Komponen-Komponen Pendidikan
Kelas: A6-19
Kelompok: 5
Nama Anggota:
Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan Puji Syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas awal dari mata kuliah “Pengantar Pendidikan” dengan judul
“Komponen-komponen Pendidikan”.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak,
terutama kepada Dosen Pengampun, yang telah membimbing kami.
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15
Daftar Pustaka 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tersebut selanjutnya diambil atau diterima sebagai input sistem pendidikan
dibedakan dalam tiga jenis, yaitu :
5
1. Input masukan (raw input): peserta didik
Komponen masukan (raw input), adalah kualitas siswa yang akan
mengikuti proses pendidikan. Kualitas tersebut dapat berupa potensi
kecerdasan, bakat, minat belajar, kepribadian siswa, dan sebagainya.
Apabila kualitas masukan itu rendah atau tidak mendukung
terwujudnya prestasi belajar yang tinngi, tentunya tidak dapat
diharapkan menjadi lulusan yang bermutu tinggi, meskipun aspek-
aspek lainnya mendukung, seperti proses pembelajaran yang baik serta
alat pendidikan yang bagus.
Kualitas potensi ini terutama yang bersifat tetap seperti tingkat
intelegensinya rendah, hasil belajarnya cenderumg berbeda dengan
anak yang tingkat kecerdasannya tinggi, sebab hal itu akan
mempengaruhi daya tangkapnya, daya analisanya kemampuan
berhitungnya, dan lain sebagianya selama mengikuti pelajaran.
Pendidikan hanyalah mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki
oleh siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain tidak mungkin
membuat anak yang kecerdasannya rendah menjadi anak yang
kecerdasannya tinggi, sehingga prestasi belajarnya juga tinggi seperti
anak yang memang pintar.
6
baik, dan sebagainya tentulah akan sulit untuk mewujudkan
tercapainya mutu pendidikan yang tinggi.
3. Input lingkungan (environmental input)
Keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses
pendidikan. Komponen lingkungan pendidikan (enviromental input)
dapat berupa sosial budaya masyarakat, aspirasi pendidikan orang tua
siswa, kondisi fisik sekolah, kafetaria sekolah, dan sejenisnya. Secara
langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses
pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan.
Berbagai jenis input pendidikan terseleksi sebagaimana
dikemukakan di atas, selanjutnya akan membentuk komponen-
komponen pendidikan atau berbagai sub sistem pendidikan. Dalam hal
ini dilakukan diferensiasi sehingga setiap komponen memiliki fungsi-
fungsi khusus. Namun demikian, karena pendidikan adalah suatu
sistem, maka dalam hal ini semua komponen pendidikan idealnya
melaksanakan fungsinya masing-masing dan berinteraksi satu sama
lain yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian komponen pendidikan?
2. Apa saja macam-macam komponen pendidikan?
3. Bagaimana hubungan timbal balik antar komponen pendidikan?
7
BAB II
PEMBAHASAN
1) Tujuan Pendidikan
2) Peserta didik
3) Pendidik
4) Interaksi Edukatif Pendidik dan Anak Didik
5) Isi Pendidikan
6) Lingkungan Pendidikan
1) Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu
berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang
bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada
tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan
8
praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah, norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis,
tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan
sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik
dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981)
Langeveld mengemukakan bahwa pandangan hidup manusia
menjiwai tingkah laku perbuatan mendidik. Tujuan umum atau tujuan
mutakhir pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup
tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan
menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan
pendidikan manusia. Langeveld mengemukakan jenis-jenis tujuan
pendidikan terdiri dari tujuan umum, tujuan tak lengkap, tujuan sementara,
tujuan kebetulan, dan tujuan perantara. Pembagian jenis-jenis tujuan
tersebut merupakan tinjauan dari luas dan sempit tujuan yang ingin
dicapai.
Urutan hirarkis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum
pendidikan yang tejabar mulai dari:
a) Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945)
b) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan
Nasional)
c) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah)
d) Tujuan kurikuler (pada tiap-tiap bidang studi/mata
pelajaran atau kuliah)
e) Tujuan Instruksional
Yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum
dan tujuan instruksional khusus.
