Anda di halaman 1dari 14

Pendidikan Pancasila Pada Kurikulum Merdeka di

Sekolah Dasar

Di susun Oleh :
Kelompok 1

Safrati Rizka (228620610192)


Ulfa Fitria (228620610292)

Dosen Pengampuh : Dr. Rambang Muharramsyah, M.Pd


Mata Kuliah : Konsep Dasar PKN SD
Unit : III/E PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka di Sekolah Dasar” Sholawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi
besar kita Muhammad Saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar PKN
SD. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Rambang Muharramsyah, M.Pd selaku pembimbing mata kuliah
Konsep Dasar PKN SD dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1 Pengertian Ilmu Sosial dan Budaya................................................ 2
2.2 Latar Belakang Pentingnya ISBD.................................................... 5
2.3 Peran ISBD Sebagai Mata Kuliah Berkehidupan dan Bermsayarakat
.......................................................................................................... 5
2.4 ISBD Sebagai Alternatif Pemecah Masalah Sosial dan Budaya ..... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tantangan dalam proses pendidikan yang dihadapi perguruan
tinggi adalah pengembangan kurikulum di era Industri 4.0 yang dituntut
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru, yakni literasi data,
literasi teknologi, dan literasi manusia yang berporos kepada berakhlak mulia.
Salah satu upaya untuk menjawab tantangan tersebut adalah lahirnya kebijakan
merdeka belajar.
Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan kurikulum dari
waktu ke waktu. Perubahan kurikulum tentunya tidak dapat dihindari dan
dilewati, namun harus selalu dijalani dan disesuaikan dengan kebutuhan juga
prinsip Sistem Pendidikan nasional dituntut untuk selalu melakukan pembaharuan
secara terencana, terarah dan berkesinambungan sehingga mampu menjamin
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu juga relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menyiapkkan peserta didik menghadapi tantangan sesuai
tuntutan perubahan kehidupan baik lokal, nasional, hingga global.
Dalam pidato yang dipaparkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Anwar Makarim pada acara Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019
mencetuskan konsep “Pendidikan Merdeka Belajar”. Konsep merdeka belajar
merupakan bagian dari Lembaga pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang didalamnya terdapat unsur fleksibelitas terhadap
kebebasan dan keterbukaan diri sebagai institusi pendidikan yang berkontribusi
untuk mencerdasakan generasi penerus bangsa di era revolusi industri 4.0 dan
society 5.0. Berdasarkan gejala penyimpangan dalam pengembangan diri pelajar,
perilaku ini dapat dilihat hampir di setiap satuan pendidikan dan pada setiap jenis
perilaku di kalangan masyarakat. Supaya dapat menyediakan sumber daya
manusia yang berkarakter Pancasila, dunia pendidikan perlu melakukan
perubahan, perbaikan dan penataan yang besar.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah berusaha untuk memperkuat
moral dan nilai Pancasila dalam proses pembelajaran. Peningkatan tersebut

1
ditujukan guna mendidik para pemangku kepentingan dan siswa dari PAUD
hingga pendidikan menengah. Kandungan moral dan nilai Pancasila akan
terinternalisasi secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai kegiatan
pembelajaran. Salah satu penunjang utama dalam proses pembelajaran adalah
ketersediaan buku ajar yang terdiri dari buku pegangan guru (buku guru) dan buku
pegangan siswa (buku siswa). Buku siswa adalah buku yang diperuntukkan bagi
siswa yang dipergunakan sebagai panduan aktifitas pembelajaran untuk
memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu, sedangkan buku guru
adalah panduan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Buku guru
berisi langkah-langkah pembelajaran yang di desain menggunakan pendekatan
saintifik sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Dalam konteks Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), buku
teks tentang berbagai topik kewarganegaraan telah dikembangkan, untuk menarik
pelajar menjadi warga negara yang baik maupun cerdas. Menumbuhkan rasa
peduli melalui masalah dan tantangan di masyarakat, sehingga kepedulian yang
berwawasan luas dan partisipasi aktif menghasilkan pengembangan keterampilan
kewarganegaraan.
Buku teks PPKn dirancang untuk mengembangkan kewarganegaraan
ilmiah dengan mendorong siswa untuk mengumpulkan data, bertanya,
menghubungkan, memperhatikan, dan bertukar pengetahuan. Buku teks bisa
meningkatkan kesadaran siswa dalam berbangsa maupun bernegara, membantu
mereka tumbuh menjadi warga negara yang baik maupun cerdas.
Selain hal tersebut, buku teks berperan penting sebagai media strategis
untuk membentuk penalaran, sikap, dan minat, siswa. Buku teks Pendidikan
Pancasila juga wajib berisikan bab maupun sub bab mengenai kompetensi inti dan
dasar serta nilai karakter. Pada kurikulum merdeka, materi pada buku panduan
guru maupun buku panduan siswa Pendidikan Pancasila harus sesuai dengan
Capaian Pembelajaran yang telah ditentukan pada Surat Keputusan Kepala Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan

2
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu dengan
ditulisnya makalah ini harapan saya dapat sedikit membantu memberikan
gambaran tentang pendidikan pancasila pada kurikulum merdeka di Sekolah
Dasar.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai antara lain :

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana definisi kurikulum

merdeka.

2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penerapan kurikulum

merdeka pada mata pelajaran pendidikan pancasila di Sekolah Dasar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kurikulum Merdeka Belajar


2.1.1 Pengertian Merdeka Belajar
Merdeka Belajar merupakan salah satu program yang dicanangkan untuk
mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada undang-undang oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kurikulum ini dirancang dengan memberi
kebebasan kepada kepala sekolah, guru maupun siswa untuk bebas berinovasi,
kreatif, dan mandiri. Pernyataan tersebut sejalan dengan (Daga, 2021) yang
mengemukakan bahwa Merdeka Belajar menjadi kemerdekaan bagi siswa dan
guru dalam berfikir. Kebebasan berfikir mendorong guru dan siswa dalam
membentuk karakter secara leluasa dan menyenangkan dengan melakukan
eksplorasi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dari lingkungan sekitar.
Konsep “Merdeka Belajar’’ belum pasti menentukan arah dari tujuan
pendidikan yang ada di Indonesia. Akan tetapi, Merdeka Belajar akan membawa
arah dalam hal pengkontribusian peningkatan kualitas pendidikan bagi peserta
didik dengan belajar secara bebas. Kurikulum Merdeka belajar juga menjadi
proses pendidikan yang berfokus pada kemampuan, perilaku, dan hasil yang
konkret dengan berorientasi pada Outcome Based Education. Sehingga
diharapkan bahwa kurikulum merdeka belajar tidak hanya menjadikan siswa
pandai dalam menghafal, tetapi menghasilkan kualitas siswa yang lebih baik
dengan memiliki kemampuan analisis yang mumpuni dan memiliki pemahaman
yang komprehensif.
Kurikulum Merdeka dapat dikatakan sebagai salah satu program yang
dapat memulihkan pembelajaran dengan menggunakan 3 karakteristik, antara lain
pengembangan soft skill dengan pembelajaran berbasis projek, penerapan karakter
sesuai profil pelajar pancasila, dan pengajaran pada materi esensial yang
diimplementasikan di sekolah penggerak. Sedangkan, Menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan kurikulum merdeka belajar diartikan sebagai Acuan

4
Pembelajaran yang berfokus pada minat dan pendekatan bakat yang menuntut
kemandirian pendidik dan peserta didik.
Kurikulum Merdeka menjadi alat pembelajaran yang dirancang untuk
mengejar ketertinggalan literasi dan numerasi, yang mana pada pembelajarannya
memfokuskan pada pengetahuan esensial dan pengembangan soft skill sesuai
dengan fase peserta didik. kurikulum merdeka berfokus pada capaian peserta didik
disetiap mata pelajarannya, penguatan projek pelajar pancasila, dan menitik
beratkan pada standar kemampuan yang harus dicapai peserta didik ketika sudah
lulus. Kurikulum merdeka menjadi pembelajaran intrakulikuler yang asesmen dan
acuan pembelajarannya adalah capaian pembelajaran peserta didik.
2.1.2 Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar
Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang sering mengalami
pembaharuan kurikulum, dimana setiap perubahan yang ada bertujuan untuk mencapai
kualitas yang lebih baik disektor pendidikan. Seperti halnya, pencanangan kurikulum
merdeka oleh Kemendikbudristek yang pastinya memiliki berbagai tujuan dalam
penerapannya. Tujuan penerapan kurikulum merdeka belajar oleh Kementrian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) antara lain yaitu :
a) Guna untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam penguasaan perhitungan angka (Numerasi)
b) Meningkatkan kemampuan analisa terhadap suatu bacaan (Literasi)
c) Meningkatkan Pemahaman peserta didik terkait
bagaimana karakter dalam melakukan pembelajaran
(Survei Karakter).
Sedangkan (Achmad et al., 2022) memaparkan pendapatnya bahwa kurikulum
merdeka diterapkan di indonesia dengan membawa tujuan sebagai berikut :
1) Menciptakan pembelajaran yang lebih aktif di semua tingkat pendidikan
2) Mampu membawa perubahan pendidikan yang ada diindonesia dengan mampu
mengatasi permasalahan yang muncul pada kurikulum sebelumnya
3) Memperbaiki sistem kurikulum yang sudah berjalan.
Kurikulum merdeka menjadi program yang bertujuan untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang bahagia dan menyenangkan bagi siswa,guru, dan orang tua. Hal
tersebut serupa dengan pernyataan (Wiguna et al., 2022) yang memaparkan bahwa esensi

