Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGORGANISASIAN MATERI IPS SD

Dosen pengampuh : Muh. Inayah A.M, S.Pd. M.Pd

Disusun oleh :

Agung Setiawan H0523344

Indah Sri Amalia H0523301

Fitrah Ramadani H0523310

Nadyah H0523325

Yustina H0523303

Rismawati H0523073

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Wassalamualaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas Konsep Dasar IPS
yang ditugaskan oleh Bapak Muh Inayah A.M, S.Pd. M.Pd. Selain untuk
melengkapi tugas makalah ini bertujuan memperdalam pemahaman
tentang “Pengorganisasian Materi IPS SD”. Dalam proses pengerjaan
makalah ini, tentunya tidak terlepas atas bimbingan, arahan dan saran,
untuk itu kami berterima kasih, kami sampaikan kepada Bapak Muh.
Inayah A.M, S.Pd. M.Pd dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih banyak dan luas
kepada para pembaca. Kami masih menyadari masih banyak kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Mohon sekiranya dimaafkan. Maka kritik dan
saran pembangun sangat kami perlukan untuk perbaikan.

Majene, 28 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

a. Latar Belakang .................................................................................. 1


b. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
c. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3


a. Pengorganisasian Terpisah ............................................................... 3
b. Pengorganisasian Korelatif ................................................................ 4
c. Pengorganisasian Fusi ...................................................................... 5

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan ........................................................................................ 6
b. Saran ................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 8

3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting
dalam pendidikan. Karena IPS pelajaran yang mempelajari berbagai
bidang dari sejarah, ekonomi, politik, teknologi dan seterusnya. Oleh
sebab itu, harus mempelajari IPS agar dapat digunakan sebagai
sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, meskipun
banyak orang yang memandang IPS sebagai bidang studi yang paling
menjenuhkan. Pada setiap jenjang pendidikan tidak terlepas dari mata
pelajaran IPS mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pendidikan IPS merupakan salah satu pondasi dari kemampuan
sains dan teknologi. Pemahaman terhadap IPS dari kemampuan yang
bersifat keahlian sampai kepada pemahaman yang bersifat apresiasif
akan berhasil mengembangkan kemampuan yang cukup tinggi.
Mengingat pentingnya IPS dalam pengembangan generasi, maka
siswa tidak boleh dibiarkan jenuh dalam belajar IPS yang dikarenakan
menganggap IPS sebagai pelajaran yang menjenuhkan. IPS menjadi
mata pelajaran yang paling menjenuhkan oleh sebagian besar siswa,
karena dalam memahami materinya memerlukan adanya kejelian
berpikir dan wawasan yang luas. Karena IPS dalam pembelajaran
mempelajari tentang berbagai ilmu seperti Sejarah, Ekonomi, Politik,
Teknologi, Sosiologi, Antropologi, Geografi dan seterusnya Selain itu,
dalam pembelajaran masih berpusat pada guru belum melibatkan
siswa secara aktif sehingga pembelajaran tidak efektif dan
menimbulkan kejenuhan atau membosankan yang dapat
menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk belajar IPS.

4
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengorganisasian Terpisah
2. Bagaimana Pengorganisasian Korelatif
3. Bgaimana Pengorganisasian Fusi

c. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Pengorganisasian Terpisah
2. Untuk Mengetahui Apa Pengorganisasian Korelasi
3. Untuk Mengetahui Apa Pengorganisasian Fusi

5
BAB II

PEMBAHASAN

Pengorganisasian Pembelajaran adalah suatu konsep dimana


organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses
pembelajaran mandiri (self leaming) sehingga organisasi tersebut
memiliki kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam
perubahan yang muncul. Pedler, Boydell dan Burgoyne
mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah "Sebuah
organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya
dan secara terus menerus mentransformasikan diri". Menurut
Lundberg (Dale. 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan
pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta aplikasinya".
Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari learning
organization adalah asumsi bahwa 'belajar itu penting, berkelanjutan,
dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman
adalah suatu kesempatan untuk belajar.
Materi IPS yang dikembangkan dari disiplin-disiplin ilmu sosial
tersebut diorganisasikan atau diatur sedemikian rupa sehingga
materi yang disajikan tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa.
Pengorganisasian materi IPS dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu
pengorganisasian terpisah, pengorganisasian korelatif, dan
pengorganisasian fusi.

