Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam, karena diutusnya
Rasulullah saw di muka bumi ini tidak lain adalah untuk menyempurnakan umatnya, dan salah
satu akhlak yang terbaik adalah akhlak Rasulullah, karena Al Qur’an adalah salah satu cerminan
akhlak Rasulullah saw. Jadi kita sebagai umat Islam sangat dianjurkan untuk berakhlak sesuai apa
yang di contohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat serta generasi penerusnya, berdasarkan
pemahaman yang lurus/ benar. Baik di lingkungna masyarakat, keluarga, dan kampus. Mengingat
dewasa ini telah terjadi degradasi/menurunnya moral umat manusia yang sepertinya tidak enggan
lagi melakukan perbuatan/ perilaku dan penampilan yang tidak mencerminkan akhlak terpuji,
khususnya akhlak di kampus. Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman-pemahaman akhlak di
kampus menurut agama, etika, dan budaya yang bertujuan untuk membentengi atau langkah
pencegahan mahasiswa/ mahasiswi Islam agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan atau
penampilan yang tidak mencerminkan akhlakul karimah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu guru?
2. Apa saja kewajiban murid kepada guru?
3. Apa saja kewajiban guru kepada murid
4. Apa sajak kewajiban terhadap ulama
5. Apa saja kewajiban terhadap pemimpin
6. Apa itu khalifah?

C. Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah, untuk memenuhi tugas Aqidah Akhlak, selain itu juga untuk
menambah wawasan penulis serta pembaca lebih mendalam lagi tentang bagaimana akhlak kepada
guru, ulama dan pemimpin.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab Akhlaq( ‫ )َاْخ َلْق‬atau Khuluq (‫)ُخ ُلق‬.
Kata Khuluq mempunyai bermacam-macam arti, tergantung pada mashdar yang digunakan.
Dalam bahasan kali ini diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Oleh
karena itu, Al khuluq itu sifatnya diciptakan oleh si pelaku itu sendiri, dan ini bisa bernilai baik
(ahsan) dan buruk (qabih) tergantung pada sifat perbuatan itu. Kemudian Al Khuluq itu bisa
dianggap baik dengan syarat memenuhi aturan-aturan agama. Sifat Al Khuluq itu tidak hanya
mengacu pada pola hubungan kepada Allah, namun juga mengacu pada pola hubungan dengan
sesama manusia serta makhluk lainnya.

Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi (istilah) adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya tergantung perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ahlak merupakan manifestasi iman,
Islam, dan Ihsan yag merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang terpola pada diri
seseorang sehingga dapat melahirkan perilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada
pertimbangan berdasar interes tertentu.

B. Guru
Guru adalah seorang pendidik atau pengajar yang memiliki peran penting dalam
proses pendidikan dan perkembangan siswa. Mereka berada di garis depan dalam
memfasilitasi pembelajaran, menyampaikan pengetahuan, membimbing siswa, dan
membantu mereka mencapai potensi penuh mereka.

Dalam Islam, seorang guru memiliki peran yang sangat penting dan dihormati
dalam masyarakat Muslim. Guru dianggap sebagai penyalur pengetahuan, pembimbing,
dan teladan bagi murid-murid mereka. Berikut adalah penjelasan tentang guru dari sudut
pandang agama Islam:

1. Pentingnya Pendidikan: Islam menghargai ilmu pengetahuan dan pendidikan


sebagai hal yang penting. Dalam Al-Quran, Allah SWT mendorong umat Muslim
untuk mencari pengetahuan, "Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan
selain Allah, dan mohonlah ampun bagi dosamu serta bagi (dosa) orang-orang

2
yang beriman laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kamu berjalan
dan tempat kamu berdiam" (Q.S. Muhammad [47]: 19). Sebagai seorang guru,
mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuan yang benar dan
bermanfaat kepada murid-murid mereka.

2. Membentuk Kehidupan Beragama: Seorang guru Islam memiliki peran dalam


membentuk dan memperkuat identitas beragama siswa. Mereka mengajar ajaran-
ajaran Islam, seperti mempelajari Al-Quran, hadis, akhlak, dan ibadah. Guru
Islam juga berperan dalam memberikan pemahaman yang benar tentang
keyakinan dan praktik Islam, serta mendorong siswa untuk mempraktikkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menginspirasi Ketaqwaan: Seorang guru Islam diharapkan menjadi contoh yang


baik dalam ketaqwaan dan perilaku yang benar. Mereka harus menjalankan tugas
mereka dengan kesabaran, kejujuran, dan integritas. Dalam melaksanakan tugas
mereka, seorang guru dapat menjadi sumber inspirasi bagi murid-murid mereka
dalam mencapai ketaqwaan kepada Allah SWT dan mengamalkan nilai-nilai
Islam dalam kehidupan sehari-hari.