5
kurikulum merdeka yaitu menciptakan suasana yang menyenangkan tanpa dibebani
pencapaian skor dalam belajar dan mengejar ketertinggalan pembelajaran pada masa
pandemi.
2.1.3 Kebijakan Kurikulum Merdeka
Merdeka belajar menjadi salah satu program kebijakan baru Kemendikbud RI
yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkarakter sesuai
dengan penanaman nilai pancasila. Terdapat empat pokok kebijakan dalam kurikulum
merdeka belajar, antara lain :
a) Pergantian Ujian Sekolah Berstandar Nasional
b) Digantinya Ujian Nasional dengan kompetensi Minimum dan Survei
karakter
c) Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d) Pengutamaan Sistem Zonasi dalam penerimaan Peserta didik baru.
2.1.4 Komponen Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Dasar
Kurikulum Merdeka Belajar terdiri dari tujuh komponen penting antara
lain :
1) Konstruktivisme
Dalam dunia pendidikan konstruktivisme menjadi salah satu teori yang
bersifat membangun pemahaman, kemampuan, dalam proses pembelajaran
(Suparlan, 2019). Dalam kurikulum merdeka, komponen ini berkaitan dengan cara
siswa dalam membangun pengetahuan dalam materi yang dipelajari.
2) Inquiry (Menemukan)
Menurut (Efendi & Wardani, 2021) Inquiry menjadi salah satu model
pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih berfikir kritis dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, inquiry mempunyai arti bahwasanya
siswa mengalami perpindahan dari proses pengamatan menjadi suatu pemahaman.
3) Bertanya
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar siswa dibiasakan untuk bertanya
terkait hal-hal yang tidak dipahami saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk membimbing dan menilai kemampuan siswa dalam
berfikir.

6
4) Learning Community
Learning Community merupakan Hasil kegiatan pembelajaran yang
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain Dengan bekerjasama, siswa dapat
berbagi ide dan bertukar pengalaman dengan antar teman selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
5) Modelling
Guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar berperan sebagai fasilitator yang
dapat dijadikan model oleh siswa ketika dilingkungan sekolah.
6) Refleksi
Bahwasannya siswa merefleksikan materi dengan memberi pernyataan
secara langsung terkait pembelajaran yang telah diajarkan guru.
7) Authentic Assessment
Komponen Kurikulum Merdeka Belajar ini menerangkan bahwasanya
pengetahuan dan keterampilan siswa dinilai dengan metode penilaian yang
relevan.

2.2 Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan


Pancasila di Sekolah Dasar
Penerapan mata pelajaran di kurikulum merdeka ini sudah terpisah.
Tidak seperti kurikulum 2013 yang mata pelajarannya disatukan dalam sebuah
buku yaitu tematik. Dimana kurikulum merdeka sudah di pisah seperti Bahasa
Indonesia tersendiri. Kurikulum 2013 dahulunya memakai mata pelajaran SBDP,
dan di kurikulum merdeka sudah terpisah, dimana ada khusus mempelajari seni
teater, seni musik, seni rupa dan seni tari. Selain itu, mata pelajaran IPA dan
IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS). Penerapannya dilakukan selama satu semester. IPA di semester 1 dan IPS
di semester 2. Mata pelajaran PKn berubah menjadi PP (Pendidikan Pancasila).
Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang
ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila

7
berisi elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis
dalam upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila
kepada setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai
bintang penuntun untuk mencapai Indonesia emas.
Tujuan Pendidikan Pancasila bagi siswa sekolah dasar yaitu peserta didik
mampu :
1) Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai
negara dan lingkungannya untuk mewujudkan persatuan dan keadilan
sosial;
2) Memahami makna dan nilainilai Pancasila, serta proses perumusannya
sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta
mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
3) Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak
dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di tengah-tengah masyarakat global;
4) Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang
berbineka, serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis
kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antargolongan), status sosialekonomi,
dan penyandang disabilitas;
5) Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat
sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan,
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan aktif dalam
kancah global.
Karakteristik Pendidikan Pancasila yaitu :
a) Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan
kewarganegaraan dengan untuk mewujudkan warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun peradaban
bangsa Indonesia;

8
b) Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh
nilainilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c) Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan
keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika;
d) Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk
menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan
kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan;
e) Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk
menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang
amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab.
Pada pembelajaran Pendidikan Pancasila juga ditekankan penguatan Profil
Pelajar Pancasila di setiap pembelajarannya dengan enam dimensinya yaitu:
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia;
2) berkebinekaan global;
3) bergotong royong;
4) mandiri;
5) bernalar kritis; dan
6) kreatif.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi setiap orang untuk
berkembang menjadi pribadi yang kompeten dan berpikir kreatif. Mengikuti arus
progresivisme, belajar dianggap kurang penting diera globalisasi ini dengan
masyarakat yang lebih menyukai pemikiran yang luas dan terbuka. Oleh karena
itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI merancang konsep metode
pembelajaran agar siswa dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan mengungkapkan gagasan tentang diri sendiri.
Selain itu, konsep kurikulum merdeka juga dapat mengembangkan
potensi minat dan keterampilan siswa tanpa dibebani oleh pengukuran nilai
seperti KKMMerdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara
berperilaku, berprose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap
individu denganmenentukan nasib dirinya sendiri.
penerapan mata pelajaran di kurikulum merdeka ini sudah terpisah.
Tidak seperti kurikulum 2013 yang mata pelajarannya disatukan dalam sebuah
buku yaitu tematik. Dimana kurikulum merdeka sudah di pisah seperti Bahasa
Indonesia tersendiri. Kurikulum 2013 dahulunya memakai mata pelajaran SBDP,
dan di kurikulum merdeka sudah terpisah, dimana ada khusus mempelajari seni
teater, seni musik, seni rupa dan seni tari. Selain itu, mata pelajaran IPA dan
IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS). Penerapannya dilakukan selama satu semester. IPA di semester 1 dan IPS
di semester 2. Mata pelajaran PKn berubah menjadi PP (Pendidikan Pancasila).

3.2 Saran
Semoga program merdeka belajar ini menjadikan sistem pendidikan
indonesia menjadilebih maju.

10
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, D. M. R., & Suniasih, N. W. (2022). Profil Pelajar Pancasila dalam


Usaha Bela Negara di Kelas V Sekolah Dasar. Mimbar PGSD Undiksha,
10(1), 133–141.
https://doi.org/https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v10i1.45372 Profil
Hamdi, S., Triatna, C., & Nurdin. (2022). Kurikulum merdeka dalam perspektif
pedagogik.7(1),10–17.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/viewFile/13015/
486 7
Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil Pelajar
Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Karakter Bangsa. Edumaspul -
Jurnal Pendidikan, 6(1), 1224–1238. https://ummaspul.e-
journal.id/maspuljr/article/view/3622/1327
Sherly, S., Herman, H., Halim, F., Dharma, E., Purba, R., Sinaga, Y. K., &
Tannuary, A. (2021). Sosialisasi Implementasi Program Profil Pelajar
Pancasila Di Smp Swasta Sultan Agung Pematangsiantar. Jubaedah :
Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of
Community Services and School Education), 1(3), 282–289.
https://doi.org/10.46306/jub.v1i3.51
Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & Leksono, A. W. (2022). Kurikulum Merdeka
Belajar Kampus Merdeka : 8(1), 185–201.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30998/rdje.v8i1.11718

11

Anda mungkin juga menyukai