Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR DAN TERMINOLOGI DALAM PROFESI PENDIDIK

SERTA TENAGA KEPENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang diampu oleh Dr. Ahmad Rifqy Ash-Shiddiqy, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Devina Putri (1106620062)

Irgi Ahmad Pahrezy (1106620099)

Shafa Eisya Bunga Aprilla (1106620050)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan
karunianya kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Dasar
dan Terminologi dalam Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan”,

Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Ahmad Rifqy Ash-Shiddiqy, M.Pd. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Profesi dan Tenaga Kependidikan yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima
kasih kami kepada pihak lain terlibat yang telah membantu penyelesaian makalah ini
sehingga kami kami dapat mengumpulkan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami selaku penyusun
dan para pembaca, Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
perbaikan makalah yang akan kami susun di masa mendatang.

Jakarta, 27 Januari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Urgensi Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Berbagai Dimensi.............3
1. Dimensi Pendidikan.....................................................................................................3
2. Dimensi Pembelajaran.................................................................................................3
B. Pengertian dan Syarat Profesi.........................................................................................4
1. Pengertian Profesi........................................................................................................4
2. Syarat-syarat Profesi....................................................................................................5
3. Syarat-syarat Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.........................................8
C. Terminologi dalam Lingkup Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.....................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
LAMPIRAN.............................................................................................................................13
A. Pertanyaan dan Jawaban Presentasi..............................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui pendidik dan tenaga pendidikan merupakan kesatuan
yang tidak dapat di pisahkan, karena dengan adanya pendidik dan tenaga kependidikan
semua kegiatan pedidikan bisa bejalan lancar. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam
proses pendidikan memegang peranan strategi terutama dalam upaya membentuk watak
bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang di inginkan.
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat
dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi”
yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik. Pustakawan, staf
administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah diantara kelompok
“profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Sementara mereka
yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan
berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses
yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik
tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masingmasing. Guru dan
dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan
tinggi.
Pada dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan
tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya
kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Mencermati tugas yang digariskan oleh
Undang-undang di atas khususnya untuk pendidik dan tenaga kependidikan di satuan
pendidikan sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya suatu proses
pembelajaran yang berhasil. Segala aktifitas yang dilakukan oleh para pendidik dan
1
tenaga kependidikan harus mengarah pada keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh
para peserta didiknya. Ruang lingkup tugas yang luas menuntut para pendidik dan tenaga
kependidikan untuk mampu melaksanakan aktifitasnya secara sistematis dan sistemik.
Karena itu tidak heran kalau ada tuntutan akan kompetensi yang jelas dan tegas yang
dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar mereka mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Secara garis besar permasalahan yang ada dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana urgensi profesi pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai
perspektif?
2. Apa pengertian dan syarat profesi pendidik dan tenaga kependidikan?
3. Apa saja terminologi dalam lingkup profesi pendidik dan tenaga kependidikan?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Menjelaskan urgensi profesi pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai
perspektif.
2. Memaparkan pengertian profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Menjelaskan terminologi profesi pendidik dan tenaga kependidikan

D. Manfaat

Diharapkan dengan membaca makalah ini pembaca akan mendapat ilmu atau
pengetahuan baru yang bermanfaaat mengenai Konsep Dasar dan Terminologi dalam
Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Urgensi Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Berbagai Dimensi

1. Dimensi Pendidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki peran yang sangat penting di
sekolah. Semua klasifikasi dalam tenaga kependidikan memiliki peranan yang sama
pentingnya dan saling mendukung untuk mencapai tujuan. Peranan ini memiliki
tentunya kewajiban dan tanggung jawab. Dalam Asmi (2019), fungsi tenaga pendidikan
berdasarkan undang-undang no 14 tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi,dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat.
Dalam menjalannkan peran serta fungsinya secara profesional tenaga
kependidikan harus memiliki kompetensi yang diisyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun kebutuhan masyaakat (Asmi, 2019) antara lain:
a) Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani, rohani,serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b) Pendidik untuk penddikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan dihasilkan oleh perguruan tinggi
yang terakreditasi.
Selain itu, tenaga kependidikan juga berkewajiban untuk (Asmi, 2019):
a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dealogis.
b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkat kan mutu pendidikan.
c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang di berikan kepadanya.
2. Dimensi Pembelajaran
Dalam dimensi pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan harus
mempunyai beberapa kedudukan dalam menjadi patron pada setiap dimensi
pembelajaran, adapun yang menjadi kedudukan pendidik dan tenaga kependidikan
(Suarga, 2020) dalam pembelajaran antara lain:
a) Sebagai Manager

