Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLOGI PEDESAAN

KOMUNITAS PETANI

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Dra. Ni Luh Nyoman Kebayantini, M.Si

DISUSUN OLEH:

NAMA KELOMPOK 1 :

1. Nisa Kiromim 1421005030


2. Annisa 1712511001
3. Andi Adelia Hardianti 1712511002
4. Rotua Varia Elisabeth Simanjuntak 1712511003
5. Firda Amalia Siska 1712511004
6. Ni Luh Putu Ratna Dewi 1712511005
7. Hafizh Naufal Putra 1712511006
8. Yeni Suprapti Putri 1712511007
9. Ni Kadek Indah Dwi Pratiwi 1712511009
10. Zefanya Yuni Chayani Samosir 1712511010
11. Putri Ratna Sari Sinaga 1712511011
12. George Marcofell Offin 1712511013
13. Ni Komang Ayu Indra Yanti 1712511015

SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “berhubungan” atau dengan istilah
ilmiah yaitu saling “berinteraksi” sehingga dalam masyarakat tersebut akan terdapat
kesepakatan-kesepakatan yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh setiap
anggota masyarakat tersebut. Adanya suatu masyarakat tentunya terdapat tempat untuk
berkumpul yang dinamakan desa. Desa sendiri berfungsi sebagai komunitas kecil yang terikat
pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai tempat dalam pemenuhan
kebutuhan hidup yang dimana masyarakat desa tersebut bergantung kepada pertanian.
Sehingga dalam hal ini secara tidak langsung masyarakat telah membentuk suatu komunitas
petani.

Pada hakekatnya komunitas petani adalah organisasi yang memiliki fungsi sebagai
media musyawarah petani. Di samping itu, organisasi ini juga memiliki peran dalam akselerasi
kegiatan program pembangunan pertanian. Kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani guna
mengatasi masalah bersama dalam usaha tani. Seiring dengan perkembangan zaman
masyarakat mulai mengembangkan komunitas petani tersebut yang mulai dikembangkan sejak
program Bimbingan Massal (Bimas) tahun 1968 dan Intensifikasi Khusus (Insus) tahun 1979,
Supra Insus tahun 1986/87, peran komunitas tani semakin dibutuhkan. Bahkan pembentukan
kelompok tani seakan menjadi kewajiban, dan bukan kebutuhan petani. Penyaluran kredit
usahatani (KUT) dan program-program bantuan pemerintah untuk pertanian selalu disalurkan
melalui komunitas tani, karena dinilai lebih efisien. Konsekuensinya, semua desa harus
membentuk komunitas atau kelompok tani untuk mendapat fasilitas layanan pemerintah.
Sehingga dalam hal ini, semua petani secara otomatis dijadikan sebagai anggota kelompok.
Tidak mengherankan jika banyak petani yang tidak tahu mereka termasuk sebagai anggota
kelompok apa dan siapa ketua kelompoknya.

Secara konseptual peran kelompok tani merupakan suatu gambaran tentang kegiatan-
kegiatan kelompok tani yang dikelola berdasarkan kesepakatan anggotanya. Kegiatan tersebut
dapat berdasarkan jenis usaha, atau unsur-unsur subsistem agribisnis, seperti pengadaan sarana
produksi, pemasaran, pasca panen, pengolahan hasil panen dan sebagainya. Pemilihan kegiatan
kelompok tani ini sangat tergantung pada kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial
ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani, sehingga
dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana tiap
anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari
kelompok tani. Peranan kelompok tani juga dapat dimainkan tiap waktu oleh pemimpin
kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani memiliki peran sebagai
koordinator, dimana mereka yang menjelaskan atau menunjukkan hubungan antara berbagai
pendapat dan saran, sementara tiap anggota dalam kelompok tentu boleh memainkan lebih dari
satu peran dalam partisipasi kelompok. Disamping itu, pemimpin kelompok juga sebagai
penggerak kelompok untuk bertindak atau mengambil keputusan, dan berusaha memberi
semangat pada kelompok tani.

Sebagai organisai sosial masyarakat kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar
mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta
tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani dengan produktivitas yang
meningkat, pendapatan yang bertambah, dan kehidupan lebih sejahtera. Selain itu, kelompok
tani juga berfungsi sebagai wahana kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan
antar kelompok tani, serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama diharapkan usahataninya akan
lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
Sehingga kelompok tani berfungsi sebagai unit produksi, yang dilaksanakan oleh masing-
masing anggota kelompok tani secara keseluruhan sebagai satu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas
maupun kontinuitas.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan komunitas petani ?
1.2.3 Bagaimana ciri-ciri dari komunitas petani ?
1.2.4 Apa saja contoh dari komunitas petani di Bali ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk menjelaskan tentang pengertian komunitas petani.
1.3.2 Untuk menjelaskan mengenai ciri-ciri komunitas petani.
1.3.3 Untuk memberikan contoh dari komunitas petani yang ada di Bali
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunitas Petani


Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota
komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hermawan,
2008). Sebagaimana kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat esensial dalam
sebuah negara. Kehidupan pertanian yang kuat di negara-negara maju bukan merupakan hasil
usaha dalam setahun dua tahun seperti membalik telapak tangan. Perkembangan dan proses
tersebut berlangsung lama sejalan dengan waktu dalam sejarah pembangunan di negara-negara
tersebut. Adanya slogan yang menyebutkan negara akan kuat apabila pertaniannya kuat.
Mengingat, pertanian akan amat erat hubungannya dengan pemenuhan keperluan pangan yang
bila tak terpenuhi tersebutkan akan mengancam stabilitas ekonomi, sosial serta politik suatu
negara.

