Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Profesi dan Pendidikan” secara tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Profesi Kependidikan. Kami selaku penyusun makalah
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang turut berkontribusi serta memberikan
arahan kepada kami.
Bahan-bahan yang kami gunakan untuk menyusun materi ini diambil dari buku, jurnal
dan artikel yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Apabila terdapat materi yang
kurang jelas maupun kurang lengkap, nantinya pembaca dapat membaca buku, jurnal dan
artikel yang berkaitan dengan materi ini dengan seksama.
Terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah memberi
kesempatan dan membantu kelancaran penyusunan serta penulisan ulang tugas ini. Kami
menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami selaku
penyusun mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas Profesi
Kependidikan, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi para
pembaca lainnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
2.1 Landasan Materi ........................................................................................................... 3
2.1.1 Konsep Profesi Keguruan ........................................................................................... 3
2.2.2 Hakikat Guru .............................................................................................................. 4
2.2.3 Payung Hukum Guru Sebagai Profesi......................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12
iii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
Profesi menurut KBBI adalah bidang pekerjaan yang dilandasi dengan keahlian
seperti kejuruan dan keterampilan tertentu. Menurut Bucheri Alma profesi adalah
pekerjaan yang didasarkan pada ilmu yang memang digunakan untuk bekerja dan
pelatihan khusus. Profesi berbeda dengan pekerjaan karena pada dasarnya profesi adalah
suatu pekerjaan yang membutuhkan ilmu yang ditekuni dengan intensif dan terikat dengan
janji atau kontrak. Profesi banyak macamnya salah satunya di dunia pendidikan, adalah
profesi guru.
Guru adalah peran utama dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang lebih bermutu. Guru menurut Hamid (2017)
merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab atas peserta didiknya baik di sekolah
maunpun luar sekolah. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 guru
professional memiliki tugas yaitu mendidik, membimbing, dan mengajari. Untuk menjadi
seorang guru, individu perlu untuk melakukan studi intelektual sehingga ilmu yang di
dapatkan bisa disalurkan kepada peserta didiknya. Maka dari itu guru disebut dengan suatu
profesi.
Guru sebagai profesi memiliki payung hukum tersendiri, paying hukum ini berfungsi
untuk menyamaratakan semua profesi guru baik guru negeri maupun guru swasta. Dengan
adanya hukum yang melandasi profesi guru maka bukan hanya kesejahteraan guru yang
terjamin tapi juga keberlangsungan proses pembelajaran akan berjalan efektif.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Bukti bahwa guru adalah sebuah profesi karena guru memiliki kemampuan
khusus, dan memerlukan studi inteletual. Guru memiliki persyaratan dan kriteria
khusus yang menyebabkan guru di klasifikasikan sebagai profesi.
Pengertian profesi guru dapat dilihat dari segi etimologi berasal dari
bahasa Inggris, yaitu “professus” dan ada yang berpendapat bahwa profesi
berasal dari bahasa Latin “professus”. Kedua kata tersebut memiliki arti yang
sama, yaitu mampu atau ahli di bidang tertentu (Octavia, 2019). Hakikat guru
sebagai manusia yang memiliki dan memahami ilmu pengetahuan sudah
menjadi suatu kewajiban baginya untuk mengajarkan ilmu yang telah diperoleh
kepada orang lain demi kesejahteraan bersama. Dalam UU Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah” .
sebenarnya masih banyak tugas guru yang dapat kita temui saat melangsungkan
kegiatan sekolah. Karena guru dituntut untuk bisa mengatasi dan menyelesaikan
sebuah masalah yang sedang di hadapi oleh siswanya. Profesi sebagai guru tidak
hanya sebuah profesi yang dapat dilakukan tanpa adanya keahlian yang dimiliki
oleh seseorang. Karena profesi guru merupakan salah satu profesi yang
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan terhadap peserta didik. Menurut
Danim (2011) menyimpulkan beberapa sifat-sifat profesi antara lain:
4
10. Mempunyai sistem upah
11. Budaya profesional
12. Melaksanakan pertemuan profesional tahunan.
Hakikat profesi guru dapat dikatakan sebagai suatu janji terbuka yang
dinyatakan oleh tenaga profesional. Janji tersebut bukan hanya diucapkan
tetapi merupakan ekspresi kepribadian yang tampak pada tingkah laku sehari
hari yang mana janji tesebut bersifat etik dan akan berhadapan dengan sanksi
sanki tertentu. (Octavia, 2019). Guru merupakan salah satu faktor yang
penting dan utama dalam dunia pendidikan, karena guru harus bertanggung
jawab terhadap sebuah perkembangan jasmani dan rohani seorang peserta
didik. Menjadi seorang guru yang profesional perlu untuk memperhatikan
aspek aspek yang ada. Karena pada hakikatnya seorang guru akan diguguh dan
ditiru oleh orang lain. Oleh karena itu guru harus dapat menempatkan dirinya
untuk menjadi teladan bagi orang lain. Profesi seorang guru ini merupakan
salah satu profesi yang dijalankan dengan hati yang ikhlas dengan mematuhi
segala kode etik seorang guru. Profesi guru semakin luas, tidak hanya terbatas
dalam konteks keilmuaan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual
intelligence) dan kecerdasan intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga
menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniyah (bodily kinesthetic), seperti
guru tari, guru olahraga, dan guru musik. Semua profesi guru itu pada
hakikatnya dapat menjadi bagian dari sebuah kecerdasaan ganda (multiple
inteligence). Guru dapat dikatan sebagai suatu komponen yang utama dalam
dunia pendidikan. Karena guru, siswa, dan kurikulum ini menjadi tiga
komponen yang utama dalam sebuah sistem pendidikan nasional. Ketiga
komponen tersebut merupakan syarat mutlak di dalam proses pendidikan di
sekolah. Melalui seorang guru, siswa dapat memiliki mediator yang dapat
mensajikan bahan ajar yang diolah oleh kurikulum nasional atau kurikulum
muatan lokal. Oleh karena itu guru tidak hanya dikenal secara formal sebagai
seorang pendidik, pengajar, dan pembimbing. Guru juga dapat dikatakan
sebagai social agent hired by society to help facilitate members of society who
attend school atau yang sering dikenal sebagai agen sosial yang diminta untuk
memberikan bantuan terhadap warga masyarakat yang akan atau sedang
berada di bangku sekolah.