3
Pendidik adalah sebagai seorang manajer di dalam organisasi kelas. Sebagai
seorang manajer, aktivitas pendidik mencakup kegiatan merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
dikelolanya.
b) Sebagai Motivator
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi
dalam belajar. Oleh sebab itu, pendidik perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, pendidik dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa
yang efektif. Penting bagi pendidik untuk untuk memahami dan mengasah
keterampilan dalam memotivasi, karena setiap peserta didik sangat membutuhkan
dorongan dari pendidik dalam upaya mengantarkan mereka pada tahapan
pendewasaan dan kemandirian.
c) Sebagai Inspirator
Sebagai inspiratory, pendidik harus dapat memberikan inspirasi atau petunjuk
yang baik bagi kemajuan siswa. Pendidik harus memberikan petunjuk kepada siswa
bagaimana cara belajar yang baik, media apa yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, sehingga hal tersebut akan melahirkan sebuah inspirasi dan dalam
diri siswa tersebut untuk terus belajar guna meraih prestasi. Maka dari itu kita
sebagai calon pendidik harus berkepribadian baik, religius, bermoral dan
bermartabat agar peserta didik dapat menginspirasi kita sebagai pendidiknya.

B. Pengertian dan Syarat Profesi

1. Pengertian Profesi
Secara etimologi, profesi berasal dari bahasa Inggris profession yang berarti
mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam pekerjaan tertentu.
Sedangkan, secara terminologi profesi dapat diartikan berupa pernyataan atau janji
terbuka (to profess = menyatakan menjabat) bahwa akan mengabdikan dirinya kepada
suatu jabatan atau pekerjaan karena merasa terpanggil untuk menjabat suatu pekerjaan
(Wibowo, 2018). Tarmizi (2018) menyebutkan bahwa istilah profesi diserap dari
bahasa Latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian, yaitu janji/ikrar dan
pekerjaan. Dalam arti yang lebih luas, profesi ialah kegiatan “apa saja” dan “siapa
saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Muhammad (1996) yang menjelaskan bahwa