a. Pengorganisasian Terpisah
Pengorganisasian terpisah adalah bentuk pengorganisasian
materi kurikulum yang tertua. Dalam pengorganisasian kurikulum
yang demikian, setiap disiplin ilmu-ilmu sosial diajarkan secara
terpisah berdasarkan ciri dan karakteristiknya masing-masing. Dalam
6
organisasi ini sejarah diajarkan terlepas dari geografi, ekonomi, dan
sosiologi. Materi yang harus dipelajari siswa sepenuhnya
dikembangkan dari masing-masing disiplin ilmu yang bersangkutan.
Dalam pengorganisasian terpisah ini mempunyai keuntungan
dan kelemahan. Keuntungannya adalah siswa bisa belajar dengan
fokus pada satu disiplin ilmu sosial. Contoh: jika siswa belajar
sejarah maka konsep, masalah dan solusi dari permasalahan
terfokus pada ilmu sejarah saja. Keuntungan lainnya yakni
pengembangan tujuan dan materi lebih mudah bagi guru. Sehingga
yang mendalami bidang sejarah hanya akan memikirkan tujuan dan
materi sejarah bagi kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Sedangkan kelemahannya dikarenakan terpisahnya
pengorganisasian materi, masing-masing disiplin ilmu hanya
memikirkan bagiannya saja dan faktor anak didik dan kenyataan
kehidupan riil tidak menjadi pertimbangan. Siswa juga tidak diajak
untuk melihat masalah sosial yang menjadi objek kajian disiplin ilmu
sosial sebagai satu kesatuan utuh, akibatnya fenomena itu dapat
dikaji dengan baik secara akademik, tetapi tidak cukup kuat sebagai
dasar untuk memecahkan masalah sosial. Idealnya
pengorganisasian materi seperti ini untuk jenjang perguruan tinggi.

b. Pengorganisasian Korelatif
Pengorganisasian ini tidak menghilangkan ciri dari disiplin ilmu
yang bersangkutan. Pengorganisasian ini hanya mencoba mencari
keterkaitan pembahasan antara satu pokok bahasan dengan pokok
bahasan lainnya. Melalui keterkaitan itu siswa belajar mengenai satu
pokok bahasan dari suatu disiplin ilmu berhubungan dengan pokok
bahasan lain dari disiplin ilmu lainnya. Pokok bahasan yang
dibicarakan pada hari yang sama memang berbeda, tapi
memperlihatkan hubungan yang jelas. Contoh Sejarah
membicarakan peristiwa rengasdengklok, maka geografi membahas
7
mengenai profinsi jawa barat, antroplogi membahas nilai yang
berlaku dalam hubungan antara orang yang dianggap tua dan muda,
sehingga siswa akan memahami bagaimana hubungan antara tokoh
sockarno hatta yang dianggap tua dengan golongan muda pada saat
menjelang proklamasi kemerdekaan.
Pendeketan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pendekatan antar disiplin
Misalkan dari geografi dikembangkan materi kajian utama
mengenai kependudukan, sedangkan materi disiplin ilmu sosial
lainnya sebagai materi perluasan dan pendalaman. misalnya dari
sejarah dibicarakan perkembangan penduduk dan masa
sebelumnya, dari sosiologi dibicarakan pertambahan penduduk
berdasarkan status sosialnya, sedangkan dari ekonomi dibahas
mengenai konsekuensi dari pertambahan penduduk yang
dihubungankan dengan penyedian lapangan kerja, produksi,
konsumsi serta pendapatan nasional. Pokok bahasan dari disiplin
penunjang dikembangkan berdasarkan keperluan metari pokok
bahasan tertentu. Sekuensi materi pokok bahasan tidak berdasarkan
tata urutan keilmuwannya, tetapi ia mengikuti tata urutan materi
disiplin utama. Materi disiplin lain dikembangkan sebagai dukungan
pendalaman terhadap materi utama. Kedudukan disiplin geografi
dalam contoh di atas adalah sebagai disiplin utama. Disiplin lain
bersifat membantu dan kedudukannya adalah menyumbang
terhadap apa yang diperlukan disiplin utama. Kedudukan yang
dibicarakan di sini adalah kedudukan disiplin ilmu yang bersangkutan
terhadap masalah. Suatu disiplin dikatakan memiliki kedudukan
utama jika ia langsung berhubungan deng sedangkan dalam
kedudukan yang menyumbang, maka suatu disip melakukan kajian
terhadap masalah."