5
2.2.3 Payung Hukum Guru Sebagai Profesi
6
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
a. Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
7
Pada pasal 41 (1) Undang-Undang Nomor14 tahun 2005 yang menyatakan
bahwa “Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen” dapat
menggambarkan hubungan antara guru dan organisasi profesi. Dengan
demikian undang-undang telah memberikan amanat kepada guru untuk
membentuk organisasi profesi yang bersifat independen. Sehingga keberadaan
organisasi profesi ini, secara normatif keberdaannya telah dianggap atas
amanah dari undang-undang dan mengikat pada anggotanya. Berdasar pada
ayat (2) Undang-Undang Nomor14 tahun 2005 menjelaskan tentang fungsi
yang sebagaimana “Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian
kepada masyarakat”. Ayat (3) “Guru wajib menjadi anggota organisasi
profesi”. (4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (5) Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Dari pasal tersebut
cukup untuk menjadi dasar yang dapat menjelaskan hubungan antara guru
sebagai profesi dengan organisasi profesi dan fungsi perlindungan profesi yang
wajib dilakukan oleh organisasi rofesi dan PGRI adalah sebagai organisasi
profesi guru. Sedangkan pada pasal 42 Undang-Undang Nomor14 tahun 2005
memberikan apa yang menjadi kewenangan Organisasi profesi guru, yakni:
a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru
b. memberikan bantuan hukum kepada guru
c. memberikan perlindungan profesi guru
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru
e. memajukan pendidikan nasional
Kode etik guru adalah norma dan asas yang telah disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara.Kode etik berdasarkan pada pasal 43 (1) Undang-Undang Nomor 14
tahun 2005 sebagai berikut“Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan
martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru
8
membentuk kode etik” dan pada ayat (2) “Kode etik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan”.
2. Dewan kehormatan guru
Dewan Kehormatan Guru yang terdapat pada pasal 44 (1) Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2005 dibentuk oleh organisasi profesi guru, dengan
tugas utama mengawasi dan menegakkan kode etik guru dalam rangka
mewujudkan guru profesional, bermartabat, yang mampu melahirkan generasi
baru yang cerdas, bermoral, beriman dan bertaqwa serta menjadi warga negara
yang baik, demokratis dan bertanggungjawab. DKGI adalah perangkat
kelengkapan dari organisasi PGRI yang dibentuk guna menjalankan tugas dan
guna memberikan saran, pendapat dan pertimbangan , penilaian, penegakkan,
pelanggaran disiplin organisasi dan etika profesi guru. Peraturan yang menjadi
pedoman pokok dalam mengelola DKGI, dalam menyelenggarakan dan
wewenang bimbingan, pengawasan, dan penilaian Kode Etik Guru Indonesia.
Adapun mekanisme pembentukan dewan kehormatan, tugas pokok dan
wewenangnya termuat pada ayat (2) yakni“Keanggotaan serta mekanisme kerja
dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
anggaran dasar organisasi profesi guru”. Ayat (3) yakni“Dewan kehormatan
guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk mengawasi
pelaksanaan kode etik guru dan memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas
pelanggaran kode etik oleh guru”. Ayat (4) yakni “Rekomendasi dewan
kehormatan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus objektif,
tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar organisasi
profesi serta peraturan perundang-undangan”. Dan ayat (5) berisi
tentang“Organisasi profesi guru wajib melaksanakan rekomendasi dewan
kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3)”.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat profesi guru dapat dikatakan sebagai suatu janji terbuka yang
dinyatakan oleh tenaga profesional. Janji tersebut bukan hanya diucapkan tetapi
merupakan ekspresi kepribadian yang tampak pada tingkah laku sehari hari yang
mana janji tesebut bersifat etik dan akan berhadapan dengan sanksi sanki tertentu.
(Octavia, 2019). Guru harus bertanggung jawab terhadap sebuah perkembangan
jasmani dan rohani seorang peserta didik. Untuk menjadi seorang guru yang
profesional perlu untuk memperhatikan aspek aspek yang ada, dan guru harus
dapat menempatkan dirinya untuk menjadi teladan bagi orang lain. Karena pada
hakikatnya seorang guru akan diguguh dan ditiru oleh orang lain.
Tugas sebagai guru yang memiliki peran penting dalam proses kemajuan
dalam pendidikan merupakan suatu hal yang sangat tidak mudah. Pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang dianggap dapat menjadi payung hukum untuk guru dan dosen
tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan guru swasta.
Perlindungan terhadap profesi guru sendiri sudah diakui dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008. Dalam PP tersebut, guru merupakan pendidik
profesional yang memiliki tugas yang paling utama yaitu tugas mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
10
dasar, dan pendidikan menengah. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan
khusus yang dalam pelaksaanya harus berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah ada.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12