4
untuk dapat dikatakan sebagai profesi ialah apabila suatu pekerjaan dalam suatu
bidang ditekuni secara tetap berdasarkan keahlian khusus, dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab, dan dapat bertujuan untuk mendapatkan penghasilan. Sedangkan,
dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian
tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan
baik (Tarmizi, 2018). Adapun berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dapat digarisbawahi bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan tertentu.
Pada dasarnya, istilah profesi selalu menyangkut profesi, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat dikatakan profesi. Profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut
(Sweeney, 1995). Mengutip penjelasan Tilaar dalam (Usaha Profesionalisme Pendidik
yang Menimbulkan Polemik, 2012) profesi juga dapat berwujud sebagai suatu jabatan
dalam hierarki birokrasi yang menjalankan keahlian tertentu berdasarkan pelayanan
baku dengan mengedepankan etika khusus terhadap masyarakat. Sehubungan dengan
pendapat tersebut, Elliot (1972) menyampaikan bahwa secara historis profesi
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu profesi sebagai status dan tipe profesi sebagai
pekerjaan. Profesi sebagai status diartikan sebagai sesuatu yang secara relatif tidak
begitu penting dalam organisasi kerja dan dalam melayani masyarakat, tetapi
menduduki tempat yang tinggi dalam sistem tingkatan sosial masyarakat. Sementara
itu, profesi sebagai pekerjaan didasarkan pada spesialisasi dari pendidikan dan
latihannya.
Berdasarkan beberapa pengertian profesi yang dikemukakan di atas, dapa
diambil kesimpulan bahwa profesi merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus di dalam bidangnya dengan adanya pendidikan atau latihan yang dilakukan
oleh seseorang guna mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
pelakunya.
2. Syarat-syarat Profesi
Suatu pekerjaan mungkin disebut suatu profesi, namun kalau dalam
kenyataannya atau dalam pelaksanaan layanannya ternyata kriteriakriteria tersebut
tidak terpenuhi atau bahkan dilanggar, maka keprofesian profesi itu menjadi luntur
atau telah terjadi mala-praktek dan penyimpangan praktik profesi. Dirinci dari profesi
5
itu sendiri ada tiga hal yang menyangkut persyaratan profesi, yaitu berkenaan dengan
pelayanan yang bermanfaat, pelaksana yang bermandat dan pengakuan yang sehat
(Wibowo, 2018).
a. Layanan yang bermanfaat
Dalam criteria profesi secara eksplisit ditegaskan bahwa manfaat yang
diberikan oleh pelayan profesi itu: a) berkenaan dengan fungsi esensial atau
menentukan dalam bidang yang digeluti oleh profesi yang dimaksudkan, dengan
kata lain manfaat itu diperlukan karena menyangkut hal yang sangat penting
dalam kehidupan pelanggan, b) merupakan pelayanan khusus, yaitu mengacu
kepada bidang kekhususan profesi, c) merupakan pemecahan masalah berkenaan
dengan situasi krisis yang dialami oleh pelanggan, d) memiliki fungsi social.
Tanpa diberikannya layanan yang mengandung kemanfaatan dengan ciri-ciri yang
disebutkan terdahulu, suatu layanan tidak dapat disebut sebagai layanan profesi.
b. Pelaksana yang bermandat
Untuk dapat melaksanakan layanan yang bermanfaat sebagaimana tersebut
di atas diperlukan pelaksanaan khusus, yaitu pelaksanan yang benar-benar
memahami, menguasai dan mengerahkan diri untuk pekerjaan yang menjadi
profesinya itu. Dari criteria profesi tersebut di atas, bahwa pelaksana profesi itu
sebagai berikut: a) melaksanakan tugasnya tidak hanya berdasarkan apa yang pada
umumnya dianggap baik saja, b) memiliki kompetensi minimum untuk
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, c) mendasarkan pelayanannya pada
teori dan metode ilmiah dalam kerangka ilmu yang spesifik, jelas dan sistematis,
pelaksanan dalam suatu profesi tertentu memiliki dan mengamalkan kerangka
ilmu yang sama, d) melaksanakan tugasnya dengan kebebasan dan tanggungjawab
pribadi yang tidak disangkutpautkan kepada pihak lain, e) telah menjalani
pendidikan khusus yang cukup lama, yaitu pendidikan tinggi yang menyiapkannya
menjadi tenaga profesi: 1) untuk dapat mengikuti pendidikan khusus itu calon
tenaga professional melalui proses seleksi yang cukup ketat, 2) setelah
menamatkan pendidikan khusus tenaga professional menempuh ujian sertifikasi
untuk memperoleh sertifikat kemampuan melaksanakan tugas-tugas professional,
3) setelah memperoleh sertifikat kemampuan tenaga professional harus memenuhi
persyaratan tertentu untuk mendapatkan lisensi kewenangan melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya dalam profesi yang dimaksudkan itu. Upaya sertifikasi dan
