Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

UNSUR-UNSUR DRAMA DAN SYARAT NASKAH DRAMA

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK II:

1. ANISYA (171014286206012)
2. DANDI SUHERMAN (171014286206025)
3. DEWI NOVITA (171014286206026)
4. LETTI HERMIA (171014286206032)
5. NANDA SATRIA (171014286206056)
6. NILOVA ERIKA G (171014286206078)
7. YUNI RACHNIA DHANI (171014286206126)

DOSEN PENGAMPU: YELVIA PRAHAGIA, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Pembelajaran Seni Drama tentang Unsur-Unsur Drama
dan Persyaratan Naskah Drama ini. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal, dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
informasi untuk pembaca serta bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Muara Bungo, 15 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Unsur Instriksik ……………………. ....................................................... 3
B. Unsur Ekstrinsik ....................................................................................... 6
C. Syarat Naskah drama ................................................................................ 6
Bab III Penutup
A. Simpulan ................................................................................................. 7
B. Saran ....................................................................................................... 7
Daftar Pustaka .................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Moody dalam Suminto A. Sayuti (197: 1985) pengajaran sastra
membekali para siswa dengan empat keterampilan, yakni mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran apresiasi drama memang lebih
menekankan pada keterampilan berbicara, tetapi tidak menutup kemungkinan,
bahwa menedengar (pada menyimak pementasan drama), membaca (berlatih
dialog/naskah drama), dan menulis (menulis teks naskah drama/scenario). Jadi,
keempat-empatnya saling berkaitan.
Grove dalam Aminudin (34 :1991) memberikan pengertian bahwa (1)
pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin; dan (2) pemahaman dan
pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Apresiasi melibatkan 3 unsur inti yakni: (1) aspek kognitif, (2) aspek emotif,
dan (3) aspek eveluativ.
Squire dan Taba dalam Aminuddin (34:1991) Aspek kognitif berkaitan
dengan pengetahuan, keterlibatan intelegensi pembaca dalam memahami
unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Penilaian sebuah karya sastra itu
bisa dilaksanakan apabila dia sudah membaca atau menonton dalam hal ini
sebuah pementasan drama. Baik buruknya sebuah pementasan drama
bergantung pada bagaimana unsur-unsur pendukung dalam drama dapat
berperan secara pas sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.
Apresiasi drama dapat dilakukan dengan memahami drama secara
mendalami, merasakan cerita yang ditayangkan, serta mampu menyerap dan
mengkaji nilai-nilai ekstrinsik dan intrinsik yang terkandung dalam drama dan
menghargai drama sebagai seni dengan kelebihan dan kelemahannya dari
naskah yang dibuat atau dari jalan main pementasan drama. Dalam
mengapresiasi drama/teater, sesuatu yang di apresiasi ialah melihat dari unsur-
unsur pementasannya. Unsur-Unsur tersebut dapat dilihat dari segi artistik.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa Saja yg Termasuk dalam Unsur Instriksik?
2. Apa Saja yg Termasuk dalam Unsur Ekstrinsik?
3. Apa Saja Syarat Naskah Drama?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Untuk Mengetahui Unsur Instriksik.
2. Untuk Mengetahui Unsur Ekstrinsik.
3. Untuk Mengetahui Syarat Naskah Drama.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur Instriksik
Unsur-unsur drama lazim dikelompokkan dalam dua kategorisasi, yaitu
unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur intriksik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung
terdapat dalam karya sastra yang berujud teks drama, seperti: alur, tokoh,
karakter, latar, tema dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog.
1. Unsur-unsur Intrinsik Drama
a. Tokoh dan Perwatakan
Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa
peran watak tokoh dalam suatu pementasan drama (Budiyati, 2009:26).
Penokohan harus mampu menciptakan citra tokoh. Tokoh dalam seni
sastra termasuk drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai
pemegang peran watak tokoh. Proses penokohan dapat juga disebut
perwatakan atau karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan
adalah penulisan tokoh cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam cerita.
Menurut Asmara dalam Supriyadi (2013:74), karakter atau
perwatakan adalah penampilan keseluruhan dari ciri-ciri atau tipe-tipe
jiwa seorang tokoh dalam cerita atau lakon drama tersebut. Karakter
diciptakan oleh penulis lakon dan diwujudkan dalam penampilannya
oleh aktor atau aktris yang memerankan tokoh tersebut. Oleh karena itu
penulis harus mempunyai daya cipta yang tinggi dalam menciptakan
karakter-karakter tersebut.
b. Latar
Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan
waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana (Budiyati, 2009: 31).
Aspek ruang menggambarkan tempat terjadinya peristiwa dalam drama.
Aspek waktu adalah waktu yang terjadi dalam seluruh cerit. Aspek
suasana berkaitan dengan keadaan lingkungan masyarakat sekitar.
3
Tempat atau latar ruang merupakan salah satu unsur penting dalam
drama. Menurut Asmara dalam Supriyadi (2013:77), penempatan ruang
dan waktu serta latar belakang pentas merupakan perwujudan suatu
pementasan cerita. Panggung/pentas dengan segala peralatannya harus
sesuai dengan waktu atau masa dari lakon yang dimaksudkan. Menurut
Suharianto dalam Supriyadi (2013:77), dari sudut pandang kegunaanya
tempat harus memiliki dua syarat, yaitu: (1) tempat untuk bermainnya
para pendukung cerita dan (2) tempat para penonton menyaksikan
pertunjukan.
c. Dialog
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks drama.
Dialog adalah percakapan dua orang tokoh atau lebih (Budiyati, 2009:
32). Melalui dialog yang menggunakan bahasa lisan yang komunikatif,
tergambar pemikiran, karakter dan konflik lakuan. Dalam analisis
bahasa ini difokuskan pada dua persoalan yang erat kaitan nya dengan
dialog, yaitu pemilihan kata dan kalimat (menyangkut panjang-
pendeknya kalimat dialog) yang mampu menimbulkan pertentangan di
antara protagonist dan antagonisnya, dan pemikiran-pemikiran yang
dikandung dalam dialog protagonist maupun antagonisnya.
Dialog merupakan unsur penting dalam drama. Melalui dialog-
dialog yang terjadi antara para pemain, penonton bis mengerti cerita
atau lakon yang ditontonnya. Oleh karena itu menurut Supriyadi
(2013:78), dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter dan
melaksanakan plot dari cerita. Selain itu, percakapan dalam drama
harus dijiwai agar mampu mencerminkan suasana atau keadaan sesuai
dengan yang diinginkan penulis lakon.
d. Alur
Menurut Riris K. Sarumpet (dalam Budiyati, 2009: 28). Alur
adalah rangkaian peristiwa yang terjalin berdasarkan hukum sebab
akibat, dan merupakan pola, perkaitan peristiwa yang menggerakkan