Di Indonesia terdapat komunitas para tani, komunitas yang ada di Indonesia selalu
melakukan perkembangan pada sektor pertanian dengan melakukan berbagai kegiatan dan
agenda-agenda seperti pertemuan kelompok tani dilaksanakan satu minggu sekali serta buat
di Induk Kelompok Tani (Inpoktan) sebulan sekali. Banyak faktor yang mendorong
pembentukan komunitas petani yang ada serta terdapat peranan penting dari pembentukan
komunitas pertanian ini seperti pemberdayaan sumber daya alam beragam, besarnya penduduk
Indonesia yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian, menjadi penyedia pangan
masyarakat dan menjadi bisnis pertumbuhan di pedesaan. Terdapat Agenda pertemuan
kelompok tani yaitu membahas pernyebaran kegiatan pertanian yang dijalankan serta gangguan
yang dialami dan alternatif solusinya. Petani pun cukup aktif dalam diskusi kususnya ketika
membahas alternatif solusi pada gangguan pertanian mereka.

2.2. Ciri Ciri Komunitas Petani


Petani merupakan suatu tipe ideal yang selalu menjadi diperdebatkan oleh ahli
pedesaan, sehingga memiliki pengertian yang bermacam-macam. Satu sisi ada yang
menganggap bahwa petani adalh semua penduduk yang berada di pedesaan, namun di sisi lain
hanya terbatas pada mata pencahariannya sebagai petani saja. Pembeda masyarakat petani
dengan masyarakat lain adalah masyarakat sebagai entitas yang memiliki struktur dan kultur
yang khas.

Adapun ciri-ciri komunitas pertanian sebagai berikut:

1. Anggotanya terdiri dari para petani dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam
masalah pertanian (seperti dinas pertanian, perangkat desa sebagai contrilling)
2. Terdapat kelembagaan yang mengatur dan memfasilitasi interaksi anggota
komunitas
3. Terdapat peraturan yang telah di sepakati bersama
4. Terdapat program atau proyek dengan membangaun kelembagaan koersif
(kelembagaan yang di paksakan) seperti padi sentra, demonstrasi massal (demas),
bimbingan massal (bimas), Bimas Gotong Royong, Badan Usaha Unit Desa
(BUUD), Koperasi Unit desa (KUD), Insusu dan Supra insus.

2.2. Contoh Komunitas Petani di Bali

2.2.1 Komunitas Petani Salak di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten


Karangasem.

Komunitas petani yang berada di Desa Sibetan umumnya berupa agro wisata
salak yang di kelola oleh petani salak setempat. Agro wisata Desa Sibetan berada di
ketinggian 400-600 meter di atas permukaan laut. Komunitas ini berupa kelompok wanita
tani “Agro Abian Salak”. Semua desa di sekitar desa sibetan penduduknya juga dominan
tergantung dari usaha budidaya salak. Agro wisata ini alamatnya di Desa Sibetan, di
Karangasem, Bali Timur, masuk kawasan Kecamatan Bebandem. Komunitas petani
dalam agro wisata salak di Desa Sibetan mengolah buah salak kedalam berbagai macam
jenis makanan dan minuman. Olahan salak tersebut dapat berupa dodol salak, manisan
salak, wine salak, sirup keripik, dll.

Pemerintah setempat mengembangkan daerah ini sebagai agro wisata salak


karena potensi yang dimiliki oleh petani salak ini bagus secara ekonomi. Di dalam
komunitas kelompok wanita tani “Agro Wisata Abian Salak” berhasil meningkatkan
kemampuan SDM wanita dalam hal pengolahan buah salak menjadi produk olahan kopi
salak, teh salak, pia salak, kurma salak dan madu salak, serta mengemas dan labelisasi
produk olahan yang dihasilkan lebih menarik dan lebih higienis. Dalam hal ini petani
salak tidak hanya menjual salak dalam bentuk buah segar saja tetapi dapat mengolah hasil
panen salaknya kedalam olahan-olahan yang banyak diminati oleh wisatawan sebagai
oleh-oleh yang dapat bertahan lebih lama dan praktis untuk dibawa.