lisensi itu diselenggarakan oleh organisasi profesi dan pemerintah, f) menyikapi
6
kegiatan yang dilaksanakan dalam profesi lebih sebagai pelayanan social dan
menjauhkan diri dari maksud-maksud mencari keuntungan pribadi, g) berpegang
teguh pada kode etik profesi, para pelaksana profesi menyadari betul bahwa
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam menjalankan tugas profesi akan
mendapatkan sanksi profesi dan hal itu harus sama sekali dihindari, h) selalu
menyegarkan dan mengembangkan diri dan keprofesionalannya melalui berbagai
kegiatan seperti seminar, lokakarya, penataran mengikuti dan mencermati
penerbitan jurnal profesi, sampai dengan menjalani pendidikan lanjut.
Tuntutan terhadap tenaga pelaksana profesi, yaitu tuntutan berkenaan
dengan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS)
berhubungan dengan profesi yang ditekuninya. Persyaratan bagi pelaksana profesi
dikenal adanya istilah trilogy profesi, yaitu bahwa pelaksana harus memiliki visi
dan misi, aksi, dedikasi. Pelaksana profesi harus benar-benar memahami visi dan
misi berkenaan dengan profesi itu. Visi menunjukkan dan mengarahkan ke mana
seluruh kegiatan pelayanan profesi ditujukan, untuk apa pelayanan itu
dilaksanakan dan dalam kerangka apa dan bagaimana keseluruhan upaya profesi
itu diadakan, sedang misi menekankan pada kesadaran tentang tanggungjawab
yang dipikulkan pada pundak para pelaksanan sesuai dengan visi yang
dimaksudkan.
Aksi menunjukkan terutama kepada hal-hal yang dilakukan oleh
pelaksanan dalam melayani pelanggan. Tertumpu pada aksi itulah misi profesi
terlaksana dan hasil-hasil pelayanan akan dapat diraih. Dengan aksi itulah
pelayanan profesi menjadi terwujudkan. Dengan aksi itulah pelanggan akan
terbantu sesuai kebutuhannya dalam profesi yang bersangkutan.
Dedikasi adalah aksi yang disertai kesungguhan hati, bukan asal
dikerjakan atau asal selesai, bila perlu aksi yang dikerjakan dengan perjuangan
dan pengorbanan dari pihak pelayan: pengorbanan tenaga, pikiran, waktu dan
bahkan materi sekalipun. Profesi tanpa dedikasi pelaksananya dikhawatirkan sulit
berkembang dan bahkan mungkin sedikit demi sedikit surut ke belakang menuju
ke akhir keberadaannya.
c. Pengakuan yang sehat
Pengakuan terhadap profesi datangnya pertama-tama dari mereka yang
berkepentingan dengan adanya profesi tersebut, dalam hal ini para pelanggan.
Pelanggan memberikan pengakuan terhadap profesi berkenaan dengan manfaat
7
yang nyata diperoleh oleh pelanggan, pemahaman pelanggan terhadap profesi.
Pengakuan pelanggan terhadap profesi apabila pelanggan merasa terbantu dengan
pelayanan yang diberikan oleh profesi, merasa puas atas apa yang diperoleh dari
pelayanan profesi, pelanggan menganggap dan membuktikan sendiri bahwa
pelayanan profesi itu benar-benar bermanfaat.
Pengakuan yang sehat dan luas pada gilirannya akan mendorong
pemerintah dan lembaga-lembaga formal lainnya memberikan pengakuan legal
atas keberadaan dan beroperasinya profesi. Profesi mendapat sokongan dari
pemerintah dan lembaga formal lainnya bagi pengembangannya, baik teoritik
keilmuan maupun praktik operasionalnya.
3. Syarat-syarat Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Syarat-syarat Profesi Kependidikan yaitu sebagai berikut (Hakiki & Fadli,
2021).
a. Memiliki adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
b. Memiliki suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
c. Memili tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
d. Mempunyai kepekaan terhadap dampak yang diberikan kepada masyarakat dari
pekerjaan yang dilaksanakannya
e. Mempunyai perkembangan ilmu yang sejalan dengan dinamika kehidupannya.
Syarat sebuah profesi dijelakaskan AECT (Association for Educational
Communication and Technology) dan dinyatakan Konvensi Nasional Pendidikan
Indonesia I pada tahun 1988, keduanya memberikan beberapa syarat dalam
mendefinisikan suatu profesi, secara garis besar harus ada: Latihan dan Sertifikasi,
Standard dan Etika, Kepemimpinan, Asosiasi dan Komunikasi, Pengakuan Sebagai
Profesi, Tanggung Jawab Profesi dan Hubungan dengan Profesi Lainnya.
Hal-hal berikut untuk memenuhi persyaratan profesi pendidik, yaitu: Pertama,
perlunya diperkenalkan penjelasan pengertian pendidikan bagi calon pendidik
memberikan kesempatan berpikir untuk memahami profesi mendidik tersebut. Kedua,
perlu dikembangkan kepada calon pendidik kriteria keberhasilan mendidik,
keberhasilan ini bukan atas prestasi akademik pendidik namun lebih dicerminkan oleh
keberhasilan mendidik dengan kriteria-kriteria tertentu seperti Memiliki sikap suka
belajar, tahu tentang cara belajar dan lainnya. Ketiga, memperkenalkan perilaku di