4
jalannya cerita kearah pertikaian dan penyelesaiannya. Dalam alur
terdapat struktur umum yang membentuk alur dramatis sebuah lakon
adalah pengenalan yang merupakan tahapan awal, perumitan sebagai
tahapan tengah, klimaks, peleraian dan pemecahan sebagai tahapan
akhir.
Sebuah pementasan drama/teater tentu memiliki cerita atau lakon
yang dipentaskan. Cerita atau lakon tersebut menjadi sempurna saat
dipentaskan dalam bentuk drama/teater. Menurut Supriyadi (2013:67),
cerita atau lakon merupakan unsur penting dalam sebuah drama.
Berawal dari lakon atau cerita tersebut para pelaku mementaskan
sebuah drama/teater di depan penonton baik melalui dialog ataupun
akting.
e. Tema
Tema adalah gagasan, ide dan pikiran utama di dalam karya sastra,
baik terungkap secara tersurat maupun tersirat (Budiyati, 2009: 25).
Dapat diartikan tema adalah peranggapan gagasan pokok yang
didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta
diformulasikan lewat dialog. Kita perlu memahami seluruh sepak
terjang tokoh umumnya, sebab tokoh utama biasanya diberi tugas
oenting untuk mengusung tema lakon.
Menurut Supriyadi (2013:79), tema adalah inti permasalahan yang
hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya. Oleh karena itu, tema
merupakan konklusi dari berbagai peristiwa yang terkait dengan
penokohan dan latar.
f. Amanat
Amanat adalah gagasan, ide dan pikiran utama didalam karya
sastra, baik terungkap secara terungkap secara tersurat maupun tersirat
(Budiyati, 2009: 25). Dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan
yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan
bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap

5
permasalahan yang dipaparkannya. Amanat erat kaitannya dengan
makna, dan bersifat subjektif.
amanat merupakan opini, kecenderungan, dan visi pengarang
terhadap tema yang dikemukakannya. Sebab menurut Supriyadi
(2013:80), penceritaan drama dilakukan untuk memperluas wawasan
kemanusiaan, memperhalus budi pekerti, memperpeka diri terhadap
dilema kehidupan manusia, mengundang pembaca untuk toleran.

B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks
drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. unsur-
unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, filsafah hidup
pengarang, dan unsur sosial masyarakat yang dianggap dapat memberikan
masukan yang menunjang pencipta karya drama tersebut.

C. Syarat Naskah Drama


Menulis naskah drama bukan tanpa syarat. Ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan sebelum melakukan kegiatan menulis naskah drama. Menulis
telah sering dipandang sebagai tugas kognitif atau sosial dan praktik
pengajaran dipengaruhi oleh satu atau perspektif lainnya (Philippakos,
Munsell, Robinson, 2018:1). Namun, alternatif mungkin perlu
dipertimbangkan itu tidak terpolarisasi dan mempertimbangkan individu,
lingkungan mereka, perkembangan mereka, kebutuhan mereka, dan peran
komunitas. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam
mengungkapkan bahasa tulis antara lain:
1. kesatuan gagasan atau ide yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh penulis.
2. kemampuan menuangkan gagasan ke dalam kalimat yang jelas dan efektif.
3. kecakapan menyusun paragraf,
4. kekayaan bahasa atau kosa kata yang diperlukan (Imron 1988:136).

6
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Unsur-unsur intriksik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung
terdapat dalam karya sastra yang berujud teks drama, seperti: alur, tokoh,
karakter, latar, tema dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog.
Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks
drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. unsur-
unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, filsafah hidup
pengarang, dan unsur sosial masyarakat yang dianggap dapat memberikan
masukan yang menunjang pencipta karya drama tersebut.
Menulis naskah drama bukan tanpa syarat. Ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan sebelum melakukan kegiatan menulis naskah drama. Menulis
telah sering dipandang sebagai tugas kognitif atau sosial dan praktik
pengajaran dipengaruhi oleh satu atau perspektif lainnya

B. Saran
Pembahasan dari hasil makalah ini, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini banyak keukarangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat
memberikan kritik dan saran untuk melengkapi kekuranngan yang ada.

7
DAFTAR PUSTAKA
Budiyati, 2009: 25. Drama dan Teater Remaja. Terjemahan A.J.
Sutrisman.Yogyakarta : Hanindita.
Philippakos, Z.A.T., Munsell,S., & Robinson. L.B. (2018). Supporting Primary
Students’ Writing by Including Retellings, Talk, and Drama with Strategy
Instruction, 28, 1-22
Imron, 1988: 136. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi. (2013) .Teori dan Apresiasi Drama/Teater. Palembang : Maheda Utama Jaya

Anda mungkin juga menyukai