9
pendidikan nasional yang bersumber dari falsafah hidup yang
berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
2) Peserta Didik
Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu
anak memiliki kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat
kedewasaan. Anak memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan
pertolongan dan bimbingan baik jasmaniah maupun rohaniah. Sifat
hakikat manusia dalam pendidikan ia mengemukakan anak didik harus
diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas dan moralitas.
Manusia sebagai makhluk yang harus dididik dan mendidik.
10
3) Pendidik
a) Orang dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum
kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh
Syaifullah adalah sebagai berikut:
Manusia yang memiliki pandangan hidup dan
prinsip hidup yang pasti dan tetap
Manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-
cita hidup tertentu, termasuk cita-cita untuk
mendidik
Manusia yang cakap mengambil keputusan batin
sendiri atau perbuatannya sendiri dan yang akan
dipertanggung jawabkan sendiri
Manusia yang telah cakap menjadi anggota
masyarakat secara konstruktig dan aktif penuh
inisiatif
Manusia yang telah mencapai umur kronologis
paling rendah 18 tahun
Manusia berbudi luhur dan berbadan sehat
Manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga
Manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat
11
b) Orang Tua
Kedudukan orang tau sebagai pendidik, merupakan
pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang
tua sebagai pendidik utama dan yang pertama serta berlandaskan
pada hubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di
lingkungan keluarga mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa
semua orang tua adalah pendidik, namun tidak semua orang tua
mampu melaksanakan pendidikan dengan baik sehingga
kemampuan untuk menjadi orang tua sama sekali tidak sejajar
dengan kemampuan untuk mendidik.
c) Guru/pendidik
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung
maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau
masyarakat untuk melaksanakan pndidikan. Karena itu kedudukan
guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan
baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan
pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari
tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual,sikap dan
emosional. Persyaratn jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan
yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin
disampaikan maupun cara penyampainnya, dan memiliki filsafat
pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan.
12
tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat
kerohanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
13
demokratis (Suwarno, 1981). Metode diktatoral bersumber dari teori
empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mata
ditentukan oleh factor diluar manusia, sehingga pendidikan bersifat maha
kuasa. Sikap ini menimbulkan sikap diktator dan otoriter, pendidik yang
menetukan segalanya.
Metode liberal bersumber dari pendiiran Naturalisme yang
berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan
oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar atau kodrat ada pada diri
manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu
banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Biarkanlah anak
berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas atau liberal.
Metode demokratis bersumber dari teori konvergensi yang
mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari
dalam dan dari luar. Di dalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat
menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak.
Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam
proses pendidikan untuk mencapai tujuan. Ki Hajar Dewantoro
melahirkan asas pendidikan yang sesuai dengan metode demokratis, yaitu
Tut Wuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karsa, Ing Ngarsa Asung
Tulada artinya pendidik itu kadang-kadang mengikuti dari belakang,
kadang-kadang harus ditengah-tengah berdampingan dengan anak dan
kadang-kadang harus didepan untuk memberi contoh atau tauladan.
5) Isi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan
pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada
peserta didik isi/bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman
penyelanggaraan kegiatan pembelajaran yang biasanya disebut kurikulum
dalam pendidikan formal. Macam-macam isi pendidikan tersebut terdiri
dari pendidikan agama, pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan
14
sosial, pendidikan intelektual, pendidikan ketrampilan, dan pendidikan
jasmani.
6) Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat dimana suatu
pendidikan dilaksanakan. Lingkungan pendidikan meliputi segala segi
kehidupan atau kebudayaan. Lingkungan pendidikan dapat
dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri dari
lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan sosial
anthropologis, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan iklim
geographis.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
Dengan adanya karya tulis ini maka diharapkan agar masyarakat dapat
berperan sesuai dengan komponen masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
http://dedifahradi.blogspot.com/2011/02/bab.html
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/komponen-pendidikan.html
pengantarpendidikan.files.wordpress.com
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/komponen-pendidikan.html?m=1
17