8
lapangan yang dapat dipilih beberapa di antaranya yang sesuai dengan tujuan
pendidikan setiap kali tatap muka.

C. Terminologi dalam Lingkup Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Profesi adalah suatu kegiatan yang membutuhkan atau membutuhkan dedikasi


yang tinggi dalam penggunaan pengetahuan khusus, penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan pelaksanaan tugas. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang
ditunjuk khusus dengan kurikulum yang dapat ditagih. Pada dasarnya, profesi guru
merupakan profesi yang sedang berkembang. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa
menjadi guru adalah posisi semi-profesional, tetapi sebenarnya lebih dari itu. Ini karena
profesi ini hanya tersedia untuk lembaga pendidikan di mana lulusannya menjadi guru
pelatihan, dan asosiasi profesi, kode etik, dan aturan berlaku. Pendidikan (SK Menpan
No. 26/1989). Upaya spesialisasi tidak perlu dinegosiasikan karena keunikan profesi
guru. Profesi guru perlu memiliki berbagai keterampilan, termasuk keterampilan teknis,
pribadi dan sosial.
Peran profesi guru dalam seluruh program pendidikan sekolah diwujudkan dalam
bentuk pembinaan peserta didik yang optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.
Deskripsi pekerjaan mencakup tiga bidang layanan: layanan pendidikan, layanan
manajemen, dan layanan dukungan ilmu sosial pribadi.
Pertama, pelaksanaan proses belajar mengajar. Ini menempati sebagian besar
profesi pendidikan. Kedua, tugas-tugas yang berkaitan dengan membantu siswa
mengatasi masalah belajar dan masalah pribadi yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Dan ketiga, selain dua hal tersebut, guru bertanggung jawab atas bagaimana sekolah
dikelola, peran apa yang dimainkan guru di sekolah, dan memfasilitasi tugas-tugas guru.
Dalam hal isi dan terminologi umum, tanggung jawab guru mencakup banyak
aspek:
1. Keterampilan profesional meliputi penguasaan bahan ajar, penguasaan konsep dasar
ilmiah dari bahan ajar, penguasaan dan pemahaman pengetahuan dan dasar-dasar
pendidikan dan keguruan, serta penguasaan materi pendidikan yang terdiri dari
pendidikan, guru, dan penguasaan proses pembelajaran.
2. Keterampilan sosial meliputi kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan
pekerjaan dan lingkungan dalam melaksanakan pekerjaan seorang guru.
3. Kemampuan personal atau pribadi mencakup penampilan sikap yang positif terhdap
keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan

9
beserta unsur-unsurnya, dan pemahaman penghayatan dan penampilan nilainilai yang
seyogianya dianut oleh seorang guru. Seorang menampilkan unjuk kerja yang
professional apabila dia mampu menampilkan keandalannya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru. Keandalan kerja itu dapat di lihat dari berbagai segi seperti
berikut ini:
a. Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus di kerjakan sebagai guru.
b. Memahami dan menghormati batas kemampuan dan wewenang vokasional, serta
menghormati profesi lain.
c. Mewujudkan pengertian dan rasa syukur itu melalui pendidikan, pengejaran, dan
pelatihan.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu
bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks
kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,
sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam
menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Pendidik dan tenaga kependidikan juga
harus memenuhi syarat-syarat dan kewajiban yang ada. Jika ada yang tidak terpenuhi
maka tentu akan dapat memungkinkan proses pendidikan di sekolah akan tidak optimal.
Kompetensi-kompetensi itu meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan
sosial.