8
berkaitan dengan masalah tetapi ia menjadi penyumbang bagi dis
Unduh.
b. Pendekatan berbagai disiplin (multidisiplin)
Dalam pendekatan ini materi pelajaran untuk satu kali
pertemuan dikembangkan sedemikia rupa sehinga siswa belajar satu
pokok bahsan dalam berbagai disiplin ilmu. Perbedaan X dari
pendekatan antardisiplin ialah dalam pendekatan multidisiplin pokok
bahasan ut ((2)) tidak ada dan disiplin utama untuk pokok bahsan
juga tidak ada. Setiap disiplin it. memiliki kedudukan sejajar dan
pokok bahasan yang dibicarakan ialah pokok bahasan utama. Kedua
pendekatan ini menggunakan lebih dari satu disiplin ilmu tetapi
dalam pendekatan.

c. Pengorganisasian Fusi
Sesuai dengan namanya dalam organisasi fusi, ciri dan warna
disiplin ilmu sudah tidak tampak. Dalam organisasi ini orang tidak
dapat mengatakan bahwa ini adalah bahasan sejarah, geografi,
sosiologi atau ekonomi. Peleburan tersebut diakukan atas dasar
pertimbangan Pendidikan dan bukan atas.
Pengembangan Materi dan Metodologi Pembelajaran IPS
Dasar pertimbangan kepentingan keilmuan. Pertimbangan
Pendidikan mengutamakan kepentingan siswa diatas kepentingan
disiplin ilmu. Materi yang dikembangkan tidak diidentifikasi dari suatu
disiplin ilmu, tapi materi yang menjadi pokok bahan dikembangkan dari
fenomena sosial yang ada atau mengidentifikasi berbagai teori,
generalisasi, konsep, prosedur yang berlaku untuk berbagai disiplin
ilmu yang ada. Konsep sering kali kaku dan keberlakuannya terbatas
pada suatu disiplin ilmu tertentu.
Pengorganisasian materi dengan fusi ini meminta disiplin ilmu
untuk tidak menonjolkan dirinya. Sebagai contoh apabila pokok
bahasan yang diidentifikasi dan akan diajarkan adalah penduduk,
9
maka konsep-konsep yang digunakan untuk membahas pokok
bahasan tersebut tanpa mengidentifikasi disiplin ilmu asal konsep
tersebut. Oleh karena itu, konsep distribusi penduduk dilihat dari
distribusi geografis, distribusi sosiologis ataupun distribusi
antropologis.
Pengorganisasian fusi banyak menghilangkan karakteristik
disiplin ilmu. Siswa diajak berpikir dalam alur pikir logis yang sifatnya
umum dan tidak terbatas pada logika keilmuan disiplin tertentu. Dalam
kenyataan kurikulum yang ada di sekolah sekarang, kurikulum IPS SD
dan SMP dimaksudkan sebagai organisasi fusi sedangkan
pengembangan materi Pendidikan ilmu sosial di SMA menggunakan
pendekatan terpisah.

10
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pengorganisasian materi IPS SD adalah tentang bagaimana
materi yang di atur sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh,
pengorganisasian menjelaskan 3 bagian yaitu pengorganisasian
terpisah, pengorganisasian korelatif, dan pengorganisasian
fusi.Pengorganisasian pembelajaran adalah konsep dimana
organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses
pembelajaran mandiri (self learning) sehingga organisasi tersebut
memiliki kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam
perubahan yang muncul.

b. Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk materi IPS di tingkat SD:
1. Kehidupan Sehari-hari: Materi ini dapat membantu siswa
memahami kehidupan sehari-hari dan aktivitas yang dilakukan
dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Budaya dan Tradisi: Materi ini dapat membantu siswa memahami
beragam budaya dan tradisi yang ada di Indonesia dan di seluruh
dunia.

3. Lingkungan dan Keberlanjutan: Materi ini dapat membantu siswa


memahami pentingnya menjaga lingkungan dan keberlanjutan
sumber daya alam. Siswa dapat belajar tentang pentingnya
menghemat air, mengurangi sampah, dan menjaga kebersihan
lingkungan sekitar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hamid Hasan. Pendidikan Ilmu Sosial. (Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud,


1996). Hlm 147

Humairah Siti. “Pengembangan Materi IPS dalam Kurikulum SD dan


Pengembangan Materi Pembelajaran IPS”
(http:/humairahbisa.blogspot.com/2016/05/pengorganisasi
an-materi-ips-dalam.html diakses 2016)

Endayani Henni. “Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial”


Ijtimaiyah. Edisi 1, Januari-Juni 2017 Hal.16

Fatimah Siti. op.cit., hal.75.

12

Anda mungkin juga menyukai