2.2.2 Komunitas Petani di Desa Baturiti, Tabanan

Kelompok Tani Tegal Harum Desa Pakraman Bangah, Desa Baturiti, adalah
sebuah kelompok tani yang diketuai oleh I Made Yunarta baru saja dikukuhkan pada 27
Januari 2019 oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya di Wantilan
SanggarTari Manik Galih Desa Pakraman Bangah Baturiti. Kelompok tani tersebut sudah
mengantongi badan hukum dan menetapkan berbagai macam progam yang dimana
program – program tersebut telah dipermudah dalam pelaksanaanya oleh Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Provinsi, sehingga dapat meningkatakan
kemajuan dan kesejahteraan anggotanya.

Kelompok Tani Tegal Harum sendiri bergerak dalam bidang pertanian dan
peternakan, seperti Tani ternak babi, sapi, dan bertani sayur – mayur, yang merupakan
kebutuhan pokok masyarakat Bali khususnya Tabanan. Pemerintah Kabupaten Tabanan
berharap agar melalui Kelompok Tani tersebut bisa menjadi pilar dan pemasok pangan
Bali, khususnya di Tabanan. Sehingga Tabanan bukan hanya sebagai lumbung berasnya
Bali, tetapi juga sebagai lumbung pangan Bali, seperti, daging, sayur, dan lain
sebagainya. Adanya Pergub No 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan
Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali hasil panen petani diwajibkan
diserap kalangan usaha pariwisata. Pergub ini kelak akan meningkatkan kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas produksi serta berdampak kepada peningkatan lapangan kerja,
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada hakekatnya komunitas petani adalah organisasi yang memiliki fungsi sebagai
media musyawarah petani. Di samping itu, organisasi ini juga memiliki peran dalam akselerasi
kegiatan program pembangunan pertanian. Kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani guna
mengatasi masalah bersama dalam usaha tani. Di Indonesia terdapat komunitas para tani,
komunitas yang ada di Indonesia selalu melakukan perkembangan pada sektor pertanian
dengan melakukan berbagai kegiatan dan agenda-agenda seperti pertemuan kelompok tani

Salah satu contoh komunitas petani di Indonesia khusunya di Bali yaitu Komunitas
petani salak di Desa Sibetan, Karangasem. Komunitas ini berupa kelompok wanita tani “Agro
Abian Salak”. Semua desa di sekitar desa sibetan penduduknya juga dominan tergantung dari
usaha budidaya salak. Di dalam komunitas kelompok wanita tani “Agro Wisata Abian” salak
berhasil meningkatkan kemampuan SDM wanita dalam hal pengolahan buah salak menjadi
produk olahan kopi salak, teh salak, pia salak, kurma salak dan madu salak, serta mengemas
dan labelisasi produk olahan yang dihasilkan lebih menarik dan lebih higienis.

Selain komunitas petani salak di Desa Sibetan, Karangsem, terdapat juga komunitas
petani yang ada di Desa Baturiti, Tabanan bernama Kelompok Tani Tegal Harum. Kelompok
Tani Tegal Harum sendiri bergerak dalam bidang pertanian dan peternakan, seperti Tani
ternak babi, sapi, dan bertani sayur – mayur, yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat
Bali khususnya Tabanan. Kelompok tani ini sudah mengantongi badan hukum dan menetapkan
berbagai macam progam yang dimana program – program dapat meningkatakan kemajuan dan
kesejahteraan kelompok tani di Desa Baturiti, Tabanan.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulis juga bisa umtuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah
yang telah dijelaskan
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal :
(Masmulyadi, 2007) Dalam Nasrul, Wendy. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian
Untuk Meningkatkan Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian Jurnal
Menara ilmu. vol. III No. 29
Dimyati (2007) Dalam Nasrul, Wendy. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian Untuk
Meningkatkan Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian.Jurnal Menara
ilmu. vol. III No. 29
(Jamal, 2008) Dalam Nasrul, Wendy. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian Untuk
Meningkatkan Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian. Jurnal Menara
ilmu. Vol. III No. 29

Internet
Anonim. (2019). Pengertian Komunitas: Arti, Manfaat, Jenis, dan Contohnya. Diakses pada 5
Maret 2019 dari https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunitas.html
Ibeng, Parta. (16 Februari 2019). Pengertian Komunitas, Jenis, Manfaat, Contoh Menurut Para
Ahli. Diakses pada 4 Maret 2019 dari https://pendidikan.co.id/pengertian-komunitas-
jenis-manfaat-contoh-menurut-para-ahli/
Jingga, Komang Arta. (2019). Diharap, Kelompok Tani di Tabanan Jadi Pilar Pangan Bali.
Diakses pada 4 Maret 2019 dari http://balitribune.co.id/content/diharap-kelompok-tani-
di-tabanan-jadi-pilar-pangan-bali

Suarelawanto, Ema. (2019). Kelolmpok Tani di Tabanan Ikut Berantas Tengulak. Diakses 4
Maret 2019 dari https://bali.bisnis.com/read/20190128/538/883230/kelompok-tani-di-
tabanan-bali-ikut-berantas-tengkulak

Anda mungkin juga menyukai