Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam kemajuan suatu bangsa, semakin baik
kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan
semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Adapun berbagai tokoh yang memberikan
sumbangsih terhadap dunia pendidikan salah satunya adalah John Dewey. Ia adalah
seorang filsuf dan pendidik Amerika, pemikir yang paling berpengaruh pada zamannya.
Filsafat instrumentalisme, tulisan dan pengajarannya tidak hanya mempengaruhi secara
luas teori dan praktek filsafat pendidikan, tetapi juga psikologi, hukum dan pengetahuan
diseluruh dunia.
Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu yang mempelajari relasi antara
pendidikan dan masyarakat. Aspek sosial tidak terlepas dari dunia pendidikan, oleh karena
itu dunia pendidikan mencakup objek kajian sosiologi. Diantaranya meliputi teori dan riset
yang fokus pada bagaimana pendidikan sebagai sebuah institusi sosial saling berkorelasi
atau mempengaruhi institusi sosial lain dan struktur sosial yang lebih luas. Dewey juga
memberikan berbagai konsep yang penting untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat
ini. Ia memprakarsai eksperimen dengan menggunakan kurikulum, metode, dan organisasi
eksperimen dengan menggabungkan secara efektif teori pendidikan dengan praktek
pendidikan. Keberhasilannya mengajak para orang tua murid untuk berpartisipasi bersama
guru dalam proses pendidikan anak, menjadi dasar bagi gagasanya yang paling
berpengaruh dalam bidang pendidikan. Kemudian berbagai karya-karya berupa tulisan
diciptakan oleh Dewey yang mampu membuka fikiran yang lebih luas mengenai filsafat,
sejarah, estetika, politik, agama hingga pendidikan.

1.2. Rumusan Masalah :


1.2.1. Bagaimana biografi tokoh John Dewey dalam menyumbangkan pemikiran
mengenai Sosiologi Pendidikan ?

1.2.2. apa saja sumbangan pemikiran yang telah diberikan oleh John Dewey dalam
sosiologi Pendidikan ?

1.2.3. apa saja karya-karya yang telah dihasilkan oleh John Dewey dalam sosiologi
pendidikan ?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Biografi John Dewey
Pada bidang pendidikan, pasti pernah mendengarkan sebuah teori, atau sebut saja
sebuah metode 'belajar sambil melakukan'- learning by doing . Teori dan metode tetsebut
pertama kali dikenalkan oleh seorang filosof asal Amerika yang lahir pada 20 October 1859
di Burlington, Vermont Amerika Serikat, yaitu John Dewey. John Dewey adalah seorang
filsuf dan pendidik Amerika, pemikir yang paling berpengaruh pada zamannya. Filsafat
instrumentalisme, tulisan dan pengajarannya tidak hanya mempengaruhi secara luas teori
dan praktek filsafat pendidikan, tetapi juga psikologi, hukum dan pengetahuan diseluruh
dunia. Sejak kecil John Dewey memang dikenal sebagai anak yang sangat mencintai ilmu
pengetahuan dan dia juga dikenal sebagai anak yang suka mencari pengetahuan-
pengetahuan baru. Tentunya pendidikan pertama yang Dewey dapatkan adalah dari
keluarganya, dimana keluarganya juga memiliki pendidikan yang tinggi. Sang ayah selalu
menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik kepada Dewey, karena keluarganya bercita-
cita agar Dewey bisa member kemajuan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Setelah mengenyam pendidikan dari keluarga selama 7 tahun. Dewey kemudian


melanjutkan sekolahnya ke sekolah di Burlington, Vermont, Amerika dan menetap disana
hingga lulus sekolah menengah. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya masuk di
Universitas Vermont pada tahun 1875 dengan spesifikasi bidang filsafat dan ilmu-ilmu
sosial. Kemudian ia tamat pada tahun 1879 dengan menerima gelar kandidat, dan mulai
mengajar sebagai guru. Ia mengajar sastra klasik, sains, dan aljabar di sebuah sekolah di
Oil City, Pensylvania selama 3 tahun. Setelah mengajar ia melanjutkan pendidikannya ke
perguruan tinggi John Hopkins, yaitu universitas pertama yang menyelenggarakan
pendidikan pasca sarjana Amerika Serikat dengan menggunakan model Jerman.

Pada tahun 1894 ia bergabung dengan fakultas filsafat di University of Chicago, tempat
ia mengembangkan pedidikan progresifnya lebih lanjut di Sekolah Laboratorium
universitas. Pada tahun 1904 Dewey meninggalkan Chicago ke Universitas Columbia di
New York City, di mana ia menghabiskan sebagian besar karirnya dan menulis karya
filosofisnya yang paling terkenal, Experience and Nature (1925). Tulisannya berikutnya,
yang termasuk artikel dalam majalah populer, membahas topik dalam estetika, politik, dan
agama.