B. Saran

Pendidik dan tenaga pendidikan merupakan kesatuan yang tidak dapat di


pisahkan, karena dengan adanya pendidik dan tenaga kependidikan semua kegiatan
pendidikan bisa berjalan lancar. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik dan tenaga
kependidikan, harus memahami dan mempersiapkan syarat, kompetensi, dan aspek-aspek
lain yang berkaitan dengan profesionalisasi dari profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmi, Y. N. (2019). Pentingnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bogor.


Hakiki, M., & Fadli, R. (2021). Buku Profesi Kependidikan. Jawa Tengah: CV Pena
Persada.
Muhammad, A. (1996). Etika Profesi Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Suarga. (2020). Guru Dalam Dimensi Pembelajaran. Rumah Jurnal Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 11-20.
Sweeney, T. (1995). Acreditation, Credentialing, Professionalization: The Role of
Specialities. Journal of Counseling and Development, 74, 117-125.
Tarmizi. (2018). Profesionalisasi Profesi Konselor Berwawasan Islami. Medan:
Perdana Publishing.
Wibowo, M. E. (2018). Profesi Konselor Abad 21. Semarang: UNNES Press.

13
LAMPIRAN

A. Pertanyaan dan Jawaban Presentasi

1. Bagaimana tanggapan kelompok tentang guru yang sebagai motivator namun malah
menyamaratakan kompetensi murid? (LINDYA SHEILA RAHIMA)
Jawab: Seorang guru tidak bisa menyamaratakan kompetensi yang dimiliki muridnya,
karena setiap individu itu unik dengan segala kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki. Seorang guru harus memiliki karakteristik unconditional positive
regard. Unconditional positive regard adalah karakteristik dimana seorang
guru dapat menerima muridnya dengan seutuhnya, tanpa menghakimi. Jadi,
dalam dimensi pembelajaran dimana guru berperan sebagai motivator dan
inspirator hanya mencakup sejauh mana guru yang bersangkutan dapat
memberikan motivasi belajar kepada muridnya, sehingga murid tersebut
terpacu semangatnya dan dapat meraih masa depan yang gemilang, tanpa
harus menyamaratakan dan memaksakan nilai-nilai yang guru itu anut.

2. Salah satu syarat profesi "pengakuan yang sehat" Untuk pendidik atau gurukan
pengakuan ini umumnya datangnya dari peserta didik. Biasanya pengakuan peserta
didik ini bisa didapatkan dari angket evaluasi guru. Tetapi tidak semua sekolah
menerapkan hal tersebut. Jadi gimana caranya agar syarat itu terpenuhi? Apa yang
perlu dilakukan pihak sekolah? (BASMA MAFAZA)
Jawab: Setiap akhir semester biasanya setiap para guru di setiap sekolah melakukan
rapat evaluasi mengenai keluhan yang murid rasakan. Topik diskusi dari rapat
tersebut dapat diambil melalui pertanyaan yang sebelumnya wali kelas pernah
tanyakan kepada murid kelasnya mengenai kendala yang dirasakan dalam
proses pembelajaran selama satu semester ke belakang. Sekolah juga dapat
menyediakan kotak saran, sehingga semua warga sekolah dapat
menyampaikan aspirasi maupun keluhan yang dirasakan oleh orang tersebut.
Selain itu, sekolah juga dapat meyediakan email pengaduan yang secara
berkala harus dilakukan pengecekan, sehingga jika ada sesuatu yang janggal
maka akan cepat diberikan solusi. Dengan adanya fasilitas-fasilitas di atas,
maka akan terbentuk persepsi baik untuk pendidik maupun tenaga
kependidikan di sekolah. Pengakuan yang sehat akan diberikan oleh peserta

14
didik bahkan warga sekolah jika kendala yang mereka alami diberikan solusi
dan penanganan yang baik.

15

Anda mungkin juga menyukai