4. Membimbing Etika dan Moral: Guru Islam memiliki tanggung jawab untuk
membimbing siswa dalam hal etika dan moral. Mereka mengajarkan nilai-nilai
Islam seperti kejujuran, kesederhanaan, keadilan, kasih sayang, dan kepedulian
terhadap sesama. Guru juga bertanggung jawab untuk membantu murid
memahami dan mengembangkan akhlak yang baik, serta menghindari perilaku
yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

5. Pemberdayaan Ilmu: Guru Islam diharapkan untuk memberdayakan murid-murid


mereka dengan ilmu pengetahuan yang baik. Mereka harus membantu siswa
memahami dan menghubungkan pengetahuan Islam dengan konteks dunia
modern. Guru juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah, sehingga mereka dapat
menggunakan pengetahuan mereka untuk memberikan kontribusi positif dalam
masyarakat.

3
Dalam pandangan agama Islam, menjadi seorang guru adalah sebuah tanggung
jawab besar dan mulia. Guru memiliki kesempatan yang unik untuk membentuk generasi
muda dengan ilmu pengetahuan, nilai-nilai etika, dan akhlak yang baik sesuai dengan
ajaran Islam.

Terdapat beberapa dalil yang menggarisbawahi pentingnya peran guru. Beberapa di


antaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalil tentang Pencarian Ilmu: "Barangsiapa yang menginginkan ilmu, maka


hendaklah dia pergi ke Madinah, karena sesungguhnya di dalam Madinah terdapat
ilmu" (HR. At-Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan pentingnya mencari ilmu
pengetahuan, dan seorang guru merupakan sumber utama ilmu yang bisa diakses oleh
murid.

2. Dalil tentang Berbagi Ilmu: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia yang lain" (HR. Ahmad). Seorang guru berperan dalam menyebarkan
ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, memberikan manfaat bagi mereka, serta
memberikan pemahaman yang baik terhadap agama dan kehidupan.

3. Dalil tentang Kewajiban Mendidik Anak: "Dan wahai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (Q.S. At-Tahrim [66]: 6). Ayat ini
menunjukkan kewajiban seorang guru (termasuk orang tua) untuk mendidik dan
melindungi anak-anak mereka dari hal-hal yang bisa membahayakan iman dan
akhlak mereka.

4. Dalil tentang Ihsan dalam Mengajar: "Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan


(kebaikan) pada segala sesuatu" (HR. Muslim). Seorang guru diharapkan untuk
memberikan pengajaran dengan kebaikan, kesabaran, dan dedikasi yang tinggi,
sehingga siswa dapat mengambil manfaat maksimal dari proses pembelajaran.

5. Dalil tentang Tanggung Jawab Pendidikan: "Setiap dari kamu adalah pemimpin dan
setiap dari kamu akan diminta pertanggungjawabannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa seorang guru bertanggung jawab atas pengajaran dan

4
pembimbingan yang diberikan kepada murid-muridnya, dan pada akhirnya akan
dimintai pertanggungjawaban atas tugas tersebut.
C. Kewajiban Murid terhadap Guru
Sebagai murid, terdapat beberapa kewajiban yang perlu dipenuhi terhadap guru.
Berikut adalah penjelasan tentang kewajiban murid terhadap guru beserta dalil Quran
dan Hadis yang relevan:

1. Menghormati dan Taat kepada Guru


Murid memiliki kewajiban untuk menghormati dan taat kepada guru dengan
menghargai otoritas dan pengalaman mereka.
 "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di
antara kamu" (Q.S. An-Nisa [4]: 59).
 "Barangsiapa yang menaati pemimpin, maka dia telah mentaati aku. Dan
barangsiapa yang mendurhakai pemimpin, maka dia telah mendurhakai aku" (HR.
Muslim).

2. Menghargai Ilmu yang Diajarkan oleh Guru


Murid memiliki kewajiban untuk menghargai ilmu yang diajarkan oleh guru dan
menghargai upaya guru dalam mentransfer pengetahuan kepada mereka.
 Dalil Quran: "Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat" (Q.S. Al-Mujadilah
[58]: 11).

3. Menghormati Waktu dan Kehadiran di Kelas


Murid memiliki kewajiban untuk menghormati waktu dan kehadiran di kelas dengan
hadir tepat waktu dan menghargai waktu pembelajaran yang diberikan oleh guru.
 "Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang mengerjakan suatu pekerjaan, maka
hendaklah dia mengerjakannya dengan kesempurnaan" (HR. At-Tirmidzi).

4. Bertanya dan Memperhatikan dengan Baik


Murid memiliki kewajiban untuk bertanya dan memperhatikan dengan baik saat guru
memberikan pengajaran agar dapat memahami materi dengan baik.
 "Barangsiapa yang tidak malu bertanya, maka dia akan mengetahui kebenaran"
(HR. Bukhari).

5
5. Bersikap Sabar dan Menghormati Guru
6. Murid memiliki kewajiban untuk bersikap sabar dan menghormati guru dalam
menghadapi kesulitan atau tantangan dalam proses pembelajaran.
 "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung" (Q.S. Ali Imran [3]: 200).

Penting untuk diingat bahwa Islam mendorong hubungan yang baik antara guru dan
murid, di mana murid diberikan penghormatan yang pantas kepada guru sebagai pemimpin
dan pembimbing mereka. Dengan memenuhi kewajiban ini, murid dapat menciptakan
lingkungan belajar yang harmonis dan efektif, serta mendapatkan manfaat yang maksimal
dari pengajaran guru.

D. Kewajiban Guru terhadap Murid


Kewajiban guru terhadap murid juga dapat ditemukan dalam dalil-dalil Al-Quran
dan Hadis. Berikut adalah beberapa penjelasan beserta dalil Quran dan Hadis yang
menggarisbawahi kewajiban guru terhadap murid:

1. Memberikan pendidikan dan pembelajaran yang bermanfaat


"Allah menaikkan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Surah Al-Mujadilah, ayat 11).
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).
Qur’an dan Hadis menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan pengetahuan. Guru
memiliki kewajiban untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada
murid-muridnya agar mereka dapat mencapai derajat yang lebih tinggi dan mendapatkan
keberkahan dari Allah.

2. Memiliki akhlak yang baik dan membimbing murid dalam perkembangan moral
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu!" (QS At-Tahrim, ayat 6).
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak." (HR. Ahmad).

6
Guru memiliki tanggung jawab untuk menjadi contoh teladan dalam berakhlak baik.
Mereka harus membimbing murid-muridnya dalam mengembangkan moral dan etika
yang baik agar mereka terhindar dari perilaku yang merugikan dan mendapatkan
keselamatan dari siksaan api neraka.

3. Memberikan nasihat dan pedoman kepada murid


"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan dari umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah
orang-orang yang beruntung." (Surah Al-Imran, ayat 104)
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)
Guru memiliki peran penting dalam memberikan nasihat, pedoman, dan
mengajarkan kebaikan kepada murid-muridnya. Mereka harus menjadi orang yang
menginspirasi dan memotivasi murid-murid untuk berbuat baik serta mencegah mereka
dari perbuatan yang buruk.

4. Mendorong dan memberikan umpan balik yang konstruktif


"Bertanyalah kepada ahli pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (Surah An-Nahl,
ayat 43)
"Sesungguhnya setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas orang yang
dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Guru memiliki kewajiban untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
murid-muridnya agar mereka dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta
memiliki kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri.

7
E. Kewajiban terhadap Ulama
Ulama adalah mereka yang memiliki pengetahuan mendalam tentang ajaran agama dan
bertanggung jawab untuk menyampaikan dan menjelaskan agama kepada umat Islam.
Berikut ini penjelasan beserta beberapa dalil Quran dan Hadis yang menggarisbawahi
kewajiban terhadap ulama:

1. Menghormati, menghargai, dan taat kepada ulama:


"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul (Muhammad), dan
ulil amri di antara kamu." (Surah An-Nisa, ayat 59)
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil ilmu itu dengan seketika, tetapi Allah
mengambil ilmu dengan cara orang-orang ulama wafat, sehingga apabila tidak ada lagi
ulama, manusia akan menjadikan orang-orang jahil sebagai pemimpin dan diadukan
kepada mereka dalam persoalan agama. Mereka (orang-orang jahil) akan berfatwa tanpa
ada ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan." (HR. Bukhari)

Quran dan Hadis menekankan pentingnya taat dan menghormati ulama. Umat
Islam dianjurkan untuk mentaati petunjuk ulama yang berkompeten dan memiliki
pengetahuan yang benar. Menghargai dan mengikuti nasihat mereka adalah bagian dari
kewajiban kita sebagai umat Islam.

2. Meminta fatwa dan nasihat kepada ulama:


"Maka bertanyalah kepada ahli pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (Surah
An-Nahl, ayat 43)
"Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang alim (orang yang memiliki ilmu)
dengan kitab dan hadis. Maka tatkala ulama itu membaca kitab dan hadis, Allah
mengangkat derajatnya di sisi malaikat dan manusia hingga derajat orang-orang yang
beriman." (HR. Abu Dawud)
Quran dan Hadis mendorong umat Islam untuk mencari pengetahuan dan meminta
nasihat kepada ulama yang memiliki keahlian dalam agama. Ulama adalah sumber
kebijaksanaan dan pengetahuan yang dapat memberikan arahan dan fatwa yang benar
dalam menjalankan agama.

8
3. Mendukung dan memberikan perlindungan kepada ulama:
"Allah mengetahui benar siapa di antara kamu yang menyembunyikan (ilmu)
pengetahuan (yang kamu miliki)." (Surah At-Tawbah, ayat 101)
"Barangsiapa yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, maka ia akan
mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah, dan seperti orang yang
mengadakan umrah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Quran dan Hadis menggarisbawahi pentingnya dukungan dan perlindungan
terhadap ulama. Umat Islam diimbau untuk memberikan dukungan finansial dan
perlindungan kepada ulama agar mereka dapat melanjutkan karya dakwah, penelitian,
dan pengajaran dengan baik tanpa terhalang oleh kekurangan materi atau ancaman.

Penting untuk diingat bahwa kewajiban terhadap ulama berarti memberikan


penghormatan, taat, dan mendukung mereka yang memiliki pengetahuan agama yang
mendalam dan bertanggung jawab dalam menyampaikan dan menjelaskan ajaran Islam.

F. Kewajiban Terhadap Pemimpin


Kewajiban terhadap pemimpin, baik dalam konteks pemerintahan atau kepemimpinan
masyarakat, memiliki landasan dalam agama Islam. Berikut ini penjelasan beserta
beberapa dalil Quran dan Hadis yang menggarisbawahi kewajiban terhadap pemimpin:

1. Ketaatan kepada pemimpin selama tidak melanggar perintah Allah:


"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul (Muhammad), dan
ulil amri di antara kamu." (Surah An-Nisa, ayat 59)
"Barangsiapa yang taat kepada pemimpinnya, maka ia telah taat kepada Allah, dan
barangsiapa yang durhaka kepada pemimpinnya, maka ia telah durhaka kepada Allah."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Umat Islam dianjurkan untuk taat kepada pemimpin yang sah dan adil selama
perintahnya tidak bertentangan dengan ajaran agama. Kewajiban ini adalah bagian dari
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

2. Berdoa untuk pemimpin dan masyarakat yang baik:


"Dan mohonlah ampunlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Dan mohonlah ampunlah kepada Tuhanmu, lalu bertaubatlah

9
kepada-Nya. Sungguh, Tuhanku Maha Penyayang dan Maha Pengasih." (Surah Hud,
ayat 90-91)
"Apabila pemimpin-pemimpin kalian adalah orang yang adil, maka kalian akan
beruntung. Dan apabila pemimpin-pemimpin kalian adalah orang yang tidak adil, maka
celakalah kalian." (HR. Muslim)
Umat Islam dianjurkan untuk berdoa kepada Allah untuk memberikan petunjuk dan
keberkahan kepada pemimpin serta memohon ampun bagi mereka. Doa ini diharapkan
agar pemimpin dan masyarakat dijalankan dengan keadilan dan kemashlahatan umum.

3. Memberikan nasehat dan nasihat yang baik kepada pemimpin:


"Dan bersekutulah kamu dalam urusan (negara) itu." (Surah Al-Imran, ayat 159)
"Barangsiapa yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan
tangannya; jika tidak mampu, dengan lisannya; jika tidak mampu, dengan hatinya. Dan
itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
Umat Islam memiliki tanggung jawab untuk memberikan nasehat dan nasihat yang
baik kepada pemimpin jika mereka melihat tindakan yang bertentangan dengan agama
atau kemungkaran. Hal ini harus dilakukan dengan cara yang penuh hikmah dan
kebijaksanaan untuk perbaikan dan kemashlahatan bersama.

4. Menjalankan perintah pemimpin yang adil dan menjauhi perintah yang melanggar
agama:
"Dan patuhlah kamu kepada Allah dan Rasul (Muhammad) serta janganlah kamu
berbantah-bantahan, maka kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Surah Al-Anfal, ayat
46)
"Tidak halal taat kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah." (HR. Ahmad)
Umat Islam diperintahkan untuk taat kepada pemimpin yang adil dan menjalankan
perintah yang sesuai dengan ajaran agama. Namun, jika perintah pemimpin melanggar
ketentuan agama, maka taatannya harus ditinggalkan, karena tidak halal taat kepada
makhluk dalam melakukan maksiat kepada Allah.

Penting untuk dicatat bahwa kewajiban terhadap pemimpin berarti taat kepada
pemimpin yang sah dan adil, memberikan nasihat yang baik, dan menjalankan perintah
yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.

10
G. Khalifah
Khalifah dalam konteks Islam merujuk pada pemimpin politik yang bertindak
sebagai wakil Allah di bumi, mengelola urusan umat dan menerapkan hukum syariah.
Khalifah merupakan pemimpin politik dan spiritual umat Muslim yang bertugas menjaga
keadilan, menerapkan hukum syariah, memperjuangkan kemaslahatan umat, dan
memelihara keutuhan umat Muslim.
Khalifah harus memiliki kualitas kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan
bertanggung jawab dalam mengatur urusan umat.
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.'" (Surah Al-Baqarah, ayat 30)

Ayat tersebut menggambarkan kehendak Allah untuk menjadikan seorang khalifah


di bumi. Khalifah yang dimaksud adalah manusia yang dipercayakan untuk mengemban
tugas penting sebagai pemimpin di dunia ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa ayat
ini tidak secara khusus menggambarkan bagaimana sistem khalifah harus diatur atau
bagaimana pemimpin harus dipilih.
"Umat ini akan terus berada dalam kebaikan selama mereka memilih pemimpin
yang adil dan mereka senantiasa memperjuangkan hak-hak mereka." (HR. Muslim).
Hadis ini menekankan pentingnya memilih pemimpin yang adil dan memperjuangkan
hak-hak umat. Dalam konteks khalifah, pemimpin yang adil harus bertindak berdasarkan
prinsip-prinsip Islam, menjaga keadilan, dan menerapkan hukum syariah dengan
bijaksana.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Islam mendorong hubungan yang baik antara guru dan murid, di mana murid
diberikan penghormatan yang pantas kepada guru sebagai pemimpin dan
pembimbing mereka. Dengan memenuhi kewajiban ini, murid dapat menciptakan
lingkungan belajar yang harmonis dan efektif, serta mendapatkan manfaat yang
maksimal dari pengajaran guru.
2. Kewajiban terhadap ulama berarti memberikan penghormatan, taat, dan
mendukung mereka yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan
bertanggung jawab dalam menyampaikan dan menjelaskan ajaran Islam.
3. Kewajiban terhadap pemimpin berarti taat kepada pemimpin yang sah dan adil,
memberikan nasihat yang baik, dan menjalankan perintah yang tidak bertentangan
dengan ajaran agama.

B. Saran
1. Bagaimanapun juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua kita yang di
rumah. Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah. Jadi sebagaimana kita
menghormati orang tua kandung kita, maka kitapun juga harus menghormati guru kita.
Menghargai mereka dan tidak melupakan jasa-jasa yang mereka berikan kepada kita.
2. Sebagai umat yang beragama sudah sepatutnya kita mengikuti tuntunan para ulama.
3. Sebagai umat bernegara kita berkewajiban menaati pemimpin yang sah dan adil serta juga
dapat memberikan nasihat yang baik dan menjalankan perintah yang tidak bertentangan
dengan ajaran agama.

12

Anda mungkin juga menyukai