2
2.2. Sumbangan Pemikiran John Dewey Pada Sosiologi Pendidikan

Menurut Dewey, pendidikan adalah upaya menolong manusia agar dapat berefleksi
terhadap masalah yang tirnbul daiam masyarakar dan upaya memperlengkapi mereka agar
menghasilkan perubahan yang nyara dalam kehidupan mereka. Jika dalam proses pendidikan
tidak ada pengaruh yang positif terhadap alam dan masyarakat, maka janganlah disebut
pendidikan, karena pendidikan harus memberikan pengaruh perubahan dan pertumbuhan.
Sedangkan Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu yang mempelajari relasi antara
pendidikan dan masyarakat. Aspek sosial tidak terlepas dari dunia pendidikan, oleh karena itu
dunia pendidikan mencakup objek kajian sosiologi. Diantaranya meliputi teori dan riset yang
fokus pada bagaimana pendidikan sebagai sebuah institusi sosial saling berkorelasi atau
mempengaruhi institusi sosial lain dan struktur sosial yang lebih luas.

Adapun dalam teori dan metodenya, John Dewey berpendapat bahwa untuk
mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari tersebut. Dalam melakukan
apa yang hendak dipelajari tersebut, dengan sendirinya ia akan menguasai gerakan-gerakan
atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan
sempurna. Ia mengambil contoh tentang seorang yang akan belajar berenang. Menurutnya,
seorang itu tidak perlu diajari macam-macam teori tetapi cukup ia langsung disuruh masuk
kolam renang dan mulai berenang, dengan cepat seorang itu akan menguasai kemampuan
berenang. Tak hanya itu Dewey juga mengaitkan pentingnya moral dan budi pekerti dalam
berinteraksi sosial pada lingkungan pendidikan dan sekitar yang saling berkorelasi hingga
menjadikannya hal penting untuk dijadikan ilmu pengetahuan terkait sosial dan pendidikan.

Sifat sosial adalah yang penting dari pendidikan. Unruk itu, peran masyarakat yang
demokratis adalah bagian integral dalam mengembangkan sumber daya manusia, karena setiap
warga adalah pribadi yang berharga, bukanlah sebagai alat untuk melayani maksud negara atau
sarana untuk mencapai tujuan dari pihak yang berkuasa. Dengan cara ini, pendidikan
berorietasi pada mempersiapkan lingkungan belajar yang memacu pengalaman untuk
bertumbuh. Rumusan Dewey tentang pendidikan adalah "pembentukan kembali arau
pengorganisasian ulang pengalaman yang menambah maknanya dan yang menambah
kemampuan si pelajar dalam memberi arah terhadap pengalaman yang selajutnya." Dan untuk
mencapai maksud tersebut, guru memiliki peranan penting untuk membimbing pelajar
memperluas pengetahuan dan kemampuan berpikirnya dalam menjelajah hubungan baru yang
dibangunnya di atas pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dalam hal ini, Dewey

3
menekankan bahwa setiap orang belajar dari pengalamaannya yang berasal dari aktivitas yang
asli dari lingkungannya.

2.2.1. Konsep Pendidikan John Dewey


Konsep kunci dalam filsafat Dewey adalah pengalaman. Pengalaman adalah satu-
satunya yang dapat dimiliki oleh manusia. Manusia tidak dapat keluar dari pengalamannya,
mencoba mengatasi pengalaman ke finalitas dan asal usul absolut adalah kebodohan.
Pengalaman manusia inilah yang merupakan alam semesta, yaitu alam semesta yang dialami
manusia. Dengan kata lain manusia dalam dunia yang dialaminya mempunya kedudukan yang
sentral. Di dalam manusialah alam semesta sadar akan dirinya. Masalah penting pertama yang
Dewey buat adalah bahwa dasar-dasar budi pekerti yang tidak terpisah dari kehidupan
masyarakat manusia di mana pun mereka memiliki keterikatan; Pendekatan Dewey selanjutnya
memperdalam pemikiran mengenai kesusilaan (moralitas) sebagai gagasan yang dimasukkan
dari luar pengalaman. Secara singkat pandangan Dewey dengan mengatakan bahwa dasar-
dasar budi pekerti dari pendidikan harus dikembangkan melalui pengakuan kesusilaan
(moralitas) wajib (morality of the task).

Menurut Dewey tidak diutamakan pendidikan kecerdasan, tetapi pendidikan sosial dan
kesusilaan. Kecerdasan adalah hal yang penting akan tetapi bukan yang utama. Yang paling
utama adalah pendidikan kemasyarakatan dan kesusilaan. Untuk mencapai kedua pendidikan
tersebut, John Dewey membagi pendidikan untuk siswa berdasarkan 2 segi yaitu psikologi dan
sosiologi.

 Dasar psikologi. Cara memberi pengajaran wajib disesuaikan dengan tingkat perkembangan,
cara berpikir dan cara bekerja anak. Penentuan bahan pengajaran wajib disesuaikan dengan
perhatian dan keperluan anak, sebagai akibat dari instingnya.
 Dasar sosiologi. Dewey berpendapat bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah
kepentingan kemajuan masyarakat. Tiap anggota masyarakat berkewajiba
mengembangkannya dan anak wajib dibimbing ke arah itu. Bahan pengajaran perlu diambil
dari problem masyarakat.
Dewey berpendapat bahwa pendidikan dan pembelajaran adalah proses sosial dan
interaktif, dan dengan demikian sekolah itu sendiri adalah lembaga sosial dimana reformasi
sosial dapat dan harus dilakukan. Selain itu, ia percaya bahwa siswa berkembang dalam
lingkungan dimana mereka diizinkan untuk mengalami dan berinteraksi dengan kurikulum,
dan semua siswa harus memiliki kesempatan untuk ambil bagian dalam pembelajaran mereka

4
sendiri (dalam buku Pedagogic Creed, Dewey, 1897). Kemudian dalam bukunya berjudul My
Pedagogic Creed dan Democracy and Education, Dewey menjelaskan bahwa pendidikan dan
pembelajaran tak ubahnya adalah sebuah proses interaktif. Sekolah adalah institusi sosial yang
mana reformasi sosial dapat dan harus dilakukan. Ia berpendapat bahwa siswa harus
berkembang dalam lingkungannya dan berhak berinteraksi dengan kurikulum. serta setiap
siswa berhak untuk mengambil bagian dalam proses pembelajaran mereka sendiri.

2.2.2. Rekomendasi John Dewey dalam pelaksanaan Pendidikan Progresif


Secara umum pemikiran rekomendasi Dewey tentang pendidikan adalah upaya
redefinisi pendidikan dan tujuan umum pendidikan. Definisi pendidikan menurut Dewey
adalah proses dimana masyarakat mengenal diri. Pendidikan adalah proses pembentukan
“Impulse”. Oleh karena itu menurut Dewey sekolah harus menjadi tempat persiapan anak untuk
terjun ke dalam masyarakat, dan sekolah harus merupakan sebuah masyarakat kecil.

Pemikiran John Dewey memberikan rujukan tentang pusat dalam pembelajaran adalah
anak yang berproses dalam pengalamannya. Garis besar pemikiran John Dewey dan telah
banyak memberikan kontribusi terhadap konsep-konsep pendidikan perlu digaris bawahi.
Menurut Garforth terdapat tiga pengaruh pemikiran John Dewey.

Pertama, Dewey melahirkan konsepsi baru tentang kesosialan pendidikan. Disini


dijelaskan bahwa pendidikan memiliki fungsi sosial yang dinyatakan pula oleh Plato. Kedua,
Dewey memberikan substansi baru terhadap konsep keberpusatan pendidikan pada anak
(Child-Centredness). Ketiga, proyek dan problem solving yang mekar dari sentral konsep John
Dewey tentang pengalaman telah diterima sebagai bagian dalam teknik pembelajaran di kelas.

Dalam konsep pendidikan lama, situasi pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa lebih
bersifat pasif menerima sepenuhnya materi apa saja yang disampaikan dan diberikan guru.
Kurikulum mutlak direncanakan, disusun dan dibuat oleh pemerintah dan guru atau sekolah
tanpa mengikutsertakan siswa. Sehubungan dengan hal tersebut John Dewey mengemukakan
ide dan gagasannya dalam konsep pendidikan Progresif, sebagaimana berikut:

1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara perorangan (Individually


Learning).
2. Memberi Kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (Learning By
Experiencing)

5
3. Guru memberi dorongan semangat dan motivasi bukan hanya pemerintah. Artinya bahwa
guru memberikan penjelasan tentang arah kegiatan pembelajaran yang merupakan
kebutuhan siswa.
4. Guru mengikut sertakan siswa dalam berbagai aktifitas kehidupan belajar di sekolah yang
mencakup pengajaran, administrasi dan bimbingan.
5. Guru memberi arahan dan bimbingan sepenuhnya agar siswa meyadari bahwa hidup itu
dinamis dan mengalami perubahan yang begitu cepat

2.3. Karya-Karya John Dewey


Sepanjang kariernya John Dewey telah menghasilkan 50 buah buku, 750 artikel dan
200 karangan untuk ensiklopedi yang meliputi semua bidang filsafat tradisional mulai dari
logika, epistemologi, metafisika, sampai dengan etika, filsafat politik, filsafat sejarah, filsafat
ilmu, agama dan pendidikan. Berikut adalah karya-karya Dwey Adapun karya John Dewey
antara lain:

1. 1884, The New Psychology. Andover Review, 2:278-289.

2. 1886, The Psychological Standpoint. Mind, 11:1-19. Dan Psychology as Philosophic


Method. Mind, 11:153-173.

3. 1887, Psychology. New York: Harper and Bros, xii -f- 427 PP- 3d ed., 1891. Dan Illusory
Psychology. Mind, 12:83-88.

4. 1889 With J. A. McLellan. Applied Psychology; an Introduction to the Principles and


Practice of Education. Boston: Educational Publishing Co. xxxi + 317 pp.

5. 1890, On Some Current Conceptions of the Term "Self." Mind, 15:58-74.

6. 1891, Outlines of a Critical Theory of Ethics. Ann Arbor: Register Publishing Co. viii -f-
253 pp.

7. 1894, The Study of Ethics, a Syllabus. Ann Arbor: Register Publishing Co. iv + 151 pp. The
Psychology of Infant Language. Psych. Rev., 1163-66. Serta The Theory of Emotion. I.
Emotional Attitudes. Psych. Rev., 1:5 dab II. The Significance of Emotions, Psych. Rev., Jan.
1895, 2:13-32.

8. l895, With J. A. McLellan. The Psychology of Number and Its Applications to Methods of
Teaching Arithmetic. New York: D. Appleton & Co. xv + 309 pp.

6
9. 1896, The Reflex Arc Concept in Psychology. Psych. Rev., 3:357-370. Interest as Related
to (the Training of the) Will. National Herbart Society, Second Supplement to the Herbart Year
Book for 1895. Bloomington, 111., pp. 209-255.

10. 1897, The Psychology of Effort. Phil. Rev., 6:43-56.

11. 1900, The School and Society. Chicago: University of Chicago Press. 129 pp. Rev. ed.,
1915, xv + 164 pp.

12. 1908 With James H. Tufts. Ethics. New York: Henry Holt & Co. xiii + 618 pp.

13. 1910 How We Think. Boston: D. C. Heath & Co. vi + 224 pp. The Influence of Darwin on
Philosophy and Other Essays in Contemporary Thought. New York: Henry Holt & Co. vi -{-
309 pp.

14. 1915 German Philosophy and Politics. New York: Henry Holt & Co. 135 pp. With Evelyn
Dewey. Schools of Tomorrow. New York: E. P. Dutton and Co. 316 pp.

15. 1916, Democracy and Education. New York: The Macmillan Co. xii -(- 434 pp. Essays in
Experimental Logic. Chicago: University of Chicago Press, vii -f- 444 pp. (Revision of 1903
publication.)

16. 1920, Reconstruction in Philosophy. New York: Henry Holt & Co. vii + 224 PPWith Alice
Chipman Dewey. Letters from China and Japan. Edited by Evelyn Dewey. New York: E. P.
Dutton and Co. vi-)- 311 pp.

17. 1922, Human Nature and Conduct. An Introduction to Social Psychology. New York:
Henry Holt & Co. vii + 33^ pp.

18. 1925 Experience and Nature. Chicago, London: Open Court Publishing Co. xi + 443 PP-
(Lectures upon the Paul Carus Foundation, First Series.) Also New York: W. W. Norton Co.
(1929). ix, ia-4a -f~ 443 pp.

19. 1927, The Public and Its Problems. New York: Henry Holt & Co. vi -f- 224 pp. 20. 1928,
The Philosophy of John Dewey. Selected and edited by Joseph Ratner. New York: Henry Holt
& Co. xii + 560 pp.

7
21. 1929, Character and Events. Popular Essays in Social and Political Philosophy. Edited by
Joseph Ratner. New York: Henry Holt & Co. Two volumes. Impressions of Soviet Russia and
the Revolutionary World,

Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya
praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode
learning by doing. Adapun beberapa karyanya yang menyinggung soal pendidikan seperti The
childrens and the curiculum, My Pedagogic Creed dan Democracy and Education,theory of
valuation, exsperiance and education, freedom and culture.The cildren and curiculum berbicara
bagaimana kurikulum tradisional perlu di ubah karena kurikulum tersebut mutlak
direncanakan, disusun dan dibuat oleh pemerintah dan guru atau sekolah tanpa melibatkan
siswa padahal siswalah yang menjadi objeknya, dalam My Pedagogic Creed dan Democracy
and Education Dewey menjelaskan bahwa pendidikan dan pembelajaran tak ubahnya adalah
sebuah proses interaktif , Sekolah adalah institusi sosial yang mana reformasi sosial dapat dan
harus dilakukan. Ia berpendapat bahwa siswa harus berkembang dalam lingkungannya dan
berhak berinteraksi dengan kurikulum. serta setiap siswa berhak untuk mengambil bagian
dalam proses pembelajaran mereka sendiri.

Konsep kunci dalam filsafat Dewey adalah pengalaman. Pengalaman adalah satu-
satunya yang dapat dimiliki oleh manusia. Manusia tidak dapat keluar dari pengalamannya,
mencoba mengatasi pengalaman ke finalitas dan asal usul absolut adalah kebodohan.
Pengalaman manusia inilah yang merupakan alam semesta, yaitu alam semesta yang dialami
manusia. Dengan kata lain manusia dalam dunia yang dialaminya mempunya kedudukan yang
sentral. Di dalam manusialah alam semesta sadar akan dirinya. Masalah penting pertama yang
Dewey buat adalah bahwa dasar-dasar budi pekerti yang tidak terpisah dari kehidupan
masyarakat manusia di mana pun mereka memiliki keterikatan; Pendekatan Dewey selanjutnya
memperdalam pemikiran mengenai kesusilaan (moralitas) sebagai gagasan yang dimasukkan
dari luar pengalaman. Secara singkat pandangan Dewey dengan mengatakan bahwa dasar-
dasar budi pekerti dari pendidikan harus dikembangkan melalui pengakuan kesusilaan
(moralitas) wajib (morality of the task).

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik Amerika, pemikir yang paling
berpengaruh pada zamannya. Ia lahir pada 20 October 1859 di Burlington, Vermont Amerika
Serikat John Dewey paling terkenal dengan perannya dalam apa yang disebut pendidikan
progresif. Pendidikan progresif pada dasarnya adalah pandangan pendidikan yang menekankan
kebutuhan untuk belajar dengan melakukan. Adapun Sosiologi pendidikan merupakan cabang
ilmu yang mempelajari relasi antara pendidikan dan masyarakat. Aspek sosial tidak terlepas
dari dunia pendidikan, oleh karena itu dunia pendidikan mencakup objek kajian sosiologi.
Diantaranya meliputi teori dan riset yang fokus pada bagaimana pendidikan sebagai sebuah
institusi sosial saling berkorelasi atau mempengaruhi institusi sosial lain dan struktur sosial
yang lebih luas. Salah satu masalah penting pertama yang Dewey buat adalah bahwa dasar-
dasar budi pekerti yang tidak terpisah dari kehidupan masyarakat manusia di mana pun mereka
memiliki keterikatan; Pendekatan Dewey selanjutnya memperdalam pemikiran mengenai
kesusilaan (moralitas) sebagai gagasan yang dimasukkan dari luar pengalaman

Sepanjang kariernya John Dewey telah menghasilkan 50 buah buku, 750 artikel dan
200 karangan untuk ensiklopedi yang meliputi semua bidang filsafat tradisional mulai dari
logika, epistemologi, metafisika, sampai dengan etika, filsafat politik, filsafat sejarah, filsafat
ilmu, agama dan pendidikan. Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang
pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan
teori dan metode learning by doing. Dari beberapa sumbangsih pemikiran Dewey, ia juga
memberikan gagasannya terkait konsep pendidikan progresif dengan berbagai tahapan dan
proses pendidikan yang tepat pada institusi pendidikan diberbagai tempat, serta berbagai
sumbangsih pemikiran Dewey masih diterapkan pada proses pendidikan hingga saat ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bashori, Tauheid. Pragmatisme Pendidikan John Dewey, (online), (http://www.Ditpertais.


Net/Swara I7-01.html, diakses pada Kamis, 20 Februari 2020)

Nanang, M. Konsep Pendidikan John Dewey, (online), (http://indekos.tripod.com/id4.html,


diakses pada Kamis, 20 Februari 2020)

Happy Romdani, P. (2018). Studi Komparasi Pemikiran Al-Ghozali dengan John Dewey
tentang Teori Etika Mendidik Anak (Doctoral dissertation, IAIN PONOROGO).

Muzamel.2011.Konsep Manusia Menurut John Dewey.Skripsi Tidak di Terbitkan.Riau


Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

10

Anda mungkin juga menyukai