pertanian khususnya
kelompok tani. Padahal kelembagaan kelompok tani merupakan aset yang mampu
dibilang sangat berharga dalam rangka menuju pembangunan pertanian yang maju
dan modern mengingat bahwa di sebagian besar daerah, pertanian menjadi basis
sektor pembangunan. Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani
antara lain diungkapkan oleh Torres dalam Mardikanto (1993) sebagai berikut:
1. Eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan
kelompok.
2. Terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani.
3. Cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi (teknologi) baru.
4. Naiknya kemampuan rata-rata pengembalian pinjaman petani.
5. Meningkatnya orientasi pasar, baik yang berlkaitan dengan masukan (input)
maupun produk yang dihasilkannya.
6. Dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani
sendiri.
Syarat pokok dan faktor pelancar atau alat pembangunan pertanian adalah
melalui penyuluhan atau pendidikan pembangunan pertanian yang dimana

6
mencakup pendidikan pembangunan untuk petani, pendidikan bagi petugas
penyuluhan pertanian, dan latihan petugas teknik pertanian. Maka peran kelompok
tani dalam hal ini sangat penting sebagai media pembelajaran bagi petani dalam
upaya meningkatkan produktivitas usaha taninya. Dengan pendekatan tersebut,
maka kelemahan dalam sistem pertanian tradisional dapat diperbaiki serta
produktivitas sektor pertanian dapat ditingkatkan. Pengembangan kelompoktani
diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan
fungsinya, dicirikan antara lain:
a. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara
berkala dan berkesinambungan;
b. Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh
para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan
dilakukan evaluasi secara partisipasi;
c. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama;
d. Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisaso yang rapih;
e. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir;
f. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
g. Sebagai sumber serta layanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani
umumnya dan anggota kelompoktani khususnya;
h. Adanya jalinan kerja sama antara kelompoktani dengan pihak lain;
i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil
usaha/kegiatan kelompok.
Dalam pengembangan kelompok usaha bersama, kelembagaan kelompok tani
perlu dilakukan penguatan kelembagaan agar dapat berperan dan berfungsi menjadi
kelembagaan kooperatif dan produktif yaitu
a. kelompoktani dapat membantu pengadaan sumberdaya finansial (modal) bagi
anggota kelompok dalam mengembangkan usaha-usaha produktif;
b. kelompok tani sebagai lembaga usaha-usaha produktif dan ekonomi yang
mampu menciptakan lapangan kerja dan usaha ditingkat kelompok;
c. kelompok tani sebagai lembaga ekonomi di tingkat kelompok; dan
d. kelompok tani sebagai unit usaha (enterprise) di tingkat kelompok.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah Sado, Penumbuhan, Pengembangan Kelompok Tani dan Gapoktan
(Gowa: Pusdiklat depnaker, 1989)
Mardikanto, T.1993.Penyuluhan Pembangunan Pertanian.Surakarta : Sebelas
Maret University Press.

Anda mungkin